Seperti mungkin sudah diketahui teman-teman di sini, saya hampir tidak pernah membaca manga yang bertema selain survival dan sejenisnya.
Tapi gara-gara thumbnail anime Tokyo Revengers sering nongol di beranda Netflix, akhirnya tergoda juga untuk menyimak anime season 1-nya. Juga membaca beberapa chapter manga-nya sebagai pembanding.
Hasilnya? Rupanya kedua versi tersebut bisa dibilang kembar siam. Adegan bahkan dialognya, dari yang saya ketahui, nyaris sama persis.
Oleh karena itu saya beralih ke versi film layar lebarnya, “Tokyo Revengers Live Action”.
Diumumkan sejak bulan Februari 2020 lalu, namun karena pandemi baru bisa hadir di bioskop 1.5 tahun kemudian. Sempat tayang juga di Indonesia (melalui jaringan CGV) kalau tidak salah.
Nah, seperti apa ceritanya? Apakah ada perbedaan dengan versi aslinya?
Yuk simak sinopsis beserta review singkatnya di bawah ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Singkat
Takemichi Hanagaki (diperankan oleh Takumi Kitamura) adalah seorang pria pecundang berusia 26 tahun.
Suatu hari, ia mendengar kabar bahwa Hinata Tachibana (diperankan oleh Mio Imada) dan adiknya, Naoto Tachibana (diperankan oleh Yosuke Sugino), dibunuh oleh geng Tokyo Manji. Hinata sendiri adalah pacar pertama Takemichi.
Esok harinya, seseorang mendorong Takemichi di peron hingga terjatuh ke rel. Saat kereta hendak menabraknya, Takemichi tiba-tiba terlempar kembali ke masa SMA. Tepatnya 10 tahun yang lalu.
Takemichi pun bertemu dengan 4 orang sahabatnya. Atsushi Sendo (diperankan oleh Atsushi Sendo), Yamagishi, Makoto, dan Takuya. Apes, Takemichi ternyata kembali di saat mereka berlima hendak menantang geng sekolah lain.
Celakanya, mereka justru dihajar oleh kelompok Kiyomasa (diperankan oleh Nobuyuki Suzuki), yang merupakan anggota geng Tokyo Manji.
Dalam keadaan babak belur, Takemichi menemui Hinata. Alih-alih memarahinya, Hinata justru menyemangati Takemichi agar menjadi lebih kuat.
Setelah Hinata pergi, Takemichi menolong Naoto yang tengah diganggu oleh 3 orang remaja. Takemichi menceritakan pada Naoto bahwa 10 tahun kemudian ia dan kakaknya akan dibunuh oleh geng Tokyo Manji.
Ketika berjabatan tangan dengan Naoto, tanpa diduga Takemichi kembali ke dunianya, 10 tahun kemudian.
Naoto yang telah dewasa rupanya berhasil menyelamatkan Takemichi dari kereta. Ia ingat dan percaya perkataan Takemichi 10 tahun lalu dan kini sengaja menjadi detektif agar bisa melindungi kakaknya.
Sayangnya, usahanya gagal. Hinata tetap tewas dibunuh oleh Tokyo Manjikai.
Dari hasil penyelidikan, Naoto yakin bahwa satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah menghindari Sano Manjiro (diperankan oleh Ryo Yoshizawa) a.k.a Mickey dan Tetta Kisaki (diperankan oleh Shotaro Mamiya) bertemu. Pasalnya, kedua orang tersebut bakal menjadi otak dari geng Tokyo Manji.
Melalui jabat tangan dengan Naoto, Takemichi pun kembali ke masa lalu.
Serangkaian insiden membuat Takemichi akhirnya bisa berkenalan dengan Mickey dan Ken Ryuguji (diperankan oleh Yuki Yamada).
Takemichi juga berhasil menyelamatkan Ken yang ditusuk oleh Kiyomasa. Aksinya itu berujung pada perubahan masa depan Micky, Ken, dan juga Hinata.
Tanggal Rilis: 9 Juli 2021
Durasi: 120 menit
Sutradara: Tsutomu Hanabusa
Produser: Shota Okada
Penulis Naskah: Ken Wakui (manga), Izumi Takahashi
Produksi: Fuji Television Network, Warner Bros
Pemain: Takumi Kitamura, Yuki Yamada, Yosuke Sugino, Mio Imada, Nobuyuki Suzuki, Gordon Maeda, Hiroya Shimizu, Hayato Isomura, Shotaro Mamiya, Ryo Yoshizawa
Review Singkat
Terus terang saya tidak menyangka bahwa versi live action dari Tokyo Revengers ini bakal diselesaikan ceritanya di satu film.
Yah, walau tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan lagi di sekuel jika diinginkan.
Beberapa bagian cerita dimodifikasi, tidak mirip dengan versi manga maupun anime-nya.
Memang tidak dapat dihindari agar alur bisa dimampatkan dan dituntaskan dalam durasi 2 jam.
Sayangnya, ini berimbas pada hilangnya sebagian momen-momen berkesan yang ada di manga maupun anime.
Adegan pertemuan Takemichi dan Naoto di masa lalu yang harusnya kocak saja di Tokyo Revengers Live Action jadi terasa biasa saja.
Di sisi lain, saya suka dengan perubahan latar waktu dan karakter.
Latar bocah SMP di versi asli bagi saya terlalu tidak masuk akal. Berbeda dengan ketika karakternya menjadi remaja SMA di sini. Jauh lebih make sense.
Begitu pula dengan kepribadian Takemichi yang di sini jauh lebih kalem. Tidak cengeng, penakut, dan mudah putus asa seperti di versi asli.
Jujur saya tidak lanjut membaca manga-nya (dan tidak ingin mengikuti anime season 2-nya) karena jenuh melihat karakter Takemichi seolah tidak mengalami perubahan. Begitu begitu saja.
Penutup
Dari segi cerita, dengan jatah durasi ‘hanya’ 2 jam, Tokyo Revengers Live Action bagi saya sudah memberikan hasil adaptasi yang optimal.
Hilangnya beberapa momen memorable yang ada di versi anime dan manga mau tidak mau harus dimaklumi.
Penggambaran karakter utama Takemichi di film ini juga lebih nyaman untuk ditonton ketimbang versi aslinya.
Pun begitu, bagi yang sudah lebih dulu mengikuti manga maupun anime dari Tokyo Revengers, saya pribadi menyarankan untuk tidak perlu menonton versi live action-nya ini.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply