Review Film Jangan Sendirian (2021) | Karena Setannya Keroyokan

Bertepatan dengan hari April’s Fool di tahun 2021, “Jangan Sendirian” tayang di biskop. Sayangnya saat itu (dan hingga sekarang) tidak hadir di Surabaya.

Film ini digembar-gemborkan mengusung genre horor yang berbeda. Ketegangan diutamakan, sementara dialog diminimalisir. Bahkan Aji Fauzi Witjaksono selaku produser eksekutif tegas menargetkan raihan 1 juta penonton untuk judul ini.

Namun apakah pencapaian tersebut terwujud? Adakah hubungannya pemilihan tanggal 1 April dengan waktu penayangan perdananya?

Dan tentu saja, apakah film ini layak untuk ditonton?

Simak langsung deh sinopsis dan juga review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster jangan sendirian

poster jangan sendirian

Bougenville

Anna (diperankan oleh Jasi Michelie Tumbel) tiba di villa milik keluarganya. Alih-alih bertemu dengan penjaga villa, Anna malah berkali-kali diteror oleh kejadian-kejadian aneh dan mistis.

Belakangan ia mengetahui ada seseorang yang sengaja mengawasi dan menerornya. Namun terlambat, ia kemudian tewas dibunuh oleh orang misterius tersebut, yang ternyata tidak sendirian.

Lantai 12

Boy (diperankan oleh Henry Boboy) lembur mengerjakan tugas di kantornya yang terletak di lantai 12. Ia sempat mengira bertemu dengan atasannya yang setelah itu mengabarkan bahwa atasannya tersebut sebenarnya tidak masuk kantor karena sakit.

Teror mistis pun dimulai. Boy berusaha untuk menuju parkiran mobil dan meninggalkan kantor.

Apes, seseorang lantas menabraknya dengan mobil dan membunuhnya dengan sadis.

Jungle Beach

Saat sedang jogging di area pantai, Rubby (diperankan oleh Agatha Valerie) bertemu dengan seorang anak perempuan yang meminta tolong. Rubby mengikuti anak tersebut hingga masuk ke dalam hutan.

Ternyata itu semua adalah jebakan. Di hutan, Rubby dibunuh oleh sekelompok makhluk penghuni hutan yang kemudian menyantap tubuhnya.

Underpass

Sam (diperankan oleh David John Schaap) diteror oleh berbagai makhluk halus saat tengah berkendara melalui terowongan.

Pengakuan Terbalik

Sam bertemu dengan Mr. Broto (diperankan oleh Robby Sugara), seorang pakar dunia lain yang ternama. Kepada Mr. Broto, Sam akhirnya mengaku bahwa ia dan ketiga temannya, Anna, Rubby, dan Boy, telah membunuh 2 orang beberapa waktu lalu.

Yang satu tanpa disengaja, yang satu lagi demi membungkam mulutnya agar tidak membocorkan kejadian tersebut.

Tanpa disangka, orang yang mereka bunuh tersebut ternyata adalah anggota sekte pemujaan iblis. Tidak terima rekannya dibunuh, sekte tersebut lantas membalaskan dendamnya pada Sam dkk.

Mr. Broto kemudian menghipnotis Sam dan membuatnya membuat pengakuan seolah-olah ia yang telah membunuh Anna, Rubby, dan Boy.

Setelah pengakuan dibuat, Mr. Broto, yang ternyata adalah anggota sekte, membunuh Sam.

Beberapa waktu kemudian, seorang pria membuat pernyataan di televisi bahwa pelaku pembunuhan terhadap Sam dkk yang sebenarnya adalah sebuah sekte pemuja iblis yang berbahaya.

Pasca pengumuman tersebut, putri dari pria tersebut diculik oleh seseorang tak dikenal.

Di akhir terungkap bahwa anak perempuan yang ditemui Rubby di hutan adalah anak iblis.

Tanggal Rilis: 1 April 2015
Durasi: 1 jam 24 menit
Sutradara: X.Jo
Produser: Aji Fauzi Witjaksono
Penulis Naskah: X.Jo
Produksi: Lensadewa Production, Adglow Pictures
Pemain: David John Schaap, Jasi Michellie Tumbel, Henry Boboy, Agatha Valerie, Robby Sugara

Review Singkat

Film ini menghadirkan 5 cerita yang pada akhirnya saling berhubungan. Yaitu “Bougenville”, “Lantai 12”, “Jungle Beach”, “Underpass”, dan “Pengakuan Terbalik”.

Saya pribadi tidak suka dengan film berjenis omnibus. Namun karena sedari awal sudah disebutkan bahwa cerita-cerita tersebut berkaitan, ya sudah, lanjut tonton.

Dari segi cerita, mengingat “Jangan Sendirian” memang lebih berfokus pada jump scare dan aksi ketegangan, kita mau tidak mau menerima saja apa yang terjadi di layar.

Intinya, ada karakter yang saat cerita berlangsung sedang sendirian. Dengan situasi dan lokasi yang berbeda. That’s it.

Mungkin jika skenario digarap lebih teliti, saya masih bisa mengapresiasi. Atau setidaknya lebih detil dalam mengeksekusi.

Banyak momen-momen WTF yang bikin ilfil dini.

Seperti air berwarna merah darah yang sempat-sempatnya disentuh dan dibau untuk memastikan. Atau penggunaan teropong hanya untuk mengamati HALAMAN DEPAN villa. Atau aksi jogging di TENGAH JALAN raya.

Saya pribadi bisa menolerir adegan kuntilanak tertembak atau setan beraksi menggunakan light saber yang banyak dicerca. Toh hal-hal gaib akan terlihat sesuai dengan apa yang kita bayangkan.

Siapa tahu memang karakter yang sedang ditakut-takuti saat itu sering ngebayangin adu pedang melawan Darth Vader, hehehe.

Asik meneror penonton dengan aneka jump scare membuat X.Jo seolah lupa akan pentingnya konsistensi dalam sebuah film.

Beberapa momen jump scare yang berurutan bisa menghadirkan sosok hantu yang berbeda-beda. Bahkan terkadang diselipi oleh iblis.

Twist utamanya sendiri, yang terungkap di bagian terakhir, tidak terlalu mengejutkan. Begitu disebutkan mengenai cincin sekte, auto menduga kalau Mr. Broto adalah anggota sekte yang bersangkutan. Dan benar.

Saya justru lebih heran dengan ulah anggota sekte yang merekam kejadian tabrakan Sam dkk. Tiba-tiba nongol di TKP dengan mengenakan jubah ritual pula.

Tapi yah, sesuai visi di awal, “Jangan Sendirian” memang hanya fokus pada menakut-nakuti. Jadi tidak perlu sok menggunakan akal dan logika saat menonton.

Lagipula, perilisan bersamaan dengan April’s Fool sepertinya sudah menjadi petunjuk kuat bahwa yang menonton bakalan kena prank, hehehe.

Penutup

“Jangan Sendirian” memang tidak sebaiknya ditonton saat sendirian. Bukan karena bakal ketakutan. Melainkan karena akan terasa membosankan. Jika berdua atau beramai-ramai, seenggaknya bisa nonton sambil ghibah atau ngomongin hal lain.

Inkonsistensi menjadi masalah utama dalam film ini. Tidak jelas apakah hendak mengangkat tema iblis atau hantu. Pasalnya, masing-masing punya pendekatan yang berbeda dalam menghadirkan ketegangan.

Seolah tidak mau ambil pusing, X.Jo mencampuradukkan semuanya menjadi satu. Jangan heran jika kemudian sang karakter utama diganggu secara berurutan oleh hantu-hantu yang berbeda. Seperti masuk ke dalam rumah hantu.

Bagian penutup sengaja membuka ruang untuk sekuel. Dengan membawa-bawa ayat Al Qur’an. Menggoda, tapi sepertinya saya akan berpikir 1000 kali untuk menontonnya (jika ada).

2/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf jangan sendirian

Leave a Reply