Review Film Jailangkung 2 (2018) | Dijebak Klan Pemelihara Matianak

Dari judulnya tentu bisa ditebak. “Jailangkung 2” adalah sekuel dari film “Jailangkung” yang tayang setahun sebelumnya.

Mayoritas kru dan pemain dipertahankan. Termasuk duet sutradara Jose Poernomo dan Rizal Mantovani. Serta jajaran aktor aktris ternama Jefri Nichol, Amanda Rawles, Hannah Al Rashid, dan Lukman Sardi.

Misteri bayi gaib Angel yang ternyata merupakan MatiAnak bakalan diungkap di sini. Ada pula ritual pemanggilan jailangkung yang kembali dilakukan.

Nah, lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Jailangkung 2 di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film jailangkung 2

poster film jailangkung 2

Seorang gadis menonton rekaman video lama milik ayahnya yang telah berkomunikasi dengan roh almarhum ibunya menggunakan Jailangkung. Dia kemudian merakit Jailangkung sendiri dan memainkannya dengan harapan juga untuk berkomunikasi dengan almarhum ibunya.

Tanggal Rilis: 15 Juni 2018
Durasi: 1 jam 23 menit
Sutradara: Jose Poernomo, Rizal Mantovani
Produser: Sukhdev Singh, Wicky V. Olindo, Robert Ronny
Penulis Naskah: Ve Handoyo, Baskoro Adi Wuryanto
Produksi: Sky Media, Legacy Pictures
Pemain: Jefri Nichol, Amanda Rawles, Hannah Al Rashid, Lukman Sardi, Gabriella Quinlyn, Naufal Samudra, Dania Michelle, Deddy Sutomo, Ratna Riantiarno, Lian Rahman

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Bella (diperankan oleh Amanda Rawles), Angel (diperankan oleh Hannah Al Rashid), Tasya (diperankan oleh Gabriella Quinlyn), dan Ferdi (diperankan oleh Lukman Sardi) mencoba untuk melanjutkan hidup seperti biasa pasca menghadapi MatiAnak di pulau AlasKramat.

Di hari penerimaan rapot, Tasya terlihat iri dengan teman-temannya yang masih memiliki orangtua.

Di waktu bersamaan, Angel terlihat mendatangi rumah sakit dan mengambil bayinya yang dirawat di sana.


Rama (diperankan oleh Jefry Nichol) memperoleh buku mengenai dunia gaib yang erat kaitannya dengan MatiAnak. Ia pun memberikan buku tersebut pada Bella untuk dibaca-baca.

Sementara itu, sikap Angel semakin lama semakin aneh. Ia bahkan bisa membuat barang-barang bergerak dengan sendirinya saat emosi.

Khawatir dengan kondisi kakaknya, Bella menceritakan apa yang terjadi pada Angel pada ayahnya. Termasuk tentang bayi gaib Angel, yang Bella yakini sebagai MatiAnak.

Sempat tidak percaya, Ferdi lalu melihat sendiri bayi Angel yang ia simpan di kamar.

Angel menolak untuk menyingkirkan bayi tersebut. Ia bahkan tega mengancam Ferdi dan Bella.

Ingin keluarganya kembali hidup normal, Ferdi akhirnya meminta Bella untuk tidak memikirkan tentang Angel dan MatiAnak.

Beberapa saat kemudian, Bella mencoba mengambil bayi Angel.

Tak disangka, bayi tersebut tiba-tiba berubah wujud menjadi MatiAnak. Bella pun kabur ketakutan.


Tasya menemukan sebuah boneka di dalam rumah. Bukannya takut atau curiga, ia malah bermain dengan boneka tersebut.

Belakangan Tasya mengetahui cara memanggil arwah ibunya melalui ritual jailangkung dari video dokumentasi milik Ferdi.


Di kampus, Bella kembali diteror oleh MatiAnak. Tanpa sengaja ia dan Rama kemudian bertemu dan berkenalan dengan Bram (diperankan oleh Naufal Samudra Weichert), seorang mahasiswa baru.

Mendengar cerita Bella, Bram lantas mengaku paham tentang MatiAnak.

belajar sejarah matianak

belajar sejarah matianak

Menurut Bram, MatiAnak merupakan putri hasil hubungan salah satu dayang Nyi Roro Kidul dengan manusia biasa.

Orang-orang kemudian mengincar MatiAnak untuk tiga alasan — kekayaan, kekuasaan, dan kekebalan. Agar bisa mengontrolnya, dibuatlah sebuat jimat penenang bernama kurungsukmo.

Dengan demikian, satu-satunya cara untuk menyingkirkan MatiAnak dari rumah Bella adalah dengan menemukan jimat tersebut, mengalungkannya pada MatiAnak agar kekuatannya melemah, dan terakhir mengadunya dengan jimat lain untuk membunuhnya.

Bram melanjutkan bahwa kurungsukmo terakhir diketahui berada di dalam kapal SS Ourang Medan yang tenggelam secara misterius di tahun 1947, di lepas pantai pulau Sumatra.

Bella dan Rama pun bertekad untuk menemukan jimat tersebut.


Hanya dalam hitungan hari, bayi Angel sudah berubah wujud menjadi anak perempuan.

Angel menegaskan bahwa ia pasti akan menjaga dan melindunginya.


Tasya diam-diam melakukan ritual jailangkung.

ritual jailangkung asal asalan

ritual jailangkung asal asalan

Alih-alih bertemu ibunya, ia justru menghilang secara gaib di balik tembok.

Mengetahui hal itu, tekad Bella untuk mencari jimat kurungsukmo semakin bulat.

Sebelum pergi, Rama menghubungi kakeknya, eyang Prawiro. Untuk membantu mengembalikan Tasya, eyang Prawiro berjanji untuk mengirim ibu Soewito (diperankan oleh Ratna Riantiarno) ke rumah esok harinya.

Tanpa membuang waktu lagi, Bella, Rama, dan Bram memulai perjalanan menuju sebuah mercusuar. Yang diyakini Bram mencatat koordinat terakhir kapal SS Ourang Medan.


Ibu Soewito tiba di rumah Ferdi. Setelah melakukan pemeriksaan, ia memberitahu bahwa Tasya kini terkurung di alam gaib.

Untuk mengembalikannya, harus ada yang datang menjemput. Mendengarnya, Ferdi tanpa ragu menawarkan diri.


Setelah mengetahui lokasi tenggelamnya kapal, Bella dkk melanjutkan pencarian mereka di lautan.

Di dasar laut, Bella dan Rama menemukan bangkai kapal SS Ourang Medan beserta jimat kurungsukmo yang mereka cari.

Walau sempat mengalami gangguan mistis, keduanya berhasil kembali dengan selamat dengan membawa jimat tersebut.


Dengan dipandu oleh bu Soewito, Ferdi masuk ke alam gaib dan tiba di Keraton Alas Ketonggo.

sinematografi berkualitas

sinematografi berkualitas

Setelah menemukan tempat Tasya dikurung, bu Soewito lanjut memandu Ferdi untuk membebaskan Tasya.

Sempat diserang oleh makhluk-makhluk gaib, untungnya Ferdi berhasil membawa Tasya keluar dari alam gaib.

Melihat kondisi Tasya, bu Soewito yakin Tasya masih ketempelan. Ia pun melakukan ritual untuk mengusirnya.

Tak lama Bella, Rama, dan Bram tiba. Bella bahagia melihat Tasya sudah kembali.

Sesaat kemudian giliran Angel dan MatiAnak yang menemui mereka. Tanpa basa basi, MatiAnak langsung membunuh bu Soewito.

Sementara Ferdi dan Tasya diserbu oleh anak buah MatiAnak, Bella, Bram, dan Rama berusaha menghadapi sang MatiAnak.

para abm anak buah matianak

para abm anak buah matianak

Untunglah jimat kurungsukmo berfungsi sesuai rencana. Begitu Bella mengalungkannya pada MatiAnak, kekuatan MatiAnak menghilang. Angel juga mendadak tak sadarkan diri.

Secara mengejutkan, Rudolf (diperankan oleh Deddy Sutomo) tiba-tiba muncul. Ia adalah kakek dari Bram.

Terungkap bahwa keluarga Bram telah memelihara MatiAnak selama 5 generasi. Bram sengaja memperalat Rama dan Bella untuk membantunya menemukan kurungsukmo.

Dengan jimat pengontrol MatiAnak yang dimiliki oleh Rudolf, ia berniat untuk memerintahkan MatiAnak agar menyembuhkan kakinya yang lumpuh. Tanpa kesulitan MatiAnak mengabulkan permintaannya.

Di luar dugaan, Bram merebut jimat pengontrol MatiAnak dari tangan Rudolf. Selama ini ia rupanya menyimpan dendam pada Rudolf.

Bram lantas memerintahkan MatiAnak untuk membunuh Rudolf. Dilanjutkan dengan perintah untuk membunuh Bella, Angel, dan Rama.

Angel yang sudah tersadar kemudian mengingatkan MatiAnak bahwa ia adalah ibunya. Upayanya berhasil.

Alih-alih menuruti kata-kata Bram, MatiAnak justru membunuhnya sesuai perintah Angel.

Tanpa membuang waktu lagi, Rama lalu mengadu kurungsukmo dengan jimat milik Rudolf. MatiAnak pun tewas.

Ulasan / Review Film Jailangkung 2

Pemasukan dari penjualan tiket yang jauh menurun dari film pendahulunya sepertinya sudah tepat untuk menggambarkan perbedaan kualitas di antara keduanya.

Jose Poernomo dan Rizal Mantovani jelas (terlalu) fokus pada unsur horor dari “Jailangkung 2”. Sampai-sampai lupa bahwa faktor utama tetap adalah unsur cerita.

Sisi positifnya dulu deh.

Sinematografinya juara. Yah, ini sepertinya tidak perlu diragukan lagi. Film-film Indonesia sangat jago dalam menghadirkan adegan yang memanjakan mata.

Latar lokasi pun beragam. Mulai dari rumah, kampus, bangunan terbengkalai, alam gaib, hingga lautan lepas. Tidak membosankan.

Begitu pula dengan penampakan hantunya. Tampil menyeramkan dan tidak dengen efek asal-asalan.

cuplikan film jailangkung 2

cuplikan film jailangkung 2

Sayangnya, ya hanya itu yang bisa diberi acungan jempol.

Naskahnya berantakan dan acap mengabaikan logika.

Lihat saja bagaimana Bella dkk bisa dengan instannya melakukan perjalanan pulang pergi lintas pulau dari Jakarta ke Sumatra dalam waktu kurang dari 24 jam.

Itu pun masih disambi dengan mencari petunjuk di mercusuar serta mengarungi lautan menggunakan kapal untuk mencari koordinat.

Atau bagaimana Rama bisa tiba-tiba tahu Bella ketakutan di toilet padahal saat itu ia berada di ruangan yang tidak dekat dengan toilet.

Juga bagaimana pintu mobil yang sudah ditutup oleh Bella tiba-tiba terlihat dalam kondisi terbuka pada scene berikutnya.

Dialog pun sama saja. Sebelas dua belas dengan akting para pemainnya. Sama-sama tidak meyakinkan.

Sub-plot mengenai hilangnya Tasya ke alam gaib bagi saya pribadi termasuk hal yang tidak diperlukan. Pun begitu, saya tahu alur tersebut sengaja dimasukkan untuk memberikan benang merah dengan “Jailangkung”.

Penutup

Saya sangat mengapresiasi hadirnya sekuel yang mampu memberikan warna baru sambil tetap menjaga ciri khas dari prekuel.

Walau bukan berarti penggarapannya boleh dilakukan asal-asalan. Demi sekedar mengejar cuan dari penggemar film sebelumnya.

“Jailangkung 2” sayangnya masuk dalam kategori yang mengecewakan ini.

Punya premis berpotensi namun naskahnya tidak digarap dengan serius. Hanya fokus pada unsur horor yang berlebihan.

Tidak benar-benar hancur. Namun juga tidak benar-benar perlu untuk ditonton.

Film “Jailangkung 2” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film jailangkung 2
Review Jailangkung 2 2018
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
2

Summary

“Jailangkung 2” mengidap penyakit klasik yang dialami kebanyakan sekuel. Dimana kualitasnya jauh di bawah pendahulunya. Film ini terlalu sibuk menakut-nakuti hingga lupa untuk bercerita. Masih mending jika jump scare atau horornya berkualitas. Selain naskahnya berantakan, akting pemainnya juga tidak meyakinkan. Just another failed movie’s sequel.

Leave a Reply