Tersisa 3 serial lagi sebelum kita bisa menuntaskan judul-judul yang ada dalam jagat komik 30 Days of Night. Setelah 2 hari lalu ngebahas tentang “Red Snow“, kita lanjutkan ke seri berikutnya yang sama-sama terdiri dari 3 edisi, “Beyond Barrow”. Dari tajuknya sudah jelas bahwa serial ini bakal membawa kita kembali ke kota Barrow, Alaska. Ada cerita apa lagi di sana? Masihkah para vampir keukeuh mencoba untuk berpesta di wilayah tersebut walau sudah berkali-kali gagal? Simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini, ges.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Sinopsis Komik
After years of attacks, and several without, the citizens of Barrow have become united against random attacks on their city by the undead. Unfortunately the same does not apply outside of Barrow or the rest of the mysterious Arctic Circle.
In the nightmarish darkness called the Arctic Feeding Ground, a glimmer of hope is wiped away with a bloody gnash. Our explorer’s naïve vacation has turned into a fight for survival, and the mostly unlikely savior will walk from the tundra to lend aid.
In the dark frozen night John Ikos and a handful of survivors confront an evil greater then anything they have ever faced. Be there for the thrilling, macabre conclusion of the last 30 Days of Night story as told by creator Steve Niles and legendary artist Bill Sienkiewicz. You’ll never feel safe closing your eyes again.
Story: Steve Niles
Art: Bill Sienkiewicz
Letter: Robbie Robbins, Neil Uyetake
Judul Edisi: –
Tanggal Rilis: September 2007 – Februari 2008
Pinggiran kota Barrow, menjelang satu bulan tanpa matahari. Sekelompok vampir hendak menyusup masuk ke kota. Sebelum itu terjadi, langkah mereka dihadang oleh beberapa batu misterius. Entah apa yang terjadi, satu persatu dari mereka kemudian tewas terbunuh.
Sementara itu, sebuah pesawat pribadi mendarat di bandar udara Barrow. Penumpangnya sebagian besar merupakan satu keluarga. Ada Richard dan Kelley Denning, pasangan suami istri milyuner yang doyan berpetualang dan mencari-cari hal yang dianggap mitos. Ada Keri Denning, putri mereka. Ada Nat Gilmore, pembantu Richard. Ada Scott Powell, sahabat Richard. Dan terakhir adalah pasangan kekasih Chris Miller dan Tina Marrow.
Dengan menggunakan mobil salju yang khusus mereka bawa di dalam pesawat, Richard dkk tiba di kota Barrow. Saat tengah asik berfoto di depan makam Eben Olemaum, datang dua penyintas — Markus Kitka dan John Ikos. Keduanya meminta Richard dkk untuk pergi dari sana sembari mengingatkan tentang kondisi kota tersebut yang berbahaya. Richard menanggapinya dengan santai, seolah sudah terbiasa dengan hal-hal berbahaya.
—
Marcus mendatangi tempat tinggal John dan mempertanyakan keputusan John membiarkan Richard dkk tetap tinggal di kota Barrow. John merasa itu bukan urusannya. Lagipula ia yakin Richard dan yang lain tidak akan mendengarkannya.
Marcus tidak bergeming. Ia tetap memaksa John untuk menjaga mereka. Ia khawatir bakal terjadi sesuatu pada kelompok Richard. John akhirnya menuruti permintaan Marcus.
—
Di selatan kota Barrow. Richard dan keluarga serta rekannya beristirahat di dalam tenda yang didirikan di belakang mobil salju mereka. Tanpa mereka sadari, di luar sudah ada sejumlah batu yang bergerak mengelilingi tenda dan mobil.
Kelley dan Richard sempat melihat batu-batu tersebut. Anehnya, beberapa saat batu-batu tersebut hilang begitu saja. Justru Chris yang keluar dari tenda karena penasaran tiba-tiba diserang dan terluka parah.
Suasana pun jadi kacau. Tina ikut terbunuh. Yang lain berusaha untuk segera masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan TKP. Tersisa Richard, Kelley, dan Keri saja yang selamat. Mereka yakin apa yang mereka lihat barusan bukanlah vampir yang sama seperti yang digambarkan di buku Stella.
Sepeninggal Richard, terlihat ada Chris yang masih bernyawa walau dalam kondisi berdarah-darah. Beberapa sosok misterius yang menyerang mereka barusan menemukannya, lalu mereka menggotong tubuh Chris ke suatu tempat.
—
Mobil yang dikendarai Richard kehilangan arah. Apalagi saat itu badai salju sudah mulai turun. Ia hanya berusaha terus melaju hingga menabrak sesuatu dan mendapatkan petunjuk dimana posisi mereka sebenarnya.
Tak lama mereka tiba di depan sebuah gua. Untuk menghemat bensin, mereka memutuskan untuk beristirahat di sana dan menghidupkan api unggun, berharap ada warga Barrow yang nanti melihatnya.
Tanpa diduga, gua tersebut justru merupakan sarang dari sosok misterius yang menyerang mereka sebelumnya. Dari kejauhan mereka melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Chris dibantai dan disantap oleh makhluk-makhluk yang mirip vampir tersebut.
Apes, sesaat kemudian aksi intip mengintip mereka kepergok. Richard dan Kelley tertangkap dan tewas. Untung, saat Keri di ujung tanduk, Marcus dan John tiba di sana. Setelah memastikan Keri berada di posisi yang aman, John melemparkan granatnya ke arah makhluk-makhluk tersebut dan menembaknya. Ledakannya kemungkin menewaskan mereka semua.
—
John menceritakan pada Markus dan Keri bahwa makhluk yang barusan mereka lihat adalah makhluk kuno yang sudah tinggal di wilayah Barrow sejak dahulu kala. Mereka diyakini sebagai kelompok vampir yang kemudian menetap dan mampu beradaptasi dengan kondisi cuaca dan lingkungan di sana. Pun begitu, ia tidak yakin ledakan granat mampu membuat mereka terbunuh.
Sejauh ini, “Beyond Barrow” adalah serial di jagat 30 Days of Night dengan artwork PALING MEMBINGUNGKAN. Banyak bagian yang saya sendiri tidak yakin saya memahaminya dengan benar atau tidak. Apalagi di edisi 3, dimana ada beberapa halaman yang level artworknya tiba-tiba menurun drastis. Yang bekerja di departemen grafis seolah sudah malas untuk melanjutkan tugasnya.
Bagaimana dengan ceritanya? Tidak jauh berbeda. Terlalu sederhana dan tidak digarap dengan serius. Dengan karakter Richard dan keluarganya yang sedemikian mentereng, aksi mereka berlalu begitu saja. Penjelasan singkat mengenai latar mereka seolah tak ada artinya. Saya yakin seyakin-yakinnya, keseluruhan cerita di tiga edisi “Beyond Barrow” ini bisa disingkat menjadi satu edisi saja. Skip aja lah.
Leave a Reply