Di sinopsis Shoppping King Louis episode sebelumnya, berkat kerjanya yang memuaskan, Ko Bok-Sil (Nam Ji-Hyun) mendapat kontrak magang baru berdurasi 1 tahun dari Cha Joong-Won (Yoon Sang-Hyun). Hal itu membuat Baek Ma-Ri (Im Se-Mi) iri, apalagi belakangan ini Joong-Won terang-terangan menaruh perhatian pada Bok-Sil. Salah satu fasilitas baru yang didapat oleh Bok-Sil adalah kartu kredit. Seperti mendapat mainan baru, Louis (Seo In-Guk) yang baru tahu bahwa pembayaran bisa dicicil dengan kartu kredit, kalap dan membeli banyak barang yang sebagian besar untuk Bok-Sil, termasuk tas senilai puluhan juta. Meski tahu Louis perhatian kepadanya, Bok-Sil tetap meminta agar barang-barang tersebut dikembalikan karena mereka tidak akan mampu membayar cicilan bulanannya. Sebagai gantinya, Bok-Sil mengajak Louis untuk nonton film di bioskop. Tanpa diduga, di hari H mereka, Louis yang sedang dalam perjalanan ke bioskop ditabrak oleh sebuah mobil saat menyeberang jalan. Apa yang akan terjadi selanjutnya di sinopsis drama korea Shopaholic Louie episode 6 ini?
Sinopsis Episode 6
Episode 6: I Was Born To Love You
Siapa sangka bahwa yang menabrak Louis adalah Ma-Ri! Namun bukan disengaja. Jadi ceritanya, sebelumnya Ma-Ri sempat menguping Bok-Sil yang bertanya arah ke bioskop. Ia jadi kepo dan diam-diam menyusul Bok-Sil ke bioskop yang dimaksud. Gegara terus kepikiran tentang Bok-Sil, Ma-Ri jadi tidak konsen menyetir dan menabrak Louis. Ia pun kaget begitu keluar dari mobil dan menyadari bahwa yang ia tabrak adalah Louis. Lebih kaget lagi karena Louis yang sudah dikira mati olehnya, dan juga oleh warga yang menonton, tiba-tiba terbangun 😀
Louis lantas mengomeli Ma-Ri karena dianggap tidak bisa menyetir dengan benar. Saat melihat bunga yang ia beli untuk Bok-Sil rusak karena terinjak, Louis segera meminta ganti rugi sebesar $3 kepadanya.
“Kau tidak kenal aku?” tanya Ma-Ri heran.
“Kau? Tentu saja aku kenal.” jawab Louis. “Kau kan yang mengejutkanku dengan mobilmu dan membuat semua kekacauan ini.”
Louis kembali meminta agar Ma-Ri memberinya uang $3 karena ia sudah bersusah payah bekerja untuk mendapatkan uang sejumlah itu. Dengan masih syok Ma-Ri membuka dompet dan memberikan uangnya. Tiba-tiba Hwang Geum-Ja (Hwang Young-Hee) muncul dan langsung meraih uang tersebut. Tanpa berbasa-basi ia menyemprot Ma-Ri karena hanya memberi ganti rugi sebesar $3 untuk korban kecelakaan. Geum-Ja lantas meminta Louis untuk kembali berbaring di jalan agar ia bisa membuat garis tubuh dengan menggunakan kapur 😀
“Kau memakai baju bagus, naik mobil import, dan kau hanya membayar ganti rugi 3000 won?” sindir Geum-Ja. “Untuk pemeriksaan X-Ray saja itu masih kurang. Dia juga tidak punya asuransi jadi biayanya akan semakin mahal. Apa kau cuma menghargainya seharga tteokbokki?”
Ma-Ri berdalih bahwa ia memberi uang 3000 won karena Louis yang meminta. Geum-Ja tidak menghiraukannya dan lanjut menyindir Ma-Ri yang mengambil keuntungan karena Louis terlihat bodoh. Louis tidak terima mendengarnya, namun langsung berbaring kembali begitu dibentak oleh Geum-Ja.
“Biasanya, orang yang punya keterbelakangan mental memang tidak memahami dirinya sendiri,” ujarnya perlahan pada Ma-Ri.
Ma-Ri akhirnya mengalah dan memberikan uang sebesar $2000 sesuai dengan yang diminta Geum-Ja. Tak lama kemudian, Geum-Ja membagikan separuh uang tersebut pada Louis. Geum-Ja kagum dengan Ma-Ri yang membawa uang sebanyak itu di dompetnya. Louis menimpali bahwa ia juga merasa demikian, terbiasa membawa uang sebanyak itu di dompetnya. Mendengarnya, Geum-Ja memandangnya dengan tatapan aneh dan mengatainya ngaco.
“Tapi apa kau benar-benar tidak mau ke rumah sakit?” tanya Geum-Ja.
“Ya, sebenarnya aku tidak kena tabrak. Aku hanya kaget, jadi tenanglah.” jawab Louis santai.
Geum-Ja langsung panik mendengar jawaban Louis karena ia sudah memalak Ma-Ri untuk sesuatu yang tidak ia lakukan. Ia mencoba menenangkan dirinya dengan mengatakan pada Louis bahwa memang wanita itu yang bersalah. Tapi tak lama jadi panik kembali begitu tahu Louis memberikan nomer telponnya kepadanya. Sementara itu, Ma-Ri mengecek nomer telpon yang Louis berikan kepadanya dengan yang ada di kontaknya, dan ternyata itu memang benar nomer milik Louis.
Louis akhirnya tiba di bioskop. Bok-Sil langsung mengomelinya karena saat itu film sudah hampir habis. Dengan tenang Louis meminta maaf lalu meraih tangan Bok-Sil dan memberikan lembaran kelopak bunga yang telah hancur kepadanya.
“Aku barusan ditabrak mobil, jadi ini hancur,” ujar Louis.
Bok-Sil jadi panik mendengarnya. Tanpa mempedulikan Louis yang memamerkan uang yang barusan ia dapat, ia memaksa Louis untuk memeriksakan diri di rumah sakit. Setibanya di sana, ia meminta uang yang dimiliki Louis untuk membayar biaya pemeriksaan. Awalnya Louis menolak, tapi begitu diancam akan ditinggalkan di sana ia langsung memberikannya pada Bok-Sil. Untunglah hasil pemeriksaan tidak menunjukkan ada masalah pada Louis. Kecuali yang berkaitan dengan amnesia retrograde yang dialaminya. Bok-Sil sempat terkejut saat dokter memberitahunya bahwa ada kemungkinan ingatan Louis tidak akan kembali.
Setibanya di apartemen, Louis langsung duduk di kursinya dengan wajah ditekuk. Saat ditanya penyebabnya, ia kesal karena mereka sudah menghabiskan uang untuk sesuatu yang sia-sia. Ia merasa seperti habis kena tipu.
“Dewasalah,” respon Bok-Sil dengan kesal.
Tiba-tiba ponsel Louis berdering. Ternyata Ma-Ri yang menelpon, menanyakan apakah ia baik-baik saja. Dengan dalih merasa tidak tenang karena habis menabraknya, Ma-Ri mengajaknya untuk bertemu besok pagi.
“Kau suka padaku, ya? Kenapa mengajak bertemu?” tanya Louis. “Kau boleh saja menyukaiku, tapi aku tidak akan menyukaimu. Aku masih merasa tak enak badan, jadi berhentilah menelponku.”
Ma-Ri kaget mendengar kata-kata itu karena sama persis dengan kata-kata yang pernah diucapkan Louis kepadanya (di episode 1). Ia segera memberitahukan hal tersebut kepada ayahnya, Baek Sun-Goo (Kim Kyu-Cheol), yang akhirnya mengaku bahwa ia juga sudah tahu bahwa Louis masih hidup. Ma-Ri pun berniat untuk membawa Louis pulang, namun ayahnya mencegahnya. Ia meminta agar untuk saat ini Ma-Ri membiarkannya karena dengan tidak adanya Louis maka ia bisa menguasai Gold Group, untuk nantinya diserahkan pada Ma-Ri.
Kim Ho-Joon (Eom Hyo-Seop) mengungkapkan kecurigaannya bahwa Louis masih hidup kepada nenek Choi Il Soon (Kim Young-Ok). Nenek Choi sempat tidak percaya melihat cara menulis orang bernama ‘Shopping King Louis’ di internet yang sering typo, mengingat Louis menguasai 10 bahasa asing, namun Ho-Joon memberitahunya bahwa memang itulah kelemahan Louis sedari dulu. Nenek Choi akhirnya meminta Ho-Joon untuk terus menyelidiki hal itu.
“Walaupun ini seperti sedang mencari jarum di gunung pasir, kalau memang ada kemungkinan Ji Sung masih hidup, tentu saja kita harus menyelidikinya,” ucap nenek Choi.
Ho-Joon lantas pamit. Keluar dari kamar nenek Choi tanpa sengaja ia bertabrakan dengan Heo Jung-Ran (Kim Sun-Young) yang sedari tadi diam-diam menguping pembicaraan mereka dari luar. Secara reflek Ho-Joon memeluk pinggul dan paha
Jung-Ran yang hendak terjatuh. Jung-Ran kaget dan sedikit terpana dengan aksi Ho-Joon barusan. Begitu tersadar, ia meminta Ho-Joon untuk melepaskan pegangannya dan pergi meninggalkan Ho-Joon dengan malu-malu.
Anak buah Sun-Goo terus mengawasi apartemen tempat tinggal Bok-Sil dan Louis. Ia ternyata sudah tahu bahwa di tempat yang mereka tinggali saat ini pernah ada tiga kasus pembunuhan. Sambil melaporkan hal tersebut pada Sun-Goo beberapa waktu lalu, anak buah Sun-Goo meyakinkan bahwa mereka bisa memanfaatkan kasus pembunuhan tersebut untuk ‘menyelesaikan’ persoalan Louis.
Hari berganti. Louis sedang tidak sabar menunggu Bok-Sil yang mengambil kimchi yang ia titipkan di lemari es Geum-Ja. Tak lama ia pun datang dan mereka mulai sarapan. Sambil makan, Bok-Sil mengungkapkan keinginannya untuk bisa memiliki lemari es sendiri suatu saat nanti. Namun baru satu suap, Bok-Sil langsung kaget mengetahui saat itu ia sudah terlambat bekerja. Ia segera pergi meninggalkan Louis untuk berangkat ke kantor.
Di kantor polisi, detektif teman Bok-Sil sedang pusing mencoba memecahkan ‘Louie’s Code’, buku catatan kecil Louis yang berisi hal-hal yang sempat ia ingat dan ia rasa berhubungan dengan identitasnya. Tanpa diduga, rekan kerjanya memberi masukan bahwa ia pernah melihat adanya kotak musik ulang tahun Gold Group ke-30 di sebuah toko buku bernama ‘Hong Franc’. Toko buku yang dimaksud ternyata adalah milik Hong Jae-Sook (Yun Yoo-Sun), yang ia sewa dengan deposit 2 juta won per bulan. Dan saat itu, Jae-Sook sedang menjamu ibu Joong-Won, Shin Young-Ae (Kim Bo-Yeon) (yang di episode lalu ia temui di mall sebagai sesama pembaca blog Fancy Styling Talk). Ibu Joong-Won menanyakan cara untuk menjadi member VIP di mall tempat mereka bertemu. Namun ia langsung keki sendiri mendengar jawaban Jae-Sook, yaitu dengan berbelanja barang sebanyak-banyaknya di sana.
Popularitas ‘Shopping King Louie’ ternyata sudah menyebar kemana-mana. Ia banyak memberikan masukan dan kritik di berbagai forum online shop. Masalah muncul saat ia menyindir merek Jovani yang baru saja diluncurkan oleh Goldline, sehingga membuat kontrak eksklusif mereka terancam batal. Ruang departemen merchandise langsung heboh dengan hal itu. Joong-Won segera memerintahkan Lee Kyung-Kook (Kim Byung-Chul) untuk menyelidiki siapa sebenarnya orang yang menggunakan nama ‘Shopping King Louie’ itu. Bok-Sil sendiri, yang juga berada di sana pada saat itu, kebingungan mendengarnya dan jadi curiga jangan-jangan yang dimaksud adalah Louis.
Beberapa saat kemudian Kyung-Kook melaporkan hasil investigasinya pada Joong-Won, dimana ID ‘Shopping King Louie’ mengarah pada Bok-Sil. Namun ia meyakini itu adalah kasus peretasan ID karena dari petunjuk yang ada, tidak mungkin bahwa Bok-Sil pelakunya. Mendengarnya, Joong-Won meminta agar Kyung-Kook merahasiakan hal tersebut dari semua anggota tim sementara ia akan mengurusnya. Kyung-Kook mengiyakan.
Berita tersebut sampai juga ke telinga Ho-Joon. Ia kembali mengecek salah satu jawaban dari ‘Shopping King Louie’ tentang merk kopi favoritnya. Begitu membaca bahwa merk favoritnya adalah ‘Maxim Gold’, Ho-Joon langsung yakin bahwa itu memang bukanlah Louis.
Joong-Won ternyata langsung menyadari bahwa pelakunya adalah Louis. Ia mendatangi Louis di apartemennya dan menanyakan alasannya kenapa menggunakan ID tersebut. Louis mengaku bahwa ‘shopping king’ adalah julukan yang diberikan oleh Jo In-Sung (Oh Dae-Hwan) karena ia suka belanja sedang ‘Louie’ adalah tulisan yang ada di celana dalamnya.
“Kenapa?” tanya Louis.
“Namanya mirip dengan seseorang yang ku kenal,” jawab Joong-Won.
Dengan menggunakan Bok-Sil sebagai alasan, Joong-Won meminta Louis untuk tidak lagi menggunakan ID tersebut serta sejak saat itu pindah tinggal di tempatnya. Kali ini Louis terpaksa menerima tawaran Joong-Won, namun sebagai gantinya, ia minta agar Joong-Won membelikan Bok-Sil lemari es dan mesin cuci. Giliran Joong-Won yang terpaksa menerimanya.
Setelah menandatangani surat perjanjian yang ditulis Louis dengan susah payah, Louis pun pergi menuju ke rumah Joong-Won bersamanya. Anak buah Sun-Goo sempat melihatnya. Setibanya di rumah, Joong-Won dibuat heran sekaligus kesal dengan tingkah Louis. Dengan santai ia menghidupkan satu demi satu perangkat elektronik serta menggunakan mesin pembuat kopi dengan mahir. Ia bahkan meminta Joong-Won untuk mengisikan air kamar mandi untuknya 😀 Saat Joong-Won membeberkan aturan di rumah itu, Louis terus-terusan menjawab dengan membandingkannya dengan Bok-Sil sehingga ia pun makin geram dengan wajah memerah menahan emosi.
“Wow, sudah berapa lama sebenarnya kau ingin tinggal denganku? Sekarang kau bahkan merasa kesal tiap aku buka mulut,” respon Louis.
Detektif polisi tiba di Honc Franc dan mendapatinya sudah tutup. Namun ia mendapatkan petunjuk baru, yaitu selang damkar yang ada di sudut jalan toko tersebut, yang juga ada di dalam buku catatan Louis. Sementara itu, Louis mengajak Bok-Sil untuk nonton bioskop sepulang dia kerja. Bok-Sil menyetujuinya. Namun acara nonton mereka tidak berlangsung lama gara-gara yang ditonton adalah film horror dan mereka jadi ketakutan sendiri menontonnya 😀
Dalam perjalanan pulang, mereka mampir makan di pinggir jalan. Sambil menyantap kue ikan, Bok-Sil menanyakan apakah Louis adalah ‘shopping king louie’.
“Jangan cemas,” jawab Louis, “si Raja Belanja Louis sudah mati hari ini.”
Bok-Sil kaget mendengarnya dan segera menelpon Joong-Won untuk melaporkan hal tersebut. Alih-alih mendengarkan laporan Bok-Sil, Joong-Won menanyakan apakah Louis ada bersamanya dan memintanya untuk segera pulang. Usai makan, mereka berjalan-jalan melihat dagangan seorang penjual cincin. Louis tidak tertarik dengannya karena baginya jelas terlihat itu adalah barang tiruan.
“Aku tidak boleh meletakkan tanganku di atas barang palsu,” ujar Louis pada Bok-Sil, saat keduanya duduk di pinggir danau.
“Kita kan tidak menikah, kenapa beli cincin?” tanya Bok-Sil.
“Kata siapa kalau tidak menikah tidak boleh pakai cincin. Lihat TV sana”, jawab Louis. “Bok-Sil, terlalu banyak hal yang tidak kau tahu.”
“Kapan aku punya waktu nonton TV?” tanya Bok-Sil dengan kesal.
Louis tidak menjawabnya. Setelah terdiam sejenak, ia berkata, “Kau pasti kesulitan harus menyiapkan makan untukku. Hari ini aku sudah meninggalkan rumah.”
Bok-Sil kaget mendengarnya. Louis lantas menceritakan bahwa ia kini tinggal dengan direktur Joong-Won.
“Dia memohon-mohon padaku,” ujar Louis, “Jadi aku putuskan untuk tinggal dengannya.”
“Tanpa menanyakan apapun padaku…”
“Kau cemas karena takut merindukanku?” tanya Louis.
“Untuk apa aku merindukanmu,” jawab Bok-Sil. Setelah terdiam sejenak Bok-Sil melanjutkan kata-katanya, “Tetap saja, kau kan perlu aku untuk menemukan Bok-Nam.”
“Tentu saja! Aku akan menelponmu setiap hari!” janji Louis.
Mereka terdiam dan sama-sama tersenyum sendiri. Melihat kapal yang melintas, tiba-tiba Louis berkata, “Bok-SIl, kau belum pernah naik kapal, kan? Di kencan selanjutnya, ayo kita naik itu.”
“Kencan?” tanya Bok-Sil.
“Yang kita lakukan hari ini adalah kencan. Bok-Sil, tontonlah TV saat aku tak di rumah.”
Setibanya di apartemen, Bok-Sil kaget mendapati kulkas dan mesin cuci ukuran jumbo di kamarnya. In-Sung masuk tak lama kemudian, lalu menjelaskan bahwa itu pemberian dari Joong-Won, sebagai ganti Louis tinggal di rumahnya. Louis sendiri saat itu sedang bersantai nonton TV sambil tiduran di sofa. Joong-Won melihatnya dengan kesal, lalu mendatanginya dengan membawakan sepiring melon. Bukannya berterimakasih, Louis malah memintanya untuk membuang biji-biji melon yang ada karena ia terbiasa makan melon tanpa biji 😀
Dengan pasrah Joong-Won menuruti permintaan Louis. Ia lalu meminta Louis mematikan TV karena ia tidak suka suara berisik saat berada di dalam rumah. Louis memintanya untuk menunggu sebentar karena ia hendak memesan barang yang sedang diiklankan di TV.
“Untukmu?” tanya Joong-Won penasaran.
“Bukan, untuk Bok-Sil,” jawab Louis. “Dia tidak pernah membelikan sesuatu untuk dirinya sendiri. Jadi aku yang belikan.”
“Dengan uang siapa?” tanya Joong-Won.
“Tentu saja dengan uangnya Bok-Sil,” jawab Louis santai.
Joong-Won jadi kesal mendengarnya. “Kau benar tidak ingat apa-apa?” tanyanya.
“Hanya sedikit-sedikit, jadi aku tidak terlalu yakin,” jawab Louis.
Sebelum tidur, Joong-Won menerima pesan dari Bok-Sil yang mengucapkan terima kasih atas kulkas dan lemari es pemberiannya. Ia juga meminta Joong-Won untuk menjaga Louis. Joong-Won sendiri jadi malu saat membaca emoticon lucu yang dikirimkan Bok-Sil kepadanya. Sementara itu, Louis tidak bisa tidur karena memikirkan Bok-Sil. Pun begitu dengan Bok-Sil, yang kepikiran Louis. Tanpa disangka, hampir bersamaan mereka mengambil telpon dan saling berkirim pesan. Sempat kesal karena Bok-Sil berkali-kali membahas tentang Joon-Won, hati Louis jadi girang begitu membaca pesan Bok-Sil yang bertuliskan “Aku merindukanmu”. Demikian pula Bok-Sil, yang girang begitu membaca jawaban dari Louis.. “Aku juga merindukanmu”. Keduanya pun tertidur dengan nyenyak sambil tersenyum bahagia.
Pagi pun tiba. Saat sarapan, Louis melihat dasi yang dikenakan tidak cocok dengan jasnya. Ia lalu mengambilkan dasi lain yang lebih match dengan jas tersebut dan mengenakannya di leher Joong-Won, yang terlihat canggung dengan sikap Louis. Begitu Joong-Won berangkat ke kantor, Louis langsung asik berendam di bath tub dengan menggunakan busa. Usai mandi, sambil hanya mengenakan handuk, Louis iseng masuk ke kamar Joong-Won. Begitu merasakan bantal MicroModal yang ada di tempat tidur Joong-Won, Louis lupa diri. Ia langsung merebahkan diri di tempat tidur tersebut dan mulai tertidur.
Beberapa waktu kemudian kedua orang tua Joong-Won tiba di rumah Joong-Won. Ibu Joong-Won merasakan ada nuansa yang berbeda di dalam rumah sehingga ia pun memeriksa kamar Joong-Won. Ia langsung berteriak histeris begitu melihat Louis yang sedang tidur dalam keadaan telanjang karena handuknya sudah tersingkap 😀 Louis terbangun mendengar teriakan tersebut dan segera menutupi tubuhnya dengan handuk dan bantal.
Usai mengenakan pakaiannya, Louis pun ‘diinterogasi’ oleh kedua orang tua Joong-Won.
“Kau tinggal dengan Joong-Won?” tanya Young-Ae.
“Ya, dia memaksa aku untuk tinggal dengannya,” jawab Louis sambil tersipu malu 😀
“Ku pikir dia sudah jatuh cinta padaku,” lanjut Louis.
Young-Ae langsung lemas mendengarnya. Beberapa saat kemudian, saat sedang berdua, suami Young-Ae, Cha Soo-il (Nam Myung-Ryul), menghampiri istrinya. Dengan menangis Young-Ae menanyakan apakah Soo-Il ingat dengan perkataan peramal beberapa waktu lalu (episode 1 rasanya), bahwa akan ada pria dan wanita yang mendekati Joong-Won. Young-Ae jadi pusing karena melihat sosok Louis yang meski seorang pria namun berpenampilan lembut dan manis seperti seorang wanita.
Di kantor, Sun-Goo menanyakan pada Joong-Won apakah masalah Shopping King Louie sudah selesai. Joong-Won mengiyakan. Sun-Goo lantas menyindir ada sesuatu yang dirahasiakan oleh Joong-Won terkait hubungan kasus tersebut
dengan Ko Bok-Sil yang direkrut karena ada koneksi dengannya.
“Pasti ada sesuatu yang harus dan ingin kau lindungi,” jawab Joong-Won tenang, “Sepertinya kau yang berharap aku menyembunyikan sesuatu.”
“Tentu saja tidak,” jawab Sun-Go sambil tertawa kecil. Namun demikian, diam-diam raut mukanya berubah seperti sedang memikirkan sesuatu.
Usai membagikan selebaran pencarian Bok-Nam serta menyebarkan foto Bok-Nam di sosmed, Louis mengajak In-Sung untuk ikut ke rumah Joong-Won. Bagai di rumah mereka sendiri, keduanya asyik menikmati berbagai cemilan yang ada di sana. Karena lapar, In-Sung pun membuat ramen instan di dapur sementara Louis menunggu sambil tertidur di sofa. Tanpa mereka duga, Joong-Won pulang ke rumah dan langsung syok melihat rumahnya jadi berantakan seperti itu. Dengan suara lantang ia menghardik Louis yang sedang tertidur.
“Kamu sedang apa??!!”
Louis yang segera terbangun tanpa sengaja menendang makanan di meja sehingga jatuh ke lantai. Pun demikian dengan In-Sung, yang saking kagetnya, hanya terpaku di tempatnya tanpa sadar bubuk ramen yang ia pegang berjatuhan di lantai. Tidak itu saja, begitu melangkah, In-Sung malah menjatuhkan telur yang ada di meja dapur.
Sembari mereka berdua membersihkan lantai, Joong-Won menginterogasi In-Sung. Ia menjadi emosi begitu tahu keduanya (lebih tepatnya In-Sung sih) memoroti Bok-Sil dengan minta bayaran 30 ribu won per hari hanya untuk membagikan selebaran. Namun In-Sung membela Louis yang ia katakan tidak tahu apa-apa tentang hal itu, sementara In-Sung hanya ingin membantunya karena Louis sudah menghilangkan semua uangnya melalui scam telpon. Joong-Won tambah emosi mendengarnya. Itu pun masih ditambah dengan In-Sung yang memberitahu kalau Louis menggunakan kartu kredit Bok-Sil untuk berbelanja.
Joong-Won lantas memberi pekerjaan pada Louis di bagian pengiriman. Tugasnya adalah untuk membongkar muat barang-barang. Tidak terbiasa bekerja berat, baru sehari ia sudah terkapar tak berdaya karena badannya sakit semua 😀 Ia pun meminta Joong-Won untuk menempelkan koyo ke seluruh tubuhnya. Setelah tertidur, Joong-Won menatapnya dengan sedikit merasa kagum karena tadi Louis tetap bekerja hingga akhir.
Sayangnya kekaguman Joong-Won tidak bertahan lama. Louis justru mengerjainya dengan sedikit-sedikit meminta tolong. Mulai dari diambilkan minum, disuapi makan, hingga digarukkan kakinya 😀 Karena Joong-Won kesal dan tidak mau melakukannya lagi, Louis minta dipanggilkan Bok-Sil. Joong-Won menolaknya karena Bok-Sil bukan pembantu Louis. Ia juga meminta Louis untuk merahasiakan apa yang terjadi pada Bok-Sil agar ia tidak khawatir.
“Merahasiakan sakitmu dari orang lain agar tidak membuat cemas itu adalah sikap yang dewasa,” ujar Joong-Won.
Adalah In-Sung yang akhirnya menjadi korban. Louis memintanya untuk datang ke tempat Joong-Won begitu saja. Saat sedang berangkat sambil mengomel, In-Sung merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Setibanya di tempat Joong-Won, sambil memijati kaki Louis seperti yang diminta oleh Louis, In-Sung menceritakan tentang hal tersebut, sekaligus tentang kasus pembunuhan yang pernah terjadi di tempat yang ditinggali Bok-Sil dan Louis. Louis langsung terbayang adegan pembunuhan di film horror yang sebelumnya ia lihat bareng Bok-Sil. Ia segera bangkit dan memakai sepatunya, meninggalkan In-Sung yang merasa bodoh karena baru saja disuruh-suruh oleh Louis seolah ia tidak bisa bergerak sama sekali 😀
Sambil diiringi lagu “I Was Born To Love You”, Louis mulai berlari dari rumah Joong-Won menuju apartemen Bok-Sil. Tanpa mempedulikan orang-orang yang heran karena ia bertelanjang dada dan tubuhnya dipenuhi koyo, Louis terus berlari tanpa henti. Ia tidak berhenti sekalipun sempat dikejar mobil polisi yang mencurigainya sebagai orang aneh 😀
Setibanya di apartemen, begitu melihat Bok-Sil baik-baik saja, Louis segera menghampiri dan memeluknya. Sementara itu, Joong-Won kesal mendapati surat permintaan maaf yang ditinggalkan oleh Louis untuknya karena telah melanggar perjanjian. Kembali ke apartemen, Bok-Sil mengambilkan baju untuk Louis dari mesin cuci yang ia gunakan untuk menyimpan barang-barang. Louis terkagum-kagum melihat ‘inovasi’ Bok-Sil. Dengan adanya lemari es dan mesin cuci, Bok-Sil baru menyadari bahwa ruangan untuk mereka tidur jadi makin sempit. Sementara Bok-Sil bingung, Louis diam-diam justru tersenyum senang.
Saat hendak tidur, Bok-Sil menanyakan mengapa Louis kembali.
“Aku kembali karena mencemaskanmu.”
Bok-Sil tersenyum senang mendengarnya. Louis lalu menceritakan tentang rumah itu pada Bok-Sil, yang jadi ingat bahwa mereka bisa menyewanya tanpa perlu deposit.
“Tapi karena kita berdua jadi tidak masalah, karena aku akan menjagamu,” janji Louis. “Percayalah padaku.”
Bok-Sil tersenyum lalu membelai rambut Louis sembari berkata, “Kau memang bisa diandalkan.”
Tiga orang preman siswi SMA yang dulu memalak Louis (episode 2 atau 3) melihat selebaran pencarian Bok-Nam di sebuah minimarket. Karena memang mengenal Bok-Nam, ditambah dengan sedang tidak punya uang, mereka lalu menghubungi Bok-Sil, mengatakan memiliki petunjuk tentang Bok-Nam. Bok-Nam sedang mencopoti koyo Louis pada saat ia menerima telpon dari mereka. Bersama Louis yang memaksa ikut, berdua mereka menuju tempat yang diminta. Tiga preman tersebut, takut dilaporkan ke polisi, sempat berusaha lari begitu melihat yang datang adalah Bok-Sil dan Louis, yang saat itu berjalan ala zombie karena punggungnya terasa sakit semua. Untunglah Bok-Sil dan Louis berhasil menangkap mereka kembali.
Setelah keadaan menjadi kondusif, mereka mengatakan bahwa sebelumnya mereka sering berkeliling naik motor bersama Bok-Nam. Mereka juga tahu bahwa jaket yang dipakai Louis waktu itu adalah jaket milik Bok-Nam. Namun demikian, mereka tidak mau mengatakan keberadaan Bok-Nam apabila tidak diberi uang sebesar 1 juta won terlebih dahulu.
Ma-Ri yang penasaran dengan Bok-Sil yang tidak masuk pada hari itu diam-diam mendatangi rumahnya. Ia langsung kaget begitu melihat ternyata Bok-Sil sedang bersama Louis. Ia lalu meminta Bok-Sil untuk menemuinya di sebuah kafe di dekat apartemen Bok-Sil, dengan dalih ia khawatir kalau Bok-Sil sakit. Begitu Ma-Ri menyinggung bahwa yang sakit adalah pria yang tinggal bersama Bok-Sil, Bok-Sil pun menceritakan tentang pertemuannya dengan Louis. Usai mendengarnya, Ma-Ri langsung menyimpulkan bahwa yang meninggal dalam kecelakaan itu, entah bagaimana caranya, adalah adik Bok-Sil alias Bok-Nam. Namun ia sengaja tidak mengatakannya pada Bok-Sil. Sebelum pulang, Ma-Ri meminjamkan uang 1 juta won pada Bok-Sil untuk mendapat informasi mengenai Bok-Nam dari ketiga orang siswi SMA. Bok-Sil senang menerimanya dan berjanji akan mengembalikannya saat gajian.
Sesampainya di rumah, Ma-Ri segera memberitahu ayahnya tentang hal tersebut. Sementara itu, usai memberikan uang yang diminta, Bok-Sil mendatangi tempat billyard yang dinyatakan oleh ketiga siswi SMA itu sebagai tempat mangkal Bok-Nam. Ternyata menurut pemilik tempat tersebut Bok-Nam sudah lama tidak pernah datang lagi ke sana. Sedangkan di apartemen Bok-Sil, seseorang mengendap-endap masuk ke dalam sambil membawa palu. Tanpa basa-basi ia langsung menghantam kepala seseorang di dalam kamar, yang mengenakan baju mirip Louis, dengan palu tersebut hingga kepalanya bersimbah darah. In-Sung tiba tak lama kemudian. Melihat pintu kamar apartemen Bok-Sil dan Louis terbuka, ia masuk ke dalam. Ia kaget melihat ada seseorang terbaring dengan darah di kepalanya. Entah apa yang dilihatnya, In-Sung langsung melompat mundur dan berteriak lantang begitu melihat wajah orang tersebut.
Bok-Sil tiba di depan apartemennya. Ia bingung melihat tetangga berkumpul di sana. Juga ada mobil ambulans yang sedang membawa seseorang. Begitu mendengar tetangga-tetangga membicarakan tentang ‘pria tampan yang tinggal di sana’, tanpa pikir panjang Bok-Sil langsung ikut masuk ke dalam ambulans tersebut.
[wp_ad_camp_1]
Theme Song Episode 6
Single “I Was Born To Love You” dinyanyikan oleh Freddy Mercury, yang merupakan pentolan grup band legendaris Queen. Lagu yang diciptakan sendiri oleh kang Freddy ini dirilis pada tahun 1985 dan masuk dalam kantong album “Mr. Bad Guy” (1985). Empat tahun setelah Freddy meninggal, Queen merilis ulang lagu ini dan memasukkannya ke dalam album mereka yang bertajuk “Made In Heaven” (1995). Berikut ini video klip lagu “I Was Born To Love You” dari Freddy Mercury yang menjadi theme song dari eps ke-6 drakor “Shopping King Louie”.
Hero
Aku tunggu jd jgn lama lama