Dirilis minggu lalu di Netflix, ada “Night in Paradise” (Nagwonui bam, 낙원의 밤), film bergenre laga kriminal asal Korea Selatan. Saat pertama kali ditayangkan di 2020 Venice International Film Festival, film ini berhasil menerobos masuk ke dalam daftar 10 judul terbaik di ajang tersebut. Sementara itu, di IMDB torehan ratingnya adalah 6.6. Cukup menjanjikan sepertinya. Namun benarkah demikian? Yuk simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini untuk membuktikannya.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Singkat
Park Tae-goo (diperankan oleh Uhm Tae-goo) adalah seorang gangster. Suatu hari ia diajak bergabung dengan gang rivalnya, Bukseong, oleh ketua mereka, Chairman Doh. Tae-goo menolak.
Sehari kemudian, tanpa disangka, adik perempuan dan keponakannya menjadi korban pembunuhan.
Menyangka itu adalah ulah gang Bukseong, atas restu Yang (diperankan oleh Park Ho-san), pimpinannya, Tae-Goo balas dendam dan membunuh Chairman Doh. Yang lantas membantu mencarikan jalan persembunyian bagi Tae-Goo. Yaitu dengan bersembunyi sementara waktu di Jeju sebelum kemudian terbang ke Rusia.
Sepeninggal Tae-Goo, Yang sendiri bersama anak buahnya lanjut menyerang gang Bukseong.
Aksi mereka menimbulkan kemarahan anak buah Chairman Doh. Terlebih nyawa Chairman Doh ternyata masih bisa diselamatkan walau kondisinya masih kritis. Chief Ma (diperankan oleh Cha Seung-won), tangan kanan Chairman Doh, berniat untuk membunuh Yang sebagai gantinya.
Tidak ingin mati, Yang justru membocorkan lokasi persembunyian Tae-Goo di Jeju. Ia juga lalu ikut bersama Chief Ma dan anak buahnya ke sana.
Sementara itu, di Jeju, Tae-Goo tinggal di peternakan Kim Nong-Mil (diperankan oleh Lee Ki-young). Ada keponakannya di sana, Jae-yeon (diperankan oleh Jeon Yeo-been), yang menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan bisa meninggal sewaktu-waktu.
Beberapa hari di sana membuat hubungan Tae-Goo dan Jae-yeon dekat. Terlebih setelah Nong-Mil dibunuh oleh anak buah Chief Ma.
Pada prosesnya, dengan menyekap Jae-yeon, Chief Ma dan Yang berhasil menangkap Tae-Goo dan menghajarnya habis-habisan. Sebelum membunuh Tae-Goo, Chief Ma memberitahu bahwa dari hasil penyelidikannya, yang sebenarnya membunuh keluarga Tae-Goo justru Yang. Yang tidak membantahnya.
Emosi, Tae-Goo berusaha membunuh Yang. Mengetahui Yang punya hubungan dekat dengan kepala polisi di Seoul, Chief Ma tidak membiarkan hal tersebut terjadi. Di depan mata Jae-Yeon, Tae-Goo akhirnya dibunuh. Jae-Yeon sendiri dibiarkan pergi karena Chief Ma sudah berjanji pada Tae-Goo akan melepaskan Jae-Yeon.
Esok harinya, Jae-Yeon mendatangi restoran tempat Chief Ma, Yang, dan anak buahnya tengah sarapan. Ada juga orang yang membunuh pamannya di sana. Dengan dingin Jae-Yeon menghabisi mereka semua. Usai melakukannya, ia pergi ke pantai dan bunuh diri.
Tanggal Rilis: 3 September 2020
Durasi: 131 menit
Sutradara: Park Hoon-jung
Produser: Park Hoon-jung
Penulis Naskah: Park Hoon-jung
Produksi: Goldmoon, Peppermint & Company
Pemain: Uhm Tae-goo, Jeon Yeo-been, Cha Seung-won
Review Singkat
Meski tidak menghujani penonton dengan adegan-adegan aksi pertarungan maupun tembak-tembakan, “Night in Paradise” mampu menyajikan apa yang mereka miliki dengan baik. Rapi dan tidak terkesan berantakan. Dan karena adegan aksinya tidak terlalu berlimpah, sebagai penonton kita tetap bisa fokus pada cerita. Terutama emosi yang hendak disampaikan oleh para pemain utamanya.
Sayangnya, hingga menjelang akhir, alur ceritanya klise dan mudah sekali ditebak. 99% penonton saya yakin sudah langsung paham siapa tokoh antagonisnya tepat sesaat begitu tokoh tersebut muncul di layar.
Saya pribadi merasa kepribadian dua karakter utamanya, Tae-Goo dan Jae-yeon, tidak begitu konsisten. Begitu pindah ke Jeju, Tae-Goo seperti pria culun yang belum pernah berdekatan dengan wanita seumur hidupnya. Tidak mungkin hal tersebut terjadi pada sosok seorang gangster.
Pun begitu dengan Jae-yeon. Sikapnya terhadap Tae-Goo bisa berubah dengan cepat. Dari yang antipati bisa jadi rela mati untuknya.
Untungnya, “Night in Paradise” punya twist penutup yang mengejutkan. Saking mengejutkannya, sutradaranya sampai sampai ikut terkejut dan hilang konsentrasi. Seperangkat senjata yang dibawa Jae-yeon di dalam tas bisa ujug-ujug berpindah ke tangan maupun punggungnya begitu saja. Sakti.
Untung akting tidak ada masalah. Selayaknya film-film asal negeri gingseng, dimana rata-rata kemampuan seni peran aktor dan aktrisnya memang di atas rata-rata.
Penutup
“Night in Paradise” menghadirkan sebuah kisah sederhana dengan balutan adegan aksi yang mengagumkan. Alur yang mudah ditebak dibayar dengan twist di bagian ending yang sama sekali di luar dugaan saya. Ini mungkin hanya perasaan saya, tapi Tae-goo saat berada di Seoul dan di Jeju seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda. Inkonsistensi yang mengganggu kenyamanan. 6.5/10.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply