Review Film Inang (2022) | Bingung Urus Janin Bikin Nyawa Nyaris Berpaling

“Inang” atau “The Womb” adalah film horor lokal besutan sutradara Fajar Nugros.

Ini merupakan debut perdana beliau dalam genre tersebut.

Sebelum rilis di jaringan bioskop Indonesia, film ini sempat tayang di ajang Festival Film Fantasi Internasional Bucheon (BiFan) pada tanggal 7 Juli 2022 lalu.

Uniknya, pasangan ibu anak Lydia Kandou dan Naysilla Mirdad sama-sama beradu akting di sini.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Inang di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film inang

poster film inang

Wulan, seorang karyawan supermarket, ditinggalkan oleh pacarnya setelah dia hamil.

Dia harus merawat anak yang dikandungnya seorang diri.

Tanggal Rilis: 13 Oktober 2022
Durasi: 1 jam 56 menit
Sutradara: Fajar Nugros
Produser: Susanti Dewi
Penulis Naskah: Deo Mahameru
Produksi: IDN Pictures
Negara: Indonesia
Pemain: Naysilla Mirdad, Rukman Rosadi, Lydia Kandou, Dimas Anggara, Rania Putrisari, Totos Rasiti, Ruth Marini, Pritt Timothy, Nungki Kusumastuti, Yusuf Ozkan, Muzakki Ramdhan, Emil Kusumo

Sinopsis / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Wulan (diperankan oleh Naysilla Mirdad) hamil di luar nikah akibat ulah kekasihnya, Heru (diperankan oleh Emil Kusumo).

Apesnya lagi, sang kekasih sama sekali tidak mau bertanggung jawab.

Nita (diperankan oleh Rania Putrisari), rekan kerjanya, menyarankan Wulan untuk melakukan aborsi.

Walau dalam kondisi terhimpit masalah ekonomi, Wulan menolak dan tetap berusaha untuk mengurus kandungannya.

cuplikan film inang

cuplikan film inang

Di tengah upayanya, Wulan dihubungi oleh sebuah kelompok dukungan terhadap ibu hamil dan mendapat tawaran untuk menyerahkan bayinya nanti untuk diadopsi oleh orang tua asuh.

Tidak ada pilihan lain, Wulan menerimanya.


Tidak punya uang untuk membayar sewa kontrakan, Wulan akhirnya memutuskan untuk tinggal di rumah calon orang tua asuh bayinya, pasangan suami istri Agus Santoso (diperankan oleh Rukman Rosadi) dan Eva (diperankan oleh Lydia Kandou).

Keduanya menyambut kehadiran Wulan dengan hangat.

Wulan pun cukup senang karena kini tidak perlu lagi tinggal di kamar kecil yang kumuh.

Apalagi baik Agus maupun Eva sama-sama bersikap penuh perhatian pada Wulan.


Eva dan Agus memperkenalkan seorang pria bernama Ki Ageng (diperankan oleh Pritt Timothy) pada Wulan.

creepy scene

creepy scene

Setelah memeriksa kondisi kandungan Wulan, Ki Ageng tiba-tiba merapal mantra dan memberitahukan sesuatu pada Eva dan Agus.

Keduanya tampak senang mendengarnya.

Sebelum pergi, Ki Ageng memberikan sebuah peniti pada Wulan.


Pasca kejadian tersebut, Wulan mengalami mimpi buruk yang berhubungan dengan keluarga Santoso dan janinnya.

Hal itu membuat Wulan mulai merasa khawatir.

Ia pun diam-diam menghubungi Nita dan memintanya untuk datang menjemput.


Seorang pengemudi ojol mengirimkan seporsi sate ayam pada Nita yang saat itu tengah bersama Hardiman (diperankan oleh Totos Rasiti), bos sekaligus kekasih gelapnya.

Tanpa curiga, Nita menerima kiriman tersebut dan menyantapnya bersama Hardiman.

Keduanya lantas keracunan.

Terungkap bahwa pengemudi ojol yang mengirimkannya adalah Agus.

Ia kemudian masuk dan membunuh keduanya.


Putra Agus dan Eva, Bergas (diperankan oleh Dimas Anggara), pulang ke rumah.

Ia mengaku sudah keluar dari pekerjaannya.

Saat Wulan mencuri uang di kamar tidur Agus dan Eva untuk biaya taksi, Bergas memergokinya.

Wulan pun akhirnya mengungkapkan kecurigaannya pada orangtua Bergas.

Bergas yang awalnya ragu jadi ingat dengan beberapa kejadian di masa lalunya yang aneh.

Bersama-sama keduanya lalu menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di rumah tersebut.

Ulasan / Review Film Inang

Paruh pertama “Inang” yang berjalan lambat dibayar lunas dengan ketegangan di paruh berikutnya.

Kemunculan karakter Bergas seolah menjadi pemicunya.

Jawaban dari misteri memang bisa diraba-raba. Mengingat sudah ada petunjuk di menit pertama.

Beruntung eksekusinya matang dan nyaris tanpa cela.

Twist di penghujung terus terang tidak saya prediksi. Mengejutkan dan bikin saya SANGAT berharap ada sekuel dengan mempertahankan keberadaan karakter Wulan.

Yang jelas, bagi yang tidak suka atau tidak terbiasa menonton horor dengan alur slow burn, cobalah untuk tetap bertahan hingga akhir. Dijamin tidak rugi.

Bagi saya pribadi, yang menjadi poin minus adalah dialognya.

Terlalu banyak menggunakan kata makian kasar. Semoga saja penonton bijak dan tidak mengajak anak di bawah umur untuk menonton film dengan rating D17+ ini.

Ada pula satu adegan janggal di babak puncak. Tentang kematian salah satu karakter yang prosesnya tidak masuk logika.

Penonton di sekitar saya hampir semuanya bingung kenapa yang bersangkutan bisa ujug-ujug tewas dengan cara sedemikian rupa.

Untuk akting, para aktor dan aktris kawakan yang berperan dalam “Inang” kompak menunjukkan kualitas mereka. Tidak ada yang tampil mengecewakan.

Termasuk Rukman Rosadi yang mampu menjadi creepy tanpa banyak basa basi.

Terakhir, untuk sinematografi rasanya tidak perlu dikomentari. Film-film Indonesia punya standar tinggi untuk yang satu ini. Justru bakal kaget kalau sampai ada film lokal yang sinematografinya bobrok, hehehe.

Penutup

Cerita horor berkelas dan menegangkan yang dibangun dengan lambat.

Berpotensi untuk menghadirkan kebosanan bagi yang tidak sabaran.

Untungnya, tensi tinggi yang ada di babak akhir sukses memicu senyum puas.

Pada saat artikel ini ditulis, film “Inang” ini bisa ditonton di bioskop-bioskop jaringan XXI dan CGV.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film inang
Review Inang 2022
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
3.5

Summary

Alur berjalan lambat dengan suasana tegang yang dibangun pelan tapi pasti. Kesabaran menunggu dibayar tuntas di babak akhir. Jawaban misteri bisa diprediksi namun twist yang disuguhkan tetap bikin terkejut. Semuanya didukung oleh akting jajaran pemain yang berkualitas. Poin minus ada pada dialog yang terlalu banyak dibumbui kata-kata kasar.

Leave a Reply