Setelah ngebahas versi asli dari “Pengabdi Setan” yang hadir 40 tahun silam, kini kita beralih ke versi remakenya di tahun 2017.
Adalah Joko Anwar yang menjadi penulis naskah sekaligus sutradaranya.
Selain merajai box office dengan meraup 4.2 juta penonton, film ini juga berhasil menyabet banyak penghargaan di ajang Festival Film Indonesia 2017.
Tidak heran jika kemudian Joko Anwar membawa “Pengabdi Setan” ini ke kancah internasional.
Nah, seperti apakah filmnya? Layakkah untuk ditonton?
Simak sinopsis beserta review singkatnya di bawah ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Singkat
Rini (diperankan oleh Tara Basro) tinggal bersama keluarganya di rumah neneknya, Rahma Saidah (diperankan oleh Elly D. Luthan).
Ada ayahnya (diperankan oleh Bront Palarae); ibunya, Mawarni (diperankan oleh Ayu Laksmi); dan 3 orang adik laki-lakinya — Toni (diperankan oleh Endy Arfian), Bondi (diperankan oleh Nasar Annuz), dan Ian (diperankan oleh Muhammad Adhiyat).
Ian sedari kecil tidak bisa bicara.
Mawarni sendiri dulunya adalah seorang penyanyi ternama. Salah satu single hitsnya berjudul ‘Kelam Malam’.
Sayangnya ia sekarang sakit keras dan hanya bisa terbaring di tempat tidur. Karirnya pun redup seiring berjalannya waktu, membuat keluarga mereka kini kesulitan secara finansial.
Suatu malam Rini mendengar lonceng milik ibunya berbunyi. Di kamar ia mendapati ibunya berdiri di dekat jendela.
Saat dihampiri, Mawarni tiba-tiba terjatuh dan tewas begitu saja.
—
Esoknya, di pemakaman Mawarni, bapak berkenalan dengan pak ustaz (diperankan oleh Arswendi Nasution). Sementara itu, Rini didekati oleh Hendra (diperankan oleh Dimas Aditya), putra pak ustaz.
Belakangan Hendra mengaku melihat wanita berpakaian serba putih di pemakaman dan juga rumah Rini. Wajahnya serupa dengan Mawarni. Hendra yakin bahwa itu adalah makhluk halus. Rini tidak percaya.
—
Toni mengalami dua kali kejadian misterius di rumah. Keduanya berkaitan dengan ibunya.
Pasca kejadian tersebut, Toni memutuskan untuk menguburkan sisir dan juga lonceng ibunya di makam Mawarni.
—
Bondi menemukan neneknya dalam kondisi tewas di dalam sumur.
Karena bapak sedang pergi ke kota untuk mengurus penjualan rumah, Rini dan adik-adiknya terpaksa mengurus semuanya sendiri.
Di kamar nenek, Rini menemukan sebuah surat yang ditujukan kepada seseorang bernama Budiman Syailendra (diperankan oleh Egy Fedly).
Penasaran, ia pun pergi ke tempat Budiman dengan diantar oleh Hendra. Terlebih ia sudah mengintip isi surat tersebut, dimana nenek meminta agar Budiman menolong keluarganya.
Dari Budiman terungkap bahwa hubungan bapak dengan Mawarni awalnya tidak direstui oleh nenek.
Rahma bahkan meyakini Mawarni diam-diam menyembah setan. Rini tidak mempercayainya.
Sebelum pergi, Budiman meminta agar Rini membaca tulisannya yang ada di majalah.
Ia juga berpesan bahwa ‘mereka’ tidak bisa melukai keluarga Rini selama mereka saling menyayangi.
—
Bondi semakin lama bertindak semakin aneh. Tidak ada yang menyadarinya selain Ian.
Sementara itu, Toni membaca majalah yang diberikan oleh Budiman.
Dari artikel tersebut, disebutkan bahwa siapa pun yang meminta keturunan dari setan, wajib untuk menumbalkan anak terakhirnya saat berusia 7 tahun.
Toni curiga ibunya memang benar merupakan pengabdi setan.
Apalagi dengan jarak usia antara dirinya dan kakak serta adiknya yang berjauhan. Seolah ibunya tidak tega untuk mengorbankan mereka dan memilih untuk memiliki anak lagi.
Toni menambahkan bahwa setiap kali ia menemani ibunya manggung, selalu ada sekelompok orang yang datang walau tidak ikut menikmati aksi panggung ibunya.
Toni menutup ceritanya dengan memberitahu bahwa, masih menurut artikel di majalah, anak yang menjadi tumbal bakal dijemput oleh mayat-mayat hidup.
Rini yang awalnya sempat tertarik jadi kembali tidak percaya.
—
Pasca melihat penampakan nenek di rumah, Rini meminta agar pak ustaz memeriksa rumahnya.
Setelah melihat kondisi rumah, pak ustaz menyarankan agar Rini dan Toni menjalankan sholat.
Malamnya, Rini melakukan apa yang diminta pak ustaz.
Bukannya bertambah tenang, ia justru mendapat gangguan dari wanita berpakaian serba putih.
Di saat bersamaan Ian juga melihat penampakan nenek di dekat tempat tidur Bondi.
Rini yang ketakutan memutuskan untuk membawa adik-adiknya ke rumah pak ustaz.
—
Budiman menghubungi Hendra, mengatakan ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan Rini.
Karena Rini ingin menemani adik-adiknya, Hendra pergi sendiri menemui Budiman.
Budiman lantas menitipkan artikel hasil tulisannya pada Hendra. Ia juga membisikkan sesuatu kepadanya.
Sepeninggal Hendra, seseorang misterius mendatangi rumah Budiman dan memaksa masuk.
Sementara itu, dalam perjalanan Hendra mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat.
Untungnya Rini masih menemukan amplop berisi artikel Budiman yang dititipkan pada Hendra.
Insiden tersebut membuat pak ustaz menyerah dan tidak mau lagi ikut campur.
Malam harinya bapak pulang. Walau berduka, ia berusaha kuat dan meminta agar anak-anaknya besok bersiap untuk meninggalkan rumah.
Rini yang sempat melihat bapak berbicara dengan ibu di malam kematian ibunya, mengkonfrontasikan hal tersebut.
Bapak terlihat enggan menjawabnya.
Di saat bersamaan, Ian ditarik oleh arwah nenek ke dalam sumur.
Begitu diberitahu Toni, tanpa membuang waktu bapak ikut masuk ke dalam sumur dan menyelamatkan Ian.
Di luar rumah, beberapa orang pengabdi setan berpakaian serba hitam datang mengepung.
Apesnya, di dalam rumah arwah nenek justru terus berusaha membunuh Ian. Bondi yang mendengar suara Ian akhirnya tersadar dan menolongnya.
Setelah gangguan di dalam rumah hilang, bapak keluar dan menantang para anggota sekte.
Tanpa berkata apa-apa, salah satu di antaranya menaburkan biji saga dan kemudian pergi.
—
Hingga malam tiba, mobil jemputan tidak kunjung datang. Acara pindahan pun ditunda.
Pak ustaz yang kesepian turut menemani mereka di rumah.
Malam harinya, Rini membaca artikel Budiman. Tulisan beliau ternyata meralat beberapa bagian dari artikel sebelumnya.
Anak terakhir rupanya tidak dijadikan sebagai tumbal. Melainkan dijemput karena merupakan anak setan.
Selain itu, yang bakal menjemput adalah arwah dari ibu mereka sendiri.
Sesaat kemudian, arwah Mawarni benar datang dan menghantui bapak.
Sementara itu, Ian tiba-tiba bisa berbicara. Ia mengaku sedang ngobrol dengan teman-temannya. Bondi kaget mengetahui teman-teman yang dimaksud adalah pocong.
Bapak segera mengajak Rini dan Toni untuk mencari adik-adiknya.
Yang mereka dapati justru pak ustaz yang baru saja tewas dibunuh mayat hidup.
Setelah menemukan Bondi, mereka melihat Ian pergi bersama dengan arwah Mawarni.
Saat hendak mengejar, para mayat hidup mulai bergerak masuk ke dalam rumah.
Usaha mereka dihadang oleh arwah nenek.
Untunglah Budiman lantas muncul dan membawa mereka pergi meninggalkan rumah tersebut. Dalam perjalanan ia memberitahu bahwa sejak awal Ian bukanlah anak mereka.
—
Setahun berlalu. Rini dan keluarganya kini tinggal di sebuah rumah susun.
Tetangga mereka, seorang wanita (diperankan oleh Asmara Abigail), datang memberikan makanan.
Di akhir terungkap bahwa wanita tersebut bernama Darminah. Ia dan suaminya, Batara (diperankan oleh Fachri Albar), adalah bagian dari sekte pemuja setan.
Tanggal Rilis: 28 September 2017
Durasi: 107 menit
Sutradara: Joko Anwar
Produser: Gope T. Samtani
Penulis Naskah: Joko Anwar
Produksi: Rapi Films, CJ Entertainment
Pemain: Tara Basro, Bront Palarae, Endy Arfian, Adhiyat, Ayu Laksmi, Dimas Aditya
Review Singkat Pengabdi Setan
Kita bahas dari segi cerita terlebih dahulu.
Sebagai sebuah remake, Joko Anwar sukses menyajikan ulang kisah “Pengabdi Setan” ini secara lebih rapi dan lebih runtun.
Di versi aslinya, sama sekali tidak ada kejelasan apakah Mawarni merupakan pemuja setan atau sekedar orang yang tidak menjalankan agama seperti halnya suami dan putra putrinya.
Kehadiran Darminah jadi terasa random dan tidak jelas asal usulnya.
Versi 2017 ini berhasil menambal lubang cerita tersebut.
Yang saya suka, meski ada penambahan karakter dan pengembangan premis, benang merah dengan versi asli masih terasa.
Seperti meninggalnya Hendra akibat kecelakaan, hantu yang datang mengganggu saat sholat, dan hadirnya mayat hidup.
Khusus yang disebut terakhir ini yang bagi saya masih bermasalah.
Bukan dari penampakannya. Melainkan dari korelasinya dengan cerita.
Kenapa harus ada mayat hidup datang? Apa karena Ian adalah anak iblis maka mayat hidup datang membantu arwah Mawarni menjemput Ian?
Yah, masih menjadi misteri bagi saya.
Sama misterinya seperti ketika Budiman didatangi tukang pijat. Apa mungkin Budiman dan tukang pijat tersebut sebenarnya bagian dari sekte?
Juga perihal lagu ‘Kelam Malam’ yang terdengar berbeda ketika diputar balik.
Dari segi horor atau jump scare, sangat disayangkan masih ada satu dua bagian yang menambahkan bumbu efek suara. Seandainya tidak, nuansa horornya jelas lebih terasa.
Saya pribadi merasa film ini tidak seram-seram amat. Entahlah. Mungkin karena sebagian besar momen jump scare-nya sudah bisa diprediksi.
Seperti adegan seprei yang dilempar Bondi dan Ian. Sudah pasti bakalan membentuk badan orang.
Atau ketika Rini menjalankan sholat. Dari sudut kamera sudah pasti di belakangnya bakal muncul penampakan.
Kalau dari segi sinematografi dan musik tidak perlu ditanyakan. Auto terjawab oleh raihan penghargaan di berbagai kategori.
Begitu juga dengan akting para pemeran utamanya. Satu yang tergaransi dari film besutan Joko Anwar adalah kualitas akting aktor / aktris yang terlibat. Tidak pernah ada yang mengecewakan.
Penutup
“Pengabdi Setan” versi tahun 2017 adalah sebuah remake yang bisa dibilang berhasil.
Cerita yang jauh lebih kompleks sukses menjelaskan hal-hal yang dipertanyakan di versi aslinya.
Ada bagian-bagian yang belum terjawab. Sepertinya memang disiapkan untuk sekuelnya nanti.
Sayangnya, jump scare mayoritas bisa diprediksi. Membuat efek seramnya berkurang dratis.
8/10. Tidak sempurna, tapi masih layak didapuk sebagai salah satu yang terbaik.
Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply