Review Film Pocong Setan Jompo (2009)

Terus terang saya bingung dengan judul yang sebenarnya dari film ini. Apakah memang “Pocong Setan Jompo” seperti yang tercantum di berbagai situs database film, atau hanya “Setan Jompo” seperti yang tersaji di dalam filmnya sendiri. Mungkin gak terlalu penting mengingat film horor lokal sudah terlalu terbiasa untuk tidak memiliki kesesuaian dengan cerita. Apakah ini salah satunya? Simak deh sinopsis dan review singkatnya berikut.

Sinopsis Singkat

poster pocongsetanjompo

Seorang suster pengurus sebuah panti jompo, suster Saskia (diperankan oleh Bella Esperance) mendatangi sebuah kampus dan meminta 5 mahasiswa/i yang kuliah di sana untuk ikut dengannya sebagai perawat di panti jompo tersebut. Dekan yang awalnya menolak lantas luluh setelah dihipnotis oleh Saskia. Ia pun memanggil 5 orang yang dimaksud — Ridho (diperankan oleh Jonathan Firzzy), Cecil (diperankan oleh Uli Auliani), Lita (diperankan olehDeriell Jacqueline), Joni (diperankan oleh Rizky Mocil), dan Emilio (diperankan oleh Herichan). Seperti halnya pak dekan, Saskia langsung menghinoptis kelimanya agar ikut dengannya tanpa banyak bertanya. Setibanya di panti jompo, Saskia meminta mereka untuk masuk ke kamar masing-masing, berganti pakaian dan minum obat yang sudah disiapkan, lalu tidur.

Esok harinya, Cecil terbangun dalam keadaan bingung. Ia heran kenapa ia bisa berada di tempat tersebut. Anehnya, Lita dan yang lain menyatakan bahwa mereka sudah ada di sana selama seminggu penuh. Sedikit demi sedikit, Cecil mencoba beradaptasi dengan suasana di panti jompo. Masing-masing dari mereka diminta untuk mengurus satu orang pasien. Cecil sendiri kebagian merawat tante Lidya (diperankan oleh Lenny Charlotte).

Selama beraktivitas, Cecil mulai merasakan ada kejanggalan di panti jompo tersebut. Beberapa hal gaib ia alami. Anehnya, tidak ada satu pun dari temannya yang merasakan hal tersebut. Lita sempat melihat hantu di gudang, namun setelah dihipnotis oleh Saskia ia jadi lupa akan apa yang telah ia lihat.

Belakangan terungkap bahwa para penghuni panti jompo tersebut adalah kakek nenek Cecil dkk. Mereka dibiarkan terlantar di sana oleh orang tua Cecil dan yang lain karena mereka sudah tidak betah lagi mengurus mereka. Saskia yang merawat mereka hingga menutup mata menjadi dendam dan menyerahkan dirinya pada iblis. Ia lantas membangkitkan arwah para penghuni panti dan memanggil cucu-cucu mereka untuk diambil nyawanya. Sebagai gantinya, arwah penghuni panti bisa hidup kembali dalam keadaan segar bugar.

Tante Lidya, nenek Cecil, tidak tega apabila cucunya harus diambil nyawanya. Ia pun berusaha membantunya agar bisa keluar dari panti jompo tersebut. Bersama dengan Ridho, Cecil akhirnya berhasil lolos. Beberapa waktu kemudian mereka baru menyadari bahwa tempat yang selama ini mereka anggap sebagai panti jompo sebenarnya adalah kuburan Tante Lidya dan yang lainnya.

Tanggal Rilis: 16 April 2009
Durasi: 89 menit
Sutradara: Findo Purwono
Produser: Zainal Susanto
Penulis Naskah: Abbe Ac
Produksi: Mitra Pictures
Pemain: Jonathan Frizzy, Uli Auliani, Deriell Jacqueline, Bella Esperance, Rizky Mocil, Herichan, Lenny Charlotte

Review Singkat

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Seandainya ini adalah film horor komedi, mungkin saya akan memberikan rating yang baik. Dagelan yang disajikan cukup menghibur. Padahal saya tidak terlalu suka dengan Rizky Mocil karena acap terlihat dibuat-buat aktingnya. Tapi kali ini harus diakui duetnya dengan Herichan ber-chemistry dan terasa alami.

Sayangnya tidak. Dengan pedenya “Pocong Setan Jompo” melabeli dirinya sebagai film bergenre horor. Saya sampai mengecek 3 sumber referensi sekaligus (IMDB, FilmIndonesia.Or.Id, Wikipedia) guna memastikan bahwa memang itulah genre yang ia sematkan. Dan ini yang menjadi masalah besar.

Sebagai film horor murni, film ini gagal membuat saya ketakutan. Sudah jump scare-nya minim, tidak menyeramkan pula. Bahkan pada saat menjelang akhir, dimana intensitas penampakan diumbar habis-habisan, yang ada justru gelak tawa. Dari kekonyolan pocong sepuh yang menggunakan kursi roda sampai naskah yang sedari awal sebenarnya tidak jelek-jelek amat menjadi berantakan.

Yang terbiasa menonton film horor pasti sudah bisa menebak bahwa gudang berisi cermin pasti bakal jadi pamungkas untuk mengalahkan siapapun itu setannya. Menjadi problem ketika si penulis kebingungan bagaimana membawa cerita dari yang sebelumnya sudah berada tepat di depan pintu (di bagian luar) untuk kembali lagi ke gudang yang ada di bagian dalam. Alhasil dengan ajaibnya karakter Cecil berlari keluar dan ujug-ujug nyampe di gudang. Nah loh.

Lebih lucu lagi saat Ridho dengan heroiknya memegangi kaki suster Saskia agar tidak mengejar Cecil. Faktanya, pada saat itu suster Saskia sedang kesakitan dan hanya berdiam diri di tempat sembari meraung-raung. Logisnya Ridho ikut kabur, bukan malah melakukan hal yang unfaedah seperti itu.

Seperti disebut di atas, cerita yang diangkat sebenarnya tidak buruk. Twist yang dimunculkan, walau sudah bisa ditebak di pertengahan, juga bisa diterima. Sayang ada adegan sensual yang sangat tidak diperlukan.

Untuk dialog seingat saya tidak ada yang janggal. Pun begitu dengan akting para pemainnya. Walau tidak ada yang benar-benar mencuri perhatian, tidak ada pula yang sampai bikin ilfil.

Penutup

Entah terlalu pede bakal bisa menakut-nakuti penonton, atau ingin memastikan penggemar horor berduyun-duyun datang ke bioskop, “Pocong Setan Jompo” nekat menasbihkan dirinya sebagai film horor murni. Sayangnya, tidak ada satu pun unsur horornya yang bisa dibanggakan. Sudah tidak seram, minim jump scare pula. Padahal, jika jujur menyatakan sebagai sebuah film komedi horor, saya pasti akan memberikan setidaknya satu jempol atas kelucuan yang dihadirkan. 3/10.

Catatan: rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf pocongsetanjompo

Leave a Reply