Di sinopsis Solomon’s Perjury episode sebelumnya, situasi sepertinya sudah memojokkan Choi Woo-Hyuk saat Kim Dong-Hyun mampu membuktikan alibinya dengan tidak bersama Woo-Hyuk dan Lee Sung-Min di hari terjadinya perkara. Ia bahkan punya bukti pernyataan Woo-Hyuk bahwa ia telah membunuh Lee So-Woo. Namun Han Ji-Hoon kembali bisa membalikkan keadaan dengan menghadirkan Sung-Min sebagai saksi yang memastikan bahwa Woo-Hyuk hanya sedang bercanda di saat ia mengatakan hal tersebut pada Dong-Hyun. Ditambah lagi, Sung-Min yang sempat bertemu dengan So-Woo sebelum ia meninggal, diberitahu oleh So-Woo bahwa tujuannya membuat keributan dengan Woo-Hyuk adalah untuk memancing seseorang agar mau menemuinya. Apa yang kira-kira akan terjadi selanjutnya di sinopsis drama korea Solromonui Wijeung episode 8 kali ini?
Sinopsis Episode 8
3 bulan yang lalu. So-Woo memposting foto cover dokumen VIP yang ia peroleh dari kamar Han Kyung-Moon ke akun Jeong-Guk Watchman. Mengetahui hal itu, Kyung-Moon mengajaknya bertemu dan pergi dengannya ke suatu tempat. Di sana ia meminta So-Woo untuk menghapus postingan tersebut karena urusannya menyangkut banyak orang. Kyung-Moon memastikan, bahwa meski di sekolah ada murid-murid dengan perlakuan istimewa yang merupakan anak pejabat, pengusaha kaya, dan semacamnya, namun keberadaan merekalah yang telah membantu membiayai kelangsungan sekolah SMA Jeong-Guk. So-Woo menolak, karena murid-murid seperti mereka secara tidak langsung merusak harapan murid-murid lain yang bekerja keras untuk menggapai impian mereka.
Pada akhirnya So-Woo membuang ponselnya ke sungai begitu saja dan mengatakan bahwa ia memang sudah menghapus postingan tersebut sebelum ia tadi meninggalkan sekolah. Namun demikian, ia memprovokasi Kyung-Moon dengan mengatakan bahwa semua rahasia Kyung-Moon masih tersimpan dalam dirinya. Kyung-Moon berusaha tetap tenang dan menganggap urusan mereka sudah selesai. Tapi tidak demikian dengan So-Woo, ia memastikan bahwa mereka akan segera bertemu lagi.
—
Saat ini. Ko Seo-Yeon menghadirkan saksi selanjutnya dari pihak jaksa penuntut, yaitu Park Hee-Jun, seorang murid dari sekolah lain. Ia ternyata adalah korban bully Woo-Hyuk. Tidak tanggung-tanggung, gara-gara dipukuli Woo-Hyuk hanya karena tidak sengaja menumpahkan susu ke pakaian Woo-Hyuk, ia dipukuli hingga pingsan dan genderang telinganya rusak. Ji-Hoon menyatakan keberatan karena menganggap hal tersebut tidak ada hubungannya, namun Seo-Yeon berdalih bahwa kesaksian tersebut merupakan bukti apakah Woo-Hyuk mampu melakukan tindakan kekerasan sadis atau tidak. Hakim Kim Min-Suk akhirnya memperbolehkannya.
Dalam lanjutan ceritanya, Hee-Jun menceritakan bahwa pasca kejadian tersebut, pengacara keluarga Woo-Hyuk datang menemuinya dan memberikan kompensasi pada ayahnya asal tidak memperpanjang urusan dan Hee-Jun melanjutkan hidupnya seperti biasa sebagai pelajar. Ayah Hee-Jun menyetujuinya. Hal itu membuat dirinya frustrasi. Ditambah Woo-Hyuk yang juga tidak mau (dan tidak bisa) ditemui. Ia pun menyatakan bahwa alasan utamanya bersaksi di pengadilan adalah karena ada sesuatu yang ingin ia tanyakan langsung kepada Woo-Hyuk.
Seo-Yeon mempersilahkan Hee-Jun melakukan hal tersebut. Di hadapan Woo-Hyuk, Hee-Jun lantas menanyakan alasan Woo-Hyuk memukulinya. Woo-Hyuk menjawab tidak tahu dan beralasan mungkin saja pada hari itu ia sedang kesal. Berikutnya, Hee-Jun menanyakan apakah Woo-Hyuk mau meminta maaf kepadanya atas kejadian tersebut. Tentu saja Woo-Hyuk menolaknya.
Tanpa disangka, dari balik saku jasnya, Hee-Jun mengeluarkan sekotak susu dan langsung menyiramkannya ke kepala Woo-Hyuk. Woo-Hyuk yang emosi untungnya sempat ditahan oleh murid-murid yang lain sebelum sempat menyerang Hee-Jun. Ia pun pergi meninggalkan ruang sidang dengan kesal. Seo-Yeon sendiri kemudian menutup sesi penyidikannya dengan menegaskan pada para juri bahwa temperamen Woo-Hyuk yang tidak biasa seperti itulah yang bisa saja membuatnya bertindak melebihi batas.
Usai sidang, Hee-Jun menceritakan pada Seo-Yeon bahwa yang membuatnya resah selama ini adalah perasaan tidak bisa membalas dan melakukan apa-apa saat dipukuli oleh Woo-Hyuk. Berkat hadirnya ia ke sidang dan apa yang barusan ia lakukan terhadap Woo-Hyuk, Hee-Jun merasa lega karena kali ini ia bisa membalas Woo-Hyuk.
Sementara itu, Lee Joo-Ri yang sedang dalam perjalanan berpindah kota bersama dengan ibunya, melihat video Woo-Hyuk yang sedang disiram susu oleh Hee-Jun. Diam-diam ia senang melihatnya dan memberitahu ibunya bahwa ia tidak mau pindah karena ingin menyaksikan Woo-Hyuk ‘terjatuh’.
—
Sambil membersihkan badannya, Woo-Hyuk teringat apa yang dulu ia lakukan terhadap Hee-Jun. Ia sejenak tercenung saat mengingatnya. Kembali ke ruang terdakwa, teman wanitanya sudah menunggunya (masih lupa namanya) bersama dengan Ji-Hoon, Bae Joon-Young, dan Choi Seung-Hyun. Teman wanita Woo-Hyuk memberitahu yang lain bahwa yang terjadi dalam sidang sudah keterlaluan karena mereka tidak tahu siapa sebenarnya Woo-Hyuk. Di balik sikapnya itu, menurutnya, Woo-Hyuk adalah orang yang berhati hangat dan baik, terutama pada ibunya dan neneknya.
Sepeninggal Woo-Hyuk dan temannya, Sung-Min datang membawakan mantel untuk Woo-Hyuk. Karena tidak sempat bertemu dengannya, sebagai gantinya Ji-Hoon mengajak Sung-Min untuk berbincang berdua. Dari Sung-Min ia kemudian mengetahui bahwa ayah Woo-Hyuk, CEO Choi, sering memukuli Woo-Hyuk dan ibunya. Secara tidak langsung hal itu berpengaruh terhadap sikap Woo-Hyuk yang mudah emosi dan sering melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Sung-Min menambahkan bahwa Woo-Hyuk sendiri sadar bahwa sikapnya itu tidak baik, namun seringkali semua itu terjadi begitu saja tanpa sempat ia tahan. Namun begitu, Sung-Min meyakinkan So-Woo agar jangan menyerah dalam membela Woo-Hyuk karena seburuk apapun sikap Woo-Hyuk, ia tetap tidak mungkin membunuh So-Woo.
Ji-Hoon setuju dengan hal itu, namun masalahnya, ia sama sekali tidak punya bukti yang menguatkan. Tanpa disangka, Sung-Min lantas memberitahunya bahwa ia juga melihat pria misterius yang diceritakan oleh Woo-Hyuk sebelumnya, yaitu saat ia hendak meninggalkan rumah Woo-Hyuk di malam terjadinya perkara. Saat itu, pria tersebut terlihat sedang berbicara dengan CEO Choi. Ciri-cirinya adalah memiliki rambut panjang serta bekas luka di wajahnya.
—
Tiba di apartemen, Woo-Hyuk disambut oleh ibunya yang khawatir terhadapnya. Ayahnya sesaat kemudian keluar dan langsung memarahinya. Ibu Woo-Hyuk membela Woo-Hyuk, namun ikut kena damprat. Woo-Hyuk meminta ayahnya untuk berhenti dan meninggalkanya masuk ke dalam apartemen. Dengan emosi, CEO Choi menyusulnya ke dalam dan berniat untuk menghajarnya.
Di sekolah, tepatnya di ruang kepala sekolah, pak wakasek memarahi bu guru Kim dan bu wali kelas karena dianggap tidak becus mengawasi jalannya sidang. Bu dekan menambahkan bahwa ulah para anggota klub sidang sekolah sudah keterlaluan karena mereka berani mempertanyakan otoritas SMA Jeung-Guk (saat sesi pak wakasek menjadi saksi). Tanpa disangka, bu wali kelas yang selama ini hanya diam, kali ini berani angkat bicara. Ia mengatakan bahwa dari awal yang membuat masalah adalah bu dekan karena telah menampar Seo-Yeon. Bu guru Kim menambahkan, mayoritas murid sekolah sudah menyetujui adanya sidang sekolah, jadi apabila bu dekan hendak menghentikannya, ia perlu mencari tanda tangan sebanyak 500 buah seperti yang sebelumnya dilakukan oleh Seo-Yeon dkk. Pak wakasek jadi makin stress dan meminta mereka semua keluar dari ruangannya.
Sementara itu, Kyung-Moon mendapat laporan murid VIP yang mendaftar untuk tahun ajaran berikutnya ternyata sudah jauh berkurang. Asistennya memberitahu bahwa itu mungkin saja karena adanya insiden So-Woo.
—
Malam harinya, Seo-Yeon yang baru tiba di rumah mengirim pesan pada Jeung-Guk Watchman dan mengungkapkan kegundahannya terhadap jalannya sidang yang ia rasa tidak sesuai dengan harapannya. Jeung-Guk Watchman menguatkannya, memintanya untuk ingat dengan tujuan awalnya mengadakan sidang sekolah.
Di kamarnya, Ji-Hoon berusaha untuk mengakses folder rahasia di akun Jeung-Guk Watchman. Ia sudah mencoba berbagai macam password namun belum berhasil membukanya. Ia kemudian teringat pertemuannya dengan So-Woo pasca insiden di laboratorium sains, dimana saat itu So-Woo mengatakan bahwa alasannya melakukan perkelahian tersebut adalah karena Ji-Hoon.
Saat ayahnya pulang, usai makan malam bersama, Ji-Hoon menanyakan apakah ayahnya pernah menemui So-Woo saat tidak bersamanya. Kyung-Moon mengiyakan, mengatakan bahwa ia memang datang menemui So-Woo sebagai perwakilan yayasan setelah So-Woo berkelahi dengan Woo-Hyuk. Ji-Hoon merespon dengan kembali bertanya, apakah mungkin orang yang ingin ditemui oleh So-Woo adalah Kyung-Moon. Kyung-Moon berdalih, meski sempat memikirkan hal yang sama, tapi hal itu tidak masuk akal karena di antara dirinya dan So-Woo tidak ada apa-apa. Apalagi ia juga sering bertemu dengannya saat So-Woo bermain ke apartemen mereka.
Usai percakapan itu, Kyung-Moon masuk ke ruang kerjanya dan menandatangani perubahan aturan sekolah, dimana kini sekolah berhak untuk mengeluarkan murid yang dianggap sudah merusak nama sekolah.
—
Lee Tae-Woo menghubungi Seo-Yeon dan memintanya untuk datang ke rumahnya. Bersama Lee Yoo-Jin dan Kim Soo-Hee, mereka bertiga menuju ke sana. Tanpa disangka, Tae-Woo memberitahu mereka bahwa ia baru saja mengetahui bahwa So-Woo memiliki sebuah telpon lain dan dalam telpon tersebut tercatat adanya 5 buah panggilan masuk yang semuanya terjadi pada malam kejadian.
Setelah mengetahui bahwa kelima nomer tersebut adalah nomer telpon umum dari 5 lokasi yang berbeda, Seo-Yeon dkk menemui detektif Oh untuk menceritakan hal tersebut dan meminta masukan. Detektif Oh tidak yakin bahwa Woo-Hyuk yang telah menelpon So-Woo dan ia meminta Seo-Yeon untuk berpikir dengan teliti sebelum mengambil keputusan.
—
Ibu Woo-Hyuk menemui Ji-Hoon dkk di sekolah dan meminta berbicara berdua dengan ‘pengacara’ Woo-Hyuk. Berpindah tempat ke sebuah cafe, ibu Woo-Hyuk memastikan bahwa di malam kejadian Woo-Hyuk tidak mungkin melakukan yang dituduhkan kepadanya karena pada saat itu ia sedang mengantarkan dirinya ke UGD pasca dipukuli oleh CEO Choi. Sadar Woo-Hyuk tidak mungkin menceritakan hal tersebut karena diancam oleh suaminya, ibu Woo-Hyuk mengatakan bahwa ia yang akan bersaksi di sidang sekolah.
Ji-Hoon menolaknya karena tidak ingin terjadi apa-apa pada ibu Woo-Hyuk dan juga Woo-Hyuk. Sebagai gantinya, ia meminta ibu Woo-Hyuk untuk menceritakan tentang si pria misterius. Tidak hanya demi Woo-Hyuk, tapi juga agar kehidupan dirinya (dan Woo-Hyuk) menjadi lebih baik.
—
Seo-Yeon dkk berhasil menemukan kelima lokasi telpon umum yang digunakan untuk menghubungi So-Woo. Lokasi terakhir kebetulan berada tepat di sebuah toko kelontong. Saat ditanya, pemiliknya mengaku mengingat adanya seorang murid sekolah yang menggunakan telpon tersebut di malam natal, lalu terduduk sambil menangis di sana. Sayangnya, dari foto daftar tersangka yang ditunjukkan oleh Seo-Yeon, termasuk foto Woo-Hyuk, si pemilik toko mengaku tidak ada wajah si penelpon di sana.
Sebelum pulang, Seo-Yeon mengusulkan untuk memberitahukan tentang panggilan telpon umum ini pada pihak terdakwa. Lagipula, ia yakin bahwa ada kemungkinan si pemilik toko ingat dengan wajah si penelpon, hanya saja kebetulan wajahnya tidak ada dalam foto yang dibawa oleh Seo-Yeon. Meski sempat tidak rela karena hasil usaha mereka hasil dibagi dengan Ji-Hoon dkk, Yoo-Jin dan Soo-Hee akhirnya setuju untuk berbagi informasi tentang hal itu.
—
Dari ibu Woo-Hyuk, Ji-Hoon ternyata mendapatkan identitas si pria misterius, yaitu Firework Artisan. Ia lantas memutuskan untuk menemui Ko San-Joong dan detektif Oh. Saat mengangkat masalah pembakaran rumah keluarga Choi, San-Joong jadi heran karena menganggap itu tidak ada hubungannya dengan kasus So-Woo. Ji-Hoon memastikan ada, karena si pelaku pembakaran, Firework Artisan, adalah saksi kunci yang bisa membuktikan bahwa Woo-Hyuk benar berada di kamarnya saat malam kejadian perkara. San-Joong yang awalnya tidak mempedulikan langsung terdiam begitu Ji-Hoon menyebut nama Firework Artisan sekaligus mengungkapkan ciri-cirinya. Walau begitu, di hadapan Ji-Hoon ia tetap berusaha tenang dan menjaga kata-katanya.
Setelah Ji-Hoon pergi, San-Joong mengungkapkan rasa terkejutnya pada detektif Oh, menyatakan tidak menyangka Ji-Hoon bisa tahu tentang Firework Artisan. Ia lantas meminta anak buahnya untuk memeriksa kembali panggilan telpon CEO Choi untuk mengecek apakah benar ia berkomunikasi dengan Firework Artisan.
—
Esok harinya, pihak kepolisian menangkap CEO Choi dengan tuduhan sengaja melakukan pembakaran. Ia sempat berdalih, namun tidak bisa berkutik saat San-Joong menyebutkan Chang Hyung-Hwa alias Firework Artisan juga sudah ditangkap. Woo-Hyuk yang melihat kejadian tersebut menjadi kebingungan, namun ibunya memberitahunya bahwa ayah Woo-Hyuk memang berhak untuk ditahan. Tanpa menjelaskan lebih lanjut, ibu Woo-Hyuk meminta Woo-Hyuk untuk tetap tinggal di rumah pada hari itu karena banyak yang harus ia kerjakan.
Di ruang klub, Seo-Yeon menceritakan tentang panggilan di malam natal serta hasil penyelidikannya kemarin bersama Yoo-Jin dan Soo-Hee. Untuk saat ini, Seo-Yeon menyimpulkan ada orang yang tidak mereka kenal yang ada dalam lingkaran kasus So-Woo. Tak lama ponsel Ji-Hoon berbunyi. Woo-Hyuk ternyata yang menelpon, memberitahu bahwa ia hendak berhenti dari sidang. Ji-Hoon pun bergegas untuk mencari keberadaan Woo-Hyuk, dengan ditemani oleh Joon-Young.
—
Bertemu dengan Woo-Hyuk, Ji-Hoon menceritakan apa yang terjadi. Termasuk tentang ibu Woo-Hyuk yang memberitahu tentang ayah Woo-Hyuk yang sengaja melakukan pembakaran dengan menyewa Firework Artisan. Baginya, orang semacam itu tidak perlu berada di keluarga Woo-Hyuk. Woo-Hyuk tidak terima dan menganggap Ji-Hoon tidak tahu apa-apa tentang perasaannya. Tanpa disangka, Ji-Hoon menyatakan bahwa ia sangat tahu tentang perasaan Woo-Hyuk karena ia juga mengalaminya.
Ji-Hoon lantas membuka bajunya dan menunjukkan beberapa bekas luka yang diakibatkan oleh ayahnya yang dulu memukulinya. Dengan menangis, Ji-Hoon menambahkan bahwa ia juga melihat dengan mata kepala sendiri saat ayahnya memukuli ibunya hingga mati.
[wp_ad_camp_1]
Preview Episode 9
Berikut adalah video preview episode 9 dari drakor Solomon’s Perjury:
=== belum tersedia ===
Leave a Reply