“Lampir” adalah film horor yang terinspirasi oleh legenda Mak Lampir dari wilayah Gunung Merapi.
Sosoknya juga pernah diangkat dalam sinetron / serial TV populer era tahun 90an, “Misteri Gunung Merapi”. Pemerannya adalah Farida Pasha.
Sekilas info, sebelum meninggal di tahun 2021, beliau pernah pula berakting di sebuah film horor lokal. Memerankan karakter yang sama.
Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Lampir di bawah ini.
Sekilas Tentang
Sekelompok teman yang sedang melakukan pemotretan pre-wedding di sebuah vila mewah dan vintage tiba-tiba terjebak di sarang suci Mak Lampir, yang konon mendambakan keindahan abadi.
Mampukah mereka selamat dari permainan maut Mak Lampir?
Tanggal Rilis: 14 Februari 2024
Durasi: 1 jam 37 menit
Sutradara: Kenny Gulardi
Produser: Gandhi Fernando, Philip Lesmana, Clarissa Tanoesoedibjo
Penulis Naskah: Kenny Gulardi, Gandhi Fernando
Produksi: Creator Pictures, Sinergi Pictures, Vision+
Negara: Indonesia
Pemain: Jolene Marie, Rory Asyari, Gandhi Fernando, Ge Pamungkas, Ardina Rasti, Hana Saraswati, Sheila Salsabila, Isa Zega, Gesya Shandy, Yayu Aw Unru, Priscilla Raintung
Sinopsis Film / Alur Cerita
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Wendy (diperankan oleh Jolene Marie) dan Angga (diperankan oleh Rory Asyari) adalah pasangan kekasih yang hendak melangsungkan pernikahan.
Menjelang hari H, Wendy acap bermimpi buruk. Tentang sosok seorang wanita yang bernama Lampir.
Kendati demikian, Angga menganggap Wendy hanya stress karena banyak pikiran.
Percaya dengan ucapan calon suaminya, Wendy pun menerima ajakan Agnes (diperankan oleh Ardina Rasti). Untuk pergi berlibur ke villa milik temannya.
Bersama dengan sahabat mereka yang lain. Ada Roby (diperankan oleh Gandhi Fernando), Nanda (diperankan oleh Hana Saraswati), dan Riski (diperankan oleh Ge Pamungkas).
Kebetulan, Roby sebagai fotografer pre-wedding Angga dan Wendy, tertarik untuk membuat foto-foto prewed dengan konsep outdoor.
Tak lama setelah tiba di villa yang mewah itu, Riski secara tidak sengaja menemukan rubanah. Ada gulungan naskah yang menampilkan sejumlah gambar secara berurutan.
Di luar dugaan, satu demi satu gambar yang ada dalam gulungan naskah menjadi kenyataan.
Mulai dari Agnes yang melakukan bunuh diri, bangunan villa yang berubah menjadi puing, hingga usaha mereka untuk kabur yang tidak membuahkan hasil.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dapatkah pada akhirnya Wendy, Angga, Nanda, Roby, dan Riski meninggalkan villa tersebut dengan selamat?
Ulasan / Review Film Lampir
Film ini dibuka dengan adegan yang cukup membuat mata takjub. Ala ala film noir.
Sayangnya, hanya itu yang kemudian bisa dikagumi.
Semakin ke belakang semakin bikin menyesal sudah bayar mahal-mahal untuk membeli tiket bioskop di hari libur.
Yang jelas terpampang adalah kualitas gambar yang tidak konsisten. Sebagian seperti beresolusi rendah. Atau seolah direkam dengan menggunakan kamera HP kelas menengah ke bawah.
Lihat saja shoot bagian depan villa saat sudah berubah menjadi puing. Burik banget.
Atau ketika cuaca tiba-tiba mending di kala Roby, Angga, dan Wendy melakukan photoshot di depan villa.
Untuk akting, sulit dipercaya bahwa aktor yang aktingnya paling meyakinkan justru adalah Ge Pamungkas. Mungkin dia adalah satu dari sedikit komik yang bisa lepas dari personanya di panggung stand-up saat beraksi dalam film.
Jolene Marie juga mencuri perhatian saya. Bukan karena kepiawaian seni perannya di sini. Melainkan karena mengingatkan saya pada karakter dalam sebuah film yang saya tidak ingat judulnya.
Ceritanya sendiri punya premis yang membosankan. Tentang berlibur ke villa terpencil. Ditambah dengan adanya sebuah ruangan rahasia.
Masih untung tidak ada sosok karakter kakek-kakek atau nenek-nenek misterius yang tiba-tiba nongol di depan rumah seperti biasanya.
Penutup
Membuka dengan pengambilan gambar ala noir yang memanjakan mata, pada akhirnya “Lampir” sulit untuk berbicara banyak.
Premis usang gagal dikembangkan dengan naskah yang berkualitas. Ditambah dengan kemampuan akting yang pas-pasan. Selain Ge Pamungkas yang sukses mencuri perhatian.
Yang membingungkan adalah kualitas gambar yang membagongkan. Semakin ke belakang justru semakin tidak konsisten. Seperti diambil dengan kamera ponsel kelas menengah ke bawah.
Pada saat artikel ini ditulis, film “Lampir” ini bisa ditonton di bioskop-bioskop jaringan XXI dan CGV.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Review Lampir 2024
- Story
- Acting / Characters
- Horror / Jump Scare
- Recommended Watching
Summary
Seperti filmnya yang menceritakan tentang jebakan ke rumah Mak Lampir, saya seperti terjebak untuk menonton filmnya di bioskop. Alur cerita membosankan dengan premis usang, akting yang di bawah standar, horor yang gagal mengerikan, serta kualitas gambar yang sulit dipercaya masih ada di era sekarang.
Leave a Reply