Setelah ditunggu-tunggu, drama korea pengganti “The K2” ini akhirnya tayang juga. Berjudul “Goblin” (Sseulsseulhago Chalranhashin-Dokkaebi) dan pemeran utamanya adalah Gong Yoo (Coffee Prince, Train To Busan) serta Kim Go-Eun (Cheese In The Trap). Ceritanya bertema romantis fantasi, tentang sosok Goblin yang tidak bisa mati sebelum menikah dengan manusia dan sosok malaikat kematian yang mengalami amnesia. Nah loh, seru kan sepertinya? Tanpa berlama-lama lagi, simak (rekap) sinopsis drakor Goblin episode 1-nya berikut ini. Eh iya, untuk episode minggu ini sinopsisnya versi rekap ya. Kalau responnya bagus, selanjutnya baru dibikin full sinopsisnya.
Sinopsis Episode 1
Seorang nenek pedagang kaki lima menceritakan tentang legenda goblin pada Ji Yeon-Hee (Park Hee-Von). Di tengah-tengah cerita, Yeon-Hee yang sedari awal tidak mempercayainya tidak lagi bisa menahan tawanya. Setelah melihat-lihat dan mencoba beberapa aksesoris dagangan si nenek, termasuk sebuah cincin giok, tak lama ia pun berpamitan pulang. Tiba-tiba saja nenek tadi memegang tangan Yeon-Hee, berpesan agar di saat ia berada di antara hidup dan mati, ia harus berdoa dengan harapan yang kuat karena mungkin saja doa tersebut dikabulkan.
—
Di tempat lain, Kim Shin (Gong Yoo) tiba-tiba menghentikan langkah seorang anak yang hendak kabur dari rumah. Anak tersebut ternyata diadopsi dan sering dipukuli oleh orang tuanya. Sembari memindahkan pot ke tengah tangga, Kim Shin menguatkan anak tersebut dan memberi saran kepadanya untuk berbicara dengan orang tuanya. Sedang untuk balasan tangan si anak yang baru saja terluka karena lagi-lagi habis dipukuli, Kim Shin mengatakan ia akan membuat tulang iga ayahnya retak. Dan benar, sesaat kemudian ayah si anak keluar dan langsung terjungkal karena menabrak pot. Sebelum pergi, Kim Shin memberikan bungkusan makan siang pada anak tersebut serta memberitahunya bahwa salah satu jawaban ulangannya beberapa waktu lalu salah. Anak tersebut jadi makin bingung dengannya.
—
Kim Shin ternyata adalah salah satu sosok goblin yang diceritakan oleh si nenek tadi. Adegan flashback muncul, di jaman kerajaan dimana Kim Shin, yang masih merupakan manusia biasa, seorang jendral, turut berjuang dalam sebuah pertempuran. Setelah menghabisi banyak prajurit musuh, Kim Shin tanpa ampun memenggal kepala musuhnya.
Tak lama kemudian, jendral Kim Shin dan pasukannya tiba kembali di ibukota kerajaannya, dengan disambut meriah oleh para warga. Tanpa disangka, di depan gerbang istana, ia dihadang dan diminta untuk melepaskan semua baju pelindungnya karena dituduh telah melakukan makar. Tidak itu saja, pasukan pemanah kemudian juga muncul dari balik tembok istana, mengarahkan busur panahnya ke arah Kim Shin dan pasukannya.
Tidak tahu kesalahannya, dengan menggenggam pedangnya, Kim Shin maju dan minta dipertemukan dengan raja. Sedetik kemudian, pasukan pemanah melepaskan panahnya dan sebagian anak buah Kim Shin mati dalam sekejap terkena anak panah. Kim Shin menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah mereka dengan syok.
Pintu gerbang istana kemudian terbuka. Kim Shin meminta anak buahnya yang tersisa untuk menunggu di sana sementara ia masuk ke dalam menemui raja. Tidak hanya raja (Kim Min-Jae) dan pejabat istana yang menunggunya, melainkan juga ratu (Kim So-Hyun) dan anggota keluarga Kim Shin (dalam keadaan tertawan). Raja, yang masih berusia muda, ternyata dipengaruhi oleh penasehatnya, yang mengatakan bahwa kekuatan Kim Shin semakin lama semakin besar dan suatu saat bisa menggulingkannya. Raja yang sudah termakan hasutannya menyatakan akan membebaskan semua orang apabila Kim Shin mati saat itu juga.
Dengan tegas ratu meminta agar Kim Shin melanjutkan langkahnya dan tidak usah mempedulikan dirinya karena ia juga tahu apa yang dilakukan oleh raja adalah salah. Kim Shin melakukannya. Dan raja merespon dengan memerintahkan prajuritnya untuk membunuh semua tawanan, termasuk ratu. Kim Shin akhirnya tidak tahan lagi dan menghentikan langkahnya. Sesaat kemudian salah satu anak buahnya datang dan Kim Shin memintanya untuk mengurus ‘akhir hidupnya’ alias membunuhnya sesuai keinginan raja. Dengan menangis, anak buah Kim Shin menusukkan pedang Kim Shin ke tubuh Kim Shin.
Setelah seorang prajurit membunuh anak buah Kim Shin, si penasehat raja memerintahkan agar tubuh Kim Shin diletakkan begitu saja di lapangan dan tidak seorang pun boleh mengambilnya. Kim Shin, yang masih dalam keadaan sekarat, menoleh ke arah ratu. Keduanya masih sempat bertatapan sebelum akhirnya ratu menghembuskan nafas terakhirnya dengan menetes air mata. Terlihat bahwa cincin giok yang ia pakai sama dengan cincin yang ada di salah satu dagangan si nenek.
Masih dalam keadaan sekarat dan pedang tertancap di tubuhnya, tubuh Kim Shin diletakkan begitu saja di sebuah lapangan. Beberapa orang anggota keluarganya yang masih tersisa mendoakannya tidak jauh dari tempatnya terbaring. Tidak diketahui apa yang terjadi, yang terlihat kemudian hanya tinggal pedang Kim Shin yang berdiri tertancap di tengah-tengah taman.
—
Seoul, 1998. Seorang pria berjalan dengan tenang melintasi jalan. Tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang dan menabraknya. Alih-alih terluka, justru mobil tersebut yang hancur. Pengendara mobil keluar dan kaget melihat orang yang ia tabrak baik-baik saja. Saat ditanya siapa sebenarnya dirinya, orang tersebut dengan dingin mengatakan bahwa ia adalah beruang (boar). Sekejap kemudian orang tersebut menghilang.
Beberapa orang kemudian berdatangan menghampiri TKP. Dan ternyata, di bagasi mobil terdapat mayat seorang wanita. Seseorang langsung menghubungi 911 untuk melaporkan hal tersebut. Seorang wanita yang ada di TKP tiba-tiba menjerit kaget begitu mengetahui mayat wanita tersebut adalah dirinya.
Pria yang tadi tertabrak secara misterius hadir di sampingnya. Ia mengeluarkan sebuah kartu dan memberitahu waktu kelahiran dan kematian wanita tersebut (hari itu juga) yang bernama Hwang Mi Young. Tak lama, pria tersebut, Wang Yeo (Lee Dong-Wook), mengajak Mi Young ke suatu tempat dan memberinya minuman, yang bisa membuatnya melupakan ingatannya tentang dunia. Mi Young ragu untuk meminumnya, tapi Wang Yeo meyakinkannya bahwa ia akan menyesal apabila tidak meminumnya sebelum ia mati.
Beberapa saat kemudian terlihat Wang Yeo sedang mengelap cangkir bekas minuman Mi Young dan meletakkannya ke dalam rak. Saat hendak meninggalkan tempat tersebut, pandangannya tertuju pada Kim Shin yang sedang melintas. Keduanya lantas saling berpandangan.
“Grim Reaper?” gumam Kim Shin. “Sungguh topi yang cabul yang ia pakai.”
Wang Yeo jadi kesal mendengarnya.
—
Kim Shin tiba di sebuah rumah. Seorang kakek (Kim Seong-Kyeom)menyambutnya bersama dengan cucunya, Yoo Duk-Hwa, yang masih kecil. Moyang kakek tersebut ternyata adalah pembantu Kim Shin dulu. Karena sakit, ia baru bisa mendatangi tempat Kim Shin dibiarkan meninggal, yang saat itu sudah ditumbuhi tanaman dan hanya menyisakan pedangnya saja. Merasa waktunya juga sudah hampir habis, kakek tersebut mengatakan di hadapan pedang Kim Shin bahwa mulai selanjutnya cucunya yang akan menjadi pembantu Kim Shin. Tanpa diduga tiba-tiba pedang Kim Shin bergetar dan tubuh Kim Shin hidup kembali!
Sebagai balasan atas perjuangannya menolong orang, sebagai goblin, Kim Shin tidak hanya sekedar hidup kembali, namun ia juga tidak bisa mati. Namun sebaliknya, sebagai hukuman karena sudah membunuh prajurit musuh di saat perang, ia akan selalu ingat saat dimana orang-orang terdekatnya mati.
Kim Shin tidak membuang waktu untuk membalaskan dendamnya. Dengan mudah ia menghabisi penasehat raja dan meminta maaf karena datang terlambat pada sesosok mayat yang ada di sana (ratu?). Tak lama kemudian kakek pembantu Kim Shin meninggal dan sesuai wasiat kakeknya, cucunya langsung menyatakan pengabdiannya pada Kim Shin.
—
Beberapa waktu kemudian Kim Shin pergi dengan pembantu kecilnya dengan menggunakan kapal. Melihat pembantu kecilnya kelaparan, Kim Shin berbagi makanannya dengannya. Ia juga mengeluarkan kunang-kunang dari tangannya yang disambut tepuk tangan kagum dari pembantu kecilnya. Tiba-tiba beberapa awak kapal menangkap pembantu kecil Kim Shin dan mengancam akan menjatuhkannya ke laut apabila Kim Shin tidak menyerahkan barang-barangnya.
Tidak takut terhadap ancaman balik Kim Shin, mereka kemudian menjatuhkan pembantu kecil Kim Shin ke laut dan satu demi satu mulai mengeluarkan senjata untuk menghadapi Kim Shin.
“Kamu tahu apa yang terjadi pada manusia yang lebih parah daripada hewan?” tanya Kim Shin lirih.
Tanpa menunggu jawaban, Kim Shin berdiri. Cuaca tiba-tiba menjadi buruk. Salah satu dari mereka baru menyadari bahwa Kim Shin adalah seorang goblin. Namun sudah terlambat, dengan dingin Kim Shin membuat kapal itu hancur dan tenggelam begitu saja.
—
Kembali ke masa sekarang. Kim Shin sedang nongkrong di atas atap sebuah hotel saat tidak jauh dari sana Yeon-Hee menjadi korban tabrak lari. Teringat pesan si nenek, Yeon-Hee mengucapkan permohonan minta tolong agar diselamatkan. Kim Shin mendengarnya namun tidak terlalu berniat untuk menolongnya. Walau begitu, ia tetap mendatangi Yeon-Hee dan mengatakan bahwa ia tidak pernah ikut campur dalam urusan hidup mati manusia. Yeon-Hee terus memohon kepadanya untuk setidaknya menyelamatkan bayi yang ia kandung. Hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya, Kim Shin tetap tidak bergeming. Namun sebelum pergi, ia akhirnya menuruti permintaannya dan menghidupkannya kembali.
Beberapa saat kemudian, si pencabut nyawa Wang Yeo tiba di TKP untuk menjemput arwah Yeon-Hee dan hanya mendapati salju yang berlumuran darah. Melihat kondisi sekitar, ia pun yakin ada sesuatu yang baru saja terjadi di sana.
—
Bayi yang dikandung Yeon-Hee lahir. Saat ia sedang menggendongnya dengan senang, tanpa ia tahu banyak arwah di belakangnya mengatai bayinya sebagai pengantin goblin.
—
8 tahun berlalu. Bayi yang dulu lahir sudah beranjak dewasa. Namanya adalah Ji Eun-Tak (Kim Go-Eun). Di balik lehernya terlihat adanya sebuah tanda lahir. Dan ternyata ia bisa melihat makhluk-makhluk astral. Ibunya tahu akan hal itu namun tidak bisa berbuat apa-apa.
Di hari ulang tahunnya ke-sembilan, Eun-Tak yang pulang dari sekolah melihat ibunya sudah menunggunya di rumah dengan sebuah kue ulang tahun di hadapannya. Yeon-Hee lalu memintanya untuk menyalakan lilin di kue ulang tahunnya. Begitu lilin menyala, tiba-tiba Eun-Tak terdiam. Matanya berkaca-kaca. Ia mengatakan bahwa ibunya saat ini bukan ibu yang sesungguhnya melainkan hanya arwahnya saja.
“Ibu, apakah kamu sudah mati?” tanya Eun-Tak sembari menangis.
Yeon-Hee mengangguk. Ia ternyata mengalami kecelakaan sebelum hari itu pulang ke rumah. Ia pun lantas berpesan pada Eun-Tak apa yang harus ia lakukan setelah itu karena ia akan segera pergi. Dan tak lama kemudian sosok Yeon-Hee menghilang dari hadapan Eun-Tak.
—
Arwah Yeon-Hee mendatangi nenek pedagang kaki lima yang ternyata bisa melihatnya. Ia meminta nenek tersebut mau meluangkan waktunya untuk sesekali mengecek kondisi Eun-Tak. Setelah beterima kasih karena dulu pernah selamat dari kematian akibat nasehat si nenek, arwah Yeon-Hee menghilang.
—
Eun-Tak keluar dari rumahnya dan mendapat Wang-Yeo berdiri di depan rumahnya. Tahu Eun-Tak bisa melihatnya, Wang-Yeo memberitahunya bahwa ia tidak seharusnya hidup. Eun-Tak berusaha berpura-pura tidak mendengar dan melihatnya. Untunglah saat itu si nenek datang. Wang-Yeo ternyata mengenalinya. Eun-Tak segera menghampiri nenek tersebut dan bersembunyi di belakangnya. Nenek itu kemudian memberitahu Wang-Yeo bahwa ia tidak bisa membawa Eun-Tak jika ia tidak punya kartu dengan nama Eun-Tak tertulis di sana. Dan memang Wang-Yeo tidak memiliknya karena yang ada padanya adalah kartu tanpa nama karena pada saat Yeon-Hee seharusnya meninggal 9 tahun lalu, Eun-Tak belum lahir dan tentu saja belum memiliki nama. Mau tidak mau Wang-Yeo pun pergi.
Sepeninggal Wang-Yeo, nenek meminta Eun-Tak untuk meninggalkan rumah dalam waktu 3 hari agar grip reaper Wang-Yeo tidak bisa mencarinya.
“Pada tengah malam, seorang pria dan dua orang wanita akan menjemputmu. Ikutlah dengan mereka. Kamu akan sedikit menderita, tapi kamu tidak punya pilihan lain,” pesan nenek.
Eun-Tak mengiyakan. Si nenek kemudian memberinya sebuah selada sebagai hadiah ulang tahun Eun-Tak.
—
10 tahun berlalu. Duk-Hwa (Yook Sung-Jae) yang sudah dewasa dan berparas tampan berpapasan dengan seorang wanita di jalan dan dengan pedenya mengajak wanita tersebut untuk minum bareng. Wanita tersebut mengiyakan.
Beberapa saat kemudian, telpon di rumah Kim Shin berbunyi. Duk-Hwa yang menelpon, memberitahunya bahwa kartu kredit miliknya ditolak dan kini ia harus menghadapi ‘orang-orang kasar’ yang ada di bar. Meski mendengarnya, Kim Shin cuek saja dan terus membaca bukunya sambil tersenyum simpul.
—
Di kantin sekolah, Eun-Tak (Kim Go-Eun) makan sendirian di pojok. Tidak ada yang mau menemaninya karena tahu ia bisa melihat hantu.
Pulang dari sekolah, sesosok arwah menghantui Eun-Tak dan memanggil-manggilnya sebagai pengantin Goblin. Namun karena sedang menggunakan earphone, Eun-Tak tidak mendengarnya. Arwah tersebut kesal dan langsung muncul di hadapan Eun-Tak sambil menunjukkan wajah seram. Eun-Tak pun kaget. Belum sempat si hantu mengatakan sesuatu pada Eun-Tak, ia kabur sendiri dengan ketakutan karena melihat ada sesuatu di depan. Eun-Tak jadi heran.
Yang membuat si hantu tersebut takut ternyata kehadiran Goblin alias Kim Shin, yang saat itu berjalan melewati Eun-Tak sembari memperhatikannya. Eun-Tak yang tidak mengenalinya hanya meliriknya dan terus melanjutkan langkahnya.
—
Kakek Duk-Hwa menghampiri Kim Shin dan memberitahunya berkas tempat tinggal Kim Shin yang baru di Nice. Kim Shin tidak terlalu yakin untuk pindah ke sana, namun kakek Duk-Hwa menyatakan bahwa sekarang sudah waktunya bagi Kim Shin.
“Jika kamu pergi kali ini, aku tidak akan melihatmu lagi di hidupku,” ujar si kakek, lantas melanjutkan bahwa nanti Duk-Hwa yang akan menunggu kedatangan kembali Kim Shin di rumah itu.
Kim Shin tersenyum dan mengucapkan rasa terima kasihnya pada kakek Duk-Hwa. Beberapa saat kemudian Duk-Hwa tiba dan langsung mengomeli Kim Shin karena tadi tidak mau menolongnya. Begitu melihat paspor Korea Kim Shin, Duk-Hwa menanyakan apakah Kim Shin hendak pergi mencari pengantinnya dan menuduhnya sengaja ingin mendapat pasangan orang asing.
“Kamu bilang ia akan menungguku saat aku kembali di sini?” gumam Kim Shin.
—
Tiga orang yang sepuluh tahun lalu membawa Eun-Tak ternyata adalah bibinya, adik dari ibunya. Selama ini mereka bersikap kasar pada Eun-Tak dan hanya menginginkan uang asuransi ibu Eun-Tak.
Hari ini adalah hari ulang Eun-Tak yang ke-19. Karena lagi-lagi mendapat perlakukan tidak menyenangkan dari keluarga bibinya, ia memilih untuk merayakan ulang tahunnya dengan berdiam diri di pinggir pantai. Sebuah kue tart ada di pangkuannya. Setelah menyalakan lilinnya, Eun-Tak berdoa dan memohon agar mendapatkan pekerjaan dan juga kekasih, serta diselamatkan dari keluarga bibinya yang sadis.
Kim Shin yang saat itu sedang berdiri dan merenung di sebuah lapangan bunga (tempat ia meninggal, kah?) tiba-tiba menghentikan langkahnya karena mendengar suara permohonan Eun-Tak. Saat di tempat lain Eun-Tak meniup lilinnya, asap dari lilin juga muncul dari beberapa tangkai bunga yang sedang digenggam oleh Kim Shin.
Di pinggir pantai Eun-Tak masih terus mengomel karena hari itu hujan sedang di rumah hanya ada 2 payung dan ia tidak pernah diperbolehkan untuk menggunakannya.
“Apakah itu kamu?” tanya seseorang.
Eun-Tak menoleh, mencari sumber suara itu. Ternyata yang bertanya adalah Kim Shin, yang saat itu sudah berada di belakangnya dengan masih membawa bunganya.
“Aku?” tanya Eun-Tak heran. “Apakah kamu berbicara padaku?”
“Ya, kamu. Apakah itu kamu?” tanya Kim Shin lagi.
“Apa?”
“Apakah kamu memanggilku ke sini?”
“Aku? Aku tidak memanggilmu.”
“Ya, kamu melakukannya. Bagaimana cara kamu melakukannya?” tanya Kim Shin.
“Bagaimana aku bisa? Aku sungguh tidak memanggilmu,” jawab Eun-Tak.
Eun-Tak kemudian memberitahunya bahwa ia tadi hanya sempat membayangkan wajah Kim Shin. Ia menganggap Kim Shin sebagai hantu dan tidak ada masalah dengan membayangkan wajahnya. Kim Shin mencoba memberitahunya bahwa ia bukan hantu, tapi Eun-Tak tidak percaya. Kim Shin kemudian berbalik bertanya kenapa ia tidak bisa melihat masa depan Eun-Tak karena biasanya ia bisa melakukannya.
“Aku pasti tidak punya masa depan,” respon Eun-Tak.
Masih menganggap Kim Shin hantu, ia menyarankan agar Kim Shin segera ‘kembali ke alamnya’, karena tidak bagus untuk berkeliaran terlalu lama di dunia manusia. Eun-Tak bahkan meminta bunga yang sedang dibawa Kim Shin karena merasa itu tidak pantas olehnya. Setelah Eun-Tak mengatakan bahwa itu bisa jadi hadiah ulang tahunnya yang sangat nggak banget di hari itu, Kim Shin memberikannya.
“Tapi apa arti bunga ini?” tanya Eun-Tak.
“Pecinta,” jawab Kim Shin singkat.
Eun-Tak terdiam mendengarnya dan menatap ke arah Kim Shin. Kim Shin lantas menanyakan keinginan mana dari tiga permintaan yang sebelumnya disebutkan Eun-Tak yang ingin dikabulkan. Gara-gara itu, kini Eun-Tak mengiranya sebagai jin dan meminta uang $5000 saja sebagai gantinya. Kim Shin tidak menanggapinya dan merespon dengan memberitahunya untuk tidak perlu memikirkan keluarga bibinya untuk sementara waktu. Eun-Tak juga akan mendapatkan pekerjaan di restoran ayam. Dan ia pun pergi begitu saja. Bukannya berterima kasih, Eun-Tak malah kesal karena Kim Shin tidak mengabulkan permintaannya yang satu lagi, pacar.
—
Kim Shin tiba di rumahnya dan mendapati Wang Yeo ada di sana. Ternyata Duk-Hwa diam-diam telah menyewakan rumah tersebut pada Wang Yeo. Ia bahkan sudah membeli mobil baru dengan uang sewa yang diberikan Wang Yeo. Sebelum sempat Kim Shin memarahinya, Duk-Hwa sudah kabur terlebih dahulu. Meski sebenarnya enggan rumahnya ditempati si grim reaper, Kim Shin tidak bisa berbuat banyak karena surat sewa rumah sudah ditandatangani. Namun begitu, ia tidak berniat untuk pergi dari rumah itu begitu saja.
—
Malam harinya, Kim Shin dan Wang Yeo makan malam bersama. Dan belum apa-apa keduanya sudah berseteru dan saling merusak makanan yang lainnya.
—
Di kamarnya, Eun-Tak mengamati bunga buckwheat dari Kim Shin yang ia taruh dalam vas bunga. Ia tidak percaya kalau arti bunga itu adalah pecinta / kekasih.
Esok harinya, Eun-Tak mencoba mencari pekerjaan paruh waktu. Sesuai dengan pesan Kim Shin, ia melamar ke satu demi satu restoran ayam yang ada, tapi tidak ada satupun yang mau menerimanya. Dengan kesal Eun-Tak mengomel karena Kim Shin sudah membohonginya. Mendadak tong sampah yang ada di dekatnya terbakar karena ada orang yang membuang puntung rokok menyala ke sana. Eun-Tak segera memadamkannya dengan menggunakan air minum yang ia bawa serta meniupnya. Tanpa diduga, tiba-tiba saja Kim Shin sudah berada di hadapannya, kesal karena lagi-lagi Eun-Tak memanggilnya. Eun-Tak berkeras bahwa ia tidak melakukannya, tapi karena Kim Shin keukeuh mengatakan demikian, Eun-Tak jadi mengira ia adalah peri yang bisa melakukan hal semacam itu. Kim Shin menatapnya dengan wajah aneh, lalu menghilang tanpa berkata apa-apa.
—
Saat sedang mengikuti misa gereja, Eun-Tak tiba-tiba menyadari bagaimana caranya ia bisa memanggil Kim Shin. Ia pun menyalakan lilin di gereja lalu meniupnya. Dan benar, Kim Shin kemudian muncul. Begitu menyadari ia ada di dalam gereja, Kim Shin segera melangkah keluar karena ia tidak bisa menggunakan kekuatannya di sana. Eun-Tak menyusulnya dan menanyakan mengapa Kim Shin tidak mengabulkan semua permintaannya. Kim Shin menjawab bahwa ia akan mengurusnya dan Eun-Tak juga tetap harus berusaha sendiri.
—
Di perpustakaan, Eun-Tak kembali memanggil Kim Shin. Kali ini dengan meniup lilin yang ada di sebuah aplikasi ponselnya. Kim Shin muncul dengan kesal dan kembali hendak pergi meninggalkan Eun-Tak. Eun-Tak berusaha mencegahnya. Saat ia memegang lengan Kim Shin, sinar biru terlihat dari lengan Kim Shin dan sesaat kemudian Eun-Tak merasa kepanasan. Sambil mengikuti Kim Shin yang kembali hendak melangkah pergi, Eun-Tak kembali meminta uang $5000 padanya. Kim Shin menolak dengan alasan ada hal yang ia urus.
“Pertanyaan ini mungkin terdengar aneh,” tanya Eun-Tak, “jadi aku harap kamu tidak salah paham.”
“Baiklah, tanyakan saja,” respon Kim Shin.
“Awalnya aku pikir kamu adalah Grim Reaper. Namun begitu, jika itu benar, maka kamu pasti telah membawaku pergi. Setelah itu, aku berpikir kamu adalah hantu. Bagaimanapun, aku melihat bayanganmu. Itu sebabnya aku mulai berpikir, ‘Apakah pria ini?'”
“Jadi apakah aku?”
“Goblin. Apakah kamu benar Goblin?”
“Apakah kamu?”
“Sulit untuk memberitahu tentang diriku sendiri, tapi aku adalah pengantin goblin,” jawan Eun-Tak.
Eun-Tak lantas menunjukkan tanda lahir yang ada di lehernya. Pun begitu, karena Eun-Tak tidak bisa melihat sosoknya yang sebenarnya, Kim Shin tidak percaya bahwa Eun-Tak adalah pengantin yang ia cari-cari selama ini. Ia pun pergi meninggalkan Eun-Tak dan masuk ke dalam sebuah pintu. Eun-Tak yang tidak terima menyusulnya dan ia pun kaget karena ia tiba-tiba sudah berada di tempat lain. Kim Shin pun kaget karena tidak mengira Eun-Tak bisa melakukannya.
Setelah diberitahu bahwa mereka saat itu berada di Kanada, Eun-Tak jadi terkagum-kagum.
“Jika kita benar berada di Kanada dan jika kamu bisa melakukan hal semacam ini, aku membuat keputusan,” ujar Eun-Tak.
“Apa maksudmu?” tanya Kim Shin.
“Aku menetapkan hatiku,” jawab Eun-Tak, “Aku akan menikahimu. Aku rasa kamu benar adalah Goblin. Aku mencintaimu.”
Eun-Tak tersenyum menatap Kim Shin, yang saat itu tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengar ‘pernyataan cinta’ dari Eun-Tak.
[wp_ad_camp_1]
Preview Episode 2
Berikut ini preview episode 2 dari drama korea Goblin (The Lonely and Great God).
Leave a Reply