Review Komik 30 Days of Night: Dead Space (IDW, 2006)

Lanjut lagi dengan serial lain dalam jagat 30 Days of Night. Berbeda dengan “Return To Barrow” yang masih berhubungan dengan cerita asli, “Dead Space” bisa dikatakan sebagai cerita lepas dengan karakter yang benar-benar baru. Tentu saja ada kaum vampir sebagai benang merahnya. Sebetulnya ada serial lain sebelum “Dead Space” ini. Yaitu “Bloodsucker Tales”. Saya putuskan untuk tidak me-review-nya karena hanya berupa cerita pendek.

“Dead Space” sendiri terdiri dari 3 edisi saja. Diterbitkan selama bulan Januari hingga Maret 2006 silam. Dari sampul serta judulnya rasanya tidak susah ditebak jika ceritanya mengambil latar luar angkasa. Seperti apa? Yuk simak sinopsis singkatnya di bawah ini.

Sinopsis Komik

30daysofnight deadspace

After a self-imposed hiatus following the tragic events of the last shuttle mission, NASA prepares to launch the Icarus on a simple mission to help restore the nation’s confidence in the space program. But their worst fears are realized when it’s discovered that something has gotten aboard the shuttle, something ferocious, something with fangs and a taste for blood. The critically acclaimed horror series continues as creator Steve Niles teams with writer Dan Wickline (Blood-Stained Sword) and artist/painter Milx to bring you this vicious tale of deep space death and destruction.

Overview Following the shocking loss of the Icarus, NASA is left scrambling for answers that will appease those in the government trying to shutdown the space program. A second shuttle is launched to investigate the wreckage, but what they discover will put more than just the crew in mortal danger. Sometimes the truth is the last thing we want to find. Series co-creator Steve Niles teams with writer Dan Wickline (Blood-Stained Sword) and artist/painter Milx to bring you the next chapter in this tale of unspeakable horror in the cold hell of space.

Overview The space station has been invaded and the vampires are in control. One by one the humans are being turned into vicious monsters and their time is running out. Can Locke and the handful of remaining crewmembers find a way to warn NASA before Cobb can feast on their blood? And if you’re NASA, what do you do with a multi-billion dollar space station full of the undead?

Story: Steve Niles, Dan Wickline
Art: MILX
Letter: Tom B. Long
Tanggal Rilis: Januari – Maret 2006

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!

Dua tahun setelah tragedi tragis meledaknya roket luar angkasa, NASA memutuskan untuk kembali meluncurkan roket bernama Icarus. Selama hiatus, mereka fokus pada aspek keselamatan Icarus, berharap kecelakaan yang serupa tidak terulang. Misinya pun dibuat sederhana, hanya menuju ke stasiun luar angkasa internasional dan kembali lagi ke bumi untuk mengecek keamanan prosedur penerbangan serta roket yang dibuat.

Para astronaut yang terpilih untuk menjadi awak Icarus adalah Ralph “Rocky” Roche (pilot), Ronald Erickson, James Cobb (komandan), Gilbert Dizon, Linda-Copper Wilson, Kathleen Rainbolt, dan Sergio Benitez.

Malam hari sebelum keberangkatan, saat tengah minum-minum bersama rekan-rekannya, Cobb sempat berkenalan dengan seorang wanita di bar. Wanita tersebut, mengaku tinggal di seberang jalan, mengajaknya berkencan. Cobb menolak karena tidak ingin berselingkuh dari istrinya.

Esok harinya, 30 menit sebelum keberangkatan, petugas mendapati kondisi kesehatan Cobb yang tidak semestinya. Ia menyarankan agar misi ditunda. Pun begitu, karena Cobb menyatakan dirinya tidak apa-apa, pada akhirnya misi tetap dilanjutkan.

Tak lama, sesuai jadwal, pesawat luar angkasa Icarus pun berangkat. Segala sesuatunya terlihat seperti baik-baik saja, hingga Icarus mencapai orbit global. Tanpa disangka, terdengar suara teriakan ketakutan dari salah seorang kru.

Mission Control berusaha mengontak Icarus. Tidak seorang pun menjawab.

Sementara itu, di kokpit Icarus, Cobb ternyata telah berubah menjadi vampir. Ia sudah membunuh Rocky dan kini asik menggerogoti Kathleen.

Kru yang berada di ruang lain melihat semua kejadian tersebut. Cobb rupanya sudah memutuskan sambungan ke bumi sehingga mereka tidak bisa meminta pertolongan maupun mengabarkan apa yang terjadi. Sergio berniat untuk menyerang Cobb dengan menggunakan semacam mesin las. Ia memberi aba-aba pada Gilbert untuk membuka pintu menuju kokpit. Sebelum pintu tersebut terbuka, Cobb justru terlebih dahulu mendobraknya dengan menggunakan kepala Rocky.

Kaget dengan hal itu, Sergio tanpa sengaja mengarahkan mesin lasnya ke wajah Linda. Linda yang wajahnya mulai terbakar jadi panik dan berlari ke arah tabung gas. Sesaat kemudian timbul ledakan dahsyat.

Salah seorang petugas Mission Control yang mengawasi kondisi Icarus dengan syok mengabarkan pesawat luar angkasa tersebut telah meledak.

2 hari kemudian. Agen FBI Michael Henson mencurigai kemungkinan adanya keterkaitan dengan vampir dalam insiden Icarus. Kondisi Cobb sebelum berangkat ternyata tidak jauh berbeda dengan kondisi agen Norris yang tercatat dalam laporan Operasi Red Blooded. Tidak ada bukti membuat tidak seorang pun percaya dengan teori Henson.

Sebagai gantinya, diputuskan untuk mengirimkan beberapa orang dengan pesawat luar angkasa lain untuk menginvestigasi langsung apa yang sebenarnya terjadi dengan Icarus. Pesawat tersebut diberi nama Armstrong.

Lebih dari 2 bulan kemudian, Armstrong siap untuk diberangkatkan. Setibanya di TKP, seorang astronaut bernama Jacobs ditugaskan keluar untuk mencari blackbox Icarus. Terlihat puing-puing pecahan Icarus melayang di sekitar mereka. Tak butuh lama, Jacobs berhasil menemukan kotak hitam yang dimaksud.

Saat hendak kembali, komandan Locke melihat sesuatu tak jauh dari tempat Jacobs berada. Ia segera memerintahkan Jacobs memeriksanya. Tanpa disangka, sesuatu tersebut adalah tubuh Cobb, dalam keadaan utuh. Mengira Cobb sudah mati, Jacobs diminta untuk membawa tubuhnya ke dalam Armstrong agar bisa diotopsi.

Saat hal tersebut dikabarkan ke Mission Control, mereka diminta untuk melakukan otopsi di luar angkasa. Yaitu di space station (stasiun luar angkasa) / orbiter (pengorbit) terdekat. Setibanya di sana, Locke dkk disambut oleh kapten Robert Thomas. Tanpa membuang waktu, mereka pun segera berbagi tugas.

Locke dan Nina mengakses black box dan mendapatkan bukti bahwa Cobb telah berubah menjadi vampir. Mereka berusaha untuk memberitahu Jacobs dan yang lain yang ditugaskan mengotopsi Cobb. Terlambat, Cobb sudah sadarkan diri dan mulai menghabisi mereka yang ada di lab.

Locke memberitahu Thomas apa yang terjadi. Thomas merespon dengan emosi, menganggap Locke sudah sengaja membawa vampir ke orbiter-nya. Di kala keduanya berdebat, Cobb muncul di layar komunikasi dan memberitahu bahwa ia sudah menguasai stasiun luar angkasa tersebut. Tidak itu saja, belakangan diketahui bahwa Cobb juga sudah memblokir akses menuju Armstrong.

Nina mengusulkan agar mereka mengirimkan pesan langsung ke NASA dengan memanfaatkan relay backpass. Jones menyatakan tahu dimana letak backpass tersebut. Lockey kemudian memintanya untuk melakukan tugas tersebut, dengan ditemani oleh dua orang rekannya. Apes, dalam perjalanan mereka bertiga diserang oleh Cobb.

Akhirnya, satu persatu awak Armstrong dan orbiter menjadi vampir pengikut Cobb. Hanya tinggal Locke yang tersisa. Itu pun tidak bertahan lama karena saat Locke hendak keluar dari orbiter, Cobb sudah lebih dulu menghabisinya.

Cobb, Nina, dan 3 orang lainnya menggunakan Armstrong untuk kembali ke bumi. NASA rupanya sudah curiga bahwa mereka adalah vampir dimana Cobb sama sekali tidak membantahnya. Khawatir terjadi sesuatu yang lebih fatal, atas persetujuan presiden, pihak militer menembakkan rudal ke arah Armstrong hingga hancur berkeping-keping.

Seorang jendral memberitahu Henson bahwa apa yang terjadi pada Icarus dan juga Armstrong akan dirahasiakan ke publik. Ia mengancam bakal memberi masalah pada Henson jika sampai Henson membocorkannya. Henson kesal namun tidak bisa berbuat apa-apa.

Thomas, berada dalam escape pod, menghubungi NASA dan memberitahu bahwa tak lama lagi ia akan tiba di bumi. Tanpa ia sadari, di atas escape pod tersebut ada seorang vampir yang asik menumpang.


Sama seperti beberapa seri 30 Days of Night sebelumnya, “Dead Space” bisa tetap menghibur dan dinikmati tanpa perlu menghadirkan plot yang rumit. Ceritanya mudah dipahami dan fokus pada aksi para vampir. Sayang dengan cukup banyak karakter yang wira-wiri, agak susah untuk membedakan satu dengan yang lain. Alurnya juga terasa agak dipaksakan pace-nya. Mungkin jika ditambah 1 edisi lagi bakal lebih nyaman untuk diikuti.

rk deadspace

Leave a Reply