“Ghibah” sepertinya adalah film yang wajib ditonton oleh para pengguna media sosial jaman sekarang. Sesuai judul, film bergenre horor religi ini mengangkat tema mengenai kebiasaan menghakimi serta menggunjingkan orang lain tanpa tahu kebenarannya.
Film yang disutradarai oleh Monty Tiwa ini dirilis tepat pada hari ini, yaitu tanggal 30 Juli 2021. Ia juga merangkap sebagai penulis naskah, bersama dengan Aviv Ilham, Riza Pahlevi, dan Vidya Ariestya.
Dua nama yang disebut terakhir adalah pencipta awal cerita film ini. Inspirasinya dari Al Qur’an, surah Al-Hujarat ayat 12. Mengenai perumpaan orang yang berghibah dengan orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri.
Nah, seperti apa filmnya? Yuk simak sinopsis dan juga review singkatnya di bawah ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Singkat Ghibah
Firly (diperankan oleh Anggika Bölsterli), Arga (diperankan oleh Verrel Bramasta), Yola (diperankan oleh Josephine Firmstone), Okta (diperankan oleh Adila Fitri), Reno (diperankan oleh Jerry Likumahwa), dan Ulfa (diperankan oleh Arafah Arianti) adalah pengurus majalah kampus Malaka.
Okta yang ditugaskan untuk meliput kasus mahasiswi yang menjadi simpanan di kampus mereka mendadak jarang masuk kuliah.
Firly dan Ulfa yang kebetulan tinggal di kos yang sama dengannya hanya tahu bahwa Okta belakangan terlihat ketakutan dan lebih suka menyendiri di dalam kamar.
Pada saat hari Idul Adha, Yola meminta tolong agar Firly menggantikannya menemani Arga melakukan liputan pemotongan hewan di kampus. Yola mengaku sedang sakit.
Firly awalnnya enggan karena hendak menemani ayahnya (diperankan oleh Willem Bevers) berobat ke rumah sakit. Pun begitu, bapak dan ibunya (diperankan oleh Unique Priscilla) kemudian meyakinkan Firly untuk melakukan tugasnya.
Terpaksa melakukannya, Firly terus ngedumel. Ulfa lantas menunjukkan postingan sosmed Yola yang menunjukkan ia sedang berada di sebuah kamar hotel.
Firly jadi makin kesal dan emosi. Ia menduga Yola hanya berpura-pura sakit dan melakukan yang tidak tidak di hotel.
Tanpa sengaja, Firly lantas terkena cipratan darah dari kambing yang tengah disembelih.
Sebagai vegetarian, Firly pun panik. Ia buru-buru berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di sana ia sempat mengalami kejadian aneh.
Setibanya di rumah, kemarahan Firly bertambah. Ibunya ternyata terpeleset saat tadi mengantarkan ayahnya.
Esok harinya, Firly melampiaskan kekesalannya pada Yola. Terang-terangan ia menuduh Yola sudah berbuat mesum di saat orang lain melakukan ibadah hari raya.
Yola tidak tinggal diam. Di luar pengetahuan yang lain, ia menerbitkan hasil investigasi Okta. Namun terlebih dahulu ia mengubah nama pelaku sehingga mengarah pada Firly.
Sementara itu, Okta sempat dirasuki oleh jin ifrit. Umi Asri (diperankan oleh Asri Welas) dan Mang Opie (diperankan oleh Opie Kumis), selaku suami istri penjaga kos, menyadari ada sesuatu yang tidak baik terjadi pada Okta dan juga Firly. Pun begitu, keduanya belum berani terang-terangan memberitahu mereka.
Okta sendiri kemudian tinggal bersama keluarganya untuk dirawat lebih lanjut.
Gosip buruk mengenai Firly menyebar di kampus. Anehnya, Yola tiba-tiba seolah tidak bisa mengontrol dirinya dan memotong serta memakan jarinya sendiri.
Penasaran, Firly mengajak Okta bertemu. Okta mengungkap bahwa ia sebenarnya telah menambahkan hal-hal bohong dalam laporan investigasinya. Ia juga memberitahu bahwa mahasiswi yang menjadi simpanan dosen telah menggugurkan kandungan karena takut ketahuan.
Arga kemudian mengabarkan bahwa Yola, yang sebelumnya dibawa ke rumah sakit, telah kabur dari ambulans.
Tujuan Yola, yang dalam kondisi kerasukan, ternyata adalah untuk membunuh Firly. Untungnya, dalam kondisi terdesak, Firly yang sedang berada di kampus berhasil ditolong oleh Reno. Tak lama, Arga, Ulfa, Dina (diperankan oleh Zsa Zsa Utari), Mang Opie, dan Umi Asrie juga menyusul.
Di kampus, jin ifrit yang keluar dari tubuh Yola lantas mengambil jiwa Firly dan membawanya ke alam gaib. Berkat bantuan Umi Asrie, jiwa Firly akhirnya bisa diselamatkan.
Tanggal Rilis: 30 Juli 2021
Durasi: 98 menit
Sutradara: Monty Tiwa
Produser: Dheeraj Kalwani
Penulis Naskah: Aviv Elham, Monty Tiwa, Riza Pahlevi, Vidya Ariestya
Produksi: Blue Water Films, Dee Company
Pemain: Anggika Bölsterli, Verrell Bramasta, Zsa Zsa Utari, Arafah Rianti, Opie Kumis, Asri Welas, Josephine Firmstone, Adila Fitri
Review Singkat
Monty Tiwa tahu benar apa yang bisa membuat sebuah menjadi viral dan bikin orang penasaran. Resepnya sederhana. Masukkan saja sesuatu yang berpotensi menjadi kontroversi. Kalau perlu tidak hanya satu.
Dan itulah yang bisa ditemui di sepanjang durasi “Ghibah”.
Mulai dari sholat yang tidak khusyu’ karena diganggu makhluk gaib, pasar yang menjual binatang tidak lazim untuk dijadikan santapan (termasuk adegan pembunuhan seekor anjing walau tidak eksplisit), aksi kanibalisme, hingga momen ceramah Idul Adha yang lebih mirip pengajian umum.
Respon masyarakat jelas bakal beragam. Untuk poin pertama misalnya, dalam kasus film “Makmum“, tidak sedikit yang menghujat. Alasannya mengada-ada, membuat orang jadi takut beribadah.
Saya pribadi tidak mempermasalahkannya. Kecuali untuk yang disebut terakhir, masalah khotbah, yang saya rasa terlalu melenceng dari yang seharusnya.
Untungnya, dari segi cerita, film ini naskahnya lumayan berkualitas. Satu dua kejanggalan minor jadi terasa tidak berbekas.
Yang bikin gatel, karena acap terjadi dalam film-film Indonesia, adalah Yola yang masih tetap woles meski jarinya baru terpotong. Boleh sih husnudzon. Anggap saja ia sudah sempat dibius lokal oleh petugas ambulans, sehingga kemudian tidak lagi merasakan sakit.
Poin plus lainnya adalah film ini cukup serius dalam membahas mengenai perbuatan tidak terpuji tersebut. Tidak ala kadarnya untuk menyenggol judul.
Dengan masuknya unsur religi di dalamnya, “Ghibah” tidak berhenti pada aksi ruqyah seperti kebanyakan film bergenre serupa. Ia juga menyelipkan pesan apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai umat muslim apabila tidak sengaja bergunjing.
Naskah yang nyaris prima didukung oleh akting para pemain yang sebagian di atas rata-rata. Anggika Bölsterli dan Asri Welas menjadi bintangnya. Saya cukup salut dengan Asri yang bermain di luar comfort zone-nya namun tetap bisa menghadirkan gelak tawa.
Arafah Arianti dan Opie Kumis cukup sukses berperan sebagai pemicu komedi. Sayang ada beberapa bagian dari bang Opie yang terasa terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan situasi.
Terakhir, ada suguhan efek visual yang mengagumkan di babak pertama. Saat Firly mencabik-cabik sendiri kulit wajahnya. Seandainya saja ada tontonan adegan dengan kualitas efek visual serupa di bagian akhir, pasti film ini bakalan lebih berkesan.
Penutup
“Ghibah” bagai angin segar di kala film horor lokal di era New Normal terasa jalan di tempat. Horornya dapat, komedinya dapat, religinya pun dapat.
Semuanya memiliki porsi yang tepat. Apalagi diperkuat oleh akting sebagian pemain yang hebat.
Dari segi cerita, film ini berpotensi menimbulkan kontroversi. Mungkin disengaja agar tidak cepat basi. Agar viral dan jadi bahan omongan sana sini.
Ya semoga saja tidak jadi bahan ghibah. Seandainya iya, setidaknya film ini sudah memberitahu cara untuk bertaubah.
8/10.
Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Disney+ Hotstar.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Review Ghibah
- Story
- Acting / Characters
- Element of Surprise
- Recommended Watching
Summary
Wajib tonton! Perpaduan yang pas antara unsur horor, religi, dan komedi. Efek visualnya mengagumkan walau sayang frekuensinya tidak banyak. Cerita nyaris sempurna. Masih ada lubang kejanggalan namun bisa diterima, tertutupi oleh akting para pemain utama yang di atas rata-rata.
Leave a Reply