“Eaten Alive!” atau dikenal juga dengan judul “Mangiati Vivi!” adalah topik bahasan video nasty kita untuk bulan ini.
Sempat bingung gegara ternyata ada film lain yang punya judul sama persis. Ceritanya pun sama-sama sadis.
Walau bukan tentang kanibalisme seperti yang satu ini.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk alur cerita film Eaten Alive! beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Sekilas Tentang
Seorang wanita muda bekerja sama dengan seorang tentara bayaran untuk menemukan saudara perempuannya yang hilang di hutan New Guinea dimana mereka menemukan bahwa seorang pemimpin sekte agama yang gila telah menemukan komunitasnya di daerah yang dihuni oleh kanibal.
Tanggal Rilis: 20 Maret 1980
Durasi: 1 jam 31 menit
Sutradara: Umberto Lenzi
Produser: Luciano Martino, Mina Loy
Penulis Naskah: Umberto Lenzi
Produksi: Dana Film
Negara: Itali
Pemain: Robert Kerman, Janet Agren, Ivan Rassimov, Paola Senatore, Me Me Lai, Fiamma Maglione, Mel Ferrer
Sinopsis / Alur Cerita Eaten Alive!
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Seorang pria misterius membunuh 3 orang di waktu yang berbeda. Saat hendak ditangkap, pria tersebut tertabrak truk hingga tewas seketika.
Satu-satunya petunjuk hanyalah sebuah kaset film milik Diana Morris (diperankan oleh Paola Senatore) yang diketemukan di dalam saku pria tersebut.
Dari hasil penyelidikan, Diana kemungkinan besar menjadi pengikut dari sebuah sekte yang dipimpin oleh Jonas Melvin (diperankan oleh Ivan Rassimov).
Pihak kepolisian lantas memanggil saudari Diana, Sheila (diperankan oleh Janet Agren), untuk memperoleh informasi tambahan. Sayangnya, Sheila juga mengaku tidak tahu menahu.
Sementara itu, isi dari kaset film itu sendiri adalah sosok Diana dalam sebuah ritual suku adat.
Belakangan, profesor Carter (diperankan oleh Mel Ferrer) meyakini bahwa Diana ada di sebuah tempat di Papua Nugini. Di tempat terpencil yang menjadi markas dari sekte pemurnian Jonas.
Jonas menggunakan kedok agama untuk menarik orang sebagai pengikutnya.
Namun setelah mereka bergabung di tempat tersebut, Jonas justru melecehkan mereka dan mengambil harta milik mereka.
Untuk mencari Diana, Sheila kemudian pergi ke Papua Nugini.
Profesor Carter mengatur agar Sheila bertemu dengan Mark Butler (diperankan oleh Robert Kerman), veteran perang yang ia percaya bisa membantu Sheila.
Sesuai perkiraannya, Mark ternyata langsung tahu dimana lokasi video Diana dibuat. Yaitu di sebuah desa terpencil bernama Sakir.
Walau awalnya menolak, Mark auto berubah pikiran begitu tahu bayaran yang bakal ia terima.
Mark dan Sheila tiba di desa Sakir.
Belum apa-apa mereka sudah langsung ditangkap oleh penduduk lokal. Salah satunya bernama Reeves (diperankan oleh Franco Fantasia).
Sheila sempat melihat jam tangan Diana dikenakan oleh Reeves.
Mark kemudian menyadari mereka sengaja dikurung di sebuah ruangan karena ada ular kobra di dalamnya.
Mereka pun berpura-pura mati untuk menjebak Reeves. Rencana mereka berhasil.
Dari Reeves, diketahui bahwa Jonas, Diana, dan anggota sekte lainnya telah pindah ke desa lain yang ada jauh di dalam hutan.
Perjalanan Mark dan Sheila berlanjut. Kali ini menuju lokasi sekte yang baru seperti diinformasikan oleh Reeves.
Ada 2 orang penduduk Sakir sebagai pemandu.
Di tengah jalan, salah satunya tewas digigit buaya. Sementara itu, yang satunya lagi justru kabur dengan membawa sebagian perbekalan milik Mark.
Ketika Mark dan Sheila berusaha menyusulnya, mereka malah mendapati penduduk Sakir tersebut dalam keadaan tewas. Termutilasi.
Hutan tempat keduanya berada ternyata dihuni oleh suku kanibal yang sadis.
Mark dan Sheila terpergok oleh suku kanibal.
Untungnya, mereka diselamatkan oleh rombongan pengikut Jonas.
Jonas sendiri yang memerintahkan anak buahnya untuk menyelamatkan Mark dan Sheila. Ia sudah tahu kedatangan keduanya dari Reeves.
Mark dan Sheila lantas dibawa ke desa tempat Jonas dan sektenya berada.
Tak lama Sheila melihat Diana. Dalam sebuah ritual yang akan segera berlangsung.
Ritual yang dimaksud ternyata adalah pem3rk0s4aan masal terhadap seorang wanita lokal bernama Mowara (diperankan oleh Me Me Lai) secara bergiliran.
Jonas menemani Sheila bertemu dengan Diana.
Diana mengaku betah berada di sana. Sebagai pengikut sekte pemurnian.
Namun di saat Jonas meninggalkan mereka, Diana mengatakan yang sebaliknya.
Ia sudah sadar bahwa Jonas adalah pembohong berkedok agama.
Pun begitu, melarikan diri bukan hal yang mudah.
Tiga orang yang dibunuh sebelumnya rupanya adalah mantan anggota sekte yang kabur.
Jonas diam-diam mencekoki pengikutnya dengan minuman yang dicampur narkoba.
Mark mengetahui hal itu dan mencoba mencegah yang lain untuk meminumnya.
Apes, ia malah dihajar habis-habisan dan diikat di pohon.
Sementara itu, pengikut sekte yang sudah kadung percaya pada Jonas, tetap meminumnya. Termasuk Sheila.
Belakangan, masih berada di bawah pengaruh narkoba, Sheila dip3rk0s4 oleh Jonas.
Malam harinya, seorang warga lokal diam-diam membebaskan Mark dan memberinya sebuah senjata.
Mark pun kabur untuk mencari bantuan.
Sempat diburu oleh suku kanibal, Mark lalu menyadari bahwa tidak mungkin ia bisa meninggalkan hutan tersebut dengan selamat.
Satu-satunya cara adalah dengan menggunakan kano untuk melintasi sungai.
Ia kemudian kembali ke desa Jonas dan berpura-pura menyerah untuk bergabung dengan sektenya. Jonas percaya.
Setelah tahu rencana Mark, Diana meminta Mowara untuk membantu mereka. Mowara setuju.
Di sisi lain, pengaruh narkoba terhadap Sheila semakin kuat.
Saat berada dalam kondisi fly, ia bagai mayat hidup yang sama sekali tidak merespon kondisi apapun di sekitarnya.
Esok malamnya, Mark, Diana, dan Mowara bersiap untuk kabur.
Tak disangka, Sheila baru saja dibius dengan narkoba oleh Jonas.
Alih-alih menurut untuk pergi, ia justru menolak.
Mau tidak mau Jonas mengikatnya dan membawanya dengan paksa.
Mengetahui Mark dkk telah kabur, paginya Jonas memerintahkan warga lokal dan para pengikutnya untuk memburu mereka.
Sementara itu, mengira efek narkoba Sheila sudah hilang, Mark melepas ikatannya. Di luar dugaan, Sheila malah berlari meninggalkan mereka.
Ketika sedang berusaha mengejar Sheila, Diana dan Mowara ditangkap oleh para pengikut Jonas. Salah satunya adalah Karan (diperankan oleh Franco Coduti).
Diana lantas dip3rk0s4 oleh Karan.
Dari kejauhan tampak suku kanibal memperhatikan peristiwa tersebut.
Mark akhirnya berhasil mengejar Sheila. Efek narkoba Sheila juga kini sudah benar-benar hilang.
Berniat untuk berkumpul kembali dengan Diana dan Mowara, Mark terkejut mendapati Diana, Mowara, Karan, dan pengikut Jonas lainnya telah dibunuh dan dimakan oleh suku kanibal.
Sheila sempat hendak mengintip, namun Mark mencegahnya. Ia kemudian membawanya pergi menjauh dari TKP.
Mark dan Sheila berniat untuk bunuh diri karena merasa tidak mungkin keluar dari hutan.
Tak disangka, tiga helikopter kepolisian Papua Nugini datang mencari mereka.
Keduanya sempat dikejar oleh suku kanibal. Namun pada akhirnya berhasil kabur dengan menggunakan helikopter tersebut dengan selamat.
Sementara itu, Jonas yang tidak mau ditangkap oleh polisi, memutuskan untuk mengajak seluruh pengikutnya bunuh diri masal bersamanya.
Yang menolak ia bunuh secara langsung.
Kendati demikian, di saat polisi datang, jasad Jonas tidak ada di antara para pengikutnya.
Untuk alasan keamanan politik, pemerintah memutuskan untuk tidak mempublikasikan dan turut campur dalam insiden kanibal serta sekte pemurnian Jonas.
Penutup
Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film “Eaten Alive!”. Yang, yah, cukup berantakan dari segi cerita. Terutama bagian penutupnya.
Memang cocok sih dimasukkan ke dalam kategori film mesum. Cukup dinikmati saja dari sudut pandang itu tanpa perlu berharap lebih.
Padahal ada beberapa momen yang lumayan. Tidak klise seperti kebanyakan film kanibal lainnya pada masa itu.
Oh ya, bagi pecinta binatang, saya sarankan untuk TIDAK menonton film ini. Saya saja nyesel kok.
Film “Eaten Alive!” / “Mangiati Vivi!” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Tubi.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply