Review Film Red Dot (Netflix, 2021)

2 tahun belakangan saya menghindari film-film sejenis “Red Dot”. Meski suka dengan temanya, namun kebanyakan ceritanya begitu begitu saja. Tidak ada yang spesial. Apalagi orisinil. Setelah sekian lama, rasa penasaran datang juga. Jangan jangan sudah berubah, sudah punya premis baru yang ditawarkan. Jadi begitulah. Sembari menyantap makan siang, saya luangkan waktu untuk menonton film asal negeri Swedia. Seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton? Simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sinopsis Singkat

poster reddot 1

Pasca 1.5 tahun menikah, hubungan David dan Nadja memburuk. Keduanya lantas memutuskan untuk pergi berkemah di Bear Valley, pegunungan bersalju di bagian utara Swedia guna memperbaiki huungan pernikahan mereka.

Dalam perjalanan, bersama dengan Boris anjing mereka, mobil mereka berhenti di sebuah SPBU untuk mengisi bensin. Usai melakukannya, tanpa sengaja mobil mereka menabrak mobil milik 2 orang pemburu hingga sedikit lecet. Tidak mau ribet, keduanya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di hotel untuk menginap semalam sebelum besok paginya memulai pendakian. Melihat sikap pegawai hotel yang aneh, David dan Nadja diam-diam menertawakan orang-orang yang tinggal di utara. Di sisi lain David sempat agak khawatir karena melihat 2 pemburu sebelumnya juga ada di sana.

Pagi harinya, David dan Nadja mendapati mobil mereka telah digores dan dicoret-coret. Mereka meyakini bahwa kedua pemburu sebelumnya yang telah melakukannya, untuk membalas dendam.

Dalam perjalanan menuju gunung, Nadja melihat mobil pemburu tersebut di pinggir jalan. Ia segera meminta David menghentikan mobilnya, mengambil obeng, dan balas menggores mobil tersebut.

Aksinya diketahui oleh kedua pemburu. Nadja bergegas kembali ke mobil dan pergi meninggalkan mereka.

Setelah mendaki, David, Nadja, dan Boris tiba di tempat yang cocok untuk berkemah. Mereka pun mempersiapkan kemah di sana.

Malam harinya, Nadja memberitahu David bahwa ia hamil. David gembira mendengarnya.

Tiba-tiba terlihat bulatan sinar laser berwarna merah dari balik tenda. Mengira itu adalah remaja iseng, Nadja keluar dan mencarinya. Sama sekali tidak terlihat apa-apa di luar.

Khawatir, David mengajak Nadja untuk mengambil barang-barang dan kembali ke mobil mereka. Boris mendadak berlari keluar. Sesaat kemudian terdengar suara tembakan pistol disusul dengan tembakan ke arah tenda mereka.

David dan Nadja langsung kabur keluar. Walau belum tahu siapa pelakunya, tapi keduanya tahu saat itu mereka tengah diburu. Untungnya malam itu mereka menemukan sebuah shelter dan bersembunyi di sana hingga pagi tiba.

Pagi harinya, dengan kunci mobil yang tertinggal di tenda, mau tidak mau David dan Nadja harus kembali ke sana. Tanpa disangka, di dalam tenda terdapat kepala Boris yang bersimbah darah.

Sambil menahan mual, David meraih mantel yang ada di bawah kepala Boris untuk mencari kunci mobil. Berhubung fokusnya teralihkan, David tidak menyadari adanya perangkap yang disiapkan di sana. Perangkat tersebut langsung menjepit tangan kanannya hingga terluka.

Setelah luka David ditangani seadanya oleh Nadja, keduanya lanjut menuju tempat mobil mereka diparkir. Di tengah badai salju yang mulai turun, seseorang menembak pundak kanan David. Nadja yang berlari di depannya tidak melihatnya dan lanjut berlari meninggalkan David.

Samar David melihat ada seseorang berdiri tak jauh darinya. Ia pun berusaha bangkit dan berlari menyusul Nadja.

Apes bagi David, dataran es yang ia lewati retak dan ia terjatuh ke dalam. Untungnya Nadja mengetahuinya dan berhasil menariknya ke atas.

Hingga malam tiba, keduanya belum menemukan mobil mereka. Untuk beristirahat, mereka menempati sebuah pondok tidak berpenghuni yang mereka lewati.

Ada telpon di sana dan Nadja sempat meminta pertolongan. Sayangnya pertolongan baru bisa dikirim usai badai reda.

Sebagai gantinya, Nadja memanfaatkan waktu untuk merawat luka David dengan lebih layak.

Nadja kemudian mengecek detak jantung bayinya dengan stetoskop. Suara detak jantung tersebut membuat ia dan David setidaknya bisa sejenak melupakan masalah mereka.

Pagi harinya, seorang penyelamat gunung tiba. Saat diintip dari jendela, orang tersebut ternyata salah satu dari 2 pemburu. David dan Nadja buru-buru kabur dari jendela dan menuju hutan.

Mereka bersembunyi di sebuah lubang agar tidak ketahuan. Tanpa disangka, di dalam lubang ada beruang yang tengah berhibernasi.

Ketika hendak keluar, si penyelamat gunung ternyata melangkah menghampiri mereka. Untungnya sebelum itu Nadja masih sempat mengambil flare gun dari pondok. Ia menembakkannya ke arah si penyelamat gunung sehingga mereka bisa segera meninggalkan lubang beruang.

David merasa sakit kepala akibat terkena brain freeze. Setelah sakitnya mereda, ia justru melihat seorang anak dengan mengenakan jaket berwarna kuning. Sama seperti yang ia lihat sehari sebelumnya. Anehnya, Nadja mengaku tidak melihatnya.

Nadja lantas mengecek kondisi di depan dan menemukan adanya kendaraan salju. Seorang pemburu lain tiba-tiba muncul di belakang Nadja dan menanyakan apa
yang terjadi kepadanya. Nadja ketakutan melihatnya.

Belum sempat si pemburu melakukan apa-apa, David menghantamnya dari belakang dengan batu hingga ia tak sadarkan diri. Terlihat darah segar mengalir dari kepalanya.

Dengan menggunakan kendaraan salju, David dan Nadja lantas tiba di sebuah rumah. Ada si pegawai hotel di sana. Nadja segera memintanya memanggilkan pertolongan.

Tanpa disangka, orang tersebut adalah bagian dari orang-orang yang memburu keduanya. Ia meminta David dan Nadja untuk tetap tinggal di tempatnya hingga nanti yang lain tiba. Ia berjanji tidak akan terjadi sesuatu pada mereka.

Dengan ketakutan keduanya masuk ke dalam salah satu kamar dan menguncinya dari dalam. David terkejut begitu mengetahui kamar tersebut berisi foto-foto candid mereka sejak awal menikah.

Seseorang perlahan memasuki ruangan dengan membawa senapan. Ia adalah Tomas, tetangga David dan Nadja sendiri.

Terungkap, pasca David melamar Nadja 1.5 tahun yang lalu, mobil yang mereka kendarai tanpa sengaja menabrak seorang anak yang mengenakan jaket berwarna kuning hingga tewas. Dan anak itu adalah putra dari Tomas.

Tidak mau kehilangan hidup baru yang sudah ada di depan mata, David memutuskan untuk kabur.

Tanpa mereka sadari, Tomas mengetahui semua kejadian itu melalui drone yang sebenarnya sedang ia mainkan bersama anaknya saat itu. Bahkan nomer polisi mobil David pun terekam di kamera drone. Kendati demikian, karena ingin membalas dendam, Tomas sengaja tidak melaporkannya pada polisi.

Terungkap pula bahwa Tomas lah yang telah memancing David agar berlibur bersama Nadja di Bear Valley.

Tomas memerintahkan keduanya untuk duduk. Ia hendak membunuh David. Nadja mencoba menenangkannya. Alih-alih ia dihantam olehnya hingga pingsan.

Saat tersadar, Nadja melihat David duduk di hadapannya dengan membawa mesin bor. Ada Tomas tentunya di sana.

Tomas lantas memanggil Einar (pegawai hotel), memintanya untuk menyaksikan pertunjukan. Einar meminta agar Tomas tidak melanjutkan semuanya itu, namun Tomas tidak menghiraukannya.

Tomas lalu memerintahkan David untuk membunuh bayi dalam perut Nadja dengan menggunakan mesin bor tersebut. Karena David tidak bisa melakukannya, Tomas berniat untuk menembak Nadja.

Tiba-tiba Jarmo, si penyelamat gunung, muncul. Sayangnya, belum sempat ia menyelamatkan David dan Nadja, Tomas lebih dulu menembaknya. Reflek, Jarmo menarik pelatuk senapannya dan membuat Einar ikut tertembak.

Dengan sisa tenaganya, Jarmo berusaha untuk menembak Tomas. Melihatnya, Tomas langsung menyerang Jarmo. Momen tersebut digunakan oleh David dan Nadja untuk kabur dari rumah.

Di luar, dengan segala luka yang ia alami, David tidak sanggup lagi untuk melangkah. Ia meminta Nadja untuk melarikan diri sementara ia tetap tinggal di sana.

Tak lama setelah berlari, Nadja menemukan senapan milik pemburu yang sebelumnya dipukul oleh David. Ia kembali, tepat di saat Tomas hendak membunuh David.

Alih-alih kecewa, Tomas justru tersenyum. Sesaat kemudian terdengar suara tembakan dan Nadja pun tewas dengan peluru di kepalanya.

Pegawai hotel lain, Mona, yang ternyata adalah saudara perempuan Tomas, muncul dengan membawa senapan. Ia hendak membunuh David, namun Tomas mencegahnya. Ia memutuskan untuk membiarkan David tetap hidup agar bisa merasakan kesedihannya ditinggalkan oleh orang yang dicintai.

Tanggal Rilis: 11 Februari 2021
Durasi: 88 menit
Sutradara: Alain Darborg
Produser: Niklas Larsson, Anna Odenhall
Penulis Naskah: Alain Darborg, Per Dickson
Produksi: SF Studios
Pemain: Johannes Kuhnke, Nanna Blondell, Anastasios Soulis, Kalled Mustonen, Tomas Bergström, Thomas Hanzon, Anna Azcárate

Review Singkat

Dan pada akhirnya harapan hanya tinggal harapan. “Red Dot” masih tetap sama seperti kompetitornya di kelompok genre yang sama. Tidak menawarkan sesuatu yang baru. Hampir semua elemennya bisa ditemui di film lain. Saya sampai agak bosan dan beberapa kali skip skip saat menonton.

Ada beberapa poin dalam film ini yang bisa saya sampaikan.

Yang pertama, karakter antagonis terlalu mudah ditebak. Karakter kedua pemburu terlihat sekali diarahkan untuk menjadi tokoh antagonis. Dengan demikian, keduanya jelas BUKAN sosok jahat yang dimaksud. Dengan tidak banyak pilihan, ujung-ujungnya jelas Tomas yang sikapnya TERLALU baik pada Nadja. Benang merahnya sendiri langsung tampak begitu ketahuan sosok anak kecil berjaket kuning yang dilihat David ternyata hanya ada dalam pikirannya.

Yang kedua, unsur bulatan merah dari sinar laser yang diangkat menjadi judul tidak begitu kuat. Diganti dengan judul lain pun rasanya tidak ada masalah, tidak merusak pemahaman kita terhadap alur ceritanya.

Yang ketiga, secara keseluruhan cerita sebenarnya tidak bermasalah. Sama hampir tidak menemukan kejanggalan di dalamnya. Hanya terlalu membosankan saja.

Yang keempat, akting sebagian pemainnya lumayan. Einar bisa membuat saya yakin bahwa ia sedang menyimpan sebuah rahasia walau bukan lah tokoh antagonis utama. Sementara Tomas, walau hanya muncul sebentar di awal, bisa membuat saya yakin bahwa sikap baiknya pada Nadja hanyalah fake alias pura-pura. Begitu pula dengan kedua pemburu, yang sejak pertama kemunculannya saya merasa tidak ada yang aneh dengan mereka.

Penutup

Film “Red Dot” ini mendapatkan rating 5.4 di IMDB, yang termasuk dalam kategori lumayan atau masih layak ditonton. Tidak salah sih… bagi yang jarang menonton film bertema serupa. Namun bagi yang sudah sering menontonnya, kemungkinan besar bakal bosan karena tidak ada sesuatu yang baru yang ditawarkan. Sudah mencoba menghadirkan twist, walau sayang mudah ditebak sedari awal. 4/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf reddot

Leave a Reply