“The Green Inferno” sepertinya adalah film kanibal versi ekstrim pertama yang diulas di Curcol.Co.
Sebelumnya memang sudah ada judul-judul seperti “Fresh” hingga “Kanibal – Sumanto”. Tapi penggambaran kesadisannya terbilang tidak terlalu eksplisit.
Film ini sendiri dibesut oleh sutradara dari “Hostel” dan “Hostel: Part II”. Yaitu Eli Roth.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk alur cerita film The Green Inferno beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Sekilas Tentang
Sekelompok aktivis mahasiswa melakukan perjalanan ke Amazon untuk menyelamatkan hutan hujan dan segera menemukan bahwa mereka tidak sendirian, dan tidak ada perbuatan baik yang luput dari hukuman.
Tanggal Rilis: 8 September 2013
Durasi: 1 jam 40 menit
Sutradara: Eli Roth
Produser: Christopher Woodrow, Molly Conners, Eli Roth, Miguel Asensio, Nicolás López
Penulis Naskah: Eli Roth, Guillermo Amoedo
Produksi: Worldview Entertainment, Dragonfly Entertainment, Sobras International Pictures
Distribusi: High Top Releasing, BH Tilt
Negara: Amerika Serikat
Pemain: Lorenza Izzo, Ariel Levy, Daryl Sabara, Kirby Bliss Blanton, Sky Ferreira, Magda Apanowicz, Nicolás Martinez, Aaron Burns, Ignacia Allamand, Ramón Llao, Richard Burgi
Sinopsis / Alur Cerita The Green Inferno
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Melihat Justine (diperankan oleh Lorenza Izzo) punya jiwa sosial yang tinggi, Jonah (diperankan oleh Aaron Burns) mengajaknya untuk bergabung dengan kelompok aktivis sosial di kampus.
Ketuanya adalah Alejandro (diperankan oleh Ariel Levy).
Bersama sang kekasih, Kara (diperankan oleh Ignacia Allamand), Alejandro dan kelompoknya sudah sering melakukan aksi-aksi sosial di berbagai tempat.
Dan kini mereka berniat untuk menghentikan pembukaan hutan Amazon yang dilakukan oleh sebuah perusahaan petrokimia.
Walau sudah berusaha dicegah oleh sahabatnya, Kaycee (diperankan oleh Sky Ferreira), Justine memutuskan untuk ikut dengan gerakan tersebut.
Terlebih, ayah Justine, Charles (diperankan oleh Richard Burgi), adalah pengacara dari PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).
Setibanya di Peru, Alejandro dkk disambut oleh Carlos (diperankan oleh Matías López). Bandar narkoba yang menjadi sponsor aksi mereka.
Rencananya, mereka bakal menyusup ke area konstruksi yang ada di tengah hutan. Lalu merekam dan menyiarkan proyek pembukaan hutan tersebut melalui satelit.
Di awal, segala sesuatunya berjalan lancar. Siaran mereka berbuntut gelombang protes di seluruh penjuru dunia.
Carlos juga sudah menyogok polisi agar membebaskan mereka pasca ditangkap oleh milisi sewaan perusahaan petrokimia.
Namun di tengah euforia keberhasilan mereka, pesawat yang menerbangkan mereka tiba-tiba meledak dan terjatuh di tengah hutan Amazon.
Beberapa orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Termasuk Carlos.
Dengan GPS yang terlempar keluar, Justine dan yang lain berusaha untuk menemukannya.
Tak disangka, sekelompok suku asli, suku Yahes, muncul dan menyerang mereka.
Kara tewas terpanah, sementara yang lain dibius dan dibawa ke desa mereka.
Justine dkk tiba di desa terpencil. Suku Yahes ternyata adalah suku kanibal. Alias pemakan daging manusia.
Mereka dikurung dalam sebuah kandang berukuran besar.
Semuanya. Kecuali Jonah. Yang rupanya dijadikan bahan santapan pertama oleh tetua suku (diperankan oleh Antonieta Pari) sebelum kemudian dimutilasi oleh Headhunter (diperankan oleh Ramón Llao).
Justine dan yang lain hanya bisa berteriak histeris melihat nasib rekannya.
Terungkap bahwa Carlos dan Alejandro sebenarnya dibayar oleh perusahaan petrokimia lain agar mereka bisa menyingkirkan perusahaan yang terlebih dahulu datang di hutan.
Alejandro hanya ingin agar organisasinya terkenal dan bisa membuat banyak gerakan sosial lainnya.
Di sisi lain, dalam waktu kurang lebih 3 hari dipastikan akan ada tim pekerja dan milisi yang datang ke lokasi proyek. Sehingga bisa menjadi jalan keluar bagi mereka.
Keesokan harinya, Justine, Samantha (diperankan oleh Magda Apanowicz), dan Amy (diperankan oleh Kirby Bliss Blanton) dibawa ke hadapan tetua desa.
Ia ternyata mengecek apakah mereka masih perawan atau tidak.
Di antaranya ketiganya, hanya Justine yang masih berstatus tersebut.
Samantha dan Amy dikembalikan ke kurungan. Sedang Justine dibawa untuk persiapan menjalani upacara mutilasi genital.
Di saat penjaga tidak melihat, Samantha berhasil kabur dan meninggalkan kurungan.
Ia lalu bersembunyi di sebuah kano yang ada di sungai.
Beberapa saat kemudian, Justine dikembalikan ke dalam kurungan. Kendati demikian, ia sama sekali tidak ingat apa yang telah terjadi kepadanya.
Beberapa warga Yahes memberikan masing-masing semangkok daging pada Justine dkk.
Justine sendiri sempat mencoba berinteraksi dengan seorang anak kecil (diperankan oleh Tatiana Panaifo).
Saat memakan daging tersebut, Amy lantas menyadari bahwa itu adalah potongan tubuh Samantha.
Syok, Amy langsung menggorok lehernya.
Kebetulan membawa narkoba, Lars (diperankan oleh Daryl Sabara), dibantu oleh Daniel (diperankan oleh Nicolás Martínez), memasukkannya ke dalam jasad Amy.
Dengan harapan suku kanibal tersebut bakalan nge-fly ketika tubuh Amy disantap.
Rencana tersebut ternyata berhasil.
Justine dan Daniel memanfaatkan momen tersebut untuk kabur.
Berbeda dengan Alejandro, yang memilih untuk tetap tinggal di sana. Ia bahkan sengaja membius Lars agar tidak ikut dengan Justine dan Daniel.
Apes bagi Lars, belakangan ia dimakan hidup-hidup oleh warga Yahes (yang sebenarnya masih teler).
Justine dan Daniel tiba di lokasi jatuhnya pesawat.
Walau berhasil menemukan sebuah ponsel yang masih menyala, keduanya tertangkap kembali oleh 2 orang Yahes.
Karena sudah kabur, Daniel dihukum.
Ia diikat di sebuah pasak, dipatahkan lengan dan kakinya, lalu dibiarkan begitu saja dikerubungi koloni semut raksasa.
Sementara itu, upacara mutilasi genital Justine dimulai.
Untungnya, sebelum ia disunat, terdengar kabar kedatangan tim pekerja proyek ke hutan.
Hampir semua warga suku Yahes pergi ke sana.
Tak disangka, anak kecil yang sebelumnya ngobrol dengan Justine membantunya bebas.
Daniel, yang sudah sekarat, meminta Justine untuk mengambil ponsel yang ada dalam kantongnya.
Ia juga memohon agar Justine membunuhnya.
Karena Justine tidak sanggup melakukannya, si anak kecil lah yang ‘membantu’ membunuh Daniel.
Alejandro sempat meminta agar Justine membebaskannya dari kurungan. Justine mengabaikannya.
Setelah berpisah dengan si anak kecil, Justine tiba di medan tempur milisi proyek dengan suku Yahes.
Kedatangan Justine membuat perang terhenti.
Ia kemudian dibawa meninggalkan hutan tersebut dengan menggunakan helikopter.
Di hadapan ayahnya, dan beberapa petugas pemerintah, Justine mengaku sebagai penyintas tunggal dalam kecelakaan pesawat.
Ia bahkan dibantu bertahan hidup oleh suku Yahes yang ada di hutan.
Oleh karena itu, tidak seharusnya keberadaan mereka di hutan Amazon diusik.
Penutup
Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film The Green Inferno. Yang lumayan sadis dan eksplisit dalam menggambarkan aksi kanibalisme suku pedalaman Amazon.
Kendati demikian, semakin ke belakang level kesadisannya justru semakin berkurang.
Membuat tensi cerita juga semakin lama terasa semakin tidak menegangkan.
“Cannibal Holocaust”, film kanibal pertama yang saya tonton, sepertinya punya tingkat ke-ekstrim-an di atas “The Green Inferno”. Mungkin nanti menyusul diulas, ygy.
Film “The Green Inferno” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Prime Video.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply