Review Film Danur 2: Maddah (2018)

Setelah minggu lalu ngebahas “Danur: I Can See Ghosts“, sekarang giliran sekuelnya, “Danur 2: Maddah”. Awi Suryadi masih duduk di kursi sutradara, pun begitu dengan Lele Laila di departemen penulisan. Saat tayang di tahun 2018 lalu, filmnya sendiri berhasil menembus angka 2.5 juta penonton, dan membawanya bertengger di posisi kedua deretan film horor terlaris di tahun tersebut. Seperti apa ceritanya?

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sinopsis Singkat

poster danur2

Setahun setelah kejadian di film “Danur”, Risa (diperankan oleh Prilly Latuconsina) dan Riri (diperankan oleh Sandrinna Michelle) kini tinggal sendiri. Ibu mereka, Elly, sedang ikut dengan ayah mereka yang dinas di luar negeri. Agar tidak kesepian, Elly meminta mereka untuk sering-sering bermain dan menginap di rumah baru om Ahmad (diperankan oleh Bucek Depp), yang tinggal bersama istrinya, Tante Tina (diperankan oleh Sophia Latjuba), dan putranya, Angki (diperankan oleh Shawn Adrian Khulafa).

Suatu ketika, saat sedang melihat Riri berlatih balet di sekolahnya, Risa dikagetkan dengan penampakan hantu wanita di sana. Sementara itu, di rumah, Peter (diperankan oleh Gama Haritz), William (diperankan oleh Alexander P Bain), dan Jansen (diperankan oleh Kevin Bzezovski Taroreh) kini memiliki 2 teman baru, yaitu Hendrick (diperankan oleh Matthew White) dan Hans (diperankan oleh Justin Rossi).

Seiring berjalannya waktu, Risa mulai melihat adanya kejanggalan dalam sikap om Ahmad. Terutama semenjak ia menggunakan paviliun di samping rumah untuk bekerja. Ia jadi semakin cuek dengan keluarganya. Juga mulai memasang tanaman sedap malam di seluruh penjuru rumah. Bahkan Risa pernah melihat om Ahmad bersama wanita lain di mobil. Begitu juga dengan Angki dan Riri, yang beberapa kali diganggu makhluk gaib. Anehnya, Risa belum pernah sekali pun melihat sosok gaib di rumah tersebut.

Mendapat petunjuk dari mimpi, Risa nekat menyelinap ke paviliun dan mencuri sebuah buku yang dipeluk oleh om Ahmad yang saat itu tengah terlelap. Buku tersebut ternyata ditujukan untuk seorang wanita bernama Elizabeth (diperankan oleh Carolina Passoni Fattori). Risa juga mulai melihat penampakan hantu wanita lain yang bernama Ivanna (diperankan oleh Elena Victoria Holovcsák), walau belum terlalu jelas.

Suatu malam, tante Nina mengalami syok dan histeris tanpa diketahui penyebabnya. Ia pun dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Selama di rumah sakit, tingkah laku om Ahmad makin aneh. Ia hanya berdiam diri dengan tatapan kosong. Begitu juga saat diajak sholat subuh bersama, ia malah tiba-tiba menghilang.

Di sana Risa kemudian bertemu dengan seorang wanita yang memandikan mayat. Wanita tersebut rupanya memiliki kemampuan indigo, sama seperti Risa. Ia memberitahu bahwa makhluk gaib bisa menentukan kapan atau kepada siapa mereka ingin terlihat. Ia menyarankan agar Risa melakukan maddah atau membaca / melihat lebih dalam.

Setelah kembali ke rumah, bersama dengan Angki, Risa mulai memahami apa sebenarnya yang terjadi. Untuk memastikan, ia memanggil hantu Ivanna untuk merasukinya. Hantu Elizabeh yang menguasai om Ahmad ternyata ingin membunuhnya tepat di hari ulang tahunnya yang ke-23. Atau lebih tepatnya, malam itu juga.

Risa bergegas menuju pavilion untuk menyelamatkan om Ahmad. Ia rupanya sudah menyiapkan tali gantung untuk bunuh diri. Berkat bantuan Peter cs, Risa berhasil mencegahnya. Om Ahmad yang kini sudah tersadar langsung merobek-robek buku harian Elizabeth hingga hantu Elizabeth pun musnah.

Setelah kejadian tersebut, Peter memperkenalkan Risa pada Ivanna. Terungkap bahwa dulu Elizabeth menjalin hubungan yang tidak direstui dengan Dimas, adik Ivanna. Saat hubungan mereka ketahuan Dimas dibunuh. Tak lama kemudian Elizabeth ikut bunuh diri. Sejak itu, untuk melampiaskan dendamnya, Elizabeth merasuki dan membunuh pria-pria yang mirip dengan Dimas.

Beberapa hari berselang, Risa, om Ahmad, Tante Tina, dan Peter cs menonton pertunjukan balet Riri. Hantu wanita di ruang teater muncul kembali dan memperkenalkan dirinya sebagai Canting.

Tanggal Rilis: 28 Maret 2018
Durasi: 92 menit
Sutradara: Awi Suryadi
Produser: Manoj Punjabi, Dheeraj Kalwani
Penulis Naskah: Lele Laila
Produksi: MD Pictures, Dee Company, Pichouse Films
Pemain: Prilly Latuconsina, Sandrinna Michelle, Shawn Adrian, Sophia Latjuba, Bucek Depp, Gama Haritz, Kevin Bzezovski, Alexander P Bain, Matthew White, Justin Rossi, Elena Victoria Holovcsák

Review Singkat

Yang bagus bagusnya dulu deh ya. Bagi saya, adegan saat Risa kerasukan hantu Ivanna serta saat adegan puncak hantu Elizabeth yang kabur karena buku harian dirobek Ahmad lumayan berkesan. Ini sebuah peningkatan mengingat di film sebelumnya sama sekali tidak ada momen yang berkesan bagi saya. Begitu pula ketika Risa Saraswati dan Riana Rizki yang asli muncul sebagai cameo. Dari segi cerita, “Danur 2: Maddah” juga membawa premis yang menarik. Walau bukan yang pertama namun setidaknya jarang diangkat sebagai tema film layar lebar.

Sayangnya, mohon maaf, selain itu tidak lagi yang bisa dibanggakan dari film ini.

Yang terasa paling mengganggu adalah penggunaan cahaya yang sangat minim di dalam ruangan. Bahkan saat berpindah lokasi dari rumah ke rumah sakit pun kondisinya sama. Memang kebanyakan film bergenre horor menerapkannya. Namun bagi saya pribadi, yang ada dalam “Danur 2” levelnya cukup meresahkan. Jangankan untuk bisa menikmati filmnya, melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi saja susah.

Dengan prekuel yang minim jump scare, Awi Suryadi seolah ingin membayarnya di sini. Dari menit awal kita sudah diberi penampakan seram. Masalahnya, dari segi kualitas malah terasa menurun berkat efek suara keras yang sangat mengganggu. Trik murahan yang sekedar ingin membuat penonton kaget, bukan takut.

Saya tidak tahu bagaimana dengan cerita asli yang ada di buku karangan Risa Saraswati, namun kehadiran pasukan hantu kecil (Peter, Jansen, William, Hans, dan Hendrick) di film ini bagai numpang lewat belaka. Lebih terkesan dipaksakan untuk ada. Begitu juga dengan sosok ibu-ibu pemandi mayat di rumah sakit yang ujug-ujug memberi saran pada Risa. Random banget.

Dan yang sebenarnya paling bikin ilfil, selain soal cahaya, adalah adanya lubang-lubang dalam cerita. Hal ini padahal nyaris tidak saya temui dalam “Danur: I Can See Ghosts”. Seperti Ahmad yang tiba-tiba menghilang di rumah sakit namun di adegan berikut sudah muncul kembali tanpa ada penjelasan.

Jika dalam film sebelumnya ada akting dari Shareefa Danish dan Ingrid Widjanarko yang mendongkrak kualitas, sayangnya di dalam film ini tidak ada satu pun pemain yang berhasil melakukannya. Semua lempeng-lempeng saja. Tidak buruk, namun hanya berada di batas standar.

Penutup

Dibandingkan dengan “Danur”, “Danur 2” terkesan dibuat dengan terburu-buru. Kesan rapi yang sebelumnya ada hilang begitu saja. Terlihat jelas dari eksploitasi penggunaan pencahayaan minim serta penggunaan efek suara keras yang menemani jump scare. Premis yang sebenarnya menarik ujung-ujungnya jadi tidak asik dengan adanya beberapa detil yang terabaikan. Satu dua momen berkesan sayangnya tidak mampu menutupi fakta tidak adanya pemain yang menghadirkan akting berkesan. 5/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

FAQ

Apakah Danur 2 kisah nyata?

Sama seperti prekuelnya, Danur 2 diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh sang penulis, Risa Saraswati.

Apa artinya Danur Maddah?

Maddah berarti ‘dibaca’ lebih dalam. Dibaca di sini berarti dipahami / dimengerti / ditelusuri, bukan sekedar membaca secara arti kata.

Siapa Ivana?

Ivana adalah salah satu hantu yang ditemui oleh Risa. Ia adalah sahabat dari hantu jahat Elizabeth yang berusaha membantu Risa menyelamatkan pamannya.

rf danur2

Leave a Reply