Kalau bulan lalu kita ngebahas “My Ex II“, sekarang giliran prekuelnya, “My Ex” (แฟนเก่า, Fan Khao).
Dirilis satu tahun sebelumnya, film ini mampu meraup penghasilan yang lumayan selama tayang di bioskop. Kendati demikian, rating IMDB-nya hanya berada di angka 5.3. Sepertinya sih kualitasnya gak jauh berbeda dengan sekuelnya.
But well, untuk lebih jelasnya, mari sama-sama kita simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini. Cekidot!
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Singkat
Ken (diperankan oleh Shahkrit Yamnarm) adalah seorang aktor muda yang tengah naik daun. Ia banyak digandrungi oleh gadis-gadis. Hal itu ia manfaatkan untuk bergonta-ganti pacar seenaknya.
Meen (diperankan oleh Navadee Mokkhavesa) dan Bow (diperankan oleh Atthama Chiwanitchaphan) adalah salah dua mantan kekasih Ken yang ia tinggalkan pas sayang-sayangnya. Meen bahkan tengah dalam keadaan mengandung.
Saat Ken sedang bersama kekasih barunya, Ploy (diperankan oleh Wanida Termthanaporn), Bow yang depresi karena ditinggalkan terus mencoba menghubungi Ken. Karena teleponnya tidak diangkat, Bow menggunakan telpon umum. Apes, tiba-tiba sebuah truk menabrak boks telpon umum tersebut hingga Bow tewas di tempat.
Sejak kejadian itu, baik Ken maupun Ploy sama-sama dihantui oleh penampakan gaib.
Beberapa waktu kemudian, Ken memutuskan untuk berlibur sementara waktu di rumahnya yang ada di Hua Hin. Tanpa disangka, Meen datang menemuinya. Ia mengaku ingin kembali kepada Ken dan sudah menggugurkan janinnya. Ken menerimanya.
Usai berhubungan intim dengan Meen, seseorang tiba-tiba datang ke rumah Ken. Ia kaget begitu tahu itu adalah Ploy.
Anehnya, saat Ploy mengecek kamar Ken, tidak ada seorang pun di sana.
Ploy yang awalnya curiga jadi luluh dan ujung-ujungnya menghabiskan malam bersama Ken.
—
King, fotografer majalah gosip yang selama ini membuntuti gerak-gerik Ken, ternyata menangkap adanya sosok gaib dalam foto-foto candid Ken yang ia buat. Kendati demikian, atasannya menolak untuk mempublikasikan hal tersebut karena tidak mau dicurigai melakukan manipulasi foto.
—
Ken memutuskan untuk menikahi Ploy. Ia berjanji akan mengumumkan pertunangan mereka begitu ia kembali ke Bangkok. Ploy bahagia mendengarnya.
Sepeninggal Ploy yang harus kembali ke Bangkok karena ada undangan, tanpa disangka Meen muncul begitu saja. Tengah menyiapkan makan malam di dapur.
Sementara itu, hantu (Bow?) mengganggu Ploy dalam perjalanan dan menyebabkan mobilnya mengalami kecelakaan. Ia pun tewas.
Dikabari hal itu, Ken yang sebenarnya hendak memutuskan hubungan dengan Meen langsung menuju kantor polisi dan meninggalkan Meen begitu saja.
—
King menemui Dimit (diperankan oleh Bordin Duke), agen Ken, dan memberikan foto-foto Ken yang berisi penampakan hantu.
Setelah Dimit memeriksanya, ia langsung menyadari penampakan yang ada dalam foto adalah Meen.
Dimit mencoba menghubungi Meen, memintanya untuk tidak lagi mengganggu Ken. Tanpa disangka, di TV muncul berita bahwa jenazah Meen yang tewas bunuh diri 3 hari sebelumnya baru saja diketemukan.
Tanpa membuang waktu Dimit bergegas pergi ke Hua Hin untuk memberitahu Ken.
—
King didatangi oleh arwah Meen. Setelah sempat diteror, hantu Meen lantas membunuhnya.
—
Dimit menunggu kedatangan Ken yang sedang berbelanja ke minimarket di teras rumahnya. Sama halnya seperti King, hantu Meen muncul, lalu membunuhnya.
Beberapa waktu kemudian Ken tiba dan mendapati laptop Dimit serta foto-foto dari King di teras. Ia terkejut begitu mengetahui ada sosok Meen di dalam foto-foto tersebut.
Di saat itu Ken baru menyadari ada simbahan darah di lantai teras. Setelah ditelusuri, darah tersebut berujung pada tubuh Dimit yang sudah tewas secara mengenaskan.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan wanita dari dalam kamar. Ken perlahan mendatangi sumber suara.
Ada Meen tengah duduk di tempat tidur. Terlihat tetes air mata darah mengalir di pipinya.
Terungkap bahwa Meen selama ini tahu Ken berselingkuh dengan Bow. Ia juga lah yang telah membuat sopir truk kehilangan kendali dan menabrak boks telepon umum hingga menewaskan Bow.
Untuk membalaskan dendamnya, Meen pun lalu membunuh Ken.
Tanggal Rilis: 27 Agustus 2009
Durasi: 86 menit
Sutradara: Piyapan Choopetch
Produser: Jantima Liawsirikun, Adirek Wattaleela
Penulis Naskah: Adirek ‘Uncle’ Watleela, Piyapan Choopetch
Produksi: Forfilms Co., Ltd.
Pemain: Shahkrit Yamnarm, Wanida Termthanaporn, Nawadee Mokkhawesa
Review Singkat My Ex
Untuk kesekian kalinya saya dipertemukan dengan film horor Thailand yang memiliki alur cerita menarik namun tidak mampu menepati kodratnya untuk menakut-nakuti penontonnya.
Dari segi cerita, “My Ex” tidak perlu diragukan. Dari awal kita diajak untuk menebak-nebak, siapa yang sebenarnya menghantui Ken.
Untungnya Piyapan Choopetch juga tidak malas membuat jebakan. Sebagian dari penonton mungkin bakal mengira yang menteror adalah hantu si A. Padahal nyatanya si B.
Kendati demikian, Piyapan sayangnya kurang jeli di beberapa detil. Yang mengakibatkan ada bagian-bagian tertentu dari “My Ex” yang terasa kurang meyakinkan.
Sebagai contoh, untuk seseorang yang digambarkan sebagai playboy kawakan, gerak gerik Ken justru menunjukkan sebaliknya. Baru sekedar ditelpon Bow saat sedang bersama Ploy saja ia sudah salah tingkah. Terlihat sekali jika ia tengah berbohong.
Hal lain yang gagal dieksekusi dengan baik adalah elemen horornya.
Seperti sudah sering saya katakan, sebaik-baiknya cerita dalam sebuah film horor, apabila gagal menakut-nakuti ya tetap saja itu adalah sebuah film horor yang gagal.
Penampakan atau jump scare-nya begitu-begitu saja. Di bawah standar dan membosankan.
Alih-alih memanfaatkan momen (yang seharusnya) menegangkan dengan kengerian, Piyapan berulangkali menyempalkan flashback. Tensi yang belum seberapa terbangun sudah langsung kembali tiarap.
Film ini juga menghadirkan sederet adegan horor dengan formula yang paling saya sebali. Di satu adegan ditakut-takuti, di adegan berikutnya yang ditakut-takuti sudah terlihat biasa saja.
Di bagian akhir, tepat sebelum credit scene, sebuah twist dihadirkan. Saya pribadi merasa hal tersebut tidak diperlukan.
Justru bikin bingung. Ken yang digambarkan sudah terluka sedemikian parahnya bisa selamat dengan luka ala kadarnya.
Penutup
“My Ex” rupanya menggunakan formula cerita yang sama dengan “My Ex II”. Menghadirkan lebih dari satu karakter mantan sekaligus yang membuat kita jadi bertanya-tanya, siapa sebenarnya sang mantan yang bermasalah.
Sutradara juga sukses menjebak kita dengan seolah mengaitkan bunga kamboja dengan sosok Bow.
Cerita yang baik, walau dengan plot twist di ending yang tidak terlalu berfaedah, sayangnya tidak diimbangi dengan unsur horor yang berkualitas. Membosankan dan ada serem-seremnya.
Yang seperti ini yang selalu bikin bingung untuk memberi penilaian. Bagus sekaligus jelek di saat bersamaan.
Biar adil, saya samakan saja dengan sekuelnya. Eh, sedikit di bawahnya ding. 4/10.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply