Saat artikel ini ditulis, sebenarnya saya sudah me-review semua film horor lokal yang ada di berbagai layanan streaming VOD. Semua KECUALI judul-judul yang memasukkan unsur eksploitasi seksual dengan tingkat parah. Satu dua sempat saya tonton, namun setelah itu jujur saya tidak kuat lagi. Sepertinya harus refreshing dulu sebelum melanjutkan menonton film-film seperti itu.
Nah yang kemudian menjadi ‘pelampiasan’ adalah horor dari negeri tetangga. Salah satunya “The Ghost Bride” yang berasal dari negara Filipina. Boleh lah buat pemanasan sebelum suatu saat nanti traveling ke negara tersebut. Siapa tau ketemu hantu di sana, hehehe.
Sinopsis Singkat
To save her family from being homeless, her father dying from a heart condition, and herself from being married off to their landowner, Mayen (Kim Chiu) desperately agrees to the offer of a Chinese matchmaker for a huge amount of money. However, in exchange, Mayen must submit herself as a Ghost Bride to a wealthy but dead Chinese man, Xu Jian Rong.
This deal, however, happens to be a deadly curse when Xu Jian Rong’s ghost becomes jealous and possessive of Mayen. It begins to take a toll on her and on each men close to her, including her family. To save them from death, she has no choice but to travel to Nepal to conjure the powers of old Tibetan Monks in an attempt to end the curse and face the final and most defying battle against the ghost of Xu Jian Rong.
Tanggal Rilis: 1 November 2017
Durasi: 111 menit
Sutradara: Chito S. Roño
Produser: Malou Santos, Charo Santos-Concio
Penulis Naskah: Chito S. Roño, Charlson L. Ong, Cathy Camarillo
Produksi: Star Cinema
Pemain: Kim Chiu, Alice Dixson, Matteo Guidicelli, Christian Bables, Ina Raymundo, Robert Seña, Beverly Salviejo, Mon Confiado, Kakai Bautista
Review Singkat
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Pertama-tama, saya terpesona dengan keimutan Kim Chiu di sepanjang film “The Ghost Bride” ini. Mungkin opini saya tidak valid karena database film horor Filipina yang saya tonton masih terbatas. Namun di film ini, saya pribadi merasa hanya doi saja yang aktingnya lumayan. Plus yang berperan sebagai sang ayah. Entah siapa nama aktornya.
Selain itu, Mon Confiado, yang berperan sebagai Robert, juga cukup meyakinkan. Setidaknya saya jadi ikutan gemes dengan tengilnya si Robert.
Berlanjut ke urusan cerita. “The Ghost Bride” terlihat memaksakan diri untuk menunjukkan kepada penonton bahwa Mayen benar-benar tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran Angie Lao. Masalahnya, dalam waktu beberapa menit di awal saja sebenarnya sudah tertebak arah ceritanya. Keluarga miskin dengan putri cantik terjerat hutang seorang pria mata keranjang. Apalagi kalau bukan ujung-ujungnya si pria bakal melakukan apa saja untuk mendapatkan putri keluarga tersebut.
Penyampaian yang bertele-tele ini sayangnya tidak diimbangi dengan elemen horor yang mencekam. Penampakan hantu tidak spesial. Terkadang lebih mirip manekin dibedakin ketimbang makhluk halus. Tapi adegan akhir dimana Mayen bertarung dengan 4 arwah penjaga di akhirat dengan menggunakan senjata tajam itu lumayan menghibur. Walau tetap absurd sih.
Selain itu, saking fokusnya sang sutradara membuat Mayen menderita, terdapat satu adegan fatal yang tidak masuk akal. Yaitu saat Mayen tanpa sengaja mendorong Clinton hingga terlempar menabrak kaca mobil yang sedang diparkir. Insiden yang di dunia nyata sebenarnya tidak seberapa heboh itu berujung pada Clinton yang auto mengalami luka internal super dahsyat dimana darah langsung mengalir keluar dari mulut, mata, dan telinga.
Keteledoran lain adalah sosok Suan Ming dan dua orang pengikutnya yang tiba-tiba tidak lagi inframe di saat kondisi mulai genting. Padahal sebelumnya diisyaratkan bakal terjadi ‘pertarungan’ sengit antara Angie Lao dan 4 arwah penjaga Xu Jian Rong versus Suan Ming dkk. Eh lah kok malah gak keliatan lagi batang hidungnya setelah itu.
Di sisi lain, saya ikhlas memberi acungan jempol pada twist perjalanan Mayen dan David Chao ke Kathmandu. Gak nyangka cerita bakal bercabang ke sana. Sayangnya, adegan ritual maupun percobaan pembunuhan terhadap David di Kathmandu amat sangat tidak rapi. Terkesan dibuat seadanya.
Penutup
Tidak ada yang baru sebenarnya dari segi cerita. Jadi mengherankan kenapa sang sutradara memutuskan untuk membuat cerita menjadi bertele-tele. Yang seharusnya bisa selesai dalam 1 jam lebih sedikit, dimolor-molorin hingga durasinya nyaris 2 jam. Alhasil menonton “The Ghost Bride” jadi kegiatan yang membosankan. Apalagi elemen horornya tidak begitu sukses menakut-nakuti. Kendati demikian, saya cukup suka dengan penggambaran dunia akhiratnya. Plus adegan pertarungan melawan hantu yang dilakukan menggunakan pedang dan tombak. Lumayan menghibur. 5/10.
Catatan: rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply