“Bereavement”, atau “Malovelence 2”, adalah sekuel dari “Malovelence” yang dirilis pada tahun 2004.
Walau demikian, alurnya mengisahkan tentang asal usul bagaimana bocah Martin Bristol bisa diculik dan dipaksa untuk belajar menjadi seorang pembunuh kejam.
Sama halnya dengan prekuelnya itu, Steven Mena merangkap banyak jabatan di sini. Tepatnya sebagai sutradara, produser, dan juga penulis naskah.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk alur cerita film Bereavement beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.
Sekilas Tentang
Kisah mengerikan tentang Martin Bristol yang berusia 6 tahun, diculik dari ayunan halaman belakang rumahnya dan dipaksa untuk menyaksikan kejahatan brutal dari orang gila yang gila.
Tanggal Rilis: 16 Juli 2010
Durasi: 1 jam 43 menit
Sutradara: Stevan Mena
Produser: Stevan Mena
Penulis Naskah: Stevan Mena
Produksi: Crimson Film
Distribusi: Anchor Bay Entertainment, Mena Films
Negara: Amerika Serikat
Pemain: Michael Biehn, Alexandra Daddario, Brett Rickaby, John Savage, Spencer List, Valentina de Angelis, Nolan Gerard Funk, Kathryn Meisle, Peyton List
Sinopsis / Alur Cerita Bereavement
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Tahun 1989. Di Minersville, Pennsylvania.
Seorang bocah berusia 6 tahun, Martin Bristol (diperankan oleh Chase Pechacek), diculik oleh Graham Sutter (diperankan oleh Brett Rickaby) saat bermain ayunan di halaman depan rumahnya.
Kebetulan Martin adalah penderita CIPa (Congenital Insensitivity to Pain), sebuah kondisi yang membuat penderita tidak bisa merasakan sakit secara fisik.
Graham membawa Martin ke bekas rumah jagal milik keluarganya yang berada di tempat terpencil.
Di rubanah, Graham, yang sepertinya tahu kondisi Martin, menggores pipi Martin dengan pisau. Martin sama sekali tidak terlihat kesakitan.
Graham lantas membunuh seorang wanita yang sebelumnya sudah ia tangkap dan ia sekap di ruangan yang sama.
Syok melihat kejadian tersebut, Martin sempat berusaha untuk kabur. Namun dengan mudah Graham menangkapnya kembali.
Tahun 1994.
Setelah kematian kedua orangtuanya, Alisson Miller (diperankan oleh Alexandra Daddario) pindah ke kota Minersville untuk tinggal bersama keluarga pamannya, Jonathan (diperankan oleh Michael Biehn).
Ia disambut dengan baik oleh istri Jonathan, Karen (diperankan oleh Kathryn Meisle), dan sepupunya, Wendy (diperankan oleh Peyton List).
Kendati demikian, Alisson masih merasa canggung dan tidak banyak berkata-kata.
Pasca menculik Martin 5 tahun lalu, Graham rupanya masih acap melakukan pembunuhan. Seluruh korbannya adalah wanita muda.
Dan sama seperti sebelumnya, ia selalu mengeksekusi mereka di rubanah rumah jagal. Di hadapan Martin yang dipaksa untuk melihat.
Lambat laun Martin pun mulai terbiasa dan tidak lagi syok melihatnya.
Graham bahkan sudah menyiapkan seorang gadis untuk dibunuh oleh Martin. Seorang pelayan bernama Melissa (diperankan oleh Valentina de Angelis).
Martin (diperankan oleh Spencer List), yang kini berusia 11 tahun, melihat Alisson yang sedang lari pagi melintasi rumah jagal.
Belakangan, Alisson yang hampir tertabrak truk berkenalan dengan William (diperankan oleh Nolan Gerard Funk), seorang warga lokal.
Melihat Alisson terluka ringan, William menawarkan diri untuk mengantar Alisson pulang. Alisson mengiyakan.
Usai mengecek sekolah barunya, Allison memutuskan untuk pulang sendiri ke rumah.
Di jalan ia sengaja mampir ke rumah William untuk berbincang sejenak dengannya.
Allison juga berkenalan dengan ayah William, Ted (diperankan oleh John Savage), yang rupanya duduk di atas kursi roda.
Melewati rumah jagal, Allison sempat melihat Graham memperhatikannya dari kejauhan.
Setibanya di rumah, Allison langsung dimarahi Jonathan karena pulang sendiri tanpa memberi kabar.
Melissa berhasil membujuk Martin untuk melepaskan ikatannya.
Apes, Graham mengetahui hal itu dan menangkap Melissa kembali.
Sebagai hukuman atas aksinya itu, Graham membakar Melissa hidup-hidup.
Allison bermesraan dengan William di pinggir jalan. Di dalam mobil William.
Jonathan tiba-tiba muncul dan memerintahkan Allison untuk pulang dengannya
Allison kesal dengan ulah Jonathan. Ia mengaku sebenarnya tidak ingin datang ke Minersville dan tinggal bersama Jonathan.
Jonathan lalu memberitahu bahwa ia dan ayah Allison sebenarnya sudah pernah saling berjanji.
Jika terjadi sesuatu di antara mereka, yang lain akan menjaga keluarganya.
Allison terdiam mendengarnya.
Allison berniat untuk meninggalkan rumah keluarga Jonathan.
Karen berusaha untuk membujuknya dengan memberitahu alasan kenapa Jonathan tidak terlalu percaya pada William.
Ibu William ternyata dulunya bunuh diri sehingga Jonathan khawatir William memiliki kepribadian yang tidak stabil.
Syok mendengarnya, Allison memutuskan untuk berjalan-jalan di luar.
Tiba di depan rumah jagal, ia melihat Martin tengah berdiri di pinggir jendela.
Penasaran, Allison pun menyelinap masuk ke dalam.
Di sebuah ruangan, Allison menemukan potongan berita dari surat kabar mengenai Martin.
Setelah bertemu Martin dan mengatakan hendak menolongnya, Graham tiba-tiba muncul dan menangkap Allison.
Karena Allison tidak pulang semalaman, Jonathan berkeliling untuk mencarinya.
Tak lama ia tiba di rumah Graham yang berada di samping rumah jagal.
Graham berusaha mengusir Jonathan.
Namun karena Jonathan sudah terlanjur mendengar suara teriakan Allison, Graham terpaksa membunuhnya.
Kesal, Graham lantas mengurung Allison di ruangan pendingin daging.
William, yang juga berkeliling untuk mencari Allison, melihat mobil Jonathan di halaman rumah Graham.
Ia pun masuk ke dalam untuk memeriksa bangunan tersebut.
Walau berhasil menemukan Allison di ruangan pendingin daging, Graham muncul dari belakang dan membunuh William sebelum ia sempat membukakan pintu ruangan tersebut.
Melihat Martin yang belum bisa menjadi pembunuh sepertinya membuat Graham kesal.
Di sisi lain, ia juga jadi takut karena orang dengan kondisi seperti Martin justru bisa melakukan apa saja.
Ia lantas menancapkan pisau ke telapak tangan Martin yang ada di meja. Dan kemudian pergi meninggalkannya begitu saja.
Allison berhasil keluar dari ruang pendingin.
Menemukan Martin di dapur, ia mengambil pisau yang menancap di tangan Martin, lalu membawanya kabur bersamanya.
Sementara itu, Graham ternyata pergi ke rumah Jonathan.
Tanpa curiga, Karen membukakan pintu untuknya.
Graham langsung menyerang Karen dan menusuk tubuhnya dengan pisau.
Wendy sendiri kabur dan bersembunyi di kamarnya.
Setelah meletakkan jasad Jonathan di samping Karen, Graham mulai menyalakan api.
Sebelum meninggalkan rumah, ia naik untuk mencari Wendy.
Menemukan Wendy di kamar, Graham yang awalnya hendak membunuh Wendy tiba-tiba berubah pikiran.
Ia berniat untuk menculiknya dan menjadikannya sebagai pengganti Martin.
Allison tiba-tiba muncul dan menusuk Graham dari belakang.
Walau terluka parah, Graham masih bisa kabur.
Tak diduga, saat Allison hendak menelpon 911, Martin membunuhnya dengan sadis.
Martin lanjut membunuh Wendy sebelum kemudian pergi meninggalkan rumah keluarga Jonathan yang terbakar.
Martin kembali ke rumah Graham.
Graham yang terluka parah ada di sana.
Tidak lagi ragu, Martin pun membunuh Graham dengan menggunakan kapak.
Graham sendiri, sebelum meninggal, mengucapkan terima kasih karena Martin sudah berubah menjadi seperti apa yang ia inginkan.
Di bagian akhir, berlatar 5 tahun setelahnya, terlihat Courtney Harrison (adegan dari film “Malovelence”) berlari mendatangi rumah peternakan dan meminta pertolongan pada Martin.
Penutup
Itu tadi sinopsis atau alur cerita dari film Bereavement.
Rasa simpati terhadap karakter utama biasanya menjadi alasan bagi kita untuk suka atau tidak suka terhadap sebuah film.
Dan sayangnya, film ini gagal membuat saya bersimpati terhadap sosok Allison. Ia celaka karena ulah bodohnya sendiri. Nekat masuk ke rumah orang lain cuma karena penasaran.
Justru lebih masuk akal ceritanya jika Graham memang sengaja menculik Allison untuk dibunuh.
Untungnya, akting Spencer List sebagai Martin di sini cukup memuaskan. Tanpa perlu berkata-kata, raut wajahnya mampu berbicara banyak.
Naskah “Bereavement” secara keseluruhan, di luar aksi bodoh Allison tersebut, juga tidak mengecewakan.
Masa lalu Martin terjawab dengan jelas. Begitu pula kaitannya dengan film sebelumnya.
Tapi kalau harus memilih, masih lebih bagus yang pertama sih.
Film “Bereavement” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Prime Video.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply