Review Film Ivanna (2022) | Teror Perempuan Belanda Tanpa Kepala di Hari Raya

Diadaptasi dari novel “Ivanna van Dijk” karangan Risa Saraswati, “Ivanna” adalah film terbaru dalam semesta Danur yang tayang di tahun 2022.

Sesuai judulnya, film bergenre horor ini mengangkat kisah sosok hantu yang dikenal dengan nama tersebut. Diperankan oleh Sonia Alyssa.

Hantu Ivanna van Dijk sendiri pertama kali diperkenalkan dalam “Danur 2: Maddah” di tahun 2018.

Untuk penyutradaraannya dipercayakan pada Kimo Stamboel, pembesut “Ratu Ilmu Hitam” 3 tahun lalu. Sepertinya bakal dibumbui adegan sadis berdarah-darah khas Kimo nih.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Ivanna di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film ivanna

Ambar dan keluarganya diteror saat merayakan Lebaran di kawasan Bandung.

Ambar, seorang wanita muda cantik yang memiliki keterbatasan penglihatan, mampu melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat orang lain.

Tanggal Rilis: 14 Juli 2022
Durasi: 1 jam 43 menit
Sutradara: Kimo Stamboel
Produser: Manoj Punjabi
Penulis Naskah: Lele Laila, AJ Smith
Produksi: MD Pictures, Pichouse Films
Pemain: Caitlin Halderman, Jovarel Callum, Junior Roberts, Shandy William, Sonia Alyssa, Taskya Namya, Tanta Ginting, Rina Hassyim, Yati Surachman, Yayu Unru, M.Khan, Kenes Andari, Hiroaki Kato

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Pasca kedua orangtuanya meninggal, Ambar (diperankan oleh Caitlin Halderman) dan Dika (diperankan oleh Jovarel Callum) tinggal di sebuah panti werdha milik sahabat orangtua mereka, Wati (diperankan oleh Kenes Andari).

Ambar sendiri mengalami gangguan penglihatan. Ia hanya bisa melihat jelas dalam jarak yang sangat dekat. Sisanya kabur.

Di sisi lain, semenjak menjalani operasi mata, Ambar jadi bisa melihat makhluk gaib.

Putra Wati, Agus (diperankan oleh Shandy William), turut bekerja di sana bersama dengan kekasihnya, Rina (diperankan oleh Taskya Namya).

Tiga orang penghuni panti adalah nenek Ani (diperankan oleh Yati Surachman), kakek Farid (diperankan oleh Yayu Unru), dan oma Ida (diperankan oleh Rina Hassim).

Untuk merayakan Idul Fitri, datang pula Arthur (diperankan oleh Junior Roberts), cucu oma Ida.

Sehari menjelang lebaran, Arthur, Dika, Agus, dan Ambar tanpa sengaja menemukan rubanah di bangunan samping panti yang selama ini terkunci.

cuplikan film ivanna

Terdapat sebuah peti serta patung wanita tanpa kepala di sana.

Belakangan diketahui peti tersebut berisi piringan hitam dan sebuah buku harian milik seorang wanita Belanda bernama Ivanna van Dijk (diperankan oleh Sonia Alyssa).

Sejak itu, penghuni panti diteror oleh sosok hantu wanita tanpa kepala.

Satu per satu tewas dengan kondisi mengenaskan.

Yang tersisa harus bekerja sama untuk memecahkan misteri kematian hantu tersebut. Dengan bantuan kemampuan Ambar.

nobar penampakan

Ulasan / Review Film Ivanna

Bayang-bayang babak pamungkas “Ratu Ilmu Hitam” yang membagongkan terus terang membuat saya sedikit was was.

Khawatir Kimo bakal melakukan kesalahan yang sama di film ini.

Untungnya kekhawatiran saya tidak beralasan. Justru sebaliknya.

Dari seluruh film horor lokal yang sudah saya tonton di sepanjang tahun 2022, “Ivanna” adalah yang paling seru, menegangkan, sekaligus menyenangkan untuk ditonton.

Saya jelas tidak sendiri. Hampir seluruh penonton di studio Audi #1 CGV Maspion Surabaya sepertinya merasakan hal yang sama.

Banyak momen yang diwarnai oleh teriakan, umpatan, dan juga gelak tawa penonton.

Menandakan ini adalah film yang tereksekusi dengan sangat baik. Dari segi cerita maupun jump scare.

Dan mohon maaf bagi pemuja film “KKN di Desa Penari”. Suasana tersebut sama sekali tidak saya alami saat menonton judul tersebut.

Hening, krik krik. Cuma adegan mandi bareng yang bikin beberapa ngikik.

Yang paling saya suka dari “Ivanna” adalah hadirnya satu dua elemen yang *sepertinya* belum pernah ada di genre sejenis.

Salah satunya di momen pengungkapan.

Walau harus diakui momen tersebut cukup memakan waktu dan berpotensi membuat sebagian orang bosan.

Sayangnya masih ada inkonsistensi dan plot hole dalam cerita.

Seperti pandangan Ambar yang tidak jelas kapan buram dan kapan tidak. Ada kalanya ia bisa tahu sesuatu yang jaraknya jauh.

Atau Dika yang tiba-tiba nyeletuk mengenai sumur di halaman belakang. Padahal tidak ada adegan dimana ia melihat atau menemukan sumur tersebut.

Bergeser ke jump scare.

Kimo tahu kapan harus menyematkan efek suara dan kapan harus membiarkan penonton menyadari sendiri adanya penampakan.

apaan tuh di belakang

Jelas poin plus jika dibandingkan film sejenis yang umumnya menggeber efek suara tanpa filter.

Sosok seramnya terbilang sederhana. Tidak dibikin aneh aneh namun tetap sukses jadi titik jerit penonton.

Pun begitu dengan suasana mencekam yang dibangun. Ada alasan jelas di balik minimnya pencahayaan. Tidak minim logika.

Adegan berdarah-darah jelas ada. As I mentioned above, itu adalah ciri khas sang sutradara. Justru bakal bikin overthinking kalau sampai dihilangkan.

Di departemen seni peran bisa dibilang nyaris sempurna. Setidaknya saya gagal menemukan aktor maupun aktris yang aktingnya memicu emosi.

Acungan jempol ekstra untuk Jovarel Callum. Seandainya saja semua aktor cilik yang berkontribusi dalam film horor lokal punya kualitas akting sepertinya.

Penutup

Dahaga akan film horor lokal berkualitas di tahun 2022 akhirnya terpenuhi oleh “Ivanna”.

Jujur awalnya tidak berharap banyak. Mengingat kualitas judul-judul dalam Danur Universe mengalami penurunan dari waktu ke waktu.

Dengan cerita yang rapi, akting yang berkualitas, dan jump scare yang benar-benar bikin scared, semoga saja film ini bisa menjadi titik balik semesta Danur ke arah yang lebih positif lagi.

4.5 out of 5. Keterlaluan parah kalau gak tembus minimal 2 juta penonton.

Pada saat artikel ini tayang, film “Ivanna” bisa ditonton di seluruh bioskop jaringan CGV dan XXI.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi