Review Film Ghost Writer 2 (2022) | Cinta Sampai Mati… Literally

“Ghost Writer 2” adalah sekuel dari film berjudul sama yang tayang 3 tahun lalu, “Ghost Writer“.

Garis besar ceritanya masih sama. Tentang seorang penulis bernama Naya yang mengalami kesulitan dalam menulis buku dan ujung-ujungnya mendapat bantuan dari sesosok hantu.

Yang membedakan, tongkat estafet sutradara kini bergeser dari Bene Dion Rajagukguk ke Muhadkly Acho.

Bene Dion sendiri kini duduk di kursi produser. Bersama dengan Ernest Prakasa dan Chand Parwez,

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk alur cerita film Ghost Writer 2 beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.

Sekilas Tentang

poster film ghost writer 2

poster film ghost writer 2

Semenjak menulis novel “Ghost Writer” yang menjadi best seller, Naya (diperankan oleh Tatjana Saphira) malah dianggap sebagai cenayang.

Untuk melepaskan stigma tersebut, Naya berusaha untuk menulis cerita non horor. Namun berkali-kali naskahnya ditolak oleh pihak penerbit, bu Broto (diperankan oleh Asri Welas) dan Alvin (diperankan oleh Ernest Prakasa).

cuplikan film ghost writer 2

cuplikan film ghost writer 2

Pun begitu, Vino (diperankan oleh Deva Mahenra), tunangan Naya, terus mendukungnya.

Hingga kemudian, kecelakaan fatal saat syuting membuat Vino meninggal.

Naya sangat terpukul dengan kejadian terlebih. Terlebih sebelumnya ia sempat bertengkar dengan Vino masalah persiapan resepsi pernikahan mereka.

Ibu Vino, bu Anna (diperankan oleh Widyawati Sophiaan), yang sejak awal kurang menyetujui hubungan keduanya, turut menyalahkan Naya.

Beberapa waktu kemudian, secara tidak terduga, hantu Vino muncul di hadapan Naya dan Darto (diperankan oleh Endy Arfian), adik Naya.

Kehadiran hantu Vino membuat Naya bersemangat kembali untuk menulis.

Sementara Darto, yang sedang merintis karir menjadi Youtuber horor bersama dengan sahabatnya, Billy (diperankan oleh Moh Iqbal Sulaiman), mencoba mencari cara untuk memanfaatkan hantu sebagai konten.

Belakangan terungkap bahwa Vino masih punya urusan yang harus diselesaikan di dunia.

Berhubungan dengan masa lalunya saat syuting di Lampung. Dan juga dengan ibunya.

Walau dengan berat hati, Naya pun berusaha untuk membantu Vino agar arwahnya tidak gentayangan lagi di dunia.

Tanggal Rilis: 21 Juli 2022
Durasi: 1 jam 55 menit
Sutradara: Muhadkly Acho
Produser: Ernest Prakasa, Bene Dion Rajagukguk, Chand Parwez Servia
Penulis Naskah: Nonny Boenawan, Muhadkly Acho
Produksi: Starvision Plus
Pemain: Tatjana Saphira, Deva Mahenra, Widyawati Sophiaan, Endy Arfian, Moh. Iqbal Sulaiman, Annisa Hertami, Ernest Prakasa, Asri Welas, Arie Kriting, Muhadkly Acho, Arief Didu, Tanta Ginting, Donny Alamsyah

Review Film Ghost Writer 2

Ada banyak film horor yang gagal horor.

Ada pula film komedi yang gagal berkomedi.

Namun untuk kedua kalinya, sama seperti prekuelnya, “Ghost Writer 2” sukses menjadi film horor komedi yang menyeramkan sekaligus lucu.

Bahkan secara keseluruhan kualitasnya lebih baik dari pendahulunya. Sesuatu yang sangat jarang terjadi.

Film ini juga menghadirkan unsur drama yang jauh lebih kental ketimbang “Ghost Writer”.

Lagi-lagi, elemen ini mampu digarap Muhadkly Acho dengan baik. Saking baiknya, cowok yang duduk di kursi sebelah saya sampai berulangkali menangis.

Dari segi cerita, walau tema utamanya masih tentang Naya yang mengalami kesulitan dalam menulis, namun naskahnya cukup cerdas dengan menggeser arti ‘ghost writer’ dari ‘penulis bayangan’ menjadi ‘penulis tentang hantu’.

Alhasil ceritanya juga terasa berkembang dan tidak membosankan. Tidak sekedar mengulangi formula alur cerita sebelumnya.

Beberapa elemen yang bagi saya menjadi titik lemah pendahulu berhasil dieliminasi.

Seperti titik tawa yang tidak berhubungan serta keberadaan karakter yang tidak penting.

Di sini hampir semua karakternya terlihat punya peran dalam pergerakan alur. Tidak sekedar disempalkan untuk memperpanjang durasi.

duo karakter yang masih tetap kocak

duo karakter yang masih tetap kocak

Mungkin yang jadi salah satu kekurangan minor adalah adanya beberapa masalah yang coba dihadirkan sebagai bahan konflik.

Membuat agak bertele-tele di beberapa bagian.

Yang paling terasa sih di awal. Jujur sempat bosan karena tidak kunjung masuk ke dalam ‘inti cerita’.

Sebagai catatan, ada 3-4 orang yang keluar dan tidak kembali lagi di sekitar menit ke-15.

Untungnya, kesabaran itu terbalas. Dan bagusnya lagi, semua konflik diselesaikan tanpa sisa.

Konsep hantu dengan dua gaya penampakan berbeda kembali disuguhkan. Satu berwajah seram, satu berwajah pucat.

Yang sedikit mengecewakan adalah tambahan efek suara keras di saat jump scare. Bagi saya pribadi menandakan ketidakpercayaan diri sang sutradara dalam menakut-nakuti penonton.

Untuk jajaran pemain utama “Ghost Writer 2”, yang hampir sama dengan prekuelnya, berakting nyaris tanpa cela.

cinta yang beneran sampai mati

cinta yang beneran sampai mati

Setidaknya saya tidak berhasil menemukan satu pun yang gagal membawakan karakternya.

Yang bikin penasaran, dengan kontrak Naya yang diceritakan masih tersisa 3 buku lagi, akankah “Ghost Writer 3” dan “Ghost Writer 4” bakal menyusul di kemudian hari?

Penutup

Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film Ghost Writer 2. Yang secara mengejutkan, tampil jauh lebih baik ketimbang pendahulunya.

Walau masih ada beberapa kekurangan kecil di sana sini, namun film ini sukses menyajikan kisah bergenre horor, komedi, dan drama sekaligus. Dan semuanya memiliki kualitas di atas rata-rata.

Dengan beberapa judul film horor lokal di tahun 2022 yang sudah berhasil menunjukkan tajinya, sepertinya masa depan karya sineas Indonesia di genre tersebut bakalan cerah.

Pada saat review film Ghost Writer 2 ini dipublikasikan, film ini bisa ditonton di jaringan bioskop CGV dan XXI.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

sinopsis film ghost writer 2
Review Ghost Writer 2 2022
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
3.5

Summary

Satu satu sekuel langka yang bisa tampil lebih baik dari pendahulunya. Banyak konflik yang diangkat. Walau kesemuanya terselesaikan namun berpotensi membosankan. Unsur drama, komedi, dan juga horor sama-sama berkualitas di atas rata-rata.

Leave a Reply