Alur Cerita Film The Last House On The Left (1972) | Balas Dendam Orangtuah Yang Putrinya Dibunuh Di Belakang Rumah

“The Last House On The Left” adalah film jadul buatan Wes Craven yang terkenal akan kesadisannya.

Naskahnya sendiri dibuat berdasarkan film “The Virgin Spring” yang rilis di tahun 1960.

Tidak hanya rentetan adegannya yang menimbulkan kontroversi, proses syuting pun belakangan terungkap tidak baik-baik saja.

Termasuk adanya pelecehan yang dialami pemeran utama wanitanya, Sandra Peabody.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk alur cerita film The Last House On The Left beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.

Sekilas Tentang

poster film last house on the left 1972

poster film last house on the left 1972

Dua gadis remaja menuju ke konser rock untuk ulang tahun seseorang mencoba mencetak mariyuana di kota, di mana mereka diculik dan disiksa oleh sekelompok narapidana psikopat.

Tanggal Rilis: 30 Agustus 1972
Durasi: 1 jam 24 menit
Sutradara: Wes Craven
Produser: Sean S. Cunningham
Penulis Naskah: Wes Craven
Produksi: Sean S. Cunningham Films, The Night Company, Lobster Enterprises
Distribusi: Hallmark Releasing, American International Pictures
Negara: Amerika Serikat
Pemain: Sandra Peabody, Lucy Grantham, David A. Hess, Fred Lincoln, Jeramie Rain, Marc Sheffler, Eleanor Shaw, Richard Towers

Sinopsis / Alur Cerita The Last House On The Left

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sehari sebelum hari ulang tahunnya yang ke-17, Mari Collingwood (diperankan oleh Sandra Peabody) hendak pergi menonton konser bersama dengan sahabatnya, Phyllis Stone (diperankan oleh Lucy Grantham).

Kedua orangtuanya, John (diperankan oleh Richard Towers) dan Estelle (diperankan oleh Cynthia Carr), sempat melarang karena kota tempat konser diadakan terkenal berbahaya.

Pun begitu, pada akhirnya Mari dizinkan pergi. John bahkan memberinya sebuah kalung perdamaian sebagai hadiah.

cuplikan film the last house on the left

cuplikan film the last house on the left


Dalam perjalanan, Mari dan Phyllis mendengar berita di radio tentang adanya empat narapidana yang kabur dari penjara.

Mereka adalah Krug Stillo (diperankan oleh David Hess); Junior (diperankan oleh Marc Sheffler), putra Krug; Sadie (diperankan oleh Jeramie Rain); Fred Podowski a.k.a Weasel (diperankan oleh Fred J. Lincoln).

Setibanya di kota, ketika hendak membeli marijuana sebagai bekal menonton konser, tanpa sengaja Mari dan Phyllis bertemu dengan Junior.

Junior menjebak keduanya untuk ikut dengannya ke apartemen tempat dirinya dan yang lain bersembunyi.

Sampai di apartemen, Junior dan yang lain langsung menyekap Mari serta Phyllis.

disekap kriminal gara gara mau beli narkoba

disekap kriminal gara gara mau beli narkoba

Belakangan, Phyllis yang mencoba melawan Krug malah dip3rk0s4 beramai-ramai oleh Krug dan Fred.


Keesokan harinya, Krug dkk memasukkan Mari dan Phyllis ke bagasi mobil untuk dibawa pergi bersama mereka.

Sementara itu, karena Mari tidak kunjung pulang, John dan Estelle menghubungi sheriff (diperankan oleh Marshall Anker) untuk meminta bantuan.

Sheriff berjanji akan mengurusnya bersama dengan wakilnya (diperankan oleh Martin Kove).


Mobil Krug berhenti di dekat sebuah hutan.

Tak disangka, hutan tersebut berada tak jauh dari rumah Mari.

Di dalam hutan, Mari dan Phyllis dipaksa untuk bercumbu di hadapan Krug dkk.

Setelahnya, Phyllis sengaja kabur agar yang lain mengejarnya dan Mari bisa menyelamatkan diri.

Apes, pada akhirnya ia kembali tertangkap dan kemudian dibunuh dengan sadis oleh Krug, Fred, dan Sadie.

Sementara itu, Mari mencoba untuk merayu Junior yang menjaganya.

Ia bahkan sengaja memberikan kalung Perdamaian miliknya pada Junior.

Walau sempat berhasil mendapat kesempatan untuk kabur, belum jauh meninggalkan Junior ia sudah dihadang oleh Krug.

Sebagai balasan atas perbuatannya, Krug memp3rk0s4nya.

Merasa sudah tidak berharga, Mari lalu berdoa dan perlahan melangkah masuk ke dalam danau.

Melihat hal itu, Krug merespon dengan menembaknya hingga tewas.


Krug dkk mendatangi rumah keluarga Collingwood. Mengaku sebagai salesman, mereka minta izin untuk bermalam di sana.

Tanpa curiga Estelle dan John mempersilahkan. Mereka diminta untuk tidur di kamar Mari.

Tak butuh waktu lama bagi Krug dkk untuk menyadari bahwa itu adalah rumah gadis yang baru saja mereka bunuh.


Malam harinya, Junior sakau di kamar mandi.

Mendengar suaranya, Estelle datang untuk memeriksa kondisi Junior. Ia pun terkejut mendapati kalung Perdamaian pemberian John ada di leher Junior.

Curiga ada yang tidak beres, Estelle diam-diam lanjut memeriksa koper bawaan Krug dkk. Ada baju Krug dkk yang berlumuran darah di dalamnya.

Estelle lalu mengajak John untuk memeriksa ke hutan.

Di pinggir danau, mereka mendapati Mari yang rupanya masih bernyawa.

Setelah menceritakan apa yang terjadi, Mari menghembuskan nafas terakhirnya.

sudah ditembak dan tenggelam ternyata masih hidup

sudah ditembak dan tenggelam ternyata masih hidup


Berniat untuk balas dendam, John menyiapkan senjata dan juga memasang perangkap di berbagai sudut rumah.

Sementara itu, Estelle menggoda Fred yang kebetulan terbangun.

Ia mengajaknya pergi ke danau untuk bercumbu.

Di luar dugaan Fred, Estelle tiba-tiba menggigit p3n1snya hingga putus.

Tak lama Fred pun tewas kehabisan darah.


Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, John mulai mengkonfrontasi Krug.

Di saat terdesak, Junior muncul dan mencoba menolong John.

Dengan tega, Krug memanfaatkan kondisi pikiran Junior yang kacau karena sakau dan memintanya untuk bunuh diri. Junior melakukannya.

Momen tersebut dimanfaatkan John untuk mengambil gergaji mesin dari gudang.

Tidak mau ikutan mati, Sadie memilih untuk kabur.

Di luar rumah ia dihadang oleh Estelle.

Melalui pertarungan sengit, Estelle akhirnya berhasil membunuh Sadie.

Berbarengan dengan itu, John juga sukses menggergaji Krug.

Sesaat kemudian, sheriff dan deputinya datang. Mereka hanya terbengong-bengong melihat kondisi rumah keluarga Collingwood yang sedemikian rupa.

Penutup

Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film The Last House On The Left. Yang ternyata tidak sesadis yang diberitakan.

Yah bisa jadi memang standar kesadisan di tahun 70’an masih rendah. Atau yang benar-benar sadis termasuk dalam beberapa detik bagian yang disensor.

Yang jelas, banyak adegan berdarah-darah yang tidak diperlihatkan secara eksplisit. Sehingga sulit untuk dirasakan kengeriannya.

Jadi heran kenapa judul ini dimasukkan dalam kategori yang sama dengan “Cannibal Holocaust” maupun “Zombie Flesh Eaters”.

Film “The Last House On The Left” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan / platform Tubi.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

alur cerita film last house on the left 1972

Leave a Reply