Banyak sekali pengunjung yang masuk ke Curcol.Co mencari informasi tentang dorama yang satu ini, “Oh! My Boss! Koi wa Bessatsu de“. Penasaran, saya pun iseng menontonnya. Eh lah kok bagus, wkwkwk. Agar tidak mubazir sudah meluangkan waktu menontonnya, sekalian saja saya bikin sinopsisnya. Rencananya bakal terus hadir hingga episode terakhirnya nanti. Selamat menyimak!
Sinopsis Lengkap Oh! My Boss! Koi wa Bessatsu de Episode 1 (S1E1)
Suzuki Nami pergi ke Tokyo dan berniat untuk mencari pekerjaan di sana agar bisa dekat dengan Hioki Kenya, teman masa kecilnya sekaligus cinta terpendamnya. Kebaikan dan perhatian Kenya selama ini membuat Nami baper dan berharap untuk bisa menikah dengan Kenya.
Nami berniat untuk melamar pekerjaan di Penerbit Otowado. Ia sengaja memilih lowongan di departemen manajemen peralatan agar bisa bekerja secara normal dan tidak perlu lembur.
Sembari menunggu waktu wawancara, Nami pergi ke jembatan. Saat hendak duduk di bangku taman, seorang pria yang belakangan diketahui bernama Junnosuke (Jun) mencegahnya dengan cara memeluknya. Kaget, Nami reflek mendorongnya hingga tanpa sengaja ia terduduk di bangku. Bangku itu ternyata baru saja dicat.
Jun bergegas menarik tangan Nami dan mengajaknya ke sebuah butik. Tidak hanya memilihkan satu set pakaian untuk Nami, Jun juga memberikan sebuah gelang pada Nami.
Mengingat waktu mereka tidak banyak, Jun hendak langsung membayar pakaian tersebut. Nami menolak dan memaksa untuk membayar sendiri. Ia syok begitu tahu tagihan yang harus dibayar sebesar 228 ribu yen (30 juta!).
—
Nami gagal dalam wawancaranya. Kembali ke rumah, Yamanouchi Suzu, adiknya, berniat untuk meminjam baju baru miliknya. Nami menolak mentah-mentah.
Tiba-tiba Handa Susumu dari Penerbit Otowado menghubunginya. Lebih tepatnya dari departemen editorial Global Fashion Expert Partner. Ia menawarkan pekerjaan di departemen tersebut. Tanpa mempertanyakan detilnya, Nami langsung menerimanya.
—
Nami tiba di gedung Penerbit Otowado. Kebingungan mencari dimana departemen editorial berada, ia sempat meminta petunjuk pada seseorang. Nami tidak menyadari bahwa orang yang menolongnya adalah Ugajin Shinichi, wakil presiden perusahaan.
Setibanya di kantor, Handa langsung memerintahkan Nami untuk pergi ke restoran Plaisir di Aoyama. Walau kebingungan Nami melakukannya.
Sesuai instruksi Handa, Nami diminta untuk menemui Horai Reiko di restoran tersebut. Ia datang tepat di saat Reiko menyelesaikan urusannya di sana. Dengan dingin Reiko memerintahkan Nami untuk membawakan barang-barangnya dan pergi meninggalkan Nami begitu saja.
—
Nami kembali ke kantornya dengan membawa setumpuk barang milik Reiko. Mengira Reiko hanyalah seorang model, Nami yang kesal sibuk mengomel atas sikap Reiko yang egois. Tanpa ia sadari, Reiko kini sudah ada di belakangnya.
Handa segera memperkenalkan Reiko sebagai kepala redaksi majalah mode MIYAVI yang akan mereka buat. Misi mereka adalah menerbitkan majalah fashion Jepang yang bisa menguasai pasar dunia, menghidupkan kembali bisnis media cetak yang belakangan meredup, serta menciptakan badai di industri fashion melalui MIYAVI. Reiko sendiri adalah orang Jepang pertama yang ditunjuk menjadi kepala redasi majalah Marie Claire Eropa yang ternama.
Dengan wajah datar, Reiko menyatakan bahwa targetnya adalah merilis edisi perdana MIYAVI dalam waktu dua bulan serta menjual 300 ribu kopi dalam enam bulan. Reiko menegaskan bahwa ia hanya ingin bekerja dengan orang-orang yang berniat untuk membuat hasil, bukan sekedar main-main.
Nami tiba-tiba mengangkat tangannya dan menanyakan masalah jam kerja dan hari libur. Handa langsung menariknya menjauh dari Reiko yang terlihat sama sekali tidak mempedulikan Nami.
Handa menjelaskan bahwa pekerjaan Nami adalah sebagai asisten Reiko. Mulai dari membelikan kopi di pagi hari, mencarikan taksi, membawakan bareng, hingga memesankan tiket pesawat.
—
Nami diminta untuk mengambilkan koleksi terbaru dari butik Togo Tomari. Ia sempat ditolak oleh karyawan toko, namun begitu tahu Nami adalah suruhan Reiko sikap mereka langsung berubah 180 derajat.
—
Ugajin mendatangi ruangan Reiko dan menanyakan bagaimana kantor dan tim barunya. Reiko menjawab bahwa siapa pun anggota timnya tidak penting baginya selama mereka memberikan hasil sesuai yang diharapkan.
Ugajin lantas mengajak Reiko untuk makan malam bersama. Karena gugup tanpa sengaja Reiko malah menolaknya.
—
Jun ternyata adalah seorang fotografer profesional. Ibunya, Kaori, datang dari Kanazawa untuk menjodohkan Jun dengan putri salah seorang klien mereka. Jun menolak mentah-mentah. Kaori tidak keberatan asalkan Jun memang memiliki seorang kekasih.
—
Dalam rapat, Reiko menyatakan bahwa ia hendak menggunakan seorang model Jepang yang sudah mendunia sebagai cover majalah MIYAVI edisi perdana. Ia sudah menghubungi model yang dimaksud, Tominaga Ai, dan memberitahu bahwa Ai hanya punya waktu satu hari saja, yaitu tiga hari kemudian. Untuk desain sampulnya juga akan dikerjakan sendiri oleh Reiko.
—
Saat Reiko hendak makan siang, Nami kaget melihat Reiko mengenakan baju yang baru saja ia ambil dari Togo Tomari. Ia mengira baju tersebut adalah untuk keperluan pemotretan dengan model.
—
Esok harinya, Nakazawa Ryota meminta Nami untuk mengambilkan sebuah baju. Namun Nami salah mengambil baju yang diminta karena tidak tahu jenisnya. Setelah Nami meminta maaf, Nakazawa lantas memberikan sebuah buku kamus dunia fashion pada Nami agar ia pelajari.
Melihat buku tersebut cukup tebal, Nami kagum karena Nakazawa sudah mempelajari buku tersebut dengan tuntas. Nakazawa mengatakan bahwa itu tidak seberapa karena pegawai lain juga melakukan hal yang sama. Semuanya berusaha keras memberikan yang terbaik serta meningkatkan skill mereka. Kendati demikian, Nakazawa tidak yakin Nami puya ambisi yang sama seperti yang lain. Nami terdiam.
Reiko tiba-tiba menghubungi Nami dan minta untuk dibawakan beberapa barang serta buku sketsa. Ia lalu meminta Nami untuk ikut dengannya di taksi.
Dalam perjalanan, Reiko membuat sketsa untuk sampul majalah MIYAVI. Setelah usai, ia langsung menghentikan taksi dan meminta Nami untuk menyerahkan sketsa tersebut pada bagian editor di kantor. Ia juga memperbolehkan Nami untuk pulang setelah membelikan anmitsu edisi spesial di Azabu.
Nami dengan girang melakukannya. Ia mengira akhirnya bisa pulang sebelum waktunya, tanpa perlu dihajar oleh pekerjaan yang menumpuk. Tanpa disangka, antrian pembeli anmitsu cukup panjang dan memakan waktu 2 jam lebih.
—
Jun dan rekannya menunjukkan foto karya Jun pada klien mereka. Klien tersebut terlihat cukup puas dengan hasilnya. Ia bahkan menawarkan pekerjaan lain pada Jun. Awalnya Jun senang. Namun sikapnya berubah begitu mendengar klien tersebut menitip salam pada ayahnya.
—
Kenya mengundang Nami ke pesta ulang tahunnya di akhir pekan. Ia mengatakan hendak memperkenalkan Nami pada semua rekan-rekannya karena ia sudah mengambil keputusan. Nami baper dan mengira Kenya bakal memperkenalkan dirinya sebagai kekasih.
Saat Nami tengah melompat kegirangan, muncul Izumi Haruka, asisten editor di MIYAVI. Mereka lantas makan malam bersama. Nami menceritakan tentang mimpinya menikah dengan Kenya secepatnya agar ia tidak perlu lagi bekerja dan bisa menikmati hidup dengan normal.
Berbanding terbalik, Haruka justru bercita-cita untuk menjadi kepala editor di majalah fashion. Baginya bekerja sama dengan seorang Hourai Reiko adalah kesempatan langka. Ia tidak ingin menyia-nyiakannya begitu saja.
Haruka menyarankan agar Nami mencari pekerjaan lain yang lebih mudah. Menurutnya, hanya orang-orang dengan tujuan jelas yang cocok bekerja di bidang mereka saat ini. Nami terdiam mendengarnya.
—
Nami memberikan kue ulang tahun untuk Kenya. Setibanya di pesta Kenya, Kenya justru memperkenalkan tunangannya yang bernama Sari. Ia memang hendak memperkenalkan Nami pada rekan-rekannya, namun sebagai teman masa kecil yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Syok, Nami langsung berpamitan dengan alasan ada pekerjaan di kantor.
—
Nami melangkah dengan gontai. Reiko tiba-tiba menghubunginya, memintanya untuk segera datang ke Tokyo Tower. Saat itu Reiko tengah bersama seorang pria.
Nami tiba tepat di saat Reiko keluar dengan pria tersebut. Alih-alih menyiapkan taksi, Nami menyatakan hendak berbicara dengan Reiko. Reiko merasa tidak enak pada si pria, namun pria tersebut terlihat woles dan mengatakan hendak mencari taksi sendiri saja.
Nami rupanya kesal karena mengira saat itu Reiko sedang asik berkencan. Ia merasa dirinya hanya dianggap sebagai pelayan, sementara Reiko sibuk dengan urusan pribadinya. Nami tidak terima karena ia ingin bekerja dengan normal seperti layaknya karyawan biasa.
Reiko merespon bahwa Nami terlalu meremehkan pekerjaannya. Ditambah lagi, selama seminggu bekerja, Reiko merasa Nami tidak sigap melakukan tugas-tugas yang normal.
Kesal, Nami menyatakan berhenti dari pekerjaannya. Reiko terlihat tidak peduli dan mempersilahkan Nami melakukannya.
Sepeninggal Reiko, Nami menangis terisak.
—
Nami tiba di jembatan. Ia duduk di bangku taman yang sebelumnya ia duduki saat masih basah. Perlahan ia mengeluarkan kue yang ia beli untuk Kenya.
Jun tiba-tiba muncul. Setelah tahu Nami membawa kue, Jun menawarkan diri untuk membantu Nami menghabiskannya. Nami juga sempat curhat soal bosnya yang menyebalkan.
Usai makan, Jun mengajak Nami naik ke motornya dan pergi makan. Nami mengiyakan.
Alih-alih pergi makan, Jun justru membawa Nami ke Chiba untuk melihat pantai. Sebelum berangkat, Jun menarik tangan Nami agar memeluknya.
Nami terkejut begitu tahu mereka tiba di sana. Jun sendiri langsung berteriak kegirangan dan berlari menuju pantai.
—
Jun menghampiri Nami yang tengah duduk di pinggir pantai. Ia memberitahu bahwa obat terbaik bagi perasaan yang terpuruk adalah laut. Nami mengangguk tanda setuju.
Nami lantas bercerita tentang kue yang tadi mereka makan dan Kenya. Tentang bagaimana ia mencintai Kenya namun Kenya ternyata sudah memiliki tunangan. Tentang bagaimana tujuan satu-satunya datang ke Tokyo berakhir begitu saja.
Usai mendengarnya, Jun mengatakan bahwa baginya tidak ada yang salah dengan orang yang tidak memiliki mimpi atau cita-cita.
Tiba-tiba ponsel Nami berdering. Haruka yang menelpon. Ia baru menyadari dari skesta yang dibuat oleh Reiko bahwa Reiko ingin agar latar pemotretan model mereka esok hari menggunakan bunga-bunga mawar. Ia sendiri keliru membeli buket bunga mawar karena berpikir itu untuk dihadiahkan pada model.
Nami dan juga karyawan lainnya berusaha membantu berkeliling mencarikan bunga mawar. Sayangnya, setelah dicari kemana-mana, tetap saja jumlahnya tidak mencukupi. Warnanya pun berbeda-beda.
Haruka hendak meminta maaf, namun Nami langsung meminta maaf terlebih dahulu, menyatakan bahwa semua itu salahnya. Namun demikian, dalam perjalanan pulang dari Chiba, Nami sempat melihat papan iklan mengenai sebuah kebun bunga mawar, Futtsu Rose Garden. Ia mengusulkan agar mereka melakukan pemotretan di tempat tersebut. Walau sedikit ragu, Handa akan mencoba memberitahukannya pada Reiko.
—
Esok paginya, Nami dan Nakazawa mencoba merayu pemilik Futtsu Rose Garden agar mereka diijinkan melakukan pemotretan di sana. Si pemilik menolak karena beberapa waktu lalu ada stasiun TV yang melakukan syuting di tamannya dan usai syuting mereka seenaknya menginjak-injak kebun bunga mawar hingga rusak. Di saat keduanya mulai putus asa, Reiko tiba-tiba muncul dan berlutut memohon ijin pada si pemilik.
Untuk meluluhkan hatinya, Reiko membawa-bawa kisah Marie Antoinette. Usahanya berhasil.
Saat proses pemotretan berlangsung, Haruka menghampiri Nami dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Ia juga minta maaf karena sebelumnya telah berkata kasar pada Nami. Nami tidak mempermasalahkannya.
Pria yang sebelumnya bersama Reiko muncul dan menghampiri Reiko. Melihatnya, Nami menanyakan pada Haruka apakah itu adalah kekasih Reiko. Reiko menjelaskan bahwa pria tersebut adalah Tomari Togo, ahli pewarna dan tenun terkenal di dunia. Spesialisasinya adalah motif bunga.
Haruka langsung menyadari alasan Reiko menggunakan bunga-bunga mawar sebagai sampul MIYAVI. Yaitu karena ia ingin menampilkan karya TOGO TOMARI di sana. Ia hanya heran bagaimana cara Reiko membujuk Tomari yang terkenal benci dengan media.
Nami teringat dengan baju dari butik TOGO TOMARI yang ia ambil dan kemudian dikenakan oleh Reiko. Itu semua ternyata adalah bagian dari usaha Reiko untuk membujuk Tomari. Pandangan Nami pada Reiko mulai berubah.
—
Keluar dari kantor, seorang wanita terlihat menunggu Ugajin di mobilnya. Ia adalah Takahashi Asami, kepala editor ZEAL, kompetitor MIYAVI. Keduanya lantas pergi bersama.
—
Haruka menunjukkan hasil foto cover majalah MIYAVI yang kemarin dibuat. Nami terharu melihatnya.
—
Nami bertemu dengan Ugajin di depan lift. Ia mengaku sempat berpikir untuk berhenti, namun sudah membatalkan niatnya.
Sesaat kemudian Reiko terlihat melangkah memasuki gedung. Reflek Nami menoleh ke arahnya. Begitu pula Ugajin. Sebelum berpisah, Ugajin berpesan agar Nami terus mendukung Reiko.
Nami lalu menghampiri Reiko. Ia menyatakan tersentuh mendengar cerita Marie Antoinette Reiko beberapa hari lalu. Tanpa disangka, Reiko mengatakan bahwa semua cerita itu palsu. Bersama dengan adegan berlutut, semua hanyalah bagian dari usahanya untuk mengajak Tomari bekerja sama. Dan jika seorang Tomari saja mau bekerja sama dengan MIYAVI, brand-brand mewah dan besar pasti akan mau ikut bekerja sama. Nami terbengong-bengong mendengarnya.
—
Nami bertemu dengan Jun di jembatan. Tak ada angin dan hujan, Jun tiba-tiba mengajak Nami berpura-pura jadi pacarnya. Jun berencana untuk menghindari perjodohan dan memperkenalkan Nami sebagai kekasihnya pada kakaknya.
Beberapa waktu kemudian, Nami berdiri terpaku di hadapan kakak Jun yang tidak lain dan tidak bukan adalah Reiko.
Leave a Reply