Review Film Tali Pocong Perawan (2008)

Sesuai judulnya, “Tali Pocong Perawan” adalah film horor lokal yang mengangkut tema mengenai fenomena penggunaan tali pocong untuk memikat hati wanita pujaan.

Dan seperti bisa dilihat dari trailernya yang ada di bawah, ada bumbu bahan cuci mata di dalamnya. Wajar mengingat pada masa film ini dirilis, horor esek-esek memang sedang marak-maraknya.

Lantas apakah film “Tali Pocong Perawan” ini layak untuk ditonton?

Temukan jawabannya dalam sinopsis dan review singkatnya di bawah ini, ya.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat Tali Pocong Perawan

poster tali pocong perawan

poster tali pocong perawan

Jatuh cinta pada Virnie (diperankan oleh Dewi Perssik), kekasih kakaknya, Aldo (diperankan oleh Ibnu Jamil), Nino (diperankan oleh Ramon Y. Tungka) nekat mencuri tali pocong seorang mahasiswi yang baru saja meninggal bunuh diri.

Ia berniat menggunakan tali pocong perawan untuk membuat Virnie jatuh cinta kepadanya.

Setelah semalaman merendam tali pocong, Nino diam-diam mencampurkannya ke dalam gelas minum Virnie.

Beberapa saat kemudian, ia bahagia melihat gelas tersebut sudah hampir habis. Nino sama sekali tidak tahu bahwa sebenarnya tanpa sengaja Virnie sudah menumpahkan isi gelas tersebut dan belum meminumnya sama sekali.

Setelah menunggu 1×24 jam, sikap Virnie ternyata tidak berubah. Ia masih tetap asyik bercumbu dengan Aldo.

Kesal, Nino lantas membakar tali pocong perawan tersebut.

Belakangan ia baru menyadari bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan karena bisa membuat pocong pemilik tali datang.

Dan benar, sejak saat itu Nino terus-terusan dihantui oleh pocong. Hal itu membuatnya dilanda ketakutan dan depresi.

Ketika dirawat di rumah sakit, Nino lagi-lagi diteror oleh pocong. Panik karena dikejar, Nino kemudian memilih untuk melompat dari jendela rumah sakit hingga akhirnya tewas.

Saat membereskan kamar Nino, Aldo dan Virnie tanpa sengaja menemukan foto-foto candid Virnie yang selama ini diambil secara diam-diam oleh Nino. Termasuk saat Virnie berhubungan intim dengan Aldo. Virnie syok melihatnya.

Anehnya, sejak itu ganti Aldo dan Virnie yang diteror oleh pocong.

Mereka berdua akhirnya tahu apa yang telah dilakukan Nino setelah membaca tulisan di blog Nino. Kendati demikian, keduanya tetap belum paham kenapa pocong tersebut meneror mereka.

Aldo menemukan koran yang memuat berita mahasiswi yang bunuh diri dan tali pocongnya diambil oleh Nino. Tanpa disangka, Aldo rupanya mengenali mahasiswi tersebut, yaitu Dinda.

Dinda ternyata baper dengan sikap Aldo terhadapnya selama ini. Ia patah hati begitu tahu Aldo berpacaran dengan Virnie.

Ogah meneruskan hidup, Dinda memutuskan untuk bunuh diri.

Aldo kemudian ingat bahwa dulu ia pernah berjanji untuk sehidup semati dengan Dinda.

Agar arwah Dinda tenang, Aldo meminta maaf, lalu berniat untuk bunuh diri dengan cara melompat dari rooftop rumahnya.

Tepat ketika ia hendak melompat, Virnie datang dan mencegahnya. Aldo pun menangis di pelukan Virnie, sementara hantu Dinda yang sedari tadi berada di dekatnya perlahan menghilang.

Tanggal Rilis: 10 April 2008
Durasi: 105 menit
Sutradara: Arie Azis
Produser: Ody Mulya Hidayat
Penulis Naskah: Aviv Elham
Produksi: Maxima Pictures
Pemain: Dewi Persik, Ibnu Jamil, Ramon Y. Tungka, Dwi Putrantiwi, Zora Vidyanata, Catherine Wilson

Review Singkat

Ramon Y. Tungka adalah salah satu aktor Indonesia yang cukup saya kagumi. Karakter apa saja hampir semua bisa ia perankan dengan baik. Termasuk saat menjadi Nino yang punya sifat mesum dan introvert. Lantas depresi.

Begitu pula dengan Dewi Perssik. Meski karakternya di sini nggak banget, namun terlihat jelas ia melakukan tugasnya dengan penuh totalitas. Natural dan jauh dari kata canggung.

Dari sisi horor sendiri agak sulit untuk diapresiasi. Geberan musik latar maupun efek suara bervolume keras yang mengiringi jump scare sangat mengganggu kenyamanan menonton.

Namun ada satu momen yang lumayan berkesan. Yaitu ketika pocong melongok keluar dari dalam lemari. Saya sempat kaget karena tidak menyangka, hehehe.

Cerita secara keseluruhan terbilang biasa saja. Tidak buruk namun juga tidak spesial. Yah, standar film horor lokal lah.

Oh, ya. Ada yang perlu diberi acungan jempol. Penggambaran pocong yang bergerak dengan cara terbang / melayang. Pasalnya, kebanyakan film horor, terutama di era satu dekade lalu, masih menyuguhkan pocong yang berpindah tempat dengan cara melompat. Which is totally wrong.

Penutup

Walau porsinya terbilang tidak banyak, film ini ternyata masih mampu memberi gambaran jelas mengenai fenomena penggunaan tali pocong perawan sebagai media untuk melakukan pelet.

Pun begitu dengan alurnya, yang mudah untuk dipahami dan minim cela.

Meski tidak terlalu berkualitas, setidaknya layak untuk ditonton hingga tuntas.

Kecuali untuk adegan Virnie yang memamerkan g-string-nya, ya. Gak penting banget kayaknya.

2/5.

Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Disney+ Hotstar.

Judul-judul film horor lain yang tersedia di layanan tersebut bisa disimak di sini.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf tali pocong perawan
Review Tali Pocong Perawan
  • Story
  • Acting / Characters
  • Element of Surprise
  • Recommended Watching
2

Summary

Walau tidak terlalu berkualitas, setidaknya film ini memiliki alur yang jelas dan minim noda kejanggalan. Ramon Y. Tungka dan Dewi Perssik sama-sama berakting dengan penuh totalitas. Sayang tidak mampu menutupi fakta kegagalan film ini dalam menghadirkan unsur horor di dalamnya.

Leave a Reply