Di sinopsis Cinderella and Four Knights episode sebelumnya, Park Hye-Ji (Son Na-Eun) mengaku Kang Ji-Woon (Jung Il-Woo) telah menerima pernyataan cintanya pada Eun Ha-Won (Park So-Dam). Ji-Woon yang mengetahui hal tersebut menjadi marah pada Hye-Ji. Sementara itu, ayah kandung Ha-Won, Kang Young-Jin, datang menemuinya di mansion Sky House. Fakta bahwa teman ibunya ternyata adalah ayah kandungnya membuat Ha-Won syok dan pergi meninggalkan mansion. Terlebih berulang kali ia mencoba menghubungi ayah (tiri)nya namun telponnya tidak kunjung diangkat. Ji-Woon yang kebingungan mencarinya hanya sempat mendengar suara tangis Ha-Won sebelum akhirnya ponsel Ha-Won mati karena kehabisan baterai. Apa yang akan terjadi selanjutnya di sinopsis Cinderella and Four Knights episode 12 kali ini?
Sinopsis Episode 12
Ha-Won mendatangi krematorium ibunya dan terduduk menangis, masih tidak percaya fakta bahwa ayah yang selama ini merawatnya, Eun Gi-Sang (Seo Hyun-Chul), memang bukan ayah kandungnya. Tanpa disangka, beberapa saat kemudian Ji-Woon tiba di tempat tersebut. Ha-Won segera berdiri dan menanyakan mengapa ia berada di krematorium. Ji-Woon menjawab bahwa ia khawatir terhadap Ha-Won. Ha-Won berdalih tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena ia hanya kangen ingin bertemu dengan ibunya. Ji-Woon melangkah maju ke arah Ha-Won, lalu memeluknya.
“Kau tidak perlu berkata apapun. Menangislah. Aku akan berada di sini menemanimu.”
Dan Ha-Won pun menangis tersedu-sedu.
Di mansion, Ms. Beolgyo menceritakan apa yang terjadi pada Kang Seo-Woo (Lee Jung-Shin) dan Kang Hyun-Min (Ahn Jae-Hyeon), termasuk keheranannya karena Young-Jin mengaku sebagai ayah Ha-Won namun Ha-Won sendiri memanggilnya ahjussi (paman). Ia mengiyakan saat Seo-Woo memastikan apakah benar Ha-Won pergi setelah orang itu datang.
Beralih kembali ke krematorium, Ha-Won yang sudah tenang curhat pada Ji-Woon tentang ia yang tiba-tiba punya dua ayah. Ji-Woon membalas bahwa ia juga merasakan yang sama, saat enam bulan lalu tiba-tiba Lee Yoon-Sung (Choi Min) mendatanginya dan mengatakan bahwa Ji-Woon adalah cucu dari CEO Kang (Kim Yong-Geon) serta nama aslinya adalah Kang Ji-Woon. Itu sebabnya ia bisa memahami apa yang Ha-Won rasakan dan menebak kemana ia pergi. Ha-Won lantas bertanya apakah Ji-Woon bisa menerima semua itu. Ji-Woon menjawab pada awalnya sulit karena seumur hidupnya ia sudah hidup sebagai Han Ji-Woon.
Ha-Won lalu lanjut bercerita tentang ayah (tiri)nya, yang ia anggap hanya sedang marah ketika mengatakan bahwa Ha-Won bukanlah anak kandungnya. Pada saat itu, ia penasaran apakah yang dikatakan oleh ayah (tiri)nya benar atau tidak. Dan jika benar, Ha-Won ingin sekali bertemu dengannya setidaknya sekali saja. Kini ayah kandungnya benar-benar muncul di hadapannya dan ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ji-Woon lantas memberi saran agar Ha-Won tidak memaksakan diri untuk menerima kenyataan yang ada karena hanya akan membuatnya sakit.
“Sejujurnya, aku sungguh takut kembali ke sana sendirian. Ku pikir alangkah baiknya jika ada seseorang menemaniku. Dan kau kebetulan muncul sekarang,” ujar Ha-Won sambil tersenyum lebar.
Ji-Woon menatapnya. “Kau pasti super senang melihatku, kalau begitu.”
“Yaaa, berarti Kang Ji-Woon ada gunanya juga, itu yang ku pikirkan,” jawab Ha-Won.
Tak lama mereka tiba kembali di mansion. Ha-Won kaget sekaligus senang melihat Ji-Woon yang membukakan pintu kamar untuknya. Sementara itu, di rumah Park Soo-Kyung (Choi Eun-Kyeong), Choi Yoo-Na (Ko Bo-Gyeol) sedang mengomel pada ibunya dan mengatakan sudah tidak berminat pada Hyun-Min karena Hyun-Min memiliki selera rendah dengan memilih Ha-Won, sembari membanting cincinnya. Soo-Kyung mendukung keputusan anaknya. Tanpa sengaja ia menendang cincin yang baru saja dibuang Yoo-Na. Tapi ternyata Yoo-Na bukannya 100% menyerah, melainkan beralih target ke Seo-Woo.
Ji Hwa-Ja (Kim Hye-Ri) mendatangi CEO Kang di kantornya karena tadi pagi ia berangkat tanpa pamit. CEO Kang beralasan ia ada rapat sehingga buru-buru berangkat. Sambil memegang tangannya, Hwa-Ja menanyakan apakah CEO Kang sedang sakit atau ada yang membuatnya gelisah. CEO Kang melepaskan pegangan Hwa-Ja lalu mengatakan bahwa ia sudah berbohong. Ia bukannya menghadiri rapat, melainkan pergi ke sauna bersama Ketua Lee. Ia sengaja tidak mengatakannya karena tahu Hwa-Ja tidak suka pergi ke sana. Hwa-Ja, yang sebenarnya diam-diam sering pergi ke sauna (dan sempat dibuntuti oleh Yoon-Sung di episode lalu), menjawab tidak apa-apa asal CEO Kang tidak terlalu sering pergi ke sana.
CEO Kang yang mengira Hwa-Ja sedang selingkuh lantas mengatakan, karena ia sudah jujur kepadanya, maka Hwa-Ja juga harus jujur kepadanya. Ia akan memaafkannya jika Hwa-Ja mengatakannya sekarang. Sambil tersenyum terpaksa, Hwa-Ja mengatakan bahwa tidak ada yang perlu ia katakan pada CEO Kang.
Ha-Won mendapat telpon dari pihak krematorium yang mengabarkan seseorang telah membayar uang sewa krematorium untuk bulan ini. Ia kaget mengetahui orang yang dimaksud adalah Young-Jin. Tiba-tiba Seo-Woo mengetuk pintu dan mengajak Ha-Won keluar kamar. Ternyata ia membuatkan spaghetti spesial untuk Ha-Won karena tahu Ha-Won tadi belum sarapan. Sambil menyantap spaghetti tersebut, Ha-Won menanyakan mengapa Seo-Woo berbuat baik padanya. Seo-Woo menjawab bahwa selama ini Ha-Won-lah yang selalu berusaha memperbaiki hubungan mereka semua sebagai keluarga, sementara mereka sendiri belum berbuat apa-apa untuk Ha-Won. Ha-Won menjawab tidak masalah karena kemarin Ji-Woon sudah menemaninya. Seo-Woo kaget mendengarnya.
“Dia selalu menyuruhkan jangan dekati dia, tapi dia aslinya ternyata orang yang baik,” ucap Ha-Won. “Dan sekarang bintang top Kang Seo Woo membuat sarapan untukku. Sepertinya ada gunanya juga bekerja di Kediaman Haneul!”
Meski agak cemburu pada Ji-Woon, Seo-Woo memaksakan diri untuk tersenyum pada Ha-Won.
Usai makan, Ha-Won kembali ke kamarnya. Ia mendapati Hyun-Min sedang berada di depan kamarnya, meletakkan wajahnya di tembok. Saat ditanya sedang apa, Hyun-Min melompat kaget dan langsung menjawab bahwa ia hanya berdiri di sana tanpa melakukan apa-apa 😀 Ia lantas memberitahu Ha-Won bahwa Seo-Woo mengkhawatirkannya dan ia sudah mengingatkan Seo-Woo bahwa Ha-Won adalah orang yang mentalnya kuat. Ha-Won membenarkan perkataan Hyun-Min sambil mengepalkan kedua tangannya. Ia pun berpamitan masuk ke kamarnya. Hyun-Min selintas melihat baju Ha-Won yang kemarin digunakan Hye-Ji hingga ia salah mengenalinya. Saat ditanya oleh Ha-Won kenapa ia masih berdiri di situ, dengan nada tinggi Hyun-Min mengatakan agar ia tidak lagu mengenakan baju tersebut karena norak. Ha-Won gagal paham dan menatap Hyun-Min yang berlalu dengan kebingungan.
Ji-Woon mendatangi Hye-Ji yang sedang membuat desain baju di teras taman. Ia meminta maaf karena kemarin telah meninggalkannya begitu saja. Hye-Ji tersenyum dan mengatakan tidak masalah, karena ia sudah mendengar kemarin Ha-Won mendapat masalah.
“Kau tahu, kau tiba-tiba punya sisi lembut,” ujar Hye-Ji. “Di luar kau kelihatan kasar, tapi aslinya kau tidak bisa mengabaikan orang yang butuh bantuan.”
“Aku tidak menemui Ha-Won karena aku merasa seperti itu,” respon Ji-Woon.
“Jadi apa?” tanya Hye-Ji.
“Aku punya perasaan khusus terhadap Ha-Won,” aku Ji-Woon.
“Kalau kau menemui Ha-Won karena kau punya perasaan padanya, kenapa kau menemuiku langsung saat rumahku di sita? Apa kau kasihan padaku?”
Hye-Ji mendadak emosi kepada Ji-Woon. Ia bahkan menjatuhkan kotak perangkatnya dari meja.
“Lalu kenapa kau baik padaku? Kau harusnya membiarkanku saja menghadapi masalahku sendirian. Kenapa kau membuatku merasa lebih menyedihkan?”
“Kaulah orang pertama yang baik padaku saat aku pertama kali tinggal di sini,” jawab Ji-Woon, “jadi aku ingin baik padamu. Maaf kalau itu membuatmu marah.”
“Berhenti berkata kau menyesal. Kaulah orang yang selalu berada di sisiku tiap kali Hyun-Min menyakitiku. Aku selalu merasa sedih. Jadi apa yang harus ku lakukan jika kau selalu berkata maaf padaku? Kali ini, aku sungguh ingin mengandalkanmu,” ucap Hye-Ji dengan mata berkaca-kaca.
“Sungguh?” tanya Ji-Woon. Ia melanjutkan, “Kau hanya terbiasa berada di sisiku, bukannya Kang Hyun Min. Kau sungguh berpikir aku bisa mengisi kehampaan dalam hatimu itu?”
Ji-Woon pergi meninggalkan Hye-Ji. Tanpa mereka sadari, Hyun-Min saat itu mendengarkan semua percakapan mereka. Ia teringat saat pertama bertemu kembali dengan Hye-Ji sepulang dari kuliah di luar negeri, dan dengan dingin mengatakan bahwa ia sama sekali tidak merindukan Hye-Ji.
Young-Jin berdiri di depan mansion sambil mengamati buku tabungannya yang saldonya menipis gara-gara sudah membayarkan uang sewa krematorim. Ji-Woon tidak sengaja melihatnya. Menduga ia adalah ayah kandung Ha-Won, ia pun menyapanya. Sebaliknya, Young-Jin, menyadari bahwa orang yang di hadapannya adalah salah satu pewaris Haneul Group, segera memperkenalkan dirinya sebagai ayah Ha-Won. Ji-Woon lantas mengajaknya ngobrol empat mata di sebuah restoran. Young-Jin berakting bahwa ia sebenarnya ingin menemui Ha-Won dan menjadi ayah yang baik, namun malu karena kondisi keuangannya ‘tidak aman’. Mendengarnya, Ji-Woon lalu memberikan sejumlah uang untuknya, sekaligus mencatatkan nomer ponselnya agar Young-Jin bisa menghubunginya setiap saat ia membutuhkan bantuan.
Yoon-Sung kembali diam-diam membuntuti Hwa-Ja. Di sebuah restoran, Yoon-Sung melihat Kim, kuasa hukum CEO Kang, berniat menemui Hwa-Ja. Yoon-Sung sengaja menghubunginya, namun Kim langsung mengubah ponselnya ke mode getar setelah melihat yang menelpon adalah Yoon-Sung. Agenda pertemuannya dengan Hwa-Ja ternyata adalah untuk menyerahkan salinan surat wasiat CEO Kang kepadanya. Hwa-Ja mengatakan bahwa ia akan membacanya terlebih dahulu dan menghubunginya lagi nanti. Yoon-Sung yang menguping pembicaraan mereka dari balik pintu merasa ada yang tidak beres.
Saat ibunya hendak pulang, Yoon-Sung mecegatnya di depan lift. Hwa-Ja kaget melihat Yoon-Sung ada di sana. Ia berdalih baru saja menghadiri pertemuan. Tanpa basa-basi Yoon-Sung langsung menanyakan apakah Hwa-Ja menemui Kim, sembari merebut amplop berisi salinan surat wasiat.
“Apa yang akan kau lakukan dengan surat wasiat ini?” tanya Yoon-Sung.
Ternyata Hwa-Ja mengaku bahwa semua itu ia lakukan demi Yoon-Sung. Ia ingin agar anaknya itulah yang menjadi pewaris Haneul Group karena ia sudah sekian lama mendedikasikan hidupnya untuk CEO Kang. Bagi Hwa-Ja, jelas Yoon-Sung yang paling berhak menjadi pewaris. Dan ia tidak akan berhenti melakukannya, tidak peduli apa yang dikatakan oleh Yoon-Sung, hingga semuanya berakhir.
“Dan sampai kapan semua ini berakhir?” tanya Yoon-Sung. “Kalau kau sudah membuangku, seharusnya kau tak perlu lagi mencariku. Tidak… jika kau sungguh ingin muncul di hadapanku, kau seharusnya tidak muncul di hadapanku dengan sikap yang seperti ini.”
Yoon-Sung pergi setelah menyelesaikan kata-katanya. Hwa-Ja lalu mengambil ponselnya dan menelpon seseorang, memintanya untuk mengatur pertemuan dengan dewan secepat mungkin karena sudah tidak ada waktu lagi.
Di mansion, Ha-Won mendapat SMS dari Young-Jin, menanyakan apakah ia pulang dengan selamat semalam. Ingatan Ha-Won kembali ke masa kecil dimana Young-Jin dulu sering membantunya, termasuk mengaku sebagai ayahnya saat ia sedang diganggu oleh anak lain. Setelah berpikir panjang, ia lalu menelpon Young-Jin dan mengajaknya makan malam bersama. Saat makan, Ha-Won menanyakan kembali apakah yang sebelumnya ia katakan tentang hubungannya dengan ibu Ha-Won benar dan mengapa ia baru menemuinya sekarang. Young-Jin kembali menggunakan masalah finasial sebagai alasan, sembari mengungkit masa lalu mereka. Perasaan Ha-Won menjadi campur aduk, antara percaya tidak percaya. Apalagi melihat kondisi pakaian Young-Jin yang memang memprihatinkan.
Ha-Won lantas minta ijin untuk keluar sebentar karena harus menjemput temannya. Young-Jin sebal Ha-Won tiba-tiba pergi karena ia belum sempat membahas soal uang. Ternyata Ha-Won pergi untuk membelikan baju untuk Young-Jin. Namun saat kembali ia langsung syok mengetahui Young-Jin yang diam-diam sedang membongkar isi tas Ha-Won (yang memang ia tinggalkan di sana). Ha-Won menunggu hingga Young-Jin usai melakukan aksinya dan ia pun kembali ke meja seolah tidak terjadi apa-apa. Ha-Won lantas menanyakan apakah Young-Jin masih kekurangan uang hingga sekarang. Young-Jin mengiyakan. Ia mengaku bahwa ia juga ingin bisa punya rumah agar bisa tinggal bersama Ha-Won. Terakhir, ia menutup rayuannya dengan meminta pinjaman pada Ha-Won.
Ha-Won mengatakan bahwa ia tidak punya uang sebanyak itu. Pantang menyerah, Young-Jin menyarankannya untuk meminta pada cucu CEO Kang yang bernama Ji-Woon. Ha-Won kaget mendengarnya. Ia menanyakan darimana Young-Jin mengenal Ji-Woon. Young-Jin pun menjawab bahwa ia sudah pernah tidak sengaja bertemu dengannya dan bahkan diberi uang untuk membeli makanan olehnya. Young-Jin juga mengatakan bahwa Ji-Woon sepertinya menganggap Ha-Won sosok yang istimewa. Ha-Won kesal mendengarnya dan menanyakan jumlah uang yang dterima oleh Young-Jin. Karena Young-Jin tidak mau mengatakannya, ia pun pergi sembari mengatakan akan menanyakannya langsung pada Ji-Woon.
Sementara itu, Hye-Ji sedang menghabiskan malam dengan minum sendirian di sebuah bar. Tiba-tiba salah seorang temannya yang bernama Joon So menghampiri dan duduk bersamanya. Karena Hye-Ji mempersilahkannya untuk menemaninya minum, Joon So menjadi heran karena biasanya Hye-Ji tidak mau melepaskan pandangan dari Hyun-Min. Ia pun menanyakan apa yang telah terjadi padanya. Tanpa basa-basi, Joon-So bahkan menanyakan apakah Hye-Ji mau pacaran dengannya jika urusannya dengan Hyun Min sudah selesai.
“Itu tidak akan mudah,” repson Hye-Ji.
“Kedengarannya seperti sebuah tantangan,” ujar Joon So.
Kawan Hyun-Min yang melihat mereka berdua segera menghubungi Hyun-Min dan menceritakan apa yang terjadi. Tanpa menunggu cerita kawannya selesai, Hyun-Min memutuskan telponnya.
[socialpoll id=”2388086″]
Di ruang workshopnya, Ji-Woon ingin memberikan bingkisan White Day pada Ha-Won, namun ia bingung cara mengajaknya pergi. Tiba-tiba Young-Jin menelponnya, meminta untuk dibayari apartemen di Seoul agar bisa hidup tidak jauh dari Ha-Won. Young-Jin mengaku bahwa Ha-Won sudah menyetujui hal tersebut, hanya saja ia tidak enak untuk mengatakan langsung pada Ji-Woon. Meski agak heran, Ji-Woon menyanggupinya dan akan mengurusnya besok. Saat Ji-Woon keluar kamar, ia bertemu dengan Hyun-Min yang sedang berdiri bimbang di ruang tengah. Hyun-Min menanyakan apakah Ji-Woon hendak menjemput Hye-Ji.
“Hentikan saja permainan ini,” ujar Ji-Woon sembari melemparkan kunci locker yang sebelumnya diberikan Hyun-Min kepadanya. “Jika kau yang peduli dengan dia, urusi saja dia sendiri.”
Di luar mansion, Ji-Woon mendapati Ha-Won yang baru pulang dengan langkah gontai. Ia menanyakan apakah Ha-Won baru saja bertemu dengan ayahnya. Tanpa menghiraukan penjelasan Ji-Woon, Ha-Won mengungkapkan kekecewaannya karena menganggap Ji-Woon telah mengasihani dirinya dan sebenarnya ia tidak bisa memahami apa yang dirasakan oleh Ha-Won saat ini. Saat Ha-Won hendak pergi, Ji-Woon mencoba mencegahnya. Tanpa disangka, Ha-Won memintanya untuk tidak lagi mencampuri kehidupannya mulai sekarang. Ji-Woon jadi bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Esok harinya, Ji-Woon mendatangi area konstruksi bangunan tempat kerja Young-Jin. Melihat kelakuan Young-Jin di sana, ia mulai curiga ada yang tidak beres. Diam-diam ia mengambil gelas bekas minum Young-Jin dan membawanya. Sementara itu, Ha-Won mendatangi bank dengan membawa buku tabungannya, sambil mengingat tentang Young-Jin yang ingin meminjam uang untuk menyewa tempat tinggal yang layak bagi mereka berdua. Sedangkan Seo-Woo saat itu sedang menjalani interview di radio yang membahas mengenai single terbarunya yang berjudul “Pengakuan”. Penyiar radio menanyakan seperti apa cinta pertama Seo-Woo. Dan jawaban Seo-Woo ternyata menggambarkan sosok Seo-Woo. Penyiar radio jadi iri dengan sosok wanita yang digambarkan oleh Seo-Woo.
Di luar bangunan radio, Yoo-Na, bersama dengan fans-fans lainnya, menunggu Seo-Woo keluar untuk meminta tanda tangannya. Tanpa sengaja ia bertemu dengan Hong Ja-Young (Cho Hye-Jung), sahabat Ha-Won. Yoo-Na menyindir Ja-Young yang tidak pantas berada di situ. Kesal mendengarnya, Ja-Young dengan santai memanggil Seo-Woo dan mengatakan bahwa orang yang ada di sebelahnya adalah kakak Ha-Won yang punya perilaku buruk. Seo-Woo lantas menghampiri Yoo-Na, meminta buku tanda tangannya, menuliskan sesuatu di sana, lalu pergi tanpa berkata apa-apa. Yoo-Na dengan bangga dan ge-er menerima kembali buku tersebut dan membukanya. Ternyata bukan tanda tangan yang ia dapat, melainkan tulisan “Baik-baiklah pada Ha-Won”. Ja-Young tertawa puas melihatnya.
“Sepertinya kau ada di dalam daftar hitamnya,” ledek Ja-Young.
Hyun-Min galau memikirkan apa yang harus ia lakukan terhadap Hye-Ji. Ia kembali teringat masa lalunya, dimana ternyata kakak Hye-Ji meninggal tertabrak mobil saat sedang bermain bersamanya. Dan itu membuat Hyun-Min merasa sangat bersalah hingga sekarang. Sementara itu, usai mencairkan tabungannya, Ha-Won menyerahkan uang tersebut kepada Young-Jin, mengatakan bahwa itu adalah pengembalian biaya sewa krematorium yang sebelumnya dibayarkan oleh Young-Jin. Saat ditanya alasannya, Ha-Won menjawab bahwa ia tidak punya alasan untuk menerimanya.
“Apa maksudmu tidak ada alasan? Aku ayah..”
“Bukan. Aku tidak bisa mengakuimu sebagai ayahku,” ucap Ha-Won.
“Siapa peduli jika kau mengakuinya atau tidak? Kita punya hubungan darah! Kau pikir aku berbohong?” balas Young-Jin.
Tiba-tiba Ji-Woon datang dan melemparkan sebuah amplop ke meja mereka.
“Entah kau adalah ayah kandung Ha-Won atau tidak, jawabannya ada di amplop ini,” ujarnya.
Young-Jin mencoba tidak menghiraukan Ji-Woon dan kembali menanyakan apakah Ha-Won percaya atau tidak kepadanya.
“Jawabannya ada di amplop itu,” ujar Ji-Woon kembali. “Aku yang periksa, atau kau saja yang periksa?”
Ha-Won mengambil amplop tersebut dan merobeknya. Ji-Woon kaget melihatnya.
“Aku tidak perlu melihatnya. Aku percaya ibuku. Tidak mungkin ibuku mencintai pria seperti orang ini.” ucap Ha-Won.
Sebelum pergi, Ha-Won mengatakan bahwa Young-Jin sudah datang ke orang yang salah apabila yang ia inginkan adalah uang. Ha-Won hanya tinggal di Sky House karena bekerja paruh waktu di sana. Ia menutup pembicaraan dengan meminta agar mereka tidak perlu bertemu lagi.
“Lagipula tidak ada lagi yang bisa ku lakukan,” Young-Jin yang sedari tadi diam tiba-tiba membuka mulut. “Jika bukan karena kebakaran di apartemen itu, hidupku tidak akan jadi hancur seperti ini.”
Alih-alih bersimpati, Ha-Won menjadi makin kesal dengan Young-Jin karena sama sekali tidak memikirkan ibunya, yang meninggal saat terjadinya kebakaran itu. Yang hidupnya seharusnya hancur adalah dirinya, namun ia tetap tidak menyerah dan terus menjalani hidup. Ji-Woon mendengarnya dengan perasaan kagum. Ia lalu mengajaknya jalan-jalan agar Ha-Won melupakan yang terjadi.
Di mansion, Hyun-Min berpapasan dengan Hye-Ji yang hendak keluar. Saat itu telpon Hye-Ji berbunyi dan ternyata ia janjian dengan Joon So di sebuah cafe. Tak lama, Hye-Ji tiba di cafe tersebut. Joon So tidak menyangka Hye-Ji benar-benar datang dan memastikan bahwa urusannya dengan Hyun-Min benar-benar sudah usai. Hye-Ji mengiyakan, karena sedari awal mereka hanya berteman dan tidak berkencan. Tanpa disangka tiba-tiba Hyun-Min datang dan menarik Hye-Ji pergi mengikutinya. Joon So mencoba mencegahnya, namun Hyun-Min mengingatkan bahwa ia saat ini sedang berkencan dengan wanita lain. Joon-So pun pergi dengan kesal setelah mendengar ‘ancaman’ Hyun-Min.
Hye-Ji menanyakan mengapa Hyun-Min datang ke sana. Tidak menjawab, Hyun-Min malah membawanya masuk ke mobilnya. Di dalam mobil, Hye-Ji tidak terima dengan perlakuan Hyun-Min kepadanya. Hyun-Min sendiri masih belum mau mengakui ia peduli pada Hye-Ji, berdalih ia tidak bisa diam saja melihat Hye-Ji berkencan dengan orang-orang aneh semenjak dicampakkan Ji-Woon. Hye-Ji kesal dan meminta Hyun-Min untuk meminggirkan mobilnya. Hyun-Min menurutinya. Namun sebelum sempat Hye-Ji turun, Hyun-Min lebih dulu turun, masuk ke minimarket untuk membeli minuman alkohol kalengan, meminumnya, lalu mengatakan bahwa ia sekarang sudah tidak bisa menyetir karena sedang ada dalam pengaruh alkohol 😀 Mau tidak mau Hye-Ji menggantikannya menyetir.
Gara-gara menyinggung masalah cinta pertama saat wawancara radio, banyak media yang menanyakan kebenaran gosip Seo-Woo sedang berpacaran dengan seseorang. Manajernya kewalahan menghadapi mereka, sekaligus mengingatkan jika sampai ada gosip baru yang beredar (seperti saat foto-foto Seo-Woo dengan Ha-Won sebelumnya) seputar itu, maka akan sulit baginya untuk membantahnya. Seo-Woo mencoba menenangkannya, meyakinkannya bahwa apa yang ia katakan saat interview adalah bohong belaka.
Hye-Ji ternyata baru pertama kali menyetir sejak dulu pertama kali mendapat SIM. Hyun-Min duduk dengan pucat di kursi penumpang sembari memegang erat sabuk pengamannya 😀 Hye-Ji sendiri berkali-kali menanyakan apa yang harus ia lakukan, mengingat berkali-kali mobil mereka diklakson oleh mobil lain.
“Lurus saja,” ujar Hyun-Min, “kita akan sampai suatu hari nanti karena bumi itu bulat!”
Sementara itu, Ji-Woon minta maaf karena sudah ikut campur lagi masalah Ha-Won. Ha-Won tidak mempermasalahkannya, sekaligus juga minta maaf karena sikapnya kemarin yang kasar terhadap Ji-Woon. Melihat Ha-Won yang sudah bersikap ceria lagi, Ji-Woon membelai lembut kepala Ha-Won sehingga membuat Ha-Won tersipu malu. Untuk membuang malu, Ha-Won mengatakan bahwa perjalanan mereka membosankan. Mendengarnya, Ji-Woon segera memacu mobilnya sekencang mungkin. Perjalanan mereka berlanjut hingga ke sebuah perbukitan. Sambil berjalan menikmati pemandangan, Ji-Woon mengungkapkan bahwa ini pertama kalinya ia menemukan seseorang yang cukup mirip dengannya. Ha-Won menyindirnya yang tidak pernah berusaha dekat dengan orang lain dan selalu mengunci hatinya rapat-rapat bagai sebuah tembok.
Tiba-tiba Ji-Woon memberikan kotak bingkisan White Day yang sudah sejak beberapa hari ini ia simpan untuk Ha-Won. Setelah dibuka ternyata isinya… kosong. Ha-Won mempertanyakan hal tersebut dan dijawab Ji-Woon bahwa itu adalah perasaannya. Ha-Won pun pergi meninggalkannya dengan kesal. Ji-Woon berteriak memanggilnya dan menceritakan bahwa sebenarnya kotak itu tadinya berisi permen, tapi kemudian meleleh sebelum ia sempat memberikan pada Ha-Won.
“Bukan Hye-Ji, tapi kau,” ujar Ji-Woon, “Kaulah pemilik hatiku. Terima kasih, sudah mau dekat denganku. Tetaplah di situ, aku akan jadi orang yang lebih dekat lagi kepadamu mulai sekarang.”
Ji-Woon melangkah mendekati Ha-Won lalu menciumnya.
[wp_ad_camp_1]
Leave a Reply