Review Film Izla (Netflix, 2021)

“Izla” atau “Only You” adalah film bergenre horor komedi asal negeri Filipina yang dirilis bulan lalu di Netflix.

Dari sinopsis yang dipublikasikan, film ini bercerita tentang sekelompok vlogger yang mendatangi sebuah pulau terlarang demi mencari konten. Terdengar usang.

Namun apakah kualitasnya secara keseluruhan bisa jauh lebih baik ketimbang film-film bergenre serupa dan juga tema serupa yang sudah sudah?

Yuk mari kita temukan jawabannya dalam sinopsis dan review singkat di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster film izla

poster film izla

Untuk meningkatkan popularitas kanal vlog mereka, V-Sisters memutuskan untuk membuat konten prank di sebuah pulau yang dijuluki “Pulau Terlarang” (Forbidden Island) di dekat kota Kalimliman.

Mereka terdiri atas Veronica (diperankan oleh Isabelle Daza), Valerie (diperankan oleh Beauty Gonzales), Venus (diperankan oleh Elisse Joson), Abi (diperankan oleh Aiko Climaco), Gina (diperankan oleh Sunshine Garcia), dan Lani (diperankan oleh Analyn Barro).

Pemandu mereka adalah kakak beradik Badong (diperankan oleh Paolo Contis) dan Entoy (diperankan oleh Archie Alemania), yang kebetulan sedang terlilit hutang. Badong mau menerima pekerjaan tersebut karena menganggap isu angkernya pulau tersebut hanyalah mitos belaka.

Setibanya di sana, Badong dkk mendapati bahwa pulau tersebut memang benar-benar angker. Bukan karena banyak hantu, melainkan karena dihuni oleh para zombie.

Satu persatu dari mereka kemudian tewas atau berubah di tangan para zombie.

Tidak itu saja, di akhir terlihat bahwa para zombie sudah berhasil menyeberang ke pulau utama dan menguasainya.

Tanggal Rilis: 22 Oktober 2021
Durasi: 1 jam 25 menit
Sutradara: Barry Gonzalez
Produser: Erwin Blanco, Orly Ilacad, Arnold Vegafria
Penulis Naskah: Ays De Guzman
Produksi: OcotoArts Films, Maxv Productions, ALV Films
Pemain: Paolo Contis, Archie Alemania, Beauty Gonzalez, Isabelle Daza, Elisse Joson, Sunshine Garcia, Analyn Barro, Aiko Climaco, Niño Muhlach

Review Singkat

Sudah lama saya tidak menonton film (yang katanya) horor namun ujung-ujungnya hanya menyajikan parade kulit mulus dan bodi seksi seperti “Izla” ini.

In a matter of fact, seandainya saja ini adalah film lokal, saya pasti akan berusaha sebisa mungkin menghindarinya. Memilih untuk menonton judul lain jika ada.

Itu salah satu sebab kenapa hingga sekarang saya belum menulis review tentang “Air Terjun Pengantin”. Sudah malas duluan lihat adegan eksploitasi tubuh wanita di awal.

Kembali ke “Only You”.

Di luar kemolekan tubuh para pemeran wanita, saya gagal menemukan hal lain yang bisa menjadi alasan kita untuk menontonnya.

Aktingnya berantakan. Ceritanya pun tidak jelas.

Apalagi gongnya di akhir, dimana digambarkan zombie-zombie sudah menginvasi pulau utama di Filipina. Terlalu dipaksakan mengingat sebelumnya tidak ada cerita bahwa ada zombie yang berhasil menyeberang dari pulau terlarang.

Di sisi lain, untuk unsur komedinya masih bisa diterima.

Sebagian besar sih garing. Sudah terlalu umum atau sering digunakan.

Tapi harus diakui ada pula yang di luar dugaan.

Seperti ketika Badong dkk bersusahpayah menggembok para zombie dalam bangunan, eh ada satpam zombie muncul sembari membawa kunci dan membuka kembali gembok tersebut.

Selipan humor tentang infeksi zombie yang disamakan dengan covid juga bikin tersenyum.

Secara keseluruhan, kualitas “Izla” terbilang di bawah standar. Lebih mengarah ke low budget.

Untuk kali ini saya bisa mengatakan bahwa kualitas film horor buatan sineas lokal kita (kebanyakan) jauh lebih baik. Setidaknya dari sinematografi.

Kalau cerita ya gak jauh berbeda, (kebanyakan) sama-sama geje, hehehe.

Penutup

Sebagai orang ‘luar’ (baca: bukan warga Filipina), sulit bagi saya untuk menemukan kelebihan dari “Izla” a.k.a “Only You”.

Ceritanya berantakan, aktingnya kacau, sinematografinya terlihat murahan, dan komedinya sebagian besar membosankan.

Kalau pun ada yang patut dikagumi, apalagi kalau bukan keseksian dan kemolekan tubuh para pemeran wanitanya.

Jadi jika itu yang teman-teman cari, silahkan saja untuk menonton film ini.

Saya sih tidak.

2/10.

Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.

Oh ya. Jika suka dengan tema sekelompok remaja berjalan-jalan di pulau, baca sekalian review dari film Filipina lainnya, “Bloody Crayons“.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf izla

Leave a Reply