“The Privilege” atau “Das Privileg” / “Die Auserwählten” dalam judul aslinya adalah film horor asal negara Jerman yang baru saja dirilis di Netflix pada tanggal 9 Februari lalu.
Bintang utamanya adalah Max Schimmelpfennig, aktor berusia 26 tahun yang namanya menanjak semenjak melakukan debutnya di serial TV Kommissarin Heller.
Dalam rilisan persnya, film ini digadang-gadang bakal mengingatkan kita pada “I Know What You Did Last Summer” maupun “Amityville: The Awakening”.
Benarkah demikian? Layakkah untuk ditonton? Apakah lebih baik ketimbang “Prey“, film asal Jerman lainnya yang dulu pernah dibahas?
Simak deh sinopsis beserta review singkat dari “The Privilege” di bawah ini untuk tahu jawabannya.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Sinopsis Singkat / Alur Cerita The Privilege
Waktu kecil, Finn (diperankan oleh Leonas Sielaff) mengalami kejadian tragis sekaligus aneh.
Ia dan kakaknya, Anna (diperankan oleh Caroline Hartig), melihat ada bayangan besar hitam di rumah.
Anna lantas mengajaknya untuk bunuh diri dengan melompat dari jembatan. Ia berusaha meyakinkan Finn bahwa itu satu-satunya cara agar keduanya bisa selamat.
Finn tidak mau melakukannya dan akhirnya membiarkan Anna tewas terjatuh dari jembatan.
Sayangnya, kedua orangtuanya, Martin (diperankan oleh Roman Knizka) dan Yvonne (diperankan oleh Lise Risom Olsen), tidak mempercayai cerita Finn. Pun begitu dengan saudarinya, Sophie (diperankan oleh Milena Tscharntke). Bahkan hingga Finn beranjak remaja.
Finn dan Sophie rutin diwajibkan untuk berobat ke dokter Steinke (diperankan oleh Nadeshda Brennicke). Oleh Steinke, mereka diminta untuk mengkonsumsi obat bernama Trychozepam.
Karena acap mengalami halusinasi dan mendengar suara-suara gaib, Finn manut saja melakukan hal itu. Toh nyatanya ia merasa tenang setelah meminum obat tersebut.
Suatu malam, ia melihat kedua orangtuanya tengah melakukan ritual bersama Sophie dan 2 orang lain yang tidak ia kenal.
Saat hendak mengkonfrontasi mereka, sesuatu tiba-tiba menghantam Finn hingga tak sadarkan diri.
Setelah Finn tersadar, lagi-lagi tidak ada yang percaya ceritanya. Baik ayah, ibu, dan Sophie sama-sama mengaku tidak melakukan apa yang dilihat oleh Finn.
Anehnya, pasca kejadian tersebut, sikap Sophie mulai berubah. Baik kepada Finn maupun Ramin (diperankan oleh Rojan Juan Barani), kekasihnya.
Malamnya, Ramin menghubungi Finn dan memintanya untuk bertemu di sebuah rumah makan. Ia menyatakan Finn dan Sophie dalam bahaya.
Setibanya di sana, Finn menemukan satu strip Trychopezam yang ditinggalkan oleh Ramin. Ramin sendiri belakangan Finn dapati sudah meninggal bersimbah darah di pencucian mobil di samping rumah makan.
Untuk kesekian kalinya tidak ada yang mempercayai Finn. Kepala polisi Gerber (diperankan oleh Mike Hoffmann) bahkan balik mencurigai Finn yang sudah membunuh Ramin.
Kesal, Finn hendak mengkonsumsi Trycophezam. Di saat itu ia menyadari ada sesuatu di dalam kapsul obat tersebut.
Dengan bantuan sahabatnya, Lena (diperankan oleh Lea van Acken), Finn melakukan investigasi.
Terungkap bahwa yang ada di dalam kapsul adalah jamur yang hanya tumbuh di tubuh orang yang sudah meninggal.
Yang lebih mengejutkan lagi, jamur tersebut biasa digunakan untuk urusan ilmu hitam yang berhubungan dengan iblis.
Finn lantas meminta bantuan dari ahli jamur yang merangkap sebagai cenayang pengusir hantu, Jiri (diperankan oleh Oleg Tikhomirov) dan ibunya, Eliska (diperankan oleh Jeanette Spaskova). Sayangnya keduanya gagal karena keburu terpergok oleh orangtua Finn.
Eliska bahkan sempat diserang oleh iblis yang menjaga Sophie.
Tidak ingin terjadi apa-apa pada ibunya, Jiri menolak membantu Finn lebih jauh lagi. Belakangan mereka berdua hilang secara mendadak.
Esok harinya, di sekolah, salah seorang teman Finn bernama Leander (diperankan oleh Maurice Lattke) melakukan percobaan bunuh diri. Leander adalah putra dari Gerber.
Dari insiden tersebut, Lena mendapati Leander ternyata juga mengkonsumsi Trycophezam.
Ia lantas nekat menyusup ke pabrik obat tersebut dan menemukan bukti bahwa mereka sengaja berkebun jamur dengan memanfaatkan tubuh orang-orang yang sudah meninggal. Salah satunya adalah Eliska.
Finn dan temannya yang lain, Samira (diperankan oleh Tijan Marei), putri Steinke, yang menemani Leander ke rumah sakit kemudian memeriksa tas Leander dan menemukan bukti bahwa Finn, Samira, Leander, Anna, dan Sophie semuanya diadopsi sejak masih bayi.
Ketika hendak meninggalkan rumah sakit, Finn melewati kamar tempat kakeknya (diperankan oleh Horst Janson) dirawat. Kakeknya mengalami serangan jantung dan meninggal dunia.
Saat Finn menghampirinya untuk mengucap salam perpisahan, dokter yang menangani kakeknya tiba-tiba membius Finn.
Beberapa waktu kemudian, Finn tersadar dalam kondisi terikat. Ada Samira di sampingnya, dengan kondisi yang sama.
Steinke muncul dan membawa Finn ke ruang bawah tanah di rumahnya sendiri. Sudah ada beberapa orang lain di sana, termasuk Sophie dan kedua orangtuanya.
Terungkap bahwa obat Trycophezam yang dikonsumsi Finn selama ini adalah untuk menyiapkan tubuhnya sebagai inang bagi iblis. Dan semua orang yang ada di sana sebenarnya adalah iblis.
Bahkan termasuk kakeknya.
Mereka pun menyiapkan tubuh Finn agar bisa dirasuki oleh iblis dalam tubuh kakek Finn.
Di saat ritual berlangsung, Lena muncul dan menyelamatkan Finn serta Samira.
Di akhir terlihat bahwa iblis sudah berada di dalam tubuh Samira.
Tanggal Rilis: 9 Februari 2022
Durasi: 107 menit
Sutradara: Felix Fuchssteiner, Katharina Schöde
Produser: Markus Zimmer
Penulis Naskah: Felix Fuchssteiner, Sebastian Niemann, Katharina Schöde, Eckhard Vollmar
Produksi: Bavaria Fiction
Pemain: Max Schimmelpfennig, Lise Risom Olsen, Caroline Hartig, Nadeshda Brennicke, Mike Hoffmann, Janina Agnes Schröder, Swetlana Schönfeld, Dieter Bach
Review Singkat
Seingat saya sudah ada film yang diulas di Curcol.Co dengan tema serupa, mengenai iblis yang mencari inang untuk menetap di dunia. Sayang saya tidak ingat judulnya.
Dan dari sekian banyak film maupun cerita mengenai hal ini, “The Privilege” menyajikan konsep ritual yang paling ribet sekaligus membagongkan.
Saya tidak bisa mencerna kenapa iblis lain harus meninggalkan tubuh inangnya pada saat iblis dalam tubuh kakek Finn hendak berpindah tempat.
Mereka bahkan tidak menyadari kedatangan Lena dan tidak buru-buru balik ke tubuh inang untuk menghadapinya terlebih dahulu.
Entah apakah saya yang salah memahami ceritanya atau kwartet penulis naskahnya yang tidak begitu memahami dunia per-iblis-an.
Di luar itu saya tidak ada masalah dengan akting para pemainnya. Fine fine saja. Tidak ada yang bikin geregetan.
Untuk horor, well, gak ada yang serem sama sekali sih kalau menurut saya pribadi.
Penutup
Ada dua kemungkinan. Saya yang gagal memahami konsep ritual iblis yang diangkat dalam “The Privilege”. Atau penulis naskah yang gagal memahami segala sesuatu mengenai iblis.
Konsep yang ditawarkan terlalu ribet dan tidak masuk akal. Cenderung dipaksakan.
Akting pemain memang oke. Tapi tidak cukup untuk mendongkrak skor keseluruhan film ini.
3/10.
Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Review The Privilege
- Story
- Acting / Characters
- Element of Surprise
- Recommended Watching
Summary
Walau elemen jamur mayat lumayan mengejutkan, namun secara keseluruhan ceritanya membagongkan dan terkesan dipaksakan. Tidak horor sama sekali. Di sisi lain, akting pemain lumayan oke.
Leave a Reply