“Drinking Solo” adalah drama korea terbaru yang menggantikan “Let’s Fight Ghost” yang tamat 2 minggu lalu. Dibintangi oleh Ha Seok-Jin sebagai Jin Jung-Suk serta Park Ha-Sun sebagai Park Ha-Na, ceritanya berkisar tentang dunia pelayanan publik (PNS). Lebih tepatnya tentang sebuah akademi bimbingan belajar bagi calon PNS dan orang-orang yang terkait dengan akademi tersebut, termasuk instruktur dan muridnya. Dikisahkan, Jin Jung-Suk adalah seorang instruktur ujian PNS ternama yang arogan, namun terbukti mampu membuat banyak orang lulus ujian PNS. Sebaliknya, Ha-Na adalah instruktur baru yang dipekerjakan hanya karena mau digaji rendah. Meski sifatnya berbeda, keduanya memiliki hobi yang sama.. sama-sama suka minum alkohol sendirian. Nah, bagaimana kira-kira jalan cerita selengkapnya? Simak yuk sinopsis Drinking Solo episode 1 ini.
Sinopsis Episode 1
Di sebuah restoran BBQ, Jung-Suk menghabiskan gelas birnya dengan nikmat dan meminta pelayan untuk mengirimkan segelas bir lagi. Seorang wanita yang ada di meja lain mengasihaninya karena minum sendirian di tempat seperti itu. Meski mendengarnya, Jung-Suk cuek saja dan lantas memasang earphonenya. Baginya, minum sendirian adalah hal yang menyenangkan karena, sesuai tuntutan profesinya, sepanjang hari ia sudah terus berbicara. Itu sebabnya ia menikmati waktu-waktu seperti ini dimana ia tidak perlu berbicara sama sekali.
Agar hasilnya lebih maksimal, Jung-Suk memiliki aturan sendiri dalam menikmati me time-nya. Yang pertama, waktu yang dihabiskan harus berkualitas dan berkelas. Kedua, harus ada pendamping minuman yang berkualitas. Ketiga, menjaga agar kadar alkohol dalam darah tidak melebihi batas tertentu yang menyebabkan ia akan mabuk. Namun kali ini momennya sedikit terganggu dengan adanya seorang pria, pelanggan resto, yang mabuk berat. Saat hendak pulang ia juga sempat melihat pria tersebut, sedang dipapah oleh seorang wanita yang juga pelayan resto. Si wanita menawarkan diri untuk menyetirkan mobilnya agar pria tersebut bisa tiba di rumah dengan selamat. Melihatnya, Jung-Suk mencurigai si wanita punya niat tersembunyi. Ia bertambah ilfil setelah melihat jam tangan yang dikenakan oleh si wanita, yang berbentuk minni mouse, seperti jam anak-anak.
Tak lama, si wanita alias Ha-Na, tiba di tempat tinggal pria tersebut yang ternyata adalah bosnya. Kebetulan pula ia tinggal di kantornya, sebuah akademi bimbel bernama Daegil. Sebelum masuk, pak bos mengatakan bahwa ia akan berusaha secepat mungkin membayar tunggakan gaji Ha-Na tiga bulan terakhir. Ha-Na menjawab tidak perlu mencemaskan hal tersebut sembari tersenyum. Namun ia sempat galau melihat kembali poster pengumuman yang terpajang di pintu akademi, bahwa akademi tersebut mulai besok akan ditutup.
Beberapa hari kemudian, kehidupan baru Ha-Na dimulai. Ia mendapat pekerjaan di sebuah akademi bimbel di daerah Noryangjin. Pada hari itu ia datang, selain untuk berkenalan dengan staf pengajar lain, juga untuk melakukan rekaman video. Video tersebut nantinya akan ditonton oleh murid bimbel dan mereka akan memutuskan pelajaran / instruktur mana yang akan mereka ikuti berdasarkan impresi mereka tentang video tersebut. Saat masuk ke dalam gedung akademi, Ha-Na terkagum-kagum dengan jeroannya yang bagus dan muridnya yang banyak.
Hwang Jin-Yi (Hwang Woo Seul Hye) sedang mencari spot kosong di tempat parkir. Ia akhirnya menemukannya, namun pada saat hendak masuk, sebuah mobil sport menyerobotnya. Terlebih, si mobil sport ternyata menggunakan dua space parkir sekaligus. Dengan kesal ia menghampiri pengemudi sport yang baru saja keluar dari mobilnya. Si pengemudi, yang ternyata adalah Jung-Suk, berdalih bahwa ia sudah membantu Jin-Yi agar tidak perlu keluar uang banyak apabila ia tidak sengaja merusak mobil sportnya yang mewah. Jung-Suk pun pergi tanpa menghiraukan Jin-Yi. Saat itulah Jin-Yi baru menyadari bahwa Jung-Suk adalah tutor ternama yang dijuluki ‘sampah kelas tinggi’.
Di dalam lift, Jung-Suk memandang dengan kesal pada Min Jin-Woong (Min Jin-Woong), instruktur Administrasi Publik, yang sedang menirukan impresi seorang aktor untuk ia gunakan dalam videonya nanti. Jin-Woong yang baru menyadari keberadaan Jung-Suk segera mengulurkan tangan untuk berkenalan. Jung-Suk mengabaikannya, malah menekan tombol lift di lantai terdekat. Begitu terbuka, ia ternyata meminta Jin-Woong untuk keluar dan menggunakan tangga darurat saja karena ia sudah ‘mengganggu ketertiban umum’ selama tadi di lift. Karena sudah mengetahui reputasi Jung-Suk sebagai ‘sampah kelas tinggi’, Jin-Woong pun membiarkan ulah Jung-Suk.
Kim Won-Hae (Kim Won-Hae), direktur akademi, dengan bangga mengantarkan Jung-Suk ke ruangannya yang terpisah dengan instruktur lain. Betapa kagetnya keduanya ketika melihat ada Ha-Na di sana, sedang asik menikmati kursi pijat yang sedianya diperuntukkan bagi Jung-Suk. Ha-Na mengaku orang yang tadi mengantarkannya mengatakan bahwa ruang kantor tersebut adalah untuknya, sehingga, meski heran, ia pun memanfaatkan fasilitas yang ada. Setelah mengenalkannya pada Jung-Suk — yang mana Jung-Suk sempat menyindir kemampuan berbahasa Ha-Na –, Won-Hae meminta Ha-Na untuk segera keluar dari ruangan itu.
Ha-Na keluar tepat di saat Jin-Yi masuk. Ternyata Jin-Yi adalah sahabat Ha-Na, yang juga merekomendasikan Ha-Na untuk diterima bekerja di sana. Jin-Yi lalu mengenalkan Ha-Na pada Jin-Woong yang ada di belakangnya.
Sambil menunggu waktu rekaman, Ha-Na curhat pada personal assistant yang ada di ponselnya. Pada akhirnya ia kesal sendiri karena jawaban aplikasi tersebut benar-benar ngawur. Jin-Yi datang tak lama kemudian dan menceritakan tentang Jung-Suk, si ‘sampah kualitas tinggi’. Julukan tersebut berasal dari penampilannya yang keren, latar belakang pendidikan yang tinggi, serta kemampuan mengajarnya yang hebat, tapi tidak diimbangi dengan sikap yang baik. Ha-Na agak kaget mendengarnya, namun baginya Jung-Suk tetaplah seorang instruktur yang hebat, yang bisa menghasilkan ratusan juta won per tahun. Jin-Yi membantahnya, karena untuk kontrak tiga tahun saja ia dibayar 10 milyar won. Ha-Na benar-benar kaget mendengarnya.
Jin-Yi menjelaskan, meski akademi harus mengeluarkan uang dengan jumlah banyak, namun masih sebanding dengan pemasukan yang akan mereka dapatkan. Kelas Jung-Suk selama dipenuhi ratusan murid. Belum lagi hasil penjualan buku dan video tutorial online-nya yang selalu laris manis. Kuncinya popularitasnya adalah materi pelajaran yang selalu tepat dengan pertanyaan ujian, sehingga tidak sedikit orang yang curiga ia kerasukan sampai bisa tahu segalanya. Sayangnya, Jin-Yi keceplosan bercerita bahwa Ha-Na sebenarnya bisa diterima di akademi tersebut berkat Jung-Suk. Bukan apa-apa, karena harus membayar mahal untuk Jung-Suk, akademi memecat tutor-tutor yang gajinya menengah ke atas dan menggantinya dengan tutor yang mau digaji rendah. Itu sebabnya Jin-Yi lantas merekomendasikan Ha-Na. Ha-Na tertawa prihatin karena tidak tahu harus berkata apa. Tapi kemudian ia tidak mempermasalahkannya karena yang penting ia mendapat pekerjaan. Jin-Yi yang tadinya merasa bersalah menjadi senang mendengarnya.
Saat masuk kembali ke gedung akademi, mereka melihat poster Jin-Yi sedang dilepas dan diganti dengan poster Ha-Na. Jin-Yi tidak terima dan mempertanyakan hal tersebut pada direktur Kim. Direktur Kim beralasan bahwa Jin-Yi bisa mendapat banyak murid meski tanpa poster, sedang Ha-Na yang masih baru perlu diperkenalkan terlebih dahulu. Jin-Yi lalu meminta agar poster Jin-Woong saja yang dilepas. Jin-Woong menimpali itu tidak mungkin karena posternya sudah sejak lama dilepas. Direktur Kim tetap kukuh pada pendiriannya dan meninggalkan Jin-Yi masuk ke ruangannya. Namun demikian, Jin-Yi yang sebenarnya kesal tidak mau mengungkapkannya pada Ha-Na dan berpura-pura tidak apa-apa. Ha-Na jadi kebingungan harus berbuat apa.
Gong Myung (Gong Myung) keluar dari stasiun Noryangjin. Ia diminta oleh ibunya untuk melihat-lihat akademi bimbel PNS di sana, sedangkan ia sendiri merasa enggan karena baru saja selesai wajib militer. Tak lama Ki-Bum (Key), sahabatnya, datang. Berbeda dengan Gong Myung, Key sudah pernah ikut ujian PNS dan tidak lulus. Namun ia tidak terlalu pusing memikirkannya. Karena lapar, Gong Myung lantas mengajak Ki-Bum untuk mencari makan. Ki-Bum pun membawanya ke tempat makan all-you-can-eat yang cuma berharga 4000 won. Mengetahui banyaknya variasi makanan yang ada di restoran tersebut (dan harganya yang murah), Gong Myung kalap dan mengambil banyak sekali makanan. Ia bahkan mempertimbangkan untuk benar-benar ikut bimbel PNS di sana dengan adanya resto murah seperti itu.
Sementara itu, Ha-Na mencoba menghibur Jin-Yi dengan membuatkannya kopi. Jin-Yi menolaknya. Jin-Woong ikut coba menghiburnya, tapi malah didamprat oleh Jin-Yi. Jung-Suk yang mendengar keributan mereka menjadi kesal dan menutup jendela ruangannya. Tidak tahan lagi melihat Jin-Yi yang tampak frustrasi, Ha-Na menawarkan untuk meminta direktur agar posternya dilepas dan diganti dengan poster Jin-Yi. Mendadak sikap Jin-Yi berubah dan menjadi ceria kembali. Apalagi setelah itu telpon berbunyi dan mengabarkan bahwa rekaman video akan segera dimulai. Jin-Woong hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap Jin-Yi.
Satu persatu dari mereka lalu mulai membuat rekaman video. Jin-Yi beraksi dengan gaya yang seksi dan menggoda, Jin-Woong dengan gaya sok cool, dan Ha-Na, yang baru pertama kali melakukannya, dengan gaya gugup dan kaku. Ia menjadi lebih salting saat mendadak Jung-Suk dan Won-Hae datang untuk melihatnya. Di luar ruangan, usai melihat promo cara mengajar Ha-Na yang direkam di video, Jung-Suk mengatakan pada Won-Hae bahwa cara mengajarnya sesuai dengan akademi asalnya dulu, di pinggiran kota. Setelah mengetahui bahwa Ha-Na juga lulusan universitas biasa, Jung-Suk juga mengatakan bahwa pastinya Ha-Na berusaha keras di Seoul untuk bisa bertahan. Won-Hae sedikit ragu karena baginya Ha-Na tidak seburuk itu, tapi Jung-Suk meyakinkannya bahwa banyak tutor yang selevel dengan Ha-Na di luar sana.
Ha-Na yang sempat menguping pembicaraan mereka menjadi galau. Apalagi saat berjalan di lorong dan melihat posternya sudah dibuang ke tempat sampah, digantikan oleh poster Jin-Yi. Ia pun melipir ke tangga darurat dan melamun di sana, mengingat kembali masa-masa ia kuliah dan nyambi mengajar di akademi. Karena desakan ekonomi, pekerjaan sebagai pengajar di akademi lambat laun menjadi pekerjaan utamanya, dan ia pun makin cinta dengan profesinya. Ha-Na lalu bertekad untuk bisa juga bertahan di pekerjaannya kali ini.
Usai main game, Ki-Bum dan Gong Myung membeli minuman di cafe. Tanpa disangka ada sahabat mereka di sana, Dong-Young (Kim Dong-Young), sedang menangis di pundak kekasihnya. Sama halnya dengan Ki-Bum, Dong-Young juga baru saja gagal melalui ujian PNS. Bedanya, ia ingin sekali bisa segera lulus dan tidak keberatan untuk belajar setiap waktu. Karena sudah lama tidak bertemu, Ki-Bum dan Gong Myung mengajaknya untuk pergi minum-minum dulu. Dong-Young menolak, tapi kedua sahabatnya menyeretnya ikut dengan mereka.
Jam mengajar di akademi selesai. Won-Hae mengajak Jung-Suk untuk minum bersama dengan yang lain, sebagai penyambutan atas hadirnya Jung-Suk di akademi mereka. Jung-Suk menolak, berdalih ia tidak pernah minum bersama rekan kerjanya dan ingin pulang ke rumah saja. Jin-Yi dan Jin-Woong mencoba merayunya, namun ia tetap tidak bergeming dan pergi begitu saja meninggalkan mereka. Akhirnya mereka pun pergi berempat saja.
Acara makan dan minum bersama dilakukan di sebuah restoran di dekat pasar ikan. Sementara itu, Jung-Suk juga sebenarnya tidak pulang, melainkan sedang makan dan minum sendirian di sebuah restoran berkelas. Kembali ke Ha-Na dkk, Won-Hae yang sudah mulai mabuk bercerita ngalor ngidul sehingga membuat yang lain jadi bosan mendengarnya. Untuk memeriahkan suasana, Ha-Na dan Jin-Yi pun membuat atraksi menari dan menyanyi. Suasana menjadi heboh. Namun keributan mereka membuat pengunjung di ruang sebelah terganggu. Siapa sangka, ternyata pengunjung tersebut adalah mantan bos Jung-Suk, yang tidak terima Won-Hae telah merebut Jung-Suk dari akademinya. Untuk mengerjai Won-Hae, mantan bos Jung-Suk lantas meninggalkan restoran dan mengatakan pada pemilik bahwa yang membayar tagihannya adalah Won-Hae.
Begitu diminta untuk membayar tagihan meja sebelah, Won-Hae pun jadi geram. Ia segera berusaha mengejar mantan bos Jung-Suk dan meminta Ha-Na untuk membantunya. Kejar-kejaran di pasar ikan pun terjadi. Ha-Na sukses menangkap si mantan bos itu, tapi nasib apes menimpanya… ia terjatuh di dalam ember berisi ikan 😀
Di tempat lain, Gong Myung, Ki-Bum, dan Dong-Young sedang asik ngobrol sambil menikmati minumannya saat pria mabuk di meja sebelah menyindir Gong Myung yang pengangguran. Ia mengatainya lebih buruk dari babi, karena babi saja masih ada gunanya. Gong Myung emosi mendengarnya dan berniat untuk menghajarnya. Untung kedua temannya bisa mencegahnya.
Ha-Na melangkah pulang dengan baju yang basah kuyub, plus baju penjual ikan yang ia pinjam untuk menutupi bajunya. Saat sedang meratapi nasibnya yang sial, ia melihat Jung-Suk yang sedang asik menikmati segelas alkoholnya. Meski masih kesal karena Jung-Suk tadi merendahkan almamater Ha-Na, Ha-Na berniat untuk berteman dengannya. Ia pun menghampiri Jung-Suk dan duduk di mejanya. Jung-Suk kaget melihat Ha-Na tiba-tiba muncul di hadapannya. Namun ia kembali bersikap cool dan meminta Ha-Na untuk menyingkir dari hadapannya. Ha-Na menanyakan alasannya.
“Kau itu tidak kompeten dan kau merayu bosmu untuk menutupi hal itu.” ujar Jung-Suk.
Ha-Na membantahnya dan mengatakan ia tidak seperti itu. Ia lalu coba menjelaskan bahwa memang benar ia tidak berasal dari universitas berkelas, tapi ia seorang pekerja kelas. Jung-Suk tidak menghiraukannya dan memasang kembali earphonenya sembari memberi gestur tangan mengusir Ha-Na pergi.
Dengan kesal Ha-Na pun pergi. Di halte, ia melihat bilboard iklan ‘Jalan Pintas Menuju Kesuksesan’-nya Jung-Suk. Ha-Na lantas melampiaskan kekesalannya dengan meninju dan menendang papan iklan tersebut. Saat itu kebetulan Gong Myung dkk lewat dan melihatnya. Mereka curiga bahwa Ha-Na sedang stress karena sudah mengikuti panduan dari Jung-Suk namun tetap saja tidak lulus ujian PNS. Gong Myung juga sempat tertawa melihat Ha-Na yang menendang bilboard tersebut tapi lantas kesakitan sendiri.
Gong Myung dan Ki-Bum tiba di kamar apartemen Dong-Young. Gong Myung prihatin melihat kondisi kamar dan hidup Dong-Young yang ternyata cukup menyedihkan. Tiba-tiba terdengar suara orang di sebelah kamar Dong-Young yang sedang menelpon memberi kabar bahwa ia barusan lulus ujian PNS. Ki-Bum kesal mendengarnya dan memintanya untuk diam. Teriakan Ki-Bum membuat orang di kamar sebelah lainnya kesal dan memintanya untuk diam 😀
Usai ribut-ribut di kamar Dong-Young, Gong Myung dan Ki-Bum duduk di balkon apartemen sembari menatap suasana kota di waktu malam. Ki-Bum menanyakan apakah Gong Myung sudah membuat keputusan, Gong Myung menjawab masih belum. Sedangkan Ha-Na saat itu baru tiba di apartemennya dan menemukan sebuah kotak di depan pintunya. Saat dibuka, ternyata berisi makanan kiriman dari ibunya. Ha-Na jadi sedih membaca surat dari ibunya. Ia jadi makin sedih setelah mengetahui ternyata semua makanan tersebut sudah bau karena terkena panas. Namun hatinya kembali senang saat mendapati satu kotak makanan yang masih bisa dimakan.
“Jika ada kemauan pasti ada jalan,” ucap Ha-Na.
Setelah berganti pakaian, ia pun menghabiskan makanan tersebut bersama segelas bir. Demikian juga dengan Ki-Bum, yang meski sedari tadi terlihat santai dan ceria, ternyata juga galau memikirkan hidupnya sembari menenggak sekaleng bir. Gong Myung pun melakukan hal yang sama, minum bir di depan minimarket yang ada di sebelah akademi bimbel, bimbang menentukan langkah apa yang akan ia ambil untuk hidupnya.
Setelah menghabiskan birnya, Ha-Na membuka internet, berniat untuk mengenal lebih dekat musuhnya, Jung-Suk. Ia kaget begitu membaca rumor mengenai Jung-Suk yang diduga telah memalsukan almamaternya. Jung-Suk sendiri saat itu baru tiba di rumahnya dan menerima sebuah pesan SMS dari orang yang tidak dikenal, menyatakan bahwa ia punya bukti bahwa Jung-Suk bukan lulusan Universitas Seoul. Dengan wajah pucat Jung-Suk segera menghapus SMS tersebut.
Preview Episode 2
» Sinopsis episode 2 selengkapnya
Leave a Reply