Pernah menonton film horor bertema vampire dengan judul “30 Days of Night”? Film yang dibintangi oleh Josh Harnett dan Melissa George itu sebenarnya diadaptasi dari sebuah komik 3 edisi dengan judul sama. Ceritanya adalah tentang sekelompok warga di kota Barrow, Alaska, yang harus menghadapi serbuah sekelompok vampir. Yang jadi masalah, vampir-vampir tersebut datang di saat wilayah tersebut memasuki masa sebulan penuh dalam kegelapan malam yang dinamakan polar night. Nah loh, mampus gak tuh selama tiga puluh hari harus bertahan hidup dari para vampir haus darah.
Enam belas tahun berselang semenjak komiknya dirilis, Steve Niles, sang pengarang, memutuskan untuk membuat versi remake dari cerita “30 Days of Night”. Menggunakan judul yang sama, ceritanya dijamin beda dan bikin penasaran. Pasalnya, Eben Olemaun, tokoh utama di kisah versi ori, belum apa-apa sudah dibikin mati di versi remakenya. Waw.
Sebelum dilanjut reviewnya, seperti biasa yuk kita simak dulu sinopsis episode perdana dari komik “30 Days of Night” berikut ini.
Sinopsis Komik *SPOILER*
As the sun sets over an isolated Alaskan township—not to rise again for a month—a new evil emerges from the shadows to terrorize the town… But after a series of strange events and horrific killings, the question becomes what lurks in the shadows? 30 Days of Night is reborn in an all new reimagining of the series designed to titillate the mind and horrify the senses!
Story: Steve Niles
Art: Piotr Kowalski
Color: Brad Simpson
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: Desember 2017
Sehari sebelum memasuki masa satu bulan penuh tanpa matahari di kota Barlow, Alaska. Pasangan suami istri sheriff Eben Olemaun dan wakilnya Stella Olemaun menginvestigasi beberapa laporan kejahatan yang justru hadir di hari yang cukup krusial tersebut. Sementara Eben mendatangi sepasang suami istri yang terlibat KDRT, Rich dan Martha, Stella pergi bersama Walt yang hendak menunjukkan suatu keanehan yang ia lihat di padang salju.
Investigasi Eben berujung pada pengejarannya terhadap Rich yang mencoba melarikan diri. Ia sempat bertemu dengan sesosok pria asing bertubuh tinggi besar yang memberitahunya arah Rich kabur.
Beberapa saat kemudian, masih di padang salju, Stella dan Walt tanpa diduga menemukan tubuh Eben yang sudah menjadi mayat.
Untuk ukuran sebuah komik miniseri (6 edisi), saya merasa cara penulisan cerita yang disajikan oleh Steve Niles di sini terlalu lambat. Para vampir bahkan baru mencapai formasi lengkap di edisi kelimanya. Di sisi lain, meskii saya sendiri belum pernah menonton versi layar lebarnya, tapi dari sinopsis yang saya baca, sekilas jika dibandingkan dengan versi remakenya, sepertinya lebih seru *ide cerita* versi remakenya ini. Kalau dulu lebih berfokus pada human survival-nya, kini ada elemen lain yang ditambahkan, perselihan antar geng vampir. Sayangnya ya itu tadi, Steve terlalu lama mengulur-ulur cerita di bagian awal. Ketegangannya memang mampu terbangun dengan baik, tapi apa untungnya kalau bagian utamanya hanya berlangsung sebentar saja.
Dari segi grafis saya suka sekali dengan apa yang telah dibuat oleh Piotr Kowalski. Asli, keren banget. Tidak terlalu ‘nyeni’, tapi mudah dipahami dan yang terpenting mampu menyampaikan cerita dengan baik. Banyak gambar-gambar full page yang menggoda banget untuk dijadikan wallpaper desktop.
Seperti biasa, versi digital dari komik “30 Days of Night” dapat diperoleh di Comixology melalui tautan berikut. Yang tidak mau keluar uang, silahkan cari sendiri di situs-situs penyedia komik online ya 🙂
Leave a Reply