“Scream 2”, sesuai namanya, adalah sekuel dari “Scream“.
Latarnya berselang 2 tahun dari film pendahulunya.
Karakter utamanya masih sama — Sidney Prescott, Gale Weathers, dan Dewey Riley. Ada pula Randy Meeks, yang selamat dari tembakan Ghostface.
Dan tentu saja. Sosok misterius berkostum Ghostface tetap menjadi momok antagonis haus darah di film ini.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk alur cerita film Scream 2 beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Sekilas Tentang
Dua tahun setelah rangkaian pembunuhan pertama, saat Sidney menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus, seseorang yang mengenakan kostum Ghostface memulai serangkaian pembunuhan baru.
Tanggal Rilis: 10 Desember 1997
Durasi: 2 jam
Sutradara: Wes Craven
Produser: Wes Craven, Cathy Konrad, Marianne Maddalena
Penulis Naskah: Kevin Williamson
Produksi: Konrad Pictures, Craven-Maddalena Films
Distribusi: Dimension Films
Negara: Amerika Serikat
Pemain: David Arquette, Neve Campbell, Courteney Cox, Sarah Michelle Gellar, Jamie Kennedy, Jerry O’Connell, Jada Pinkett, Liev Schreiber
Sinopsis / Alur Cerita Scream 2
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Dua tahun pasca insiden Woodsboro.
Sebuah film horor berjudul “Stab” yang berdasarkan insiden tersebut tengah melakukan sneak preview. Naskahnya diadaptasi dari buku karangan Gale Weathers (diperankan oleh Courteney Cox).
Masing-masing penonton diberi souvenir berupa kostum Ghostface. Banyak yang mengenakannya di dalam studio.
Salah dua penonton yang hadir adalah Maureen Evans (diperankan oleh Jada Pinkett Smith) dan Phil Stevens (diperankan oleh Omar Epps). Keduanya merupakan mahasiswa senior Windsor College.
Tidak terlalu suka dengan film horor, Maureen pergi keluar untuk membeli popcorn.
Saat ia masuk, giliran Phil yang keluar untuk buang air.
Di toilet, seseorang yang mengenakan kostum Ghostface tanpa sebab membunuh Phil.
Ghostface lalu masuk ke dalam studio dan duduk di samping Maureen.
Mengira itu Phil, Maureen awalnya tidak curiga. Hingga ia mendapat giliran dibunuh olehnya.
Apesnya lagi, penonton lain yang melihat kejadian tersebut menganggapnya sekedar gimmick pertunjukan.
Tidak ada satu pun yang menolongnya walau sudah berdarah-darah.
Sidney Prescott (diperankan oleh Neve Campbell) kini kuliah di Windsor College.
Ia tinggal di asrama bersama Hallie McDaniel (diperankan oleh Elise Neal).
Kejadian masa lalunya terulang dimana awak media berbondong-bondong datang ke kampus untuk mencari berita.
Tidak sedikit yang menghadangnya untuk meminta pernyataannya mengenai insiden pembunuhan di bioskop.
Kepikiran soal pembunuhan tersebut, Sidney memilih bolos kuliah dan menemui Randy Meeks (diperankan oleh Jamie Kennedy).
Randy ternyata yakin insiden tersebut hanyalah pembunuhan biasa. Tidak ada hubungannya dengan apa yang telah mereka alami 2 tahun sebelumnya.
Sama seperti reporter lainnya, Gale tidak ketinggalan datang ke Windsor College. Ia bersama kameramennya yang baru, Joel Jones (diperankan oleh Duane Martin).
Gale sempat bertemu dengan penggemarnya, seorang reporter lokal bernama Debbie Salt (diperankan oleh Laurie Metcalf).
Kendati demikian, Gale terang-terangan menyindir sikap Debbie yang terlalu agresif kepadanya.
Tak lama, Sidney, Randy, Hallie, dan Derek Feldman (diperankan oleh Jerry O’Connell), kekasih Sidney, datang menonton konferensi pers yang diadakan oleh kepala polisi Harley (diperankan oleh Lewis Arquette).
Walau kaget mengetahui ada Gale di kalangan media, Sidney mencoba untuk tidak mempedulikannya. Toh Gale sudah membantunya membunuh Ghostface.
Sesaat kemudian giliran opsir polisi Dewey Riley (diperankan oleh David Arquette) yang muncul.
Ngobrol berdua, Dewey mengaku khawatir insiden yang terjadi ada hubungannya dengan ulah Billy sebelumnya. Ia meminta Sidney untuk berhati-hati sekaligus berjanji untuk menjaganya.
Sepeninggal Dewey, Sidney bergabung kembali dengan Derek dkk. Ada Mickey Altieri (diperankan oleh Timothy Olyphant), sahabat Derek, pula.
Gale tiba-tiba menghampiri bersama dengan Cotton Weary (diperankan oleh Liev Schreiber).
Setelah Cotton menyatakan ia sudah memaafkan Cotton yang dulu menuduh Sidney sebagai pelaku, Gale meminta pendapat Sidney. Sidney merespon dengan menampar Gale.
Cotton ternyata mengira Gale sudah janjian terlebih dahulu dengan Sidney untuk mempertemukan mereka. Ia tidak menyangka Gale setega itu pada Sidney.
Belakangan, pada Dewey yang melihat ulah Gale dari kejauhan, Gale mengaku hanya melakukan tugasnya. Pun begitu, Dewey tetap tidak setuju dan meminta Gale untuk tidak mengganggu Sidney lagi.
Cici Cooper (diperankan oleh Sarah Michelle Gellar) yang sedang sendirian di salah satu rumah mahasiswi Windsor College mendapat telpon dari pria misterius.
Takut, Cici menutup telpon darinya.
Beberapa saat kemudian Ghostface muncul dan membunuh Cici.
Sementara itu, Sidney sedang menghadiri pesta bersama Hallie dan Derek di rumah mahasiswi lain.
Mendengar polisi berdatangan, para mahasiswa berbondong-bondong meninggalkan pesta untuk melihat apa yang sudah terjadi.
Tersisa Derek dan Sidney.
Saat Sidney masuk untuk mengambil jaket, Ghostface muncul dan berusaha membunuhnya.
Derek yang berniat membantu malah terluka terkena sabetan pisau di lengannya.
Dewey sempat datang ke TKP namun Ghostface sudah lebih dahulu kabur.
Nama asli Cici rupanya adalah Casey.
Gale menduga ada yang sengaja meniru aksi pembunuh berantai Ghosftface dengan membunuh orang-orang yang memiliki nama sama dengan insiden 2 tahun lalu.
Pihak kepolisian tidak membantah dugaan tersebut.
Di sisi lain, mereka sedikit curiga terhadap Derek mengingat ia hanya mengalami luka ringan. Tidak dibunuh seperti yang lain.
Di kafetaria, Derek mendadak bernyanyi untuk Sidney.
Ia lantas menutup aksi hebohnya dengan memberikan sebuah kalung. Ia yakin kalung tersebut bakal melindungi Sidney dari bahaya.
Randy menemui Dewey untuk memberikan opininya mengenai kasus yang terjadi.
Menurutnya ada beberapa orang yang bisa menjadi tersangka. Yaitu Derek, Mickey, Hallie, dan Gale.
Namun berhubung Mickey ada kaitannya dengan dirinya, Randy yakin ia bukanlah tersangka.
Yang menurutnya paling memungkinkan adalah Gale.
Dewey tidak setuju dengan hal itu.
Joel ingin pulang karena tidak mau jadi korban Ghostface.
Gale meyakinkannya untuk tetap bertahan demi popularitas. Apalagi jika mereka berhasil mendapatkan berita eksklusif.
Sidney yang sebelumnya terpilih untuk menjadi pemeran utama dalam drama teater kampus berniat untuk mundur. Ia khawatir tidak bisa menampilkan yang terbaik dengan semua yang sedang terjadi.
Pembimbingnya, Gus Gold (diperankan oleh David Warner), justru merasa ini adalah momen terbaik bagi Sidney untuk berkembang dan menampilkan kemampuan aktingnya.
Di tengah latihan, Sidney melihat Ghostface menyerangnya. Pun begitu, sosok Ghostface kemudian menghilang.
Belakangan, Sidney yang sebenarnya juga curiga pada Derek, mengungkap bahwa ia ingin sendirian tanpa ditemani oleh Derek untuk sementara waktu.
Derek tampak berat menerima permintaan Sidney.
Gale, Joel, Dewey, dan Randy tengah berdiskusi masalah Ghostface.
Tak lama setelah Joel pergi, Ghostface menelpon Randy.
Mengetahui hal itu, Gale dan Dewey bergegas berkeliling untuk mencoba mencarinya.
Di saat keduanya tidak memperhatikan, Ghostface menarik Randy masuk ke dalam mobil van Gale dan membunuhnya.
Di perpustakaan, Sidney tiba-tiba mendapat pesan dari komputer kampus yang terhubung satu sama lain.
Pesan tersebut menyatakan Sidney bakalan mati nanti malam.
Sesaat kemudian Cotton muncul dan mengajak Sidney bekerjasama. Ia rupanya ingin mendapat popularitas dan kekayaan dengan memanfaatkan apa yang sudah ia alami sebelumnya.
Dan itu bisa ia peroleh apabila Sidney mau melakukan wawancara bersama dirinya dan Gale. Sidney menolak.
Kesal, Cotton spontan berteriak. Alhasil ia langsung dibekuk oleh dua orang polisi yang membuntuti Sidney.
Belakangan, karena memang tidak ada bukti bahwa Cotton adalah pelaku pembunuhan, polisi pun membebaskannya.
Polisi memutuskan untuk membawa Sidney ke rumah aman untuk sementara waktu. Hallie berjanji akan menemaninya.
Sementara itu, dengan alasan mobil van sudah tidak bisa lagi digunakan, Joel mengundurkan diri.
Gale sendiri mengaku pada Dewey bahwa ia tidak peduli lagi pada berita. Ia hanya ingin menemukan siapa pelaku sebenarnya.
Mereka kemudian bersama-sama menonton seluruh rekaman footage yang dibuat oleh Joel sebelumnya di salah satu ruang kampus film.
Ghostface mendadak muncul. Tanpa berpikir dua kali Dewey berusaha mengejarnya.
Sepeninggal Dewey, justru Gale yang diserang oleh Ghostface. Ia berhasil kabur dan bersembunyi di ruang kontrol siaran.
Dewey yang berada di sisi lain ruang kontrol kemudian ditusuk berulangkali oleh Ghostface. Gale hanya bisa pasrah melihatnya.
Sidney dan Hallie menuju rumah aman dengan diantar oleh dua orang polisi.
Belum juga keluar dari area kampus, Ghostface mendadak muncul dan membunuh kedua polisi tersebut beserta Hallie.
Keluar dari ruang kontrol, Gale bertemu dengan Cotton. Tangan Cotton dipenuhi darah. Pun begitu ia mengaku darah tersebut berasal dari tubuh Dewey yang ia dapati sebelumnya.
Meyakini Cotton adalah Ghostface, Gale buru-buru keluar dan menggunakan telpon umum kampus untuk menghubungi polisi.
Kebetulan ada Debbie di sana.
Sidney tiba di ruang teater. Tak disangka ada Derek di sana dalam kondisi terikat di salib properti teater.
Saat Sidney hendak melepaskan ikatan Derek, Ghostface muncul.
Rupanya ia adalah Mickey. Mickey mengaku bahwa ia melakukan semua pembunuhan itu bersama dengan Derek.
Hal itu membuat Sidney batal melepaskan ikatan Derek.
Mickey lantas menembak mati Derek, membuat Sidney syok.
Ia berniat untuk menutup aksinya dengan membunuh Sidney dan membiarkan dirinya tertangkap. Nantinya, ia bakal mengkambinghitamkan segala kekerasan yang ada di film sebagai pemicu aksinya.
Sempat mencoba melawan, namun Sidney gagal kabur.
Sesaat kemudian Gale datang. Ada Debbie di belakangnya, menodongkan pistol ke arah Gale.
Melihat Debbie, Sidney langsung mengenalinya sebagai Nyonya Loomies. Alias ibu dari Billy.
Terungkap bahwa ia adalah Ghostface yang kedua. Yang melakukannya tentu saja untuk balas dendam pada Sidney.
Di luar dugaan, Debbie tiba-tiba menembak Mickey hingga mati.
Ia juga sempat menembak Gale yang berusaha kabur.
Berbeda dengan Mickey, Debbie berniat untuk mengkambinghitamkan Sidney.
Tidak mau menyerah begitu saja, Sidney berusaha melawan.
Termasuk dengan memanfaatkan peralatan di ruang teater yang ia kenal dengan baik.
Di saat nyawanya di ujung tanduk, Cotton muncul.
Tanpa basa basi Sidney menceritakan apa yang telah terjadi. Bahwa Debbie dan Mickey adalah Ghostface.
Debbie minta ijin untuk lanjut membunuh Sidney. Nantinya Cotton bakal jadi satu-satunya penyintas dan akan menjadi perhatian media seperti yang ia dambakan.
Cotton lantas menanyakan apakah Sidney mau membantunya jadi tenar. Sidney mengiyakan.
Cotton pun merespon dengan membunuh Debbie.
Setelah menolong Gale yang ternyata belum mati, ketiganya berniat untuk meninggalkan TKP.
Mickey mendadak bangkit. Spontan Gale dan Sidney memberondongnya dengan tembakan.
Tidak mau kecolongan, Sidney lanjut menembak kepala Debbie untuk memastikan dia benar sudah mati.
Joel kembali dan mengajak Gale untuk membuat siaran eksklusif atas apa yang barusan terjadi.
Melihat petugas medis membawa Dewey, yang lagi-lagi selamat, ke dalam mobil ambulans, Gale memilih untuk pergi bersamanya dan tidak melakukan siaran.
Sementara itu, Sidney yang dihampiri oleh awak media memberitahu bahwa pahlawan sebenarnya adalah Cotton. Mereka dipersilahkan untuk mewawancarainya saja.
Penutup
Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film Scream 2. Yang ternyata mampu menjadi satu dari sedikit sekuel film yang berhasil menjaga kualitasnya.
Saya juga suka bagaimana film ini konsisten untuk tidak menghadirkan adegan buka-bukaan sebagai bumbu di dalamnya.
Film “Scream 2” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan / platform Prime Video.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply