Review Film Iblis Dalam Kandungan (2022) | Menjanjikan Tapi Kehabisan Tenaga Di Tengah Jalan

“Iblis Dalam Kandungan” menjadi film horor Indonesia pertama yang hadir di bulan Maret 2022.

Kendati demikian, menurut laman IMDB, film ini sebenarnya sudah selesai diproduksi dan siap tayang sejak 2020 lalu.

Jadi agak waswas juga sih dengan kualitasnya. Lagipula, karena dirilis tahun ini, mau tidak mau juga saya akan tetap fair dan membandingkannya dengan judul lain dalam genre serupa yang tayang di 2022.

Menariknya, baik sutradara maupun penulis sama-sama BELUM PERNAH menggarap film bertema horor sebelumnya. Nah loh.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review film Iblis Dalam Kandungan di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sekilas Tentang

poster film iblis dalam kandungan

poster film iblis dalam kandungan

Setelah 15 tahun menikah dan mengadopsi dua saudara kandung, Alani dan Vito, Amelia akhirnya hamil. Demi menghidupi istrinya yang juga menderita darah tinggi, suaminya, Verdi, berpindah pekerjaan dari Jakarta ke perusahaan perkebunan di kaki Gunung Salak. Masalah muncul ketika rumah yang mereka tinggali ternyata dihuni oleh arwah seorang wanita yang di masa lalu kehilangan bayinya di dalam kandungan karena suatu peristiwa mistis. Kini arwah itu telah datang, mencoba merasuk ke dalam tubuh Amelia untuk memiliki bayi dalam kandungannya. Vito dan Alani berusaha melindungi ibu mereka meski harus menghadapi teror yang mengancam jiwa. Ternyata, arwah wanita itu bukan satu-satunya bahaya yang harus mereka hadapi. Ada kekuatan lain yang lebih jahat yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Tanggal Rilis: 10 Maret 2022
Durasi: 1 jam 26 menit
Sutradara: Adhe Dharmastriya
Produser: Johansyah Jumberan, Rezha PN
Penulis Naskah: Asaf Antariksa, Bagus Bramanti
Produksi: Darihati Films
Pemain: Nafa Urbach, Ali Syakieb, Denira Wiraguna, Muhammad Adhiyat

Sinopsis Film / Alur Cerita

Janin yang dikandung Atikah (diperankan oleh Anggia Chan) tiba-tiba hilang saat kehamilannya memasuki umur 7 bulan.

Warga sekitar menyatakan bahwa itu adalah ulah setan yang gemar mencuri janin berusia tersebut.

Atikah yang syok lantas bunuh diri.


Beberapa waktu kemudian, pasangan suami istri Amelia (diperankan oleh Nafa Urbach) dan Verdi (diperankan oleh Ali Syakieb) pindah ke bekas rumah Atikah bersama dengan kedua anak angkat mereka, Alani (diperankan oleh Denira Wiraguna) dan Vito (diperankan oleh M. Adhiyat).

Mereka sengaja pindah ke sana karena Amelia tengah hamil besar dan membutuhkan suasana tenang agar penyakit darah tingginya

Mendengar kehamilan Amelia hampir memasuki usia 7 bulan, mang Ujang (diperankan oleh Iang Darmawan), pembantu di rumah tersebut sempat khawatir.

Belakangan kekhawatirannya beralasan. Kejadian-kejadian aneh terjadi di rumah tersebut. Amelia bahkan beberapa kali dirasuki oleh setan.

Verdi yang awalnya tidak percaya kemudian mencarikan orang pintar untuk membereskan masalah tersebut.

Ia mendatangkan nyai Respati (diperankan oleh Ingrid Widjanarko) dan pak Bagja (diperankan oleh Ananda George).

Walau awalnya terlihat membantu, Alani lalu berhasil membongkar kedok keduanya. Ternyata masih ada hubungannya dengan kasus hilangnya janin Atikah.

Nyai Respati dan pak Bagja merupakan bagian dari sekte pemuja iblis yang mengambil janin berusia 7 bulan sebagai tumbal.

Yang lebih mengejutkan lagi, Verdi juga merupakan pengikut mereka. Dan ia kini tega menumbalkan bayi yang dikandung istrinya sendiri.

Dapatkah Alani dan Vito mencegahnya?

Review Film Iblis Dalam Kandungan

2022 film seperti ini masih aja ada.

Yang menggoda di awal namun ujung-ujungnya bikin kesal.

Seperti mobil sport yang melaju kencang saat Start, namun di tengah lintasan kehabisan bensin dan bikin penat.

Padahal “Iblis Dalam Kandungan” amat sangat menjanjikan.

Sinematografinya keren. Scene pembukanya juga bikin peneseren.

Saya bahkan berusaha memaafkan kejanggalan yang muncul di 10 menit pertama. Tentang Verdi yang katanya resign dari KANTOR demi mengurus istrinya. Tapi belum ada 24 jam sudah ditugaskan oleh KANTOR untuk mengecek proyek di desa tetangga.

Twist mengenai sekte pemuja iblis yang terlalu dipaksakan jelas menjadi sumber masalahnya.

Naskah auto berantakan sejak twist tersebut dihadirkan.

Mulai dari karakter Vito yang ujug-ujug menggebuk ayunan.

Pemimpin ritual yang entah kerasukan siapa sampai KO gegara terpental.

Hingga pengikut sekte yang semburat takut digerebek warga. Padahal penampakan warganya sendiri sama sekali tidak ada.

Saya yakin ceritanya bakal jauh lebih meyakinkan apabila duo penulis tetap yakin mengikuti alur di awal.

Tidak usah pakai twist yang sok mengejutkan segala.

Untuk sisi horornya sendiri tereksekusi dengan cukup baik. Masih mengandalkan musik latar, yang untungnya tidak berlebihan.

Tapi mohon maaf. Dek M. Adhiyat yang memerankan Vito, mukanya terlalu lempeng di sepanjang durasi. Saya gak bisa membedakan antara dia sedang takut, kaget, cuek, atau depresi.

Nafa Urbach? Yah, saya sih lebih suka aktingnya di “Kembang Kantil“.

Penutup

“Iblis Dalam Kandungan” punya modal kuat namun ujung-ujungnya mereka hancurkan sendiri dengan twist yang dipaksakan.

Sebelum twist cerita masih bisa dinikmati. Namun setelah itu, saya tidak tahu sebenarnya mau dibawa kemana ceritanya.

Naskahnya jadi seperti ditulis oleh dua orang yang berbeda visi.

Dengan ending yang mengisyaratkan adanya sekuel, harusnya pembuatan naskah lebih dimatangkan lagi.

Karena jika tidak harus me-review, saya jelas akan berpikir seribu kali untuk menonton sekuelnya jika nanti benar ada.

3/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf iblis dalam kandungan
Review Iblis Dalam Kandungan
  • Story
  • Acting / Characters
  • Element of Surprise
  • Recommended Watching
1.5

Summary

Menjanjikan di awal, namun berantakan di akhir. Momen twist yang dipaksakan jadi titik baliknya. Seperti ditulis oleh dua orang yang berbeda visi. Di sisi lain, sinematografi cukup baik, sentuhan drama juga lumayan menyentuh. Unsur horornya pun tereksekusi dengan rapi.

4 Comments

  1. vian

    Jujur pernah mikir gini sih, Adhiyat menang banyak penghargaan lewat perannya di Pengabdi Setan itu sebenernya lebih karena filmnya kebetulan yang bagus dan banyak nerima nominasi penghargaan, jadi bukan murni karena aktingnya…. Saat itu mikir apa ga terlalu “dini” untuk kasih penghargaan ke anak umur 6 tahun?

  2. Salirinda

    (Spoiler)

    Nggak ngerti cerita gimana si alani tau-tau dapet info utk ke makam, ambil jenazah wanita hamil, dan bisa-bisanya dia nggak ketemu sama warga yg anter nasi tumpeng ke rumahnya. Betul sih, awal² udah bagus, sinematografinya oke, tapi ceritanya lemah banget. 5,5/10 dari saya.

Leave a Reply