“The Sadness” (哭悲) adalah salah satu film horor asal negara Taiwan yang mendapat banyak respon positif dari publik.
Namun hal utama yang membuat saya tertarik untuk menontonnya adalah kabar bahwa film ini sangat terinspirasi oleh “Crossed“, yang kebetulan serial komik zombie favorit saya.
Jadi penasaran seperti apa sutradara Rob Jabbaz mengeksekusi teror dan invasi zombie di sini. Apakah benar sekeren dan seunik “Crossed” atau seperti kebanyakan film zombie yang sudah pernah beredar.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film The Sadness di bawah ini.
Sekilas Tentang
Pasangan muda yang mencoba untuk bersatu kembali di tengah kota yang dilanda wabah yang mengubah korbannya menjadi sadis gila dan haus darah.
Tanggal Rilis: 22 Januari 2021
Durasi: 1 jam 39 menit
Sutradara: Rob Jabbaz
Produser: Jeffrey Huang, David Barker, Wei-Chun Lu
Penulis Naskah: Rob Jabbaz
Produksi: Machi Xcelsior Studios
Pemain: Berant Zhu, Regina, Tzu-Chiang Wang
Sinopsis Film / Alur Cerita
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Jim (diperankan oleh Berant Zhu) dan Kat (diperankan oleh Regina Lei) adalah pasangan kekasih yang tinggal bersama.
Saat itu sedang terjadi wabah virus Alvin yang sekilas memiliki gejala seperti penyakit flu biasa.
Kendati demikian, Dr. Alan Wong (diperankan oleh Wei-Hua Lan) dan ahli medis lainnya mengkhawatirkan adanya rantai protein yang mirip seperti yang biasa ada di virus rabies. Juga kemampuan virus Alvin dalam bermutasi.
Masyarakat umum kebanyakan tidak mempercayai pendapat tersebut karena momennya berdekatan dengan pemilu.
Mereka curiga itu hanyalah rumor yang memanfaatkan kondisi pandemi demi kepentingan politik.
Salah satunya Mr. Lin (diperankan oleh Ralf Chiu), tetangga sebelah apartemen Jim dan Kat. Kebetulan ia juga tengah menderita flu.
Jim kemudian pergi mengantar Kat ke stasiun untuk berangkat kerja. Ia sengaja meninggalkan ponselnya untuk di-charge karena baterainya habis.
Pulangnya, Jim mampir ke sebuah kedai untuk membeli minuman.
Seorang nenek (diperankan oleh Chi-Min Chou) tiba-tiba muncul dan meludahi seorang pelanggan.
Sesaat kemudian, nenek tersebut lanjut membunuh pemilik kedai dengan sadis.
Anehnya, pelanggan yang tadi ia ludahi juga ikut bertindak brutal dan membunuh temannya sendiri.
Nenek tersebut lalu berjalan menghampiri Jim.
Untungnya, sebuah mobil melintas dan menabrak sang nenek.
Di luar dugaan, tiga orang dengan mata merah keluar dari dalam mobil dan langsung mengejar Jim dengan niat untuk membunuh.
Jim bergegas kabur dan kembali ke apartemennya.
Saat mengecek televisi, seluruh kanal ternyata mati.
Tak lama terdengar suara seseorang mengumumkan akan membunuh para pria dan memperkosa para wanita.
Panik, Jim berusaha menghubungi Kat.
Ia tidak menyadari ada Mr. Lin diam-diam menghampirinya dari belakang dengan membawa gunting rumput.
Di saat terakhir, Jim berhasil menghindar. Namun dua jarinya terpotong. Dengan tenang Mr. Lin malah memakan potongan jari Jim.
Walau syok, Jim masih sempat menghantam kepala Mr. Lin dan pergi meninggalkan apartemennya.
Di luar, ternyata sudah ada banyak orang yang memiliki gejala serupa. Mata merah dan bertindak brutal.
Bersusah payah Jim bisa kabur dengan sepeda motornya.
Di dalam gerbong kereta yang dinaiki oleh Kat, seorang pria tiba-tiba mengeluarkan pisau dan membunuh para penumpang di sekitarnya dengan sadis.
Matanya terlihat berwarna merah.
Beberapa penumpang berhasil menangkap pria tersebut. Namun anehnya, tak lama kemudian, beberapa penumpang lain bertindak serupa. Dengan brutal membunuh yang lain.
Ada pula yang malah asik memerkosa. Tidak peduli korbannya pria maupun wanita.
Molly (diperankan oleh Ying-Ru Chen), penumpang yang duduk di samping Kat, sempat pula ditusuk mata kirinya dengan payung oleh seorang pria berseragam kantoran (diperankan oleh Tzu-Chiang Wang).
Begitu kereta berhenti di stasiun, Kat buru-buru membawa Molly keluar. Tanpa sadar ponselnya terjatuh.
Tak disangka si pria kantoran ternyata menyusul mereka.
Untunglah keduanya berhasil keluar dari stasiun tepat di saat Kevin (diperankan oleh Lue-Keng Huang), petugas stasiun, menutupnya atas arahan dari polisi.
Dalam perjalanan menuju kantor Kat, Jim melihat banyak mayat bergelimpangan di jalan. Kondisinya mengenaskan.
Karena terjadi kecelakaan di dalam terowongan, ia terpaksa mengambil jalan memutar.
Di tengah jalan ia sempat berhenti untuk membalut tangannya yang luka serta mengambil sebuah arit yang ada di pinggir jalan.
Dengan ditemani oleh Kevin, Kat dan Molly tiba di rumah sakit.
Setelah memastikan Molly tidak terinfeksi, petugas langsung melakukan penanganan darurat kepadanya.
Sementara Molly dibawa ke ruang radiologi untuk menjalani CT scan, Kat meminjam ponsel Kevin untuk menghubungi Jim.
Di saat bersamaan, pemerintah dan pihak militer mengumumkan adanya kondisi genting dimana orang-orang yang terinfeksi virus Alvin kemungkinan bersikap anarkis. Yang mengerikan, lebih dari 4.5 juta orang telah terinfeksi.
Masyarakat yang masih selamat diminta untuk bekerjasama mengikuti arahan dari pemerintah.
Di luar dugaan, mata jenderal militer (diperankan oleh Chang-Han Liou) tiba-tiba memerah. Ia langsung membunuh presiden (diperankan oleh An-Long Cai) di depan mata semua orang yang menonton siaran langsung tersebut.
Beberapa orang yang panik menimbulkan kekacauan di ruang tunggu rumah sakit. Termasuk Kevin yang memaksa kat untuk mengembalikan ponselnya.
Melihat pria kantoran mendadak muncul di depan pintu, Kat langsung kabur melalui pintu darurat.
Keputusan yang tepat karena sesaat kemudian pria kantoran menerobos masuk. Bersama dengan beberapa orang yang sudah terinfeksi, ia membantai orang-orang di sana.
Saat mencari Kat, pria kantoran berpapasan dengan Molly. Ia mengalihkan fokusnya sejenak dan memilih untuk melecehkan Molly terlebih dahulu.
Kat sendiri berhasil mengirimkan pesan pada Jim. Ia memberitahu bahwa ia tengah berada di rumah sakit NTU.
Jim lalu menghubungi Kat dan berjanji akan datang untuk menjemputnya. Ia meminta Kat untuk bersembunyi hingga nanti ia menghubunginya lagi.
Di saat itu Jim tampak mulai berhalusinasi membayangkan tindak kekerasan, menandakan dirinya telah terinfeksi.
Hendak kabur, Kevin malah bertemu dengan Molly yang sudah terinfeksi.
Bersama dengan beberapa orang lain yang terinfeksi, Molly menyiksa Kevin hingga mati.
Sementara itu, pria kantoran berhasil menemukan lokasi persembunyian Kat.
Ia pun berniat untuk menyetubuhinya sampai mati.
Tidak tinggal diam, Kat pun melawan. Alhasil yang terlebih dahulu mati adalah pria kantoran tersebut.
Kat lantas diselamatkan oleh dokter Alan. Namun untuk berjaga-jaga, ia memaksa Kat untuk memborgol dirinya sendiri di kamar mandi.
Ia berjanji tidak akan membunuh Kat jika ia memang tidak terinfeksi.
Alan lalu menyemprotkan cairan disinfektan ke tubuh Kat. Ia menduga Kat memiliki kekebalan terhadap virus Alvin sehingga tidak terinfeksi.
Ia pun meminta Kat menanggalkan seluruh pakaiannya dan lanjut menyemprotkan disinfektan.
Setelah memberikan pakaian ganti, Alan mengatakan akan mengambil sampel darah Kat untuk bisa membuat vaksin.
Saat membuang pakaian di tempat sampah, Kat mendapati ada bayi terinfeksi yang disembunyikan Alan di sana.
Belum sempat Kat bereaksi, Alan sudah menyuntikkan virus ke tubuh Kat untuk memastikan ia memiliki kekebalan.
Terungkap bahwa Alan menggunakan bayi-bayi yang ada di rumah sakit untuk melakukan eksperimen dan mencari bayi mana yang kebal terhadap virus.
Kat berhasil memberitahu lokasinya pada Jim yang telah tiba di rumah sakit.
Sementara itu, mendapat laporan akan segera dijemput di rooftop oleh pemerintah, tanpa membuang waktu Alan mengajak Kat ikut dengannya.
Apes, begitu meninggalkan ruang Alan langsung diserang dan dinfeksi virus oleh dua orang yang terinfeksi.
Setelah membunuh keduanya, Alan memerintahkan Kat untuk membantunya berjalan menuju rooftop.
Belum sampai di rooftop, Jim muncul. Dalam kondisi sudah terinfeksi.
Saat Jim membunuh Alan, Kat mengambil kunci milik Alan dan mengunci gerbang menuju rooftop.
Dengan pikiran yang sudah dipenuhi nafsu akibat infeksi virus, Jim mengaku hendak membunuh Kat dengan keji.
Sadar tidak mungkin lagi menyelamatkan orang yang ia cintai, Kat melangkahkan kakinya menuju rooftop.
Sesaat kemudian helikopter datang.
Ulasan / Review Film The Sadness
Perfect. Sempurna. Semua yang diharapkan dari film bertema zombie bisa ditemukan di “The Sadness”.
Cerita yang masuk akal, akting yang meyakinkan, aksi berdarah-darah yang bikin merinding, juga aksi zombie yang alami.
Sesuai yang disebutkan banyak orang, “Crossed” memang benar menjadi inspirasinya.
Yang sudah pernah membaca serial komik tersebut pasti paham bahwa “The Sadness” ini “Crossed” banget.
Mulai dari konsep infeksi yang digunakan hingga adegan-adegan sadis yang dihadirkan.
Jadi gak bisa membayangkan betapa keren hasilnya apabila tim produksi film ini benar-benar membuat adaptasi dari komik tersebut.
Satu yang bikin salut, dengan ruang dalam naskah yang bisa dikembangkan lebih jauh, cerita dalam film ini tetap fokus pada perjuangan Jim dalam mencari Kat.
Padahal bisa saja, agar lebih seru dan durasi lebih panjang, Jim diceritakan harus menghadapi banyak halangan saat ia menuju ke rumah sakit.
Asli deh. Wajar banget jika kemudian “The Sadness” diganjar penghargaan film terbaik, penyutradaraan terbaik, serta sinematografi terbaik dalam berbagai ajang festival.
Penutup
Walau mengusung tema zombie yang tidak umum, “The Sadness” adalah film horor bertema zombie yang paling sempurna yang pernah saya tonton.
Naskahnya, aktingnya, eksekusinya, horornya. Semua tanpa cela.
Kalaupun harus dipaksakan ada minusnya, itu terletak pada twist yang mudah ditebak.
Kendati demikian, tetap saja, jangan ragu untuk meonton film ini. Dijamin tidak akan menyesal.
Film The Sadness ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Shudder.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Review The Sadness 2021
- Story
- Acting / Characters
- Element of Surprise
- Recommended Watching
Summary
Probably the best zombie-themed movie I’ve ever seen. Cerita, akting, horor, dan eksekusinya sempurna. Tanpa celah untuk mencela. Walau twist kurang nendang karena bisa tertebak, namun hukumnya tetap wajib ditonton.
Leave a Reply