Review Film Hospital (2020)

Begitu tahu film ini mendapat rating 3.0 di IMDB, saya auto mendapat firasat buruk terhadap “Hospital”, sebuah film bergenre horor yang berbahasa (dan berasal dari negeri) Taiwan. Di sisi lain penasaran juga karena bangunan rumah sakit adalah salah satu tempat yang bisa bikin merinding ketakutan. Jangankan yang terbengkalai, yang masih beroperasi saja bisa bikin enggan datang. Ya, kan?

Tanpa perlu berbasa-basi lagi, yuk simak alur cerita dan review singkat film “Hospital” di bawah ini. Cekidot!

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sinopsis Singkat

poster hospital

poster hospital

Seorang pendeta bersama putranya, A-Hong, memandu dua orang wanita bernama Xiao-Ling dan Miao Ru ke dalam rumah sakit Xinglin yang telah lama terbengkalai. Xiao-Ling ingin sekali bertemu dengan arwah suaminya yang meninggal di rumah sakit tersebut. Miao Ru pun demikian, ingin menanyakan sesuatu pada arwah kakaknya, seorang perawat yang bunuh diri di tempat yang sama.

Terungkap bahwa kakak Miao Ru adalah perawat yang menangani operasi suami Xiao-Ling. Kematian Xiao-Ling pasca operasi membuat keluarga Xiao-Ling dan suaminya menuntut para petugas medis yang terkait. Hal itu membuat kakak Miao Ru tertekan dan akhirnya bunuh diri.

Bertemu dengan arwah kakaknya, Miao Ru menuruti ajakan kakaknya agar ia juga bunuh diri.

Sementara itu, usaha A-Hong dan ayahnya mempertemukan Xiao-Ling dengan arwah suaminya menemui banyak hambatan. Salah satunya dari setan penguasa bangunan tersebut, yang dulunya merupakan salah satu keluarga pasien (putranya) yang meninggal pasca operasi. Tidak siap ditinggalkan, ia memilih untuk membakar diri dan berimbas pada terbakarnya sebagian bangunan rumah sakit.

Setan tersebut sempat menyerang A-Hong, berniat untuk mengambil jantungnya. Untung Xiao-Ling bisa menyelamatkannya.

Setelah tidak punya pilihan lain, Xiao-Ling memutuskan untuk menyayat lengannya sendiri. Di saat menunggu kematian, ia akhirnya bertemu dengan arwah suaminya.

Di penghujung film terungkap bahwa saat jantung A-Hong direbut si setan, ia ternyata sudah meninggal.

Tanggal Rilis: 31 Desember 2020
Durasi: 1 jam 29 menit
Sutradara: Chia-Lin Chu
Produser: –
Penulis Naskah: Chia-Lin Chu
Produksi: –
Pemain: Austin Lin, Tai Bo, Jacqueline Zhu, Jian Man Shu, Eunice Lin, Samuel Gu

Review Singkat

Ada film yang dari awal dirancang untuk membuat penontonnya berpikir, ada juga film yang membuat penontonnya terpaksa untuk berpikir walau sebenarnya tidak ingin. “Hospital” masuk dalam jajaran yang kedua.

Di awal sebenarnya film ini masih biasa saja. Masih seperti film horor pada umumnya. Semua berubah begitu si pendeta kerasukan. Tidak hanya A-Hong dan Xiao-Ling yang kebingungan harus berbuat apa, sang sutradara sepertinya juga ikut hilang arah. Atau mungkin malah ikut kerasukan?

Entahlah. Yang jelas, sejak adegan tersebut, cerita “Hospital” menjadi berantakan dan kacau balau. Adegan bisa berpindah seenak jidat dari cerita saat ini, masa lalu, hingga alam gaib.

Secara umum, sebuah film akan menghadirkan kisah flashback atau kilas balik saat adegan sedang fokus ke karakter yang hendak diceritakan masa lalunya. Chia-Lin Chu sepertinya menganggap hal tersebut terlalu mainstream. Di saat fokus cerita tengah ada pada karakter A, ia bisa langsung menyambungkannya dengan adegan kilas balik karakter Z. Wow banget.

Chia-Lin Chu juga berulangkali menyempalkan ulang adegan tanpa ada kejelasan faedahnya. Seperti saat ibu pasien yang meninggal membakar diri. Kakak Miao Ru terkejut melihatnya, lalu tiba-tiba adegan ibu pasien turun dari tangga disajikan ulang. Lih, ipi miksidnyi, bimbing?

Padahal, dari segi efek CGI film ini tidak buruk-buruk amat. Jika kualitas ceritanya digambarkan berposisi tiarap, setidaknya kualitas CGI-nya masih dalam posisi jongkok. Atau setengah berdiri.

Namun seandainya ia berdiri penuh sekali pun, sulit untuk memperbaiki kualitas film secara keseluruhan yang sudah kadung bobrok. Pasalnya, akting para pemain sama sekali tidak berkontribusi. Tidak meyakinkan dan tidak membuat kita bersimpati.

Penutup

“Hospital” menyia-nyiakan latar lokasi bangunan rumah sakit terbengkalai yang seharusnya berpotensi membuat orang merinding. Saya pernah menelusuri sebuah rumah sakit terbengkalai yang pencahayaannya super minim dan itu lumayan serem. Sayangnya, dengan cerita yang berantakan serta akting pemain yang tidak meyakinkan, film ini gagal membuat siapa saja yang menonton begidik. Yang ada mungkin malah jijik. Dahlah, gak usah ditonton. 1/10, untuk menghargai efek CGI-nya yang tidak apa adanya.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf hospital

Leave a Reply