Sinopsis Uncontrollably Fond episode 19 kali ini akan melanjutkan cerita episode sebelumnya yang makin seru dan mendekati klimaks. Choi Hyun-Joon (Yu Oh-Seong) berusaha menghentikan aksi Shin Joon-Young (Kim Woo-Bin) dalam merusak keluarganya dengan menyebarkan berita bahwa Joon-Young adalah pemakai narkoba. Ia juga telah mengatur sedemikian rupa bukti serta saksi yang ada sehingga polisi percaya dan kini menahan Joon-Young di kantor polisi. Saat keduanya berbicara empat mata, Joon-Young yang sempat menolak untuk menyerah tiba-tiba tak sadarkan diri. Akhirnya penyakit mematikan yang selama ini dirahasiakannya tersebar luas ke publik. Choi Ji-Tae (Lim Ju-Hwan) yang semakin geram dengan kelakuan kedua orang tuanya mengancam akan membeberkan semua rahasia mereka ke publik. Dalam perjalanan menuju tempat konferensi pers, mobilnya dibuntuti oleh seseorang. Sayangnya, saat berusaha untuk menghindarkan diri darinya, sebuah truk melaju kencang dan menabrak mobil Ji-Tae hingga hancur. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Sinopsis Episode 19
Terbukanya rahasia penyakit Joon-Young ternyata membawa dampak baik. Ia tidak lagi dituduh menggunakan narkoba dan kini sedang berada di rumahnya, menonton berita infotainment mengenai para penggemarnya yang tidak rela kehilangan dirinya. Jang Kook-Young (Jung Soo-Kyo) tiba-tiba muncul dan mematikan TV, meminta agar Joon-Young tidak menonton hal-hal semacam itu. Joon-Young hanya tersenyum mendengarnya. Ia lalu berpesan pada Kook-Young untuk merawat Pororo baik-baik setelah ia pergi dan memperhatikan makanannya karena ia suka pilih-pilih makan. Kook-Young memintanya tidak berkata seperti itu karena seakan-akan ia akan meninggal. Kembali dengan tersenyum Joon-Young membalas bahwa ia memang akan meninggal sebentar lagi. Tidak tega terlibat percakapan seperti itu, Kook-Young berpura-pura lupa mematikan mobilnya dan pamit untuk keluar. Namun sebelum melangkah, ia berbalik dan meminta maaf karena pernah memanggilnya brengsek.
Di luar rumah ternyata ada cEO Namgoong (Park Soo-Young) dan Jang Man-Ok (Jang Hee-Ryung). Keduanya masih sedih mengetahui apa yang terjadi pada Joon-Young. Setelah sedari tadi menahan tangis, akhirnya mereka tidak lagi bisa menahannya dan menangis bersama. Sementara itu, Joon-Young berniat untuk menelpon ibunya namun sesuatu mengurungkan niatnya. Justru tiba-tiba telpon dari No Eul (Bae Suzy) masuk, memintanya untuk bertemu sejenak.
Di taman, Joon-Young tiba dan ia melihat No Eul sudah menunggunya. Saat hendak menghampirinya, seorang anak kecil mendatanginya dan meminta tanda tangan padanya. Joon-Young menolak, mengatakan bahwa ia mahasiswa biasa, bukan Shin Joon-Young si selebritis. Setelah bocah tersebut pergi, Joon-Young melanjutkan langkahnya ke arah No Eul. Setibanya di hadapannya, ia langsung mengucapkan terima kasih karena telah berakting sebagai pacarnya dan membuat Yoon Jung-Eun (Lim Ju-Eun). Tanpa menunggu jawaban dari No Eul, Joon-Young lantas merebahkan diri di pangkuan No Eul dan mengatakan akan tidur selama 10 menit.
Sesaat kemudian tiba-tiba saja si anak kecil kembali bersama temannya. Ia ternyata masih tidak percaya jika Joon-Young mahasiswa biasa. Teman si anak kecil mengatakan bahwa sepertinya itu memang benar Joon-Young. Mereka berdua lalu bertanya pada No Eul, yang menjawab bahwa yang ada di pangkuannya adalah mahasiswa biasa. Si anak kecil masih saja tidak percaya, tapi temannya mengatakan bahwa setelah diperhatikan, yang ada di depannya lebih jelek dari Joon-Youn, jadi ia pasti mahasiswa biasa. Mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan No Eul dan Joon-Young.
Kondisi Ji-Tae sangat parah pasca kecelakaan yang menimpanya. Lee Eun-Soo (Jung Sun-Kyung) mengatakan pada Choi Ha-roo (Ryu Won) bahwa kakaknya lalai dalam mengemudi. Ha-Roo tidak percaya karena selama ini ia mengenal kakaknya sebagai sosok pengemudi yang selalu berhati-hati dan taat aturan. Tak lama Hyun Joon datang dan meminta Ha-Roo untuk pulang. Saat Eun-Soo mengantarkan Ha-Roo ke lift, dengan sedih ia menatap putra tiri yang kini terbaring tak sadarkan diri di hadapannya dan teringat kembali perkataan Ji-Tae sebelum ia pergi.
“Aku sangat menyukai ayah. Walaupun aku bukan putra kandung ayah, aku ingin sekali menjadi putra yang baik untuk ayah. Jadi, aku melakukan segala cara yang aku bisa untuk membantu ayah. Aku melakukan semua hal yang bisa membahagiakan ayah. Aku bahkan melakukan hal-hal yang ku benci atau yang ku anggap salah. Aku melakukannya demi ayah, aku tetap melakukannya. Jika tidak, ku pikir ayah akan mengabaikan aku dan ibuku sama seperti ayah kandungku.”
Kesedihannya terganggu oleh dering ponsel istrinya yang tergeletak di meja. Ada nama Bu Kim sebagai si penelpon. Hyun Joon sempat ingin meng-cancel panggilan tersebut, namun akhirnya memutuskan untuk menerimanya. Sebelum ia berkata apa-apa, bu Kim langsung berkata bahwa ia telah menghancurkan kotak hitam yang ada di mobil Ji-Tae, namun kotak hitam di mobil yang satu lagi merekam pula ‘kejadian’ tersebut. Walau demikian, ia sudah mengambilnya sebelum polisi datang, dan kini menunggu instruksi lebih lanjut dari Eun-Soo. Hyun-Joon kaget mendengarnya. Sesaat kemudian Eun-Soo masuk dan dengan sedikit gemetar ia memberikan ponsel tersebut kepadanya. Begitu Eun-Soo mengetahui siapa yang menelpon, giliran dirinya yang gemetar, menyadari suaminya telah mengetahui bahwa dirinyalah yang menyebabkan Ji-Tae celaka. Berusaha tetap tenang, Eun-Soo menghampiri Ji-Tae dan membetulkan selimutnya, sembari mengaku pada Hyun-Joon bahwa ialah pelakunya. Alasannya adalah untuk melindungi Hyun-Joon.
Begitu Joon-Young membuka matanya, No Eul mengatakan bahwa ia akan terus berpura-pura menjadi pacar Joon-Young dan menanyakan apalagi yang harus ia lakukan untuk itu. Joon-Young terbangun dan setelah diam sejenak mendengar ocehan No Eul, ia berpesan agar No Eul memastikan video dokumenter yang berisi rekaman percakapan antara dirinya Jung-Eun diputar, apapun itu halangannya.
“Aku akan pergi sebentar lagi, tapi kamu harus tetap melanjutkan hidupmu,” ucap Joon-Young. Ia melanjutkan, “Kamu harus membangun dunia yang kamu percayai, Eul. Jangan hidup dalam keputusasaan, jangan menyalahkan orang lain. Berhentilah membuat alasan. Kamu akan menang selama kamu tidak menyerah.”
Joon-Young beranjak pergi usai mengucapkan hal tersebut. No Eul mencegahnya karena ialah yang mengundang Joon-Young datang dan ada sesuatu yang ingin ia katakan. Dengan mata berkaca-kaca No Eul mengatakan bahwa semua yang terjadi di antara mereka bukanlah salah Joon-Young. Semuanya terjadi begitu saja dan kebetulan ia dan Joon-Young ada di sana.
Tembok rumah makan Shin Young-Ok (Jin Kyung) dipenuhi dengan tempelan kertas dukungan dari fans Joon-Young. Bahkan ada pula yang berasal dari luar negeri. Jang Jung-Sik (Choi Moo-Sung) sedang menempelkan kembali kertas-kertas yang terlepas dengan selotip saat tiba-tiba Joon-Young muncul di belakangnya. Jung-Sik berusaha menahan tangisnya dan tidak mau menatap wajah Joon-Young saat ngobrol dengannya. Joon-Young lalu menanyakan dimana ibunya dan Jung-Sik mengatakan bahwa ia sedang mengupas bawang di dapur. Ketika didatangi oleh Joon-Young, Young-Ok tidak bisa lagi menahan tangisnya, walau ia berpura-pura menangis karena bawang bombay. Joon-Young yang ditinggal begitu saja di dapur meneteskan air matanya melihat yang terjadi pada ibunya.
No Eul berjalan sambil memikirkan kembali kata-kata Joon-Young. Sebuah mobil telah menunggunya di depan rumah. Begitu ia sampai, seseorang yang mengaku sebagai asisten pak Yoon keluar dan memintanya untuk masuk guna menemui pak Yoon. Tanpa diduga, sebuah mobil lain datang mendekat dan yang keluar adalah Hyun-Joon, berpura-pura mengatakan bahwa ia telah janji untuk bertemu dengan No Eul sembari membuka pintu mobilnya untuk mempersilahkan No Eul masuk. No Eul pun akhirnya ikut dengan Hyun-Joon ke kantornya.
Sebelum sempat Hyun-Joon berbicara apa-apa, No Eul terlebih dahulu menceritakan tentang video rekaman pengakuan Jung-Eun yang akan tayang bersama video dokumenter 2 hari lagi. Ia yakin bahwa ayah Jung-Eun sudah mengetahui keberadaan video tersebut dan tadi mengutus asistennya untuk membawanya guna ‘membicarakan’ mengenai hal tersebut. Dengan tenang No Eul mengeluarkan sebuah flash disk dan menyerahkannya pada Hyun-Joon. Ia lalu mengatakan bahwa isi flash disk tersebut video asli dari rekaman pengakuan Jung-Eun dan ia sama sekali tidak membuat kopinya. Ia meminta Hyun-Joon untuk memeriksanya dan mengembalikan lagi nanti kepadanya, karena No Eul berniat untuk memastikan video tersebut tayang. Dengan wajah bingung melihat tindakan No Eul yang di luar dugaannya, Hyun-Joon memandangi No Eul yang berlalu.
Ji-Tae yang sudah tersadar menanyakan kabar Joon-Young pada asistennya, yang lalu mengabarkan mengenai ditariknya tuntutan pengguna narkoba serta dibeberkannya penyakit Joon-Young ke publik. Tanpa menghiraukan ibunya yang juga ada di sana, Ji-Tae kembali menanyakan apakah Joon-Young baik-baik saja. Joon-Young sendiri pada saat itu baru pulang ke rumah dan menemukan No Eul ada di ruang tengah sedang asyik menonton TV. Joon-Young lantas melemparkan kunci mobil kepadanya dan memintanya untuk menyetir mobil karena ia ingin menebus janji yang ia langgar.
Sepeninggal No Eul, Hyun-Joon menonton video rekaman tersebut dan tidak bisa lagi menahan tangisnya mendengar pengakuan perasaan Joon-Young tentangnya. Tiba-tiba Young-Ok menelponnya dan mengajaknya bertemu. Di taman, dengan menahan tangisnya, Young-Ok memohon pada Hyun-Joon agar membantu mencarikan dokter yang hebat yang bisa menyelamatkan Joon-Young.
“Aku menyuruhnya untuk hidup seperti jaksa Choi Hyun-Joon. Aku menyuruhnya membantu orang-orang yang lemah dan tidak berdaya. Aku mengatakan kepadanya bahwa ayahnya seperti itu,” ungkap Young-Ok. “Aku mengajarinya untuk hidup seperti itu sama seperti ayahnya.”
Hyun-Joon terdiam mendengarnya.
“Aku telah salah mengajarinya. Aku rasa ia sakit karena aku. Menurutku dia membayar semua kesalahan yang kita lakukan. Apa yang harus ku lakukan sekarang? Apa yang bisa ku lakukan?” ucap Young-Ok sembari mengguncang lengan Hyun-Joon, yang masih hanya bisa terdiam dengan tatapan penuh rasa bersalah.
[wp_ad_camp_1]
No Eul dan Joon-young pergi ke suatu daerah yang sepertinya berada di luar kota Seoul. Joon-Young menunjukkan sebuah rumah yang ia bangun untuk No Eul, rumah impian yang sama dengan yang ia bayangkan selama ini (– pernah disebutkan di episode sekian –). Ia mengajak No Eul untuk tinggal di sana. Dengan tersenyum No Eul mengiyakan, dan mengajak Joon-Young tinggal di sana selama 500 tahun. Tak lama mereka berdua asik berbelanja di pasar dan berjalan di pinggir dermaga. Saat No Eul nimbrung di ibu-ibu yang sedang bermain kartu, Hyun-Joon tiba-tiba menelpon dan mengajaknya bertemu. Tanpa mengatakan apa-apa pada No Eul, Joon-Young mencegat taksi dan masuk ke dalamnya, bergegas kembali ke Seoul.
Di rumah keluarga Choi, Hyun-Joon sedang bersiap-siap saat istrinya masuk ke kamar. Hyun-Joon berpesan pada Eun-Soo agar membiarkan saja Ji-Tae mengira bahwa ia yang telah mencelakainya, dan jangan sampai Ji-Tae bahwa Eun-Soo pelaku sebenarnya. Beberapa saat kemudian seorang pelayan memberitahu Yoon Sung-Ho (Jeong Dong-Hwan) datang bertamu. Dengan sikap (berpura-pura) baik, Sung-Ho memberikan oleh-oleh ginseng liar pada Hyun-Joon serta memberitahunya bahwa ia sudah direkomendasikan untuk kembali menjabat sebagai sekretaris jenderal. Sung-Ho juga mengajak untuk menyiapkan kencan buta bagi Ha-Roo dan keponakan Sung-Ho, mengingat Jung-Eun dan Ji-Tae ternyata tidak berjodoh. Eun-Soo menanggapinya dengan senang, namun tidak dengan Hyun-Joon yang terus terdiam dengan wajah datar.
Beberapa waktu kemudian Hyun-Joon bertemu dengan Joon-Young yang terlihat senang berada di kantor Hyun-Joon. Joon-Young mengatakan bahwa ia telah meminta orang-orang yang ada di distriknya untuk memilih Hyun-Joon yang dalam beberapa hari ke depan akan menghadapi pemilu sebagai seorang anggota kongress. Dengan tetap tenang dan tersenyum, Joon-Young melanjutkan bahwa ia berharap ayahnya terpilih dan bisa menjadikan Korea negara yang lebih baik.
“Ibuku selalu mengatakan bahwa negara ini tidak punya harapan.” ucap Joon-Young. “Aku senang ada orang baik sepertimu.”
Hyun-Joon tak bisa lagi menahan air matanya. Ia menutupi wajahnya dan berdalih merasa lelah. Joon-Young pun pamit sembari mengatakan bahwa ia menanti pertemuan mereka yang berikutnya. Saat sedang berjalan menuruni tangga, alarm notifikasi ponselnya berbunyi, memberitahu bahwa hari itu adalah hari ulang tahun Jung-Sik. Sementara itu, No Eul yang sedang menunggu Joon-Young didatangi oleh dua orang ibu-ibu yang sebelumnya bermain kartu, memintanya untuk mengajari mereka bermain agar tidak terus diakali ibu-ibu lainnya. Perut No Eul tiba-tiba terasa sakit, namun ia mencoba menahannya dan mempersilahkan mereka masuk.
Malam harinya, No Eul menghubungi ponsel Joon-Young. Kook-Young menerimanya dan mengatakan bahwa mereka sedang ada di rumah Joon-Young untuk merayakan ulang tahun Jung-Sik. Mengetahui yang menelpon adalah No Eul, CEO Namgoong sempat merebut ponsel tersebut dan memarahi No Eul yang tidak mengirimkan video rekaman pada mereka. No Eul berdalih bahwa ia memang tidak merekam apa-apa karena pada saat itu Joon-Young tiba-tiba sakit. Setelah telpon ditutup, No Eul kembali merasakan sakit di perutnya.
Di halaman rumah Joon-Young, Jung-Sik sedang duduk di meja sambil memakai kacamata hitam dan mencubit pahanya agar tidak (terlihat) menangis. Selain CEO Namgoong dan Kook-Young, ada pula Man-Ok. CEO Namgoong sempat mengomel karena ibu Joon-Young tidak datang padahal sisa waktu Joon-Young tidak banyak. Joon-Young tersenyum mendengarnya dan mengajak mereka memulai pesta. Saat Jung-Sik hendak meniup lilin dan berdoa, Joon-Young meminta ijin untuk mengucapkan harapannya juga. Jung-Sik mempersilahkan.
“Tolong jaga ibuku baik-baik,” ucap Joon-Young dengan nada lirih. “Jangan biarkan dia menderita. Jangan sampai dia merasa kesepian. Tolong dampingi dia.”
“Baik,” jawab Jung-Sik, “Aku akan merawat ibumu sepanjang hidupku, jadi jangan mengkhawatirkannya.”
“Terima kasih, Jung-Sik. Aku akan mempercayakan ibuku kepadamu. Aku akan pergi tanpa mengkhawatirkannya.”
Semuanya menangis mendengar kata-kata Joon-Young. Termasuk Joon-Young sendiri, yang diam-diam meneteskan air matanya. Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Ternyata No Jik (Lee Seo-Won) dan Ko Na-Ri (Kim Min-Young), walau Na-Ri sendiri hanya menunggu di luar karena tidak sanggup bertemu dengan Joon-Young. No Jik menitipkan pesan Na-Ri bahwa Na-Ri meminta maaf karena saat mereka dulu berkencan, Na-Ri juga selingkuh dengan pria lain. Joon-Young tertawa mendengarnya.
“Dahulu kamu pahlawanku. Apa kamu tahu itu?” ungkap No Jik pada Joon-Young.
“Jadi sekarang aku bukan lagi pahlawanmu?” tanya Joon-Young balik sembari tersenyum.
“Sekarang kamu hanya orang brengsek,” jawab No Jik. Ia lalu melanjutkan, “Jika kamu ingin menjadi pahlawanku lagi, jangan mati dan cari cara untuk bertahan hidup.”
“Ayahku pernah bilang bahwa orang mati karena mereka malas. Mereka malas untuk terus bernafas”.
“Baiklah,” jawab Joon-Young, “aku akan cari cara untuk terus bernafas.”
No Jik lalu menanyakan tentang No Eul. Saat itulah Joon-Young baru teringat bahwa ia sudah meninggalkan No Eul seorang diri di rumahnya (yang satu lagi).
Sementara itu, Jung-Eun menemui Ji-Tae di rumah sakit dan mengatakan bahwa ia besok akan pergi ke Amerika Serikat bersama dengan putra kedua menteri Oh. Jung-Eun mungkin akan menikah dengannya dan tidak akan kembali selama beberapa tahun. Ia lalu menceritakan bahwa saat ini grup KJ telah melaporkan Ji-Tae dengan tuduhan penggelapan uang dan malapraktik, sehingga pada saat ia keluar dari rumah sakit kemungkinan besar ia akan langsung ditahan. Sebelum berlalu, Jung-Eun menyesali keputusan Ji-Tae yang telah memilih jalan yang ‘bodoh’.
Belum sempat Jung-Eun melangkah pergi, Ji-Tae meminta maaf kepadanya. Ia meminta maaf karena pada saat dulu ia mengetahui kejadian tabrak lari tersebut ia seharusnya tidak membenci Jung-Eun dan berusaha memberitahu Jung-Eun bahwa tindakannya salah.
“Kamu bisa lolos kali ini. Tapi suatu hari nanti, saat menyadari kesalahanmu, pastikan kamu menghukum dirimu sendiri. Kamu menjalani kehidupan yang penuh dosa.”
Di kantornya, Hyun-Joon bingung akan apa yang harus ia lakukan. Ia lalu menghubungi No Eul dan menanyakan mengapa ia mempercayakan video tersebut padanya. No Eul menjawab bahwa ia ingin agar Hyun-Joon adalah orang pertama yang melihatnya, karena ia adalah ayah Joon-Young. Hyun-Joon jadi makin bimbang mendengar perkataan No Eul barusan.
Joon-Young akhirnya tiba di rumah. Ia tidak mendapati No Eul di dalam sehingga ia menelponnya. Terdengar dering ponsel No Eul di belakan rumah, dan ternyata No Eul sedang meringkuk di sana. Joon-Young meminta maaf karena baru datang namun No Eul tidak menjawab. Saat Joon-Young menghampiri dan memegang badannya, ternyata No Eul demam. Ia lalu berniat menelpon rumah sakit dan membawa No Eul ke sana, namun No Eul menolak.
“Kamu bisa mati,” ujar Joon-Young.
“Aku tidak peduli,” jawab No Eul.
“Kenapa? Kamu ingin mati bersamaku? Kau ingin pergi bersamaku?” tanya Joon-Young.
“Kenapa? Tidak boleh?” tanya No Eul balik.
“Boleh. Mari mati bersama,” jawab Joon-Young. Ia lalu mengangkat tubuh No Eul dan menggendongnya.
[wp_ad_camp_3]
Leave a Reply