Episode 4: Stick to the Team
Peserta bernomer 111, Byeong-gi (diperankan oleh Yoo Sung-joo), bekerjasama dengan beberapa pegawai untuk mengoperasi organ tubuh peserta yang mati dan menjualnya. Sebagai gantinya, Byeong-gi mendapat informasi mengenai ronde berikutnya.
Jatah makan di hari ke-3 ternyata hanya berupa sebutir telur. Mi-nyeo, Deok-su, dan rekan-rekan mereka memutuskan untuk dua kali mengantri untuk mendapat jatah ekstra. Hal itu memantik keributan dari peserta yang tidak kebagian jatah makanan.
Deok-su yang kesal lantas menghajar peserta tersebut hingga tewas. Di saat itulah mereka baru menyadari bahwa salah satu cara untuk memenangkan kompetisi adalah dengan membunuh peserta lain.
Gi-hun memberitahu Sae-byeok bahwa ia bisa bergabung dengan kelompok mereka jika nantinya terjadi apa-apa.
Sementara itu, Byeong-gi yang sudah mengetahui permainan berikutnya meminta bergabung dengan kelompok Deok-su. Deok-su setuju setelah Byeong-gi memberitahu apa permainan yang akan selanjutnya mereka hadapi.
Malam harinya, begitu lampu dimatikan, terjadi kerusuhan. Para peserta saling membunuh. Gi-hun dan yang lain saling melindungi. Termasuk Sae-byeok, yang bergabung dengan mereka.
Di tengah keributan, Il-nam tiba-tiba sudah berada di atas ranjang dan berteriak meminta agar semua peserta berhenti berkelahi.
Aksi tersebut dilihat oleh pengelola kompetisi, Front Man (diperankan oleh Lee Byung-hun), yang kemudian memerintahkan anak buahnya untuk melerai aksi para peserta.
Belakangan diketahui bahwa semua itu sebenarnya sudah direncanakan oleh Front Man, untuk menghilangkan peserta-peserta yang lemah dan tidak layak untuk menang.
Esok harinya, para peserta diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 10 orang. Berbekal petunjuk dari Byeong-gi, Deok-su mengumpulkan para pria kuat dalam kelompoknya. Ia juga menyingkirkan Mi-nyeo, yang lantas bergabung dengan kelompok Gi-hun.
Salah satu peserta lain yang bergabung adalah Ji-yeong (diperankan oleh Lee Yoo-mi).
Terungkap bahwa ronde berikutnya adalah permainan tarik tambang. Kelompok Gi-hun terlihat tidak mungkin menang dengan adanya tiga orang wanita dan seorang kakek tua. Pun begitu, strategi Il-nam ternyata cukup ampuh menahan kekuatan kelompok lawan.
Tanpa diduga, kelompok lawan berhasil membalikkan keadaan. Di saat genting, Sang-woo memberi instruksi yang tampak tidak masuk akal. Tidak ada pilihan lain, yang lain menuruti instruksi Sang-woo.
Episode 5: A Fair World
Strategi Sang-woo berhasil. Kelompok Gi-hun berhasil memenangkan permainan tersebut.
Malam harinya, para peserta yang tersisa membentuk barikade menggunakan ranjang-ranjang mereka, bersiap apabila kejadian malam sebelumnya terulang.
Deok-su yang sebenarnya hendak kembali mengurangi jumlah peserta memutuskan untuk menahan diri setelah mendengar ‘saran’ Gi-hun bahwa yang seharusnya takut adalah Deok-su mengingat ia adalah peserta terkuat di sana.
Sementara itu, Byeong-gi memaksa untuk diberitahu mengenai permainan selanjutnya. Hal itu justru berujung pada keributan antara Byeong-gi dengan para pegawai yang melakukan penjualan organ gelap. Front Man yang mengetahuinya tanpa ampun membunuh mereka.
Front Man kemudian mengutus anak buahnya untuk memeriksa ruang peserta. Pada momen tersebut terungkap kondisi Il-nam semakin parah dan ia mulai mengalami dementia.
Di sisi lain, Jun-ho mendapat informasi mengenai daftar nama peserta yang tersimpan di ruang tersembunyi dalam kamar Front Man. Ia lalu menyusup ke sana dan mendapati nama kakaknya, Hwang In-ho, sebagai juara kompetisi di tahun 2015.
Episode 6: Gganbu
Jun-ho menguping pembicaraan Front Man di telepon mengenai kedatangan para tamu VIP dalam waktu dekat.
Pada permainan berikutnya, para peserta diminta untuk saling berpasangan.
Gi-hun dengan Il-nam, Sang-woo dengan Ali, dan Sae-byeok bersama Ji-yeong.
Karena jumlah peserta ganjil, ada satu orang yang tidak mendapat pasangan. Dan itu adalah Mi-nyeo. Begitu para peserta diminta menuju area permainan, Mi-nyeo dibawa oleh beberapa orang penjaga ke tempat lain.
Tanpa disangka, dalam babak tersebut para peserta diharuskan bermain menggunakan kelereng melawan pasangan mereka masing-masing. Yang kalah tentu saja akan dibunuh.
Demi memenangkan pertandingan, Sang-woo menipu Ali dengan menukar kelerengnya dengan batu kerikil. Begitu juga Gi-hun, yang memanfaatkan dementia Il-nam.
Il-nam memberitahu Gi-hun bahwa ia tahu Gi-hun sudah memanfaatkan kondisinya untuk menang. Pun begitu, karena sudah menganggap Gi-hun sebagai sahabatnya, Il-nam sengaja membiarkannya.
Sae-byeok dan Ji-yeong sendiri menghabiskan waktu dengan berbincang, sebelum pada akhirnya Ji-yeong memilih untuk mengalah dan membiarkan Sae-byeok menang.
Leave a Reply