Setelah bulan lalu ngebahas versi reboot-nya, saatnya sekarang versi ori dari “The Slumber Party Massacre” yang jadi bahan perbincangan. Sekedar mengingatkan, film ini dirilis 40 tahun lalu. Atau tepatnya pada tahun 1982.
Menariknya, naskah awal buatan Rita Mae Brown sebenarnya bergenre komedi. Memparodikan film-film slasher yang memang booming di masa itu. Judul aslinya adalah “Sleepless Nights”.
Produser menolak naskah tersebut dan meminta Rita untuk memodifikasinya menjadi genre horor slasher. Dan jadilah “The Slumber Party Massacre” ini.
Lantas seperti apakah cerita dari film yang menjadi pemicu terbentuknya jagat Massacre ini? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk alur cerita beserta review singkatnya di bawah ini.
Daftar Isi
Sekilas Tentang
Pesta tidur seorang siswa sekolah menengah berubah menjadi pertumpahan darah, ketika seorang pembunuh berantai psikotik yang baru melarikan diri menggunakan bor listrik berkeliaran di lingkungannya.
Tanggal Rilis: 10 September 1982
Durasi: 76 menit
Sutradara: Amy Holden Jones
Produser: Amy Holden Jones
Penulis Naskah: Rita Mae Brown
Produksi: Santa Fe Productions
Pemain: Michele Michaels, Robin Stille, Michael Villella, Debra Deliso, Andree Honore, Gina Mari, Robin Stille
Sinopsis / Alur Cerita The Slumber Party Massacre
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Pembunuh masal Russ Thorn (diperankan oleh Michael Villella) kabur dari penjara. Senjata andalannya untuk membunuh adalah bor listrik.
Trish Devereaux (diperankan oleh Michelle Michaels) ditinggal pergi berlibur oleh kedua orangtuanya selama akhir pekan. Mr. Contant (diperankan oleh Rigg Kennedy), tetangga sebelah rumah, dimintai tolong untuk mengawasi Trish.
Saat Trish berangkat ke sekolah, seseorang diam-diam mengambil boneka Barbie yang dibuang oleh Trish di tempat sampah.
Di sekolah, Jeff (diperankan oleh David Millbern) menggoda Mary (diperankan oleh Jean Vargas), petugas servis telpon.
Sepeninggal Jeff, Russ menarik Mary ke dalam van dan membunuhnya dengan bor listrik.
Trish mengajak sahabatnya Kim (diperankan oleh Debra Deliso), Jackie (diperankan oleh Andree Honore), dan Diane (diperankan oleh Gina Mari) untuk pesta tidur di rumahnya.
Ia hendak mengajak Valerie (diperankan oleh Robin Stille), seorang siswi pindahan. Valerie menolak karena tahu Diane tidak menyukainya.
Jeff berniat untuk datang ke pesta, namun Trish melarang. Ia takut dimarahi kedua orangtuanya kalau mereka tahu ada pria yang datang.
Saat pulang sekolah, Linda (diperankan oleh Brinke Stevens), salah satu teman Trish, kembali ke ruang ganti untuk mengambil bukunya yang tertinggal di loker.
Ia sempat berpapasan dengan guru olahraga, Rachel (diperankan oleh Pamela Roylanc). Rachel mengingatkan agar Linda buru-buru karena gym akan segera dikunci. Linda mengiyakan.
Tak lama, saat hendak meninggal gym, Linda mendapati gym dalam kondisi terkunci.
Russ tiba-tiba muncul dan membunuhnya.
Courtney (diperankan oleh Jennifer Meyers), adik Valerie, melihat ada pesta di rumah Trish. Ia menanyakan kenapa Valerie tidak datang.
Valerie mengaku menolak demi menemani adiknya yang di rumah.
Jeff mengajak sahabatnya, Neil (diperankan oleh Joseph Alan Johnson), untuk datang ke rumah Trish dan mengganggu mereka.
Keduanya tiba di momen yang tepat. Yaitu saat Trish dkk tengah berganti baju.
Keduanya pun asyik mengintip dari balik jendela.
Russ membunuh Mr. Contant yang sedang berburu siput di halaman.
Sementara itu, Trish memesan pizza untuk makan malam.
Listrik di rumah tiba-tiba mati. Saat diperiksa, rupanya itu hanya ulah Jeff dan Neil.
Diane mengundang kekasihnya untuk datang dan memasukkan mobilnya di garasi. Ia sengaja tidak menutup rapat pintu garasi agar kekasihnya bisa pergi sewaktu-waktu.
Setelah sempat bercumbu, kekasih Diane mengajaknya untuk ikut ke rumahnya.
Diane kemudian memberitahu Trish akan hal itu. Di saat ia kembali ke mobil, ia mendapati kekasihnya sudah tewas.
Sesaat kemudian Russ muncul dan membunuhnya.
Pintu diketuk. Mengira yang datang adalah pengantar pizza, Trish, Jeff, dan Neil membukanya.
Walau benar dugaan mereka, namun pengantar pizza tersebut sudah meninggal dalam kondisi kedua mata dibor.
Teriakan mereka terdengar oleh Rachel yang kebetulan sedang ditelpon oleh Kim.
Rachel lantas menghubungi Valerie dan memintanya untuk mengecek rumah Trish. Pun begitu ia kemudian membatalkan permintaannya dan memutuskan untuk datang sendiri ke tempat Trish.
Jeff dan Neil berbagi tugas untuk mencari pertolongan. Sementara Jeff menuju rumah Mr. Contant, Neil pergi ke rumah Valerie.
Apes, keduanya tewas di tangan Russ.
Melihat Courtney berjalan ke arah rumah Trish, Valerie menyusulnya.
Ia mengetuk pintu rumah Trish, namun tidak ada yang membukakan. Trish dkk sendiri sebenarnya tahu Valerie yang datang, hanya saja mereka takut untuk membukakan pintu.
Tak lama setelah Valerie pergi, Jackie memutuskan untuk membuka pintu.
Yang ada di depan ternyata bukan lagi Valerie, melainkan Russ. Russ pun membunuhnya.
Trish dan Kim bergegas masuk ke kamar dan bersembunyi di sana.
Di luar dugaan, Russ masuk melalui jendela. Walau Trish berhasil kabur, Kim tewas di tangannya.
Valerie dan Courtney menemukan mayat Kim di dalam kulkas.
Di saat bersamaan Valerie melihat ada sosok mencurigakan di balik tangga.
Ia segera memerintahkan Courtney untuk kabur sementara ia bersembunyi di basement.
Rachel tiba di rumah Trish. Ia langsung berhadapan dengan Russ.
Trish muncul dan menusukkan pisaunya ke tubuh Russ. Alih-alih tumbang, Russ justru membalas dengan membunuh Rachel.
Di saat terdesak, Valerie muncul dengan membawa parang yang ia temukan di basement.
Setelah menebas tangan kiri Russ hingga putus, Valerie lanjut menyabet perutnya.
Walau sempat bangkit kembali, tusukan parang Valerie kemudian tepat menembus tubuh Russ.
Review Singkat
Durasinya memang terbilang singkat, kurang dari 80 menit. Namun film “The Slumber Party Massacre” ini terasa (sangat) lama.
Penyebabnya adalah banyak adegan tetek bengek tidak penting yang dijejalkan ke dalamnya.
Entah berapa false alarm — adegan yang terlihat tegang tapi ujung-ujungnya kentang — di dalamnya.
Deretan momen buka-bukaan malah mengingatkan saya terhadap era film horor esek-esek di Indonesia. Yah, yang ini versi vulgarnya.
Di sisi lain, pasca menonton film ini, saya justru jadi lebih mengapresiasi versi reboot-nya.
Bukan dari segi cerita. Melainkan dari bagaimana penulis naskah dan sutradara bisa mengolah momen-momen berkesan yang ada di versi asli dalam bentuk cerita yang benar-benar berbeda.
Penutup
Sepertinya saya mulai menyukai film-film horor klasik era 90’an ke bawah. Maklum, dulu referensi saya sangat terbatas. “Carrie“, “Child’s Play”, dan seri “Nightmare on Elm Street” adalah tiga yang saya ingat sampai sekarang.
Jadi, mungkin untuk ke depannya bakal saya sediakan slot khusus untuk ngebahas film lawas di genre tersebut. Asal bisa nemu platform yang menyediakannya sih.
Untuk “The Slumber Party Massacre” ini sendiri tidak akan saya beri nilai. Silahkan ditonton sendiri saja. Unsur slasher-nya yang jelas menghibur.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply