Review Film Titisan Setan (2018)

Sekian lama mencari, ketemu juga layanan streaming yang menyediakan film “Titisan Setan” ini. Bukan penasaran dengan ceritanya, melainkan dengan akting Baim Wong di sini. Denger-denger sih film ini diproduksi setahun atau dua tahun sebelumnya, antara tahun 2016-2017. Hanya saja baru ditayangkan ke bioskop di tahun 2018. Katanya ya, belum tentu benar. Siapa tahu hanya gimmick karena tidak pede dengan persaingan di genre horor mengingat film-film horor lokal di tahun tersebut sedang bagus-bagusnya dari segi kualitas. Seperti apa ceritanya? Simak sinopsis dan review singkatnya di bawah, ges.

Oh ya, saat artikel ini ditulis (pertengahan bulan Maret), saya mendapat informasi bahwa di bulan yang sama sekuelnya bakal beredar di bioskop. “Titisan Setan Chapter 2” judulnya. Dari sinopsis yang beredar saya tidak melihat korelasinya dengan film ini. Kita lihat saja nanti. Semoga bisa ditonton secepatnya di layanan digital video streaming mengingat kota tempat saya tinggal, kota Surabaya, belum memperbolehkan bioskop untuk beroperasi 🙁

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sinopsis Singkat

poster titisan setan

Bara (diperankan oleh Baim Wong) mengajak kekasihnya Melisa (diperankan oleh Wendy Wilson) untuk jalan-jalan. Setelah beralasan hendak menjenguk ibu Gaby (diperankan oleh Faizah Aliyah), sahabatnya, yang sakit, nenek Melisa (diperankan oleh Muthia Datau) akhirnya mengizinkan Melisa pergi.

Usai bermain-main di pantai, Bara mengajak Melisa untuk mampir sebentar mengecek villa karena diminta oleh ayahnya. Setelah tiba di sana, ada seseorang yang diam-diam menyabotase mobil Bara sehingga keduanya tidak bisa pulang dan terpaksa menginap di sana. Bara pun mempersilahkan Melisa untuk tidur di kamar tidur utama di lantai atas sementara ia tidur di kamar tamu di lantai bawah. Terungkap bahwa Bara telah memasang kamera tersembunyi di kamar tidur utama.

Saat sedang berenang di kolam renang, ada hantu yang menarik kaki Melisa hingga ia hampir tenggelam. Kendati demikian, Bara meyakinkannya bahwa itu hanya halusinasi belaka.

Gaby yang tahu Bara membawa Melisa ke villa lantas datang bersama kekasihnya, Angga (diperankan oleh Saykoji). Bara kesal dengan kedatangan mereka, namun keduanya cuek. Mereka bahkan memaksa untuk menginap di kamar tidur utama. Di sana, Gaby menemukan barang-barang yang disembunyikan Bara. Ia rupanya berencana untuk memperk0s4 Melisa.

Apes, Gaby melihat penampakan hantu kuntilanak. Ia pun membatalkan niatnya untuk tidur di kamar tersebut. Angga awalnya tidak percaya, namun ia juga ikut diganggu saat berada di kamar mandi. Dalam perjalanan pulang, keduanya tewas dibunuh oleh hantu tersebut.

Malam harinya, setelah memastikan Melisa sudah tidur, Bara mulai melancarkan niatnya. Sosok hantu kembali muncul. Tidak hanya mencegah aksi Bara, ia juga membunuhnya. Melisa akhirnya tahu perbuatan buruk Bara selama ini yang telah memp3rk0s4 banyak wanita di villa tersebut. Tidak itu saja, terungkap bahwa hantu yang membunuh Bara, Gaby, dan Angga sebenarnya adalah arwah ibu Melisa.

Tanggal Rilis: 8 Maret 2018
Durasi: 1 jam 15 menit
Sutradara: Agusti Tanjung
Produser: Rajesh Punjabi, Simran Punjabi
Penulis Naskah: Misaini Indra
Produksi: Intercept Filmcraft
Pemain: Baim Wong, Wendy Wilson, Muthia Datau, Diah Permatasari, Saykoji, Faizah Aliyah

Review Singkat

Selain yang berupa trailer, saya belum pernah sama sekali menonton film maupun sinetron yang dibintangi oleh Baim Wong. Jadi, ketika di bagian-bagian awal karakternya muncul di layar dan sama sekali tidak terlihat adanya chemistry dengan Wendy Wilson yang diceritakan sebagai kekasihnya, yang terpikir di benak justru sepertinya Baim Wong ini lebih cocok memerankan karakter antagonis. Eh lah kok ya kebetulan alur cerita “Titisan Setan” ini memang berujung pada terungkapnya karakter Bara sebagai seorang psikopat. Dan dugaan saya tepat. Dibandingkan dengan aktingnya di babak awal, semakin ke belakang kualitas akting seorang Baim Wong semakin terlihat mumpuni.

Sayangnya, hal tersebut tidak diimbangi oleh naskah dan dialog yang berkualitas. Banyak lubang dan detil yang terabaikan, membuat pengalaman menonton auto ngedrop. Dialognya monoton dan tidak meyakinkan. Beberapa ucapan seolah disematkan agar cerita menjadi misterius, namun nyatanya hingga akhir terbukti tidak ada faedahnya.

Paling menggelikan adalah adegan ketika Angga dan Gaby pulang dari villa dan ‘menabrak’ hantu. Dalam adegan tersebut, jelas terlihat Angga langsung menghentikan mobilnya sesaat setelah menabrak. Ajaibnya, ketika ia turun untuk mengecek, ia memeriksa bagian _belakang_ mobil terlebih dahulu, bagian depan, lalu LANJUT MENYUSURI JALAN DI DEPAN. Dipikir habis ketabrak tuh ‘orang’ bakal nggelinding kayak bola bowling sampai puluhan meter kali ya.

Adegan setan membunuh Gaby juga sama sekali tidak meyakinkan. Terlihat jelas tangannya tidak dalam posisi menyentuh leher Gaby, melainkan di depannya.

Sama seperti ketika karakter Bara kakinya ditarik setan hingga terjatuh. Saat diseret, darahnya terlihat banyak sekali walau aksi jatuhnya tidak terlihat parah. Sebaliknya, saat lehernya ditusuk pisau, justru sama sekali tidak terlihat ada darah yang mengalir. Wow.

Tidak kalah ajaibnya ketika barang-barang rahasia yang disembunyikan oleh Bara ternyata cuma diletakkan begitu saja di dalam laci paling atas tepat di samping tempat tidur Melisa. Karakter Melisa di sini mungkin memang anak rumahan yang jarang traveling, jadi lalai untuk mengeceknya. Tapi bagi yang sudah sering melakukan perjalanan dan menginap di berbagai tempat yang berbeda, mengecek isi laci di dalam ruangan yang digunakan untuk menginap adalah hal wajib. KECUALI jika kita menginap di rumah orang lain, ya. Sementara dalam film ini kasusnya adalah villa yang tidak berpenghuni.

Film ini ditutup dengan adegan membingungkan. Hubungan hantu dengan Melisa saya yakin sudah banyak yang bisa menebaknya dengan petunjuk judul serta adegan pembuka. Anehnya, di akhir sama sekali tidak diceritakan apa yang menyebabkan ibu Melisa menjadi hantu dan gentayangan menjaga Melisa. Hanya ditunjukkan ia sempat berjanji untuk selamanya menjaga Melisa.

Mungkin penulis naskahnya sudah lelah dan malas memberikan penutup yang layak.

Penutup

Saat dulu membaca atau menonton review film “Titisan Setan” ini dari artikel atau kanal Youtube orang lain, saya pikir filmnya bakal benar-benar parah. Nyatanya sih tidak separah yang digambarkan orang lain. Memang masih masuk dalam kategori buruk dan tidak layak tonton sih, wkwkwk, tapi setidaknya masih ada skornya. Berkat akting Baim Wong sebagai sosok antagonis yang menurut saya di atas rata-rata. Sayangnya hanya itu yang bisa diapresiasi dari film ini. 1/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf titisansetan

Leave a Reply