Di cerita sebelumnya, perang besar-besaran antara kubu Superman dan Batman akan segera dimulai. Superman kini diperkuat oleh Sinestro Corps, sementara Batman mendapat bantuan dari Green Lantern Corps. GL Corps juga memiliki senjata rahasia, planet Mogo. Di sisi lain, Sinestro terlihat seperti memiliki agenda tersembunyi. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Simak kelanjutan kisahnya dalam sinopsis komik Injustice: Gods Among Us Year Two #9 berikut.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Sinopsis Komik
On Earth, a crippled Batman works with Oracle to rally the resistance. Meanwhile, in space, Guy Gardner has brought together an army of Green Lanterns to confront Superman, including the biggest GL of them all.
Story: Tom Taylor
Art: Bruno Redondon (Pencils) / Julien Hugonnard-Bert (Inks)
Color: Rex Lokus
Letter: Wes Abbott
Judul Edisi: Chapter Seventeen: Absolutely Freaking Carnage
Tanggal Rilis: 29 Juli 2014
Batman menanyakan kenapa langit tiba-tiba berubah menjadi berwarna hijau. Ia rupanya belum tahu mengenai rencana Green Lantern Corps yang mengusung planet Mogo ke bumi. Oracle menjelaskan segala sesuatunya. Termasuk tentang Harley Quinn yang kini bergabung dengan mereka.
Di luar angkasa, Hal Jordan dan John Stewart kaget mengetahui hal tersebut. Guy Gardner kemudian menghampiri keduanya, disusul oleh Superman, yang datang bersama Sinestro Corps. Guy mencoba membujuk Superman untuk menyerahkan diri karena tujuan utama kedatangan GL Corps adalah untuk menghancurkan Sinestro Corps. Superman menolak.
Tidak tahan lagi, Guy berusaha menyerang Superman. Dengan mudah Superman menghindar, lalu mematahkan tangan kanan Guy. Ia kemudian melemparkan Guy menjauh. John langsung menyelamatkannya.
Guy meminta John untuk memperingatkan Hal agar menjauh dari TKP. Pasalnya, Mogo hendak mengeluarkan energi dahsyatnya untuk menyerang ke arah Superman dan Sinestro Corps. Terlambat, sebelum John melakukannya, Mogo sudah lebih dulu menyerang.
—
Di BatCave. Alfred memberikan peluru Kryptonite pada Dinah Lance (Black Canary). Ia sekaligus menyampaikan pesan dari Batman agar Dinah sebisa mungkin tidak membunuh Superman. Dinah tidak berjanji bisa melakukannya.
In space, a severe blow is dealt to Superman’s forces. Back on earth, the resistance in Gotham makes its most daring move yet.
Story: Tom Taylor
Art: Bruno Redondon (Pencils) / Julien Hugonnard-Bert (Inks)
Color: Rex Lokus
Letter: Wes Abbott
Judul Edisi: Chapter Eighteen: Ground Assault
Tanggal Rilis: 5 Agustus 2014
Superman berhasil menyelamatkan Hal dan Sinestro dari serangan planet Mogo. Di sisi lain, seperempat pasukan Sinestro Corps menjadi korban. Superman segera memerintahkan Cyborg untuk memberi instruksi pada siapa pun yang di pihak mereka untuk mundur ke bumi sehingga GL Corps tidak bisa lagi memanfaatkan kekuatan Mogo.
Sementara itu, di bumi, Oracle memberi instruksi pada komisaris Jim Gordon yang memimpin pemberontakan untuk bersiap-siap. Mereka terlihat berada di dekat Hall of Justice. Tanpa membuang waktu, Jim memerintahkan yang lain untuk mengkonsumsi pil super yang sudah diberikan pada mereka.
Tak lama Harley, yang sudah mengkonsumsi pil super, menghampiri salah seorang tentara super dan meledakkan bom yang ada di tubuhnya. Timbul ledakan dan beberapa tentara super terlihat terpental. The Flash yang kebetulan berada tak jauh segera menyelamatkan salah seorang di antaranya. Siapa sangka itu adalah Catwoman yang menyamar. Dengan sigap ia menancapkan sebuah alat di tengkuk The Flash yang langsung membuatnya tak sadarkan diri.
Robin yang mengetahui kejadian tersebut bergegas menuju TKP dan menyerang Catwoman.
Sementara itu, di luar, Gordon menginstruksikan tim pemberontak untuk menyerbu ke dalam Hall of Justice. Di tengah kekacauan, Lex Luthor menyarankan Cyborg untuk mengamankan diri ke Watchtower agar tetap bisa memantau perkembangan rekan-rekan mereka. Sebelum pergi, Cyborg memberitahu Lex bahwa ia merasa ada seseorang yang meng-hack jaringan mereka.
Tak lama kemudian, Jim dkk berhasil menguasai Hall of Justice. Lex tiba-tiba mengajak Jim untuk berbicara empat mata. Tanpa diduga, orang yang selama ini membocorkan strategi kubu Superman pada Batman adalah Lex. Ia memberitahu Jim bahwa Oracle berada dalam bahaya. Untuk meyakinkan Jim bahwa ia tidak berbohong, Lex membisikkan identitas asli Oracle.
Setelah Jim percaya, Lex mengajaknya menggunakan teleporter untuk menuju Watchtower. Lex meminta Jim untuk berpura-pura melumpuhkannya dan lalu menghentikan aksi Cyborg di Watchtower sebelum ia berhasil melacak keberadaan Oracle. Saat diminta berjanji untuk tidak membocorkan rahasia rencana tersebut, Jim dengan tegas menyatakan bahwa orang mati tidak mungkin membocorkan rahasia.
Begitu terungkap kalau Lex adalah mata-mata di kubu Superman, kok malah jadi terasa tidak seru, ya. Terlalu mudah diprediksi. Padahal saya kira Lex dalam jagat Injustice ini bakal punya sifat dan kepribadian yang berbeda dengan aslinya. Ternyata sami mawon. Di sisi lain, secara keseluruhan cerita di edisi 9 ini lumayan seru. Tanpa kehadiran Superman, pengikut-pengikutnya bisa dengan mudah ditaklukkan. Mungkin malah terlalu mudah…
Leave a Reply