Review Film Miracle: Menantang Maut (2007)

Dari judulnya, film yang satu ini cukup menggoda untuk ditonton. Sepertinya seru, “Menantang Maut”. Apalagi posternya misterius, tidak memberikan petunjuk apa-apa tentang isi di dalamnya. Tapi benarkah ceritanya se-menggoda dan se-misterius judul maupun posternya? Simak kuy sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.

Sinopsis Singkat

poster miracle

Saat hendak mengikuti darmawisata di sekolahnya, Kinar (Keira Shabira) mendapatkan penampakan bus yang ditumpanginya bersama teman sekelasnya meledak dan terbakar habis. Dengan panik ia berusaha mengajak teman-temannya turun dari bus. Tidak ada satu pun yang percaya. Agar tidak mengganggu yang lain, Kinar lantas dibawa turun oleh Satyo (diperankan oleh Lian Firman) dan pak Irawan (diperankan oleh Abimana Aryasatya). Tak lama 5 orang murid lainnya ikut turun walau dengan alasan yang berbeda. Mereka adalah Kaka (diperankan oleh Andry Ilham), Ago (diperankan oleh Dhitra Marfie), Tania (diperankan oleh Lady Veronica), Mey (diperankan oleh Nadilla Ernesta), dan Aldi (diperankan oleh Wishnu Wijaya).

Karena bus-bus kelas lain sudah berangkat, diputuskan bus kelas Kinar untuk berangkat terlebih dahulu. Delapan orang yang tertinggal rencananya akan berangkat dengan menggunakan bus pengajar. Tanpa disangka, penampakan Kinar menjadi kenyataan. Bus kelasnya benar-benar meledak dan terbakar. Tidak ada satu orang pun penumpangnya selamat.

Sejak kejadian itu, hampir semua murid sekolah menyalahkan Kinar. Hanya Satyo dan pak Irawan yang berada di pihak Kinar. Namun keadaan semakin bertambah parah setelah Kaka, pak Irawan, dan Tania berurutan tewas.

Kejadian beruntun tersebut membuat Kinar menduga bahwa mereka semua bakal mati karena tidak seharusnya lolos dari kecelakaan bus. Sedangkan urutan kematiannya adalah sesuai dengan kalimat “KITA MATI” yang sempat ia lihat sebelumnya di secarik kertas saat berangkat ke sekolah. Dengan demikian, jika dugaan Kinar benar, dari 5 orang yang tersisa, yang akan meninggal berikutnya adalah Ago atau Aldi. Dan benar, Aldi-lah yang kemudian mendapat giliran.

Pasca kematian Aldi, Mey dan Ago akhirnya percaya pada Kinar. Tidak tahu harus berbuat apa, Satyo (yang kebetulan memiliki nama panggilan Tyo) mengusulkan agar mereka menantang maut. Caranya adalah dengan pergi ke Puncak, tujuan darmawisata sekolah.

Setibanya di Puncak, mereka menuju ke sebuah villa terbengkalai. Niat menantang maut berujung menjemput maut dengan tewasnya Mey dan Ago. Mengira sudah berhasil melewati bahaya, Satyo dan Kinar kembali ke Jakarta dengan tenang. Tanpa disangka, usai mengantarkan Kinar pulang, Satyo menemui ajalnya di jalan.

Usai upacara pemakaman Satyo, Kinar yang tetap berdiam diri di depan pusaranya mendadak dikonfrontasi oleh seseorang. Ia adalah Imas (diperankan oleh Intan Ayu), mantan kekasih Satyo. Sebuah kecelakaan membuat wajahnya rusak dan ditinggalkan oleh Satyo. Itu membuat Imas dendam dan tidak ingin siapapun memiliki Satyo. Ya, dialah yang telah membunuh Satyo.

Kinar dan Imas lantas berkelahi hingga sama-sama terjatuh ke dalam lubang kuburan. Imas sempat melihat penampakan Satyo, yang mencoba menghentikan perkelahian mereka. Pada akhirnya, tanpa ada kejelasan, tiba-tiba tubuh Imas sudah tewas tertancap batu nisan. Kinar pun diceritakan selamat dari kematian karena sedari awal inisial I dalam ‘KITA MATI’ adalah Imas, bukan Inar (panggilan Kinar).

Tanggal Rilis: 13 Desember 2007
Durasi: 1 jam 38 menit
Sutradara: Helfi Kardit
Produser: Chand Parwez Servia
Penulis Naskah: Helfi Kardit, Anggoro Saronto
Produksi: Starvision Plus
Pemain: Keira Shabira, Lian Firman, Andry Ilham, Dhitra Marfie, Nadila Ernesta, Lady Veronica, Wishnu Wijaya, Abimana Aryasatya, Intan Ayu Purnama, Audrey

Review Singkat

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Meski sudah berusaha untuk tidak membandingkan dengan film luar, sulit rasanya mengabaikan fakta bahwa “Miracle: Menantang Maut” ini adalah ripoff dari franchise “Final Destination”. Yah, anggaplah versi kearifan lokal yang lebih budget friendly dan punya sentuhan mistis. Terlalu mirip untuk menyebutnya sekedar terinspirasi.

Sayangnya, niat memasukkan unsur mistis agar berbeda malah membuat ceritanya berantakkan. Menjadi tidak fokus. Apalagi hanya setengah-setengah. Dari delapan orang yang diceritakan bakal mati, hanya dua orang di antaranya yang sempat dihantui. Yang lain aman.

Lucunya, sebagai copaser “Final Destination” yang punya adegan-adegan kematian yang menegangkan, film ini gagal total menerapkan hal yang sama. Tidak ada adegan terbunuhnya karakter yang mencekam. Semua biasa-biasa saja, tidak ubahnya dengan yang acap terjadi di film bergenre sejenis.

Dua di antaranya malah tidak masuk akal. Pertama, saat pak Irawan tertimpa piala. Dengan posisi piala di atas lemari (yang tidak terlalu tinggi) dan ujungnya yang tidak terlalu lancip, piala tersebut bisa sampai menembus badan pak Irawan. Ngawur banget.

Kedua saat Kinar berkelahi dengan Imas di dalam lubang kuburan. Tanpa ada kejelasan, tiba-tiba tubuh Imas bisa tertembus batu nisan. Entah darimana batu nisan itu berasal.

Ceritanya sendiri mencoba menghadirkan twist mengejutkan dengan adanya karakter lain di luar ke-delapan karakter yang diperkenalkan pada penonton. Permasalahannya, keberadaan karakter ini sangat dipaksakan. Tidak logis jika ia diceritakan membantu Satyo lolos dari maut, namun belakangan malah membunuh Satyo. Sama tidak logisnya dengan keputusan untuk menantang maut dengan cara pergi ke villa angker di Puncak. WTF?

Dari segi akting tidak ada yang spesial. Saya cuma bingung kenapa Kinar tampak sangat panik sebelum bus kecelakaan, sementara begitu dipastikan bus mengalami kecelakaan wajahnya justru B aja…

Penutup

Apabila mengabaikan fakta bahwa ini adalah tiruan “Final Destination”, secara keseluruhan mungkin film “Miracle: Menantang Maut” ini masih bisa dinikmati. Tapi kemiripan yang terlalu banyak membuat saya mau tidak mau membandingkannya. Dan hasilnya, tanpa berniat menjelek-jelekkan film nasional, bagaikan langit dan bumi. 2/10.

Catatan: rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf miracle

Leave a Reply