“Puisi Cinta Yang Membunuh” adalah film horor yang diadaptasi dari salah satu bab dalam buku “Adam, Hawa, dan Durian” karangan Garin Nugroho.
Beliau pula yang menyutradarai film yang dirilis bersamaan dengan “Alena: Anak Ratu Iblis” pada tanggal 5 Januari 2023.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Puisi Cinta Yang Membunuh di bawah ini.
Daftar Isi
Sekilas Tentang
Ranum selalu terjebak oleh kata-kata indah para pria yang kemudian mengkhianatinya, dan diakhiri dengan kematian mereka oleh sosok misterius.
Tanggal Rilis: 5 Januari 2023
Durasi: 1 jam 45 menit
Sutradara: Garin Nugroho
Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Penulis Naskah: Garin Nugroho
Produksi: Starvision Plus
Negara: Indonesia
Pemain: Mawar Eva de Jongh, Baskara Mahendra, Morgan Oey, Raihaanun, Ayu Laksmi, Kelly Tandiono, Unique Priscilla, Fergie Brittany, Samo Rafael, Imelda Therinne
Sinopsis Film / Alur Cerita
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Ranum (diperankan oleh Mawar Eva de Jongh) adalah mahasiswi jurusan perancang busana di sebuah kampus seni.
Suatu hari ia didekati secara agresif oleh Rendy (diperankan oleh Morgan Oey), seniornya yang playboy.
Malam harinya, secara misterius Rendy tewas dibunuh dengan sadis.
Tak lama kemudian, nasib serupa dialami oleh Deren (diperankan oleh Kelly Tandiono), dosen pembimbing Ranum yang melecehkannya.
Kejadian-kejadian tragis tersebut membuat Ranum syok.
Ia mengira ada iblis dalam dirinya.
Terlebih ada beberapa orang misterius, semacam pengikut sekte, yang terus mengawasi pergerakannya secara diam-diam.
Belakangan, dari Laksmi (diperankan oleh Ayu Laksmi), wanita yang mengasuh Ranum sejak kecil, terungkap bahwa sebenarnya Ranum memiliki seorang saudari kembar bernama Ranting (diperankan oleh Mawar Eva de Jongh).
Ranting sendiri baru saja meninggal beberapa bulan sebelumnya.
Hantu Ranting rupanya selama ini melindungi Ranum dari orang-orang yang mengganggunya.
Dan kini, Ranting berusaha untuk menyingkirkan Hayat (diperankan oleh Baskara Mahendra), kekasih Ranum yang tulus mencintainya.
Ulasan / Review Film Puisi Cinta Yang Membunuh
Film ini sukses menyuguhkan tontonan yang sesuai dengan judul.
Saya bahkan paham kenapa diberi judul sedemikian rupa, “Puisi Cinta Yang Membunuh”.
Karena memang ia benar-benar membunuh nalar dan logika penontonnya.
Banyak hal membingungkan bisa ditemui di sepanjang durasi. Terutama pada babak pertama dan kedua.
Alur melompat-lompat tidak jelas. Dengan penonton diminta untuk ikhlas menerima dan menggunakan otak masing-masing untuk mencerna.
Rentetan dialog yang puitis bukan berujung jadi karya seni. Malah seperti igauan orang tidur yang tak jelas juntrungannya.
Padahal saya termasuk pecinta puisi sejak SD.
Untung di babak ketiga cerita sudah lebih bisa dipahami arahnya kemana.
Kendati demikian, sang sutradara sepertinya tidak rela yang menonton karyanya keluar dari studio bioskop dengan perasaan bahagia.
Disematkanlah ending yang anti klimaks. Bagong of the bagong.
Sampai heran. Di era sekarang, dengan standar kualitas film horor lokal sudah jauh meningkat, kok ya masih saja ada film yang berani menggunakan formula penutup sedemikian rupa.
Seolah keteguhan niat kita untuk bertahan duduk di kursi dari awal tidak ada harganya.
To be fair, dari segi sinematografi dan horor sebenarnya oke. Adegan sadisnya berani dipampangkan secara nyata. Potong-potong jari misalnya.
Namun yang paling disayangkan adalah akting para pemainnya. Yang mayoritas berkualitas.
Terbuang sia-sia gara-gara naskah skenario yang seperti membawa kita mundur beberapa tahun ke belakang. Dimana kebanyakan film horor lokal menodai kecerdasan kita sebagai manusia.
Just stay away from this movie.
Penutup
Kalau ingin melihat akting bintang-bintang Indonesia yang berkualitas, silahkan tonton film ini.
Tapi jika ingin melihat film horor lokal yang berkualitas, saya persilahkan untuk melupakan film ini.
“Puisi Cinta Yang Membunuh” seperti merusak perkembangan film horor di tanah air. Yang dalam beberapa waktu terakhir standar kualitasnya sudah jauh meningkat.
Ceritanya tidak jelas, dialognya membingungkan, dan alurnya berantakan. Tiga serangkai yang biasa ditemui dalam film bergenre serupa 10 tahunan lalu.
Pihak rumah produksi yang bersangkutan wajib syukuran apabila film ini bisa bertahan melewati akhir pekan.
Pada saat artikel ini ditulis, film “Puisi Cinta Yang Membunuh” ini bisa ditonton di bioskop-bioskop jaringan XXI dan CGV.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Review Puisi Cinta Yang Membunuh 2023
- Acting / Characters
- Horror / Jump Scare
Summary
Film ini mengajak kita bernostalgia dengan era dimana kualitas film horor lokal masih jauh di bawah standar. Selain akting jajaran pemain yang sangat berkualitas serta sinematografi yang oke, segala sesuatunya terasa kacau. Mulai dari naskah hingga dialognya.
Leave a Reply