Di sinopsis The K2 episode sebelumnya, Kim Je-Ha (Ji Chang-Wook) pergi dengan membawa serta Choi Yoo-Jin (Song Yoon-A). Siapa sangka, mobil yang mereka gunakan ternyata telah disabotase dan dihack oleh seseorang sehingga bisa dikontrol dari jarak jauh. Dengan bersusah payah, Je-Ha akhirnya berhasil membuat mereka berdua tetap selamat meski harus terluka. Kejadian tersebut membuat Yoo-Jin memutuskan untuk menjadikan Je-Ha sebagai bodyguardnya. Walau demikian, Je-Ha yang ternyata punya musuh bebuyutan di Korea, tidak berniat sama sekali untuk menerima tawaran tersebut. Tanpa diduga, musuh yang dimaksud masuk ke dalam lift yang sedang dinaiki oleh Je-Ha. Apa yang selanjutnya bakal terjadi di sinopsis drama korea The K2 episode 4 kali ini?
Sinopsis Episode 4
Yang dilakukan oleh Je-Ha di penghujung episode lalu ternyata hanya ada dalam pikirannya saja. Saat tersadar, ia sempat berniat untuk benar-benar melakukannya. Namun penyakit PTSD-nya tiba-tiba kambuh dan dadanya terasa sakit. Bodyguardnya segera membawanya keluar begitu pintu lift terbuka di lantai 1, sementara Park Gwan-Soo (Kim Kap-Soo) dan pengawalnya lanjut turun ke lantai dasar. Dari si bodyguard, Je-Ha akhirnya tahu nama orang yang selama ini ia cari-cari karena telah membunuh kekasihnya: Gwan-Soo.
Beberapa waktu kemudian, Je-Ha terlihat sedang menyiapkan sebuah bom yang bisa aktif secara otomatis apabila remotenya berada dalam jarak tertentu.
Gwan-Soo sedang merapikan penampilannya di tukang cukur langganannya. Karena sudah berumur, si tukang cukur menyarankan Gwan-Soo untuk berpindah ke tukang cukur lain. Namun Gwan-Soo menolak. Ia bahkan mengundang si tukang cukur untuk mulai tahun depan datang setiap hari ke Blue House untuk mengunjunginya. Si tukang yakin mengiyakan dan memastikan akan datang.
Di samping mereka ternyata ada Je-Ha, yang menguping dengan berpura-pura bercukur. Saat pulang, ia menyelipkan remote bom ke dalam jas milik Gwan-Soo. Bom tersebut ternyata ia letakkan di atas pintu gerbang kantor. Tanpa disangka, seorang anak kecil berlari mendahului Gwan-Soo dan terperangkap di pintu kantor (model berputar) itu. Je-Ha hendak menghampiri anak kecil tersebut, tapi karena Gwan-Soo ada di dekatnya, bodyguard Gwan-Soo menghalanginya. Untung saja, sebelum Gwan-Soo semakin mendekat, pengawalnya yang lain menyarankan untuk menggunakan pintu di sebelahnya, sehingga anak itu luput dari maut.
Apes bagi Je-Ha, bodyguard yang mencegahnya barusan ternyata adalah salah satu dari pasukan bertopeng biru yang menyerbu kantor Jang Se-Joon (Cho Seong-Ha). Setelah saling menyadari, Je-Ha segera menyerangnya untuk mencari celah meloloskan diri. Si bodyguard lantas memberitahu yang lain bahwa ada penyusup. Je-Ha berlari menuju atap gedung, dimana ia sudah menyiapkan tali untuk turun ke bawah. Tanpa diduga, ada sebuah mobil menunggunya serta seseorang yang memberi kode kepadanya untuk cepat turun. Meski sempat ragu, mau tidak mau Je-Ha turun dan menuju mobil tersebut.
Ternyata yang menolongnya adalah ketua Joo dan Yoo-Jin. Dengan fair Je-Ha berterima kasih pada Yoo-Jin. Yoo-Jin membalasnya dengan menyajikan sebuah perumpaan, antara pistol, peluru, dengan orang yang menarik pelatuk pistol. Sebagai orang yang terkena PTSD, Yoo-Jin menganggap Je-Ha sudah tidak bisa lagi menarik pelatuk, sehingga ia menawarkan diri sebagai orang yang melakukannya. Ia tidak peduli masalah apa yang dimiliki Je-Ha dengan Gwan-Soo, yang pasti, bagi Yoo-Jin mereka berdua memiliki musuh yang sama. Dan apabila Je-Ha bergabung dengan JSS, maka JSS-lah yang akan menjadi pistol sekaligus peluru baginya.
“Sepertinya kita bertemu pada waktu yang tepat, dalam situasi yang sempurna… teman,” ujar Yoo-Jin sembari tersenyum.
Wanita yang membawa Ko An-Na (Im Yoona) kembali dari Spanyol ternyata adalah anak dari pembantu di rumah tempat An-Na disekap, Jang Mi-Ran (Lee Ye-eun). Ia kesal karena sudah bela-belain dua tahun mengawasi An-Na di Spanyol tapi saat kembali ke Korea ia tidak juga direkomendasikan menjadi pengawal Yoo-Jin. Apalagi dengan An-Na yang trauma dengan cahaya terang, mereka semua harus berada di rumah yang selalu gelap dan tertutup tirainya.
Je-Ha akhirnya memutuskan untuk bekerja di JSS. Setelah beberapa hari, tangannya mulai pulih dan bu dokter di JSS membuka perbannya. Melihat bu dokter cukup ramah dengan Je-Ha, Song Young-Choon (Song Kyung-chul) yang merupakan pelatih bela diri di sana meminta Je-Ha untuk datang berlatih segera. Meski enggan, ia menuruti perintah Young-Choon. Setibanya di sana, Young-Choon segera memintanya untuk maju ke depan dan menghadapinya. Ternyata kemampuan Young-Choon masih jauh di bawah Je-Ha, sehingga ia buang malu dengan mengatakan pada yang lain bahwa yang dilakukan oleh Je-Ha adalah cara bela diri yang benar dan wajib ditiru 😀
Tak lama kemudian seorang bodyguard dan memanggil Je-Ha untuk menemui ketua Joo. Mengetahui perbannya sudah dilepas, Joo memerintahkan Je-Ha untuk pergi ke tempat VIP. Begitu pula dengan ketua tim Seo yang sedari tadi memperhatikan Je-Ha. Seo tidak setuju dengan Joo karena anggota tim VIP yang lain masih kesal pada Je-Ha karena telah dikalahkan olehnya (episode 2), namun tidak kuasa menolaknya. Sepeninggal Je-Ha, Joo meminta Seo untuk memperhatikan saja apa yang akan terjadi pada mereka, karena urusan yang dikhawatirkan Seo itu nanti akan selesai dengan sendirinya.
Yang dikhawatirkan Seo memang benar terjadi. Saat sedang mandi, bodyguard VIP yang lain mengeroyok Je-Ha (sayang banyak bagian yang di-blur :D). Tapi tetap saja, dengan mudah Je-Ha bisa mengalahkan mereka semua. Keluar dari kamar mandi, ia sempat berpapasan dengan Young-Choon yang hendak masuk ke sana. Je-Ha mengingatkan bahwa lantai kamar mandi licin (bekas aksi pertarungannya barusan yang sengaja menuangkan sabun ke lantai agar tidak mudah dikeroyok), namun Young-Choon yang terlanjur bete dengannya tidak mempedulikan. Tanpa diduga, begitu masuk ke dalam, ia benar-benar jatuh terpeleset 😀
Kejadian itu ternyata diawasi oleh Joo dan Seo. Joo tertawa senang melihatnya, sementara Seo hanya bisa terdiam, pasrah bahwa apa yang dikatakan Joo sebelumnya benar adanya. Beberapa saat kemudian, Seo memperkenalkan Je-Ha secara resmi kepada seluruh anggota tim bodyguard dengan nama sandi K2. Seo mengatakan bahwa keberadaan Je-Ha di sana adalah untuk membantu mencari celah sistem keamanan yang mereka miliki saat ini. Dan dengan adanya kejadian-kejadian sebelumnya, mau tidak mau jadwal tugas semua orang telah disesuaikan.
Dengan rasa penasaran dan khawaitr, satu demi satu anggota tim bodyguard mengecek jadwal tugas yang baru. Pun begitu dengan Je-Ha, yang sebelum menuju ke papan pengumuman sempat diberitahu oleh Seo bahwa ia akan ditugaskan dimana tidak ada kebutuhan untuk kerja sama dengan tim manapun. Je-Ha mulai heran saat semakin mendekati papan pengumuman, bodyguard-bodyguard lain tersenyum kepadanya, bahkan ada juga yang menepuk-nepuk pundaknya seolah prihatin kepadanya. Saat ia melihatnya, ternyata ia ditugaskan untuk menjadi bodyguard shift malam di bagian C (tempat An-Na disekap), sesuatu yang tampaknya tidak diinginkan oleh bodyguard lainnya.
Bu dokter memberitahu Mi-Ran bahwa Je-Ha ditugaskan di bagian C. Demikian pula dengan Mi-Ran. Mi-Ran yang naksir dengan Je-Ha girang mendengarnya. Begitu mengetahui Je-Ha sudah dalam perjalanan menuju ke sana, Mi-Ran segera bersiap-siap. Je-Ha sendiri, dalam perjalanan bersama Joo, akhirnya mengetahui tentang An-Na dan mengapa ia perlu dijaga agar keberadaannyatidak diketahui oleh publik.
Setibanya di sana, Mi-Ran sudah berdandan dengan maksimal. Tidak hanya mengenakan lipstik tebal, ia juga menggunakan parfum, hingga membuat ketua Joo sedikit heran. Apalagi saat ditanya tentang Je-Ha, Mi-Ran berpura-pura belum mendengar namanya meski ia sedari tadi sudah mencuri-curi pandang ke arahnya. Joo lantas meminta mereka duduk bersama di meja makan sembari ngeteh. Mi-Ran dengan pedenya berniat untuk menerangkan tugas bodyguard bagian C, tapi Joo memotongnya dan menyuruhnya untuk ikut duduk. Joo kemudian meminta ibu pembantu untuk menjelaskan kondisi dan juga kebiasaan An-Na selama ada di rumah. Karena ia trauma dengan orang asing, maka An-Na keluar dari kamar saat tidak ada orang. Misalnya pada malam hari.
Sebelum pulang, Joo kembali mengingatkan bahwa pada dasarnya tugas Je-Ha adalah mengawasi kondisi rumah melalui kamera CCTV yang sudah tersebar di semua bagian dan mengambil tindakan yang diperlukan apabila dibutuhkan. Ia juga mengenalkan Je-Ha pada bodyguard lain yang akan menemaninya berjaga pada malam itu (belum tahu namanya hingga akhir episode ini). Si bodyguard kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai keberadaan kamera CCTV di dalam dan di luar rumah. Ia sempat kesal dengan Je-Ha yang memanggilnya secara informal. Tapi begitu mengetahui posisi Je-Ha di pasukan khusus yang jauh di atasnya, si bodyguard langsung tertunduk dan tidak berani menatap wajahnya. Je-Ha lalu dengan santainya meminta si bodyguard untuk membuatkan kopi sekaligus memberikan rokok kepadanya.
Salah seorang dari tim analisis JSS menemukan sebuah chip di bekas mobil yang digunakan oleh Je-Ha dan Yoo-Jin sebelumnya. Ia diam-diam memasukkan chip tersebut ke kantongnya dan beberapa waktu kemudian kembali diam-diam menyerahkannya pada ketua Joo. Ternyata memang benar chip tersebut berisi informasi mengenai pelaku hacking terhadap mobil mereka. Saat bertemu dengan Gwan-Soo di sebuah acara resmi, Yoo-Jin men-skak-nya dengan chip tersebut, yang dibawakan kepadanya oleh selingkuhan Se-Joon yang kini dipekerjakan oleh Yoo-Jin. Tangan kanan Gwan-Soo yang mengenali si wanita selingkuhan tersebut langsung pucat setengah mati, demikian pula Gwan-Soo setelah diberitahu oleh tangan kanannya. Berusaha tetap tenang, sambil tertawa Gwan-Soo mengatakan bahwa kini mereka telah impas dan untuk saat ini tiba saatnya mereka untuk melakukan gencatan senjata.
Di rumah, Mi-Ran mencoba menggoda Je-Ha dengan mengenakan penampilan yang seksi. Apes baginya, bukan Je-Ha yang menontonnya dari kamera CCTV, melainkan si bodyguard yang berjaga bersama Je-Ha. Tak lama kemudian giliran Je-Ha yang mengawasi kamera CCTV. Saat itulah An-Na keluar dari kamarnya. Ia lalu menuju ke dapur dan mencari sesuatu. Je-Ha jadi ikut penasaran melihatnya. Ternyata yang dicari adalah sebungkus ramen. An-Na bahkan menari-nari dengan riang saat menemukan bungkusan ramen tersebut, membuat Je-Ha sempat terpana oleh senyumnya. Sayangnya, saat hendak memasaknya, An-Na tidak menyadari katup gas dalam posisi mati, sehingga api tidak bisa menyala. Ia terpaksa kembali ke kamarnya dengan mengambil sepiring makanan yang telah disediakan di meja. Je-Ha kembali gemas melihat An-Na yang untuk membuat ramen saja kurang cekatan.
Untuk menghilangkan kantuk, Je-Ha berjalan keluar kamar. Tanpa diduga, ada sesosok bayangan yang terlihat sedang bersembunyi di atap. Je-Ha mencoba memperhatikan untuk mengetahui siapa yang sedang bersembunyi itu. Entah apa yang dilihatnya, yang jelas tiba-tiba wajahnya terlihat kaget.
[wp_ad_camp_1]
Keren
Gue baru tahu apa sebabnya dia diKurung atau diasingkan daripada public , ini adalah demi keselamatan dia !! Musuh bapanya yang juga salah seorang calon presiden sangat Jahat dan sanggup lakukan apa aja , Jadi untuk keselamatan Anna (Yoona) . Itulah yang harus dia hadapi disekap selama hidupnya … Bertabah deh Anna …