“Malevolence” adalah film horor slasher yang disutradarai oleh Steven Mena. Beliau merangkap juga sebagai penulis naskah dan produser.
Banyak yang mengkritik soal tingkat kekerasan yang disajikan di sepanjang durasi.
Nah, kebetulan dong. Yang sadis sadis seperti itu yang memang saya cari untuk diulas di sini, hehehe.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk alur cerita film Malevolence beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Sekilas Tentang
Sepuluh tahun setelah penculikan Martin Bristol.
Diambil dari ayunan halaman belakang rumahnya pada usia enam tahun, ia dipaksa untuk menyaksikan kejahatan yang tak terkatakan dari orang gila.
Selama bertahun-tahun, keberadaan Martin tetap menjadi misteri … sampai sekarang.
Tanggal Rilis: 10 September 2004
Durasi: 1 jam 25 menit
Sutradara: Stevan Mena
Produser: Stevan Mena
Penulis Naskah: Stevan Mena
Produksi: Mena Films
Distribusi: Anchor Bay Films
Negara: Amerika Serikat
Pemain: Samantha Dark, Brandon Johnson, Heather Magee, Richard Glover, Courtney Bertolone
Sinopsis / Alur Cerita Malevolence
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Tanggal 14 Mei 1989, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun bernama Martin Bristol (diperankan oleh David K. Guida II) diculik di halaman belakang rumahnya sendiri yang ada di Minersville, Pennsylvania.
Terlihat ada luka goresan di wajah Martin akibat ulah penculik.
Oleh sang penculik kemudian Martin dipaksa untuk melihat bagaimana ia membunuh seorang wanita (yang juga diculik) dengan sadis.
10 tahun kemudian. Tepatnya pada tanggal 20 September 1999.
Terhimpit masalah finansial, Julian (diperankan oleh R. Brandon Johnson) dan kekasihnya, Marylin (diperankan oleh Heather Magee), memutuskan untuk merampok bank bersama dengan Max (diperankan oleh Keith Chambers) dan rekannya, Kurt (diperankan oleh Richard Glover).
Max adalah adik Marylin yang juga merupakan mantan narapidana.
Walau berhasil melancarkan aksinya dan kabur, Max sempat tertembak oleh penjaga keamanan.
Ia kemudian bergabung dengan Julian dan Marylin sementara Kurt, yang membawa uang hasil jarahan, mengendarai mobilnya sendiri.
Dalam perjalanan menuju sebuah rumah terbengkalai di tengah hutan, tempat dimana mereka akan membagi uang tersebut, ban mobil yang dikendarai Kurt kempes.
Ia pun lantas mencuri mobil milik Samantha Harrison (diperankan oleh Samantha Dark) yang tengah berhenti di sebuah SPBU.
Baru menyadari keberadaan putri Samantha, Courtney (diperankan oleh Courtney Bertolone), di dalam mobil, mau tidak mau Kurt akhirnya menyandera dan membawa keduanya serta.
Beberapa waktu kemudian, Kurt tiba di rumah yang dituju.
Tanpa basa basi, Kurt lanjut mengikat dan menyekap mulut Samantha dan Courtney.
Kehabisan darah, Max tewas di tengah jalan.
Setelah berhenti sejenak untuk menguburkan jasad Max, Julian dan Marylin melanjutkan perjalanan menuju rumah terbengkalai.
Di saat Kurt lengah, Courtney berhasil melepaskan ikatannya dan kabur ke sebuah rumah peternakan yang sekilas juga tampak terbengkalai.
Kurt berusaha mengejarnya.
Tak lama setelah Courtney masuk ke dalam rumah peternakan, Kurt tiba di sana.
Saat sedang mencari Courtney di area garasi, seorang pria tiba-tiba muncul dan menusuk dada Kurt dengan sebilah pisau.
Belakangan, pria tersebut kembali ke rumah terbengkalai tempat Samantha disekap dengan mengenakan pakaian dan penutup kepala Kurt.
Tengah malam, Julian dan Marylin tiba di rumah terbengkalai.
Alih-alih Kurt, yang mereka temukan hanyalah Samantha. Masih dalam kondisi terikat.
Setelah ngeh Kurt yang telah menculik Samantha, Julian dan Marylin memilih untuk mengabaikannya.
Perhatian mereka justru teralihkan dengan uang hasil rampokan yang tidak ada di sana.
Meyakini Kurt telah menipu mereka dan kabur dengan membawa uang tersebut, Marylin berniat untuk mencarinya.
Bukannya mendukung, perselisihan justru timbul di antara Julian dengan Marylin. Terlebih setelah Julian mendapati adanya jerigen bensin, sekop, dan dua karung di bagasi mobil Max yang mereka kendarai.
Emosi, Julian meminta Marylin untuk menyerahkan pistol yang ia bawa dan membuangnya ke hutan.
Marylin kemudian mengaku bahwa ia juga curiga Max bakal membunuh mereka usai merampok bank.
Julian lantas pergi meninggalkan Marylin dengan menggunakan mobil. Ia yakin Kurt masih berada di sekitar area tersebut.
Marylin kembali ke rumah terbengkalai untuk menunggu Julian.
Apes, ia malah dibunuh oleh pria yang sebelumnya membunuh Kurt.
Samantha sebenarnya hendak memperingatkan Marylin. Namun ia tidak berdaya karena mulutnya dilakban.
Aksi keliling mencari Kurt yang dilakukan Julian malah memancing kecurigaan polisi patroli.
Ia pun terpaksa buru-buru kembali ke rumah terbengkalai.
Samantha, yang ia temukan bersembunyi di dalam lemari dinding, memberitahu bahwa Kurt kembali dan membunuh Marylin.
Julian lalu memutuskan untuk membebaskan Samantha dan membantunya menemukan Courtney.
Tak lama mereka tiba di rumah peternakan terbengkalai, tempat Courtney berada.
Di dalam, keduanya menemukan Courtney di dalam lemari dinding. Bersama dengan jasad Kurt.
Saat hendak meninggalkan TKP, si pembunuh muncul dari belakang Julian dan menusuknya dengan pisau.
Ia lalu lanjut melumpuhkan Samantha dan Courtney.
Marlyn tersadar. Ia sudah ada di rubanah dalam kondisi terikat.
Sesaat kemudian, si pembunuh membawa Courtney masuk dan mendudukkannya tak jauh dari tempat Samantha berada.
Saat si pembunuh hendak membunuhnya, Samantha berhasil meloloskan diri dan memukul si pembunuh hingga pingsan.
Setelah membuka ikatan Courtney, keduanya buru-buru meninggalkan tempat tersebut.
Sementara si pembunuh pergi menyusul Samantha dan Courtney, Julian yang rupanya belum mati menemukan jasad Marylin.
Belakangan, Samantha, Courtney, dan Julian sama-sama sudah berada kembali di rumah terbengkalai.
Mereka bahu membahu menghadapi si pembunuh. Yang kemudian terungkap adalah Martin Bristol (diperankan oleh Jay Cohen), bocah yang dulu diculik.
Setelah berhasil melumpuhkan Martin, Samantha dan Courtney terlebih dahulu keluar dari rumah.
Di saat bersamaan, polisi yang sebelumnya mencurigai Julian, sheriff Riley (diperankan oleh John Richard Ingram), tiba di TKP.
Melihat Julian keluar dengan membawa pistol, ia pun menembaknya hingga tewas.
Martin sendiri sudah tidak ada di dalam rumah.
Sherif Riley dan agen William Perkins (diperankan oleh Kevin McKelvey) dari FBI melakukan investigasi di rumah peternakan terbengkalai.
Terungkap bahwa itu adalah tempat dimana dulu si penculik menyekap Martin kecil.
Selama bertahun-tahun ia sengaja membuat live show pembunuhan di hadapan Martin. Berharap agar nantinya Martin menjadi pembunuh seperti dirinya.
Dan pada akhirnya Martin benar menjadi pembunuh. Orang yang telah menculiknya itu pun tewas di tangan Martin.
Penutup
Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film Malevolence.
Rumah peternakan terbengkalai tempat Courtney kabur entah kenapa auto mengingatkan saya pada gudang atau pabrik terbengkalai yang biasa di franchise Texas Chainsaw Massacre. Mungkin sengaja sebagai tribut?
Filmnya sendiri sangat mengecewakan. Pantas gagal di pasaran dan gagal pula balik modal.
Yang katanya sadis malah tidak terasa sadis sama sekali. Lha wong hampir semua adegan berdarah-darah tidak ditampilkan secara eksplisit. Sadis darimananya?
Kritikus yang komplain masalah kekerasan sepertinya biasa nonton film Disney.
Banyak hal di luar logika. Yang, yah, cukup umum ditemui di film bertema serupa.
Semoga saja prekuelnya yang akan diulas bulan depan, Bereavement, bisa tampil jauh lebih baik lagi.
Film “Malevolence” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Tubi.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply