Review Komik Grimm Fairy Tales #50 (Zenescope, 2010)

Di cerita sebelumnya, pangeran Erik, kekasih Sela Mathers, ternyata sudah berada di pihak The Dark One. Tidak itu saja, ia bahkan membantu The Dark Horde menyerbu Myst. Dapatkah Sela, Shang, dan anggota Dewan Lima Jagat lainnya menghadapi mereka sekaligus melindungi Casket of Provenance? Simak kelanjutan kisahnya dalam sinopsis komik Grimm Fairy Tales #50 berikut.

Sinopsis Komik *SPOILER*

grimm50

Grimm Fairy Tales turns 50! The smash hit independent comic reaches the incredible milestone this month. In this special double sized issue Sela and the forces of good prepare for battle with the Darkhorde while Belinda and Baba Yaga carry out their own sinister plans. The outcome of both events spins the Grimm Fairy Tales universe in a new and unexpected direction that will leave you on the edge of your seat. You can’t afford to miss this landmark issue in one of the most popular independent comics to ever hit stands.

Story: Joe Brusha, Ralph Tedesco
Art: Anthony Spay, Fernando Melek, Ian Snyder, Tommy Patterson, Roberto Viacava, David Miller
Color: Andrew Elder, Jeff Balke, Jason Embury, John Hunt
Letter: Bernie Lee
Judul Edisi: Hard Choices
Tanggal Rilis: 9 September 2010

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Prolog. Jerman, 1801. Freidrich Mathers mengemudikan kereta kudanya bersama kedua anaknya, Thomas dan Sela Mathers. Di satu titik di tengah hutan, ia berpamitan untuk pergi sebentar ke suatu tempat pada kedua anaknya. Saat itu Freidrich ternyata menemui The Dark One dan Baba Yaga. Keduanya menginginkan Freidrich, yang merupakan Trueblood dengan nama asli Drago, kembali bergabung dengan Dark Horde. Freidrich menolak mentah-mentah. Ia mengaku sudah tidak seperti dulu lagi dan kini hanya fokus pada keluarganya.

Sepeninggal Freidrich, The Dark One memberi kode pada Baba Yaga untuk melakukan sesuatu.

Tak lama Freidrich melanjutkan perjalanannya bersama Thomas dan Sela. Sampai di dekat sebuah jurang, salah satu anak buah Baba Yaga (Silver Knight atau siapa ya namanya, lupa) muncul menghadang. Satu serangan membuat roda kereta kuda hancur. Imbasnya, Thomas terpelanting keluar, sementara Freidrich dan Sela bersama kereta kuda terperosok ke jurang.

Setelah anak buah Baba Yaga pergi, Thomas menghampiri pinggir jurang. Terlihat seutas tali kekang kuda tergantung di sebuah kayu. Baik Freidrich dan Sela sama-sama berpegang pada tali tersebut. Tanpa membuang waktu, Freidrich meminta agar Sela segera memanjat ke atas. Thomas mengawasi sembari memberitahu bahwa gelang yang ada di ujung tali kekang, yang menggantung di kayu, sudah mulai retak.

Erik dengan mudah mengalahkan Shang dan beberapa orang penjaga Myst. Tersisa Sela yang berhadapan dengannya. Tidak ingin melawannya, Sela mencoba untuk berbicara dengan Erik. Tanpa disangka, Erik menjatuhkan pedangnya dan lanjut memegangi kepalanya yang kesakitan. Di belakangnya ganti muncul Pied Piper, melangkah perlahan sambil meniup sulingnya. Sesaat kemudian Erik terjatuh tak sadarkan diri.

Kedatangan Pied Piper ternyata hanya untuk merebut energi dari Casket of Provenance. Hakan, Blake, dan Thane tiba di TKP, namun sebelum mereka sempat bereaksi, Pied Piper sudah lebih dahulu meninggalkan Myst.

Di Beverly Hills, Los Angeles. Belinda dan Baba Yaga kembali dari masa lalu (baca: Sinbad Crossover). Baba Yaga mengatakan bahwa DIA akan tiba di sana dalam waktu dekat dan mereka akan mengejutkannya.

Sementara itu, di pinggiran Las Vegas, tepatnya di kediaman The Dark One. Terlihat seluruh pentolan Dark Horde sudah berkumpul di sana. Termasuk Morrigan / Death yang tengah diperkenalkan pada Cindy Monroe oleh Fenton Bruce. Morrigon memberitahu bahwa sebentar lagi The Dark One bisa kembali ke dunianya, Myst, dan Cindy bakal dipercaya untuk memimpin pasukan Dark Horde yang sudah menunggu kedatangan The Dark One di sana. Cindy girang mendengarnya.

Tak lama sebuah portal terbuka dan Pied Piper keluar dari dalam portal. Ia lantas berjalan menghampiri The Dark One. Tidak jelas apa yang mereka katakan. Dari kejauhan, Fenton mengatakan pada Morrigan bahwa sebenarnya ia tidak yakin rencana mereka untuk mengambil Casket of Provenance bisa berjalan lancar.

Di Myst. Menurut perkiraan Shang, energi dari Casket of Provenance yang baru saja diambil oleh Pied Piper masih cukup untuk digunakan membuka portal sekali lagi. Thane meyakinkannya bahwa menghancurkan Casket of Provenance adalah jalan yang terbaik. Nissa menambahkan bahwa butuh waktu setidaknya 1 jam untuk mempersiapkan senjata yang bisa menghancurkan benda tersebut.

Shang lantas hendak memeriksa kondisi Erik yang masih tak sadarkan diri. Tiba-tiba alarm darurat kembali berbunyi. Di luar perkiraan, The Dark One beserta anak buahnya sudah keburu menyeberang ke Myst.

Sementara yang lain menghadapi Dark Horde, Sela mengkonfirmasi kepada Nissa apakah benar Erik sudah tewas. Nissa tidak bisa memastikannya karena bagaimana pun juga mereka berada di Myst, dunia Fairy Tale. Ia bisa mencoba untuk menyelamatkan Erik nanti setelah urusan dengan The Dark One usai.

Shang dkk sempat berada di atas angin. Hingga akhirnya The Dark One turun tangan. Untung sebelum terjadi apa-apa, Nissa dan Sela tiba di sana. Berbagi tugas, Nissa meminta Sela untuk menghancurkan Casket of Provenance dengan pedang yang sudah ia jampi-jampi sementara Nissa menghadang Dark Horde. Usai Casket of Provenance hancur, Nissa menegaskan bahwa Sela juga harus menghancurkan buku dongengnya agar tidak ada lagi media untuk berpindah antar jagat.

Thane mencoba mencegahnya. Ia meminta Sela untuk kabur dengan membawa bukunya. Sela menolak dan menusukkan pedangnya ke buku tersebut. Hal itu menimbulkan ledakan dahsyat yang melontarkan anak buah The Dark One.

Shang berniat untuk membunuh Orcus yang kini tergeletak tak berdaya di hadapannya. Tanpa disangka, Cindy lebih dahulu menusuknya dari belakang. Tidak itu saja, Orcus kemudian bangkit dan memenggal leher Shang. Nissa syok melihatnya.

Seolah sudah direncanakan, Cindy lalu menyerang Nissa dengan menggunakan pedang Carnage miliknya. Alih-alih melukai Nissa, energi yang memancar dari Carnage justru membuat jiwa Nissa diselimuti oleh kegelapan. Nissa pun kini berada di tangan The Dark One.

Tanpa bisa membantah, The Dark One memerintahkan Nissa untuk membuka portal. Nissa menurutinya. The Dark One beserta anak buahnya satu persatu mulai melintas melewati portal tersebut.

Sela tersadar. Melihat apa yang terjadi, ia menyemangati Nissa agar mencoba melawan kekuatan kegelapan dalam dirinya. Nissa menjawab bahwa hal tersebut tidak memungkinkan. Satu-satunya cara untuk menutup portal adalah dengan membunuhnya. Dengan berat hati Sela melakukannya.

Dark Horde pun terbagi menjadi dua bagian. Terlihat Morrigan, Orcus, dan sebagian besar Dark Horde tertinggal di Myst, sementara The Dark One bersama Cindy serta beberapa prajurit Dark Horde sudah keluar dari portal dan berada di Los Angeles. The Dark One yang kesal memerintahkan anak buahnya untuk membantai orang-orang yang ada di sana sebagai pelampiasan.

Tanpa ia duga, Baba Yaga dan Belinda ternyata juga ada di sana. Dengan cepat Baba Yaga menggunakan batu permata, yang kini diketahui bernama Cyclop’s Eye (atau mata Cyclop), untuk menghisap seluruh prajurit Dark Horde kecuali The Dark One dan Cindy. Keduanya hanya bisa terbengong-bengong melihatnya.

Walau rencana yang sudah dibangun ratusan tahun gagal, The Dark One tetap pede musuhnya membuat kesalahan. Yaitu dengan membiarkannya tetap hidup.

Sela memeluk tubuh Nissa sembari menangis dan meminta maaf. Blake mencoba menenangkannya, mengatakan bahwa meski itu adalah pilihan yang berat, Sela sudah memilih pilihan yang benar.

Perkataan Blake membuat Sela teringat pada masa lalunya, dimana ia dan ayahnya, Freidrich, tengah tergantung di jurang. Freidrich sadar bahwa tali kekang yang menyangga tubuh mereka tidak akan bertahan lama. Setelah berpesan agar Sela selalu mengambil pilihan yang benar dalam hidupnya, Freidrich melepaskan pegangannya pada tali dan mengorbankan dirinya agar Sela bisa selamat dari jurang.


Agak aneh melihat Sela lebih meratapi kepergian Nissa ketimbang Shang mengingat Sela lebih mengenal Shang. Namun yah, mungkin karena ia sendiri yang harus membunuh Nissa sehingga dampaknya sedemikian rupa. Secara keseluruhan, edisi ini dan edisi sebelumnya cukup memuaskan untuk diikuti. Apalagi ada tambahan backstory mengenai ayah Sela, yang ternyata adalah mantan Dark Horde. Apakah ada hubungannya dengan ayah Samantha Darren? Mantan partner di Dark Horde, mungkin?

rk grimm50

Leave a Reply