Review Film Hagesu (Hantu Gendong Susu) (2015)

“Hagesu” adalah salah satu karya dari sutradara Dedy Mercy.

Saya baru mengetahuinya pasca me-review film “Teluh” beberapa waktu lalu.

Meski judul tersebut tidak tereksekusi dengan baik, namun sebenarnya punya potensi untuk menjadi jauh lebih baik.

Jadi penasaran dengan hasil besutan lain beliau.

Hasil ubek-ubek di internet mengantarkan saya ke “Hantu Gendong Susu” ini. Juga ada “Palasik” yang bakal saya review 1-2 minggu lagi.

Nah, seperti apakah filmnya? Apakah layak untuk ditonton?

Simak sinopsis beserta review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster film hagesu

poster film hagesu

Liburan kuliah dimanfaatkan oleh Damar (diperankan oleh Andrew Andika) untuk pulang ke kampung halamannya. Ia mengajak kekasihnya, Virna (diperankan oleh Celia Thomas), serta dua orang sahabatnya, Mulan (diperankan oleh Farah Zubir) dan Andre (diperankan oleh Herrichan).

Kebetulan sejak kecil Damar hidup terpisah dengan ayahnya, Raden Trias Hatmojo (diperankan oleh August Melasz).

Dalam perjalanan mereka sempat bertemu dengan seorang warga lokal. Anehnya, orang tersebut mengenali Damar. Bahkan memarahinya karena sudah membahayakan nyawa teman-temannya dengan datang ke tempat tersebut.

Setibanya di rumah, ayah Damar ternyata juga berlaku sama. Bukannya senang, ia justru meminta Damar untuk segera pulang ke Jakarta.

Damar menolak dan memilih untuk tetap tinggal di sana.

Malam harinya, Andre diganggu oleh hantu seorang wanita yang belakangan diketahui bernama Prapti (diperankan oleh Melanie Achmad). Apes, tidak ada yang percaya kepadanya.

Esok harinya, Damar melihat Prapti melintas di hadapannya. Merasa mengenalnya, ia mengikuti Prapti hingga tiba di sebuah rumah tua yang tak berpenghuni.

Setelah berkenalan, Prapti menghilang begitu saja ketika teman-teman Damar tiba.

Mendengar orang menyanyikan durmo “Lingsir Wengi” dari arah air terjun, Damar menghampirinya. Yang bernyanyi ternyata Prapti.

Saat mereka berbincang, dari kejauhan ayah Damar memperhatikan putranya sedang berbicara seorang diri.

Setibanya Damar di rumah, ayahnya sekali lagi memerintahkan agar Damar segera pulang. Kendati demikian ia bersikukuh untuk tidak memberitahu alasannya.

Damar kesal karena menganggap ayahnya tidak peduli kepadanya.

Saat Virna menghibur Damar, barang-barang di ruangan tiba-tiba berjatuhan dengan sendirinya.

Malam harinya, Virna dihantui oleh hantu seorang wanita.

Mau tidak mau Damar akhirnya memutuskan untuk pulang bersama teman-temannya.

Dalam perjalanan, mobil yang dikendarai Damar dkk ternyata hanya berputar-putar di area hutan.

Dengan malam menjelang dan bensin yang menipis, mereka kemudian kembali ke rumah ayah Damar.

Setibanya di rumah, anehnya tidak ada seorang pun di sana. Termasuk juga mbok Tum (diperankan oleh Yatie Surachman), pembantu rumah tangga.

Malam harinya, hantu wanita muncul dan meneror mereka. Hal itu berujung pada hilangnya Virna.

Saat mencari Virna, Damar menemukan sebuah patung di basement. Ia jadi ingat bahwa dulu ayahnya pernah memarahinya gegara bermain di dekat patung tersebut.

Kesal, Damar hendak menghancurkan patung tersebut. Hantu wanita mendadak muncul dan membuat Damar pingsan.

Ketika tersadar, ayah dan mbok Tum sudah ada di rumah.

Ayah Damar hendak menghancurkan patung agar arwah Prapti tidak lagi mengganggu Damar.

Celaka, justru ia tewas dibunuh oleh arwah Prapti.

Arwah Prapti kemudian hendak menyerang Damar dan teman-temannya. Mereka diselamatkan oleh mbah Kliwon (diperankan oleh Teddy Oktora), warga lokal yang sebelumnya mengingatkan Damar.

Terungkap bahwa Prapti sebenarnya sudah meninggal 100 tahun yang lalu.

Kekasihnya adalah Darmo (diperankan oleh Andrew Andika), kakek buyut Damar.

Hubungan keduanya tidak mendapat restu dari ayah Darmo. Ayah Darmo bahkan diam-diam memerintahkan orang untuk membunuh Prapti.

Pasca kematian Prapti, Darmo memahat sebuah patung untuk mengenang Prapti. Tanpa disangka, arwah Prapti kemudian masuk ke dalam patung tersebut.

Arwah Prapti juga yang kemudian membunuh ayah Darmo.

Sejak saat itu arwah Prapti selalu menghantui keluarga Darmo dan keturunannya.

Mengetahui wajah Damar sangat mirip dengan Darmo, ayah Damar kemudian sengaja menjauhkan Damar dari daerah tersebut. Ia tidak ingin arwah penasaran Prapti membalaskan dendamnya pada Damar.

Hantu Prapti sendiri dijuluki hantu gendong susu (hagesu) karena acap menculik anak kecil yang sedang menyusu ke ibunya.

Tanpa disangka, mbok Tum adalah kakak dari mbah Kliwon. Mereka berdua adalah keturunan dari Prapti.

Tidak itu saja, mbok Tum sebenarnya berniat untuk menguasai harta kekayaan ayah Damar. Ialah yang sebelumnya telah mendorong ayah Damar untuk menghancurkan patung Prapti.

Mbah Kliwon memberitahu Damar dkk bahwa satu-satunya cara untuk menghilangkan kutukan Prapti adalah dengan menghancurkan patungnya yang berada di rumah tua.

Karena takut, Wulan memilih untuk tidak ikut dengan mereka.

Sepeninggal yang lain, mbok Tum berusaha membunuh Wulan. Untungnya ia bisa melawan dan balik membunuh mbok Tum.

Sementara itu, di rumah tua, mbah Kliwon dan Andre berhasil menemukan patung Prapti.

Damar sendiri terpisah dan mendapati Virna di pinggir air terjun. Virna rupanya telah dirasuki oleh arwah Prapti. Damar menyadarinya.

Arwah Prapti hendak menyerang Damar. Untunglah, di saat bersamaan, mbah Kliwon membakar patung Prapti.

Arwah Prapti pun keluar dari tubuh Virna.

Beberapa hari kemudian, Damar dan teman-temannya kembali ke Jakarta.

Sepeninggal mereka, mbah Darmo mendengar suara Prapti menyanyikan durmo ‘Lingsir Wengi’.

Tanggal Rilis: 21 Mei 2015
Durasi: 2 jam 1 menit
Sutradara: Dedy Mercy
Produser: A.B. Iwan Aziz, Dedy Mercy
Penulis Naskah: Nur Rachmawati
Produksi: 786 Production, Gerilya Films
Pemain: Andrew Andika, Celia Thomas, Melanie Achmad, Herichan, Farah Zubir, August Melasz, Yatie Surachman, Teddy Oktora, Agus Sahlan

Review Singkat

Gak nyangka bakal nemu kejadian langka.

Menghadirkan durasi sepanjang 2 jam, “Hagesu” ternyata tidak mengimbuhkan rasa bosan.

Saya bahkan tidak merasa telah menonton film selama itu.

Walau plot yang disuguhkan tidak terlalu dalam, kesemuanya bisa mengalir begitu saja tanpa ada momen berulang maupun adegan tidak penting.

Sayangnya, pemberian nama hantu gendong susu yang berkaitan dengan penculikan anak sangat terkesan dipaksakan.

Lha wong tidak ada adegan satu pun yang menggambarkan hal itu. Sejarah Prapti juga tidak berkaitan dengan aktivitas anak kecil disusui.

Jelas disengaja agar orang yang berpikiran mesum jadi penasaran. Termasuk saya.

Dari segi horor terbilang biasa saja. Tidak ada jump scare yang istimewa. Semuanya standar.

Apalagi diberi bumbu efek suara keras. Auto ilfil.

Sama halnya dengan akting para pemain. Tidak ada yang terlihat menonjol.

Penutup

Dengan durasi mencapai 2 jam, cerita “Hagesu” tanpa diduga bisa mengalir dengan lancar tanpa membuat jenuh.

Plot hole juga nyaris tidak diketemui.

Sayangnya jump scare tergolong standar. Tidak terlalu berkesan untuk ukuran sebuah film horor.

3/10.

Film ini bisa ditonton secara streaming di Youtube.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf hagesu

Leave a Reply