Saya sebenarnya jarang, atau lebih tepatnya ‘tidak terlalu suka’, dengan film-film jadul. Mungkin karena beda generasi, agak aneh saja rasanya saat menonton. Namun berhubung kebetulan “Night of The Living Dead” ini muncul di beranda Netflix karena bakal segera berakhir ijin tayangnya, sayang juga kalau tidak ditonton.
Film ini sendiri merupakan remake dari versi aslinya yang dirilis pada tahun 1968. Bedanya, jika sebelumnya George A. Romero turut andil sebagai sutradara, kali ini beliau hanya menggarap naskah skenario remake-nya saja.
Seperti apakah hasilnya? Simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Sinopsis Singkat
Kakak beradik Johnny (diperankan oleh Bill Moseley) dan Barbara Todd (diperankan oleh Patricia Tallman) mengunjungi makam ibu mereka di pinggiran Pennsylvania. Setibanya di sana, mereka diserang oleh zombie dan berujung pada tewasnya Johnny akibat kepalanya terantuk makam.
Dalam usahanya melarikan diri, Barbara tiba di sebuah rumah dan bertemu dengan Ben (diperankan oleh Tony Todd). Bahu membahu keduanya berhasil menyingkirkan beberapa zombie yang ada di dalam maupun di sekitar rumah.
Rumah tersebut ternyata tidak kosong. Ada Tom Bitner (diperankan oleh William Butler), Judy Rose Larson (diperankan oleh Katie Finneran), Harry Copper (diperankan oleh Tom Towles), dan Helen Copper (diperankan oleh McKee Anderson). Ada pula putri pasangan Harry dan Helen, Sarah (diperankan oleh Heather Mazur), yang belakangan diketahui telah digigit oleh zombie.
Begitu malam menjelang, zombie mulai berdatangan menuju rumah. Timbul perdebatan di antara mereka. Ben ingin agar mereka bertahan di dalam rumah dengan memblokir akses-akses masuk, sementara Harry merasa mereka bakal lebih aman jika bersembunyi di dalam gudang bawah tanah. Barbara sendiri, melihat pergerakan zombie yang lambat, yakin mereka bisa melarikan diri dengan selamat jika ekstra hati-hati. Pada akhirnya rencana Ben yang dipilih.
Setelah berhasil menemukan kunci pom bensin yang berada tak jauh dari rumah, Tom dan Judy menggunakan truk untuk pergi ke sana dan mengisi penuh bahan bakar agar mereka semua bisa kabur. Apes, kunci tersebut ternyata salah. Tanpa berpikir panjang, Tom menembak gembok pom bensin dan berujung pada meledaknya pom bensin tersebut. Tom dan Judy pun tewas terbakar.
Sementara itu, Sarah berubah menjadi zombie dan menggigit ibunya hingga tewas. Di ruangan lain, Harry yang egois merebut senapan yang tengah digunakan Barbara agar bisa ia gunakan untuk melindungi dirinya sendiri. Ben emosi melihatnya.
Sarah muncul dan menyerang Ben serta Barbara. Harry hanya diam saja, tidak tega menembak putrinya sendiri. Untung Barbara berhasil mendapatkan senjata lain dan membunuh Sarah walau Sarah sudah sempat menggigit Ben.
Harry jadi makin kalap dan menembaki Ben serta Barbara. Ujung-ujungnya Ben dan Harry sama-sama terluka. Harry kemudian bersembunyi di loteng.
Tidak ada pilihan lain, Barbara memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah guna mencari bantuan sedang Ben mengurung diri di dalam gudang bawah tanah.
Setelah lama berjalan, Barbara bertemu dengan sekelompok orang yang menjadi pemburu zombie. Beberapa waktu kemudian ia kembali bersama mereka ke rumah dan mendapati Ben sudah berubah menjadi zombie. Bertemu dengan Harry yang justru baik-baik saja, dengan dingin Barbara menembaknya hingga tewas.
Tanggal Rilis: 19 Oktober 1990
Durasi: 88 menit
Sutradara: Tom Savini
Produser: John A. Russo, Russell Streiner
Penulis Naskah: George A. Romero
Produksi: 21st Century Film Corporation
Pemain: Tony Todd, Patricia Tallman, Bill Moseley, Tom Towles, William Butler, Katie Finneran, McKee Anderson, Heather Mazur
Review Singkat
Saya belum pernah menonton versi aslinya jadi saya tidak akan (dan memang tidak bisa) membandingkan keduanya di sini. Dari informasi yang saya baca, sang sutradara mengalami banyak masalah dengan pihak produser sehingga hasil akhir sebenarnya jauh dari harapannya.
Dan tidak salah. Zombie-zombie dalam “Night of the Living Dead” ini sepertinya zombie paling cupu sekaligus ajaib dari seluruh film dalam genre sejenis yang pernah saya tonton. Selain pergerakannya yang terlalu woles, mereka juga terkadang tampak ketakutan saat diserang balik.
Hal itu sebenarnya tidak terlalu bermasalah bagi saya pribadi. Berbeda dengan soal inkonsistensi yang cukup mengesalkan.
Pasalnya, di awal, zombie yang menyerang Barbara dan Johnny terlihat gesit dalam beraksi. Tidak malas-malasan seperti zombie-zombie yang muncul setelahnya.
Selain itu, zombie yang menyerbu rumah terlihat memukul barikade dengan ala kadarnya. Anehnya, dampaknya bisa sampai membuat barikade jebol. Mengganggu sekali.
Secara keseluruhan, cerita yang diusung “Night of The Living Dead” ini lumayan menghibur. Cekcok antara karakter Ben dan Harry yang terjadi berulangkali memberi dinamika tersendiri.
Harus diakui yang paling menonjol adalah karakter Barbara. Walau awalnya cemen, namun perlahan ia bisa beradaptasi dengan kondisi yang mau tidak mau wajib dihadapi. Apalagi di akhir, setelah bergabung dengan para pemburu zombie. Barbara terlihat sangat keren layaknya bang jago.
Kendati demikian, akting pemain utama lainnya juga patut diberi acungan jempol. Semuanya berakting di atas rata-rata.
Penutup
Sebagai sebuah film remake, “Night of The Living Dead” bagi saya tampil mengesankan. Pendapat saya bisa jadi bakal berubah jika suatu saat nanti menonton versi aslinya. Tapi untuk saat ini, cerita yang dihadirkan serta akting para pemainnya sama-sama pantas diapreasiasi. Sayangnya, elemen zombie yang menjadi hidangan utama justru kurang meyakinkan dan sedikit mengecewakan. 6/10.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply