Setelah beberapa hari lalu sempat tidak melanjutkan menonton sebuah judul film horor India karena merasa bakal bosan, akhirnya saya mencoba untuk menonton judul yang lain. Untungnya kali ini bisa bertahan hingga credit title. Judulnya adalah “Horror Story” dan, ya, ini adalah film horor India pertama yang saya tonton (hingga selesai). Kabarnya film ini diadaptasi dari film pendek karya Stephen King, “1408”. Seperti apa? Simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Sinopsis Singkat
Tujuh orang sahabat melakukan reuni di sebuah bar. Mereka adalah Sam (Samraat), Maghhesh, Achint, Neel, Neena, Sonia dan Maggie. Mereka merayakan kepergian Neel ke Amerika. Di saat tengah berbincang, sebuah berita di TV mengabarkan adanya pria yang bunuh diri di hotel Grandiose. Ia melompat dari kamar nomer 3046.
Hotel tersebut, dulunya merupakan bekas rumah sakit jiwa yang terbakar, ternyata dikenal angker. Sejak pemiliknya bunuh diri, banyak kasus serupa terjadi di hotel tersebut. Semuanya melompat dari kamar 3046. Gosipnya, hantu penghuni rumah sakit jiwa yang mendorong mereka.
Untuk memeriahkan reuni mereka, Sam mengajak yang lain untuk blusuka ke hotel Grandiose. Sonia sebenarnya tidak setuju, namun tidak kuasa menolak.
Setibanya di sana, mereka mendapati pintu depan terkunci rapat. Di saat hendak pergi, Sam mendengar ada suara radio dari dalam. Penasaran, mereka mencari pintu masuk di bagian belakang dan ketemu.
Radio tersebut ada di meja tak jauh dari pintu belakang. Melihat tidak ada penjaga di sana, mereka mematikan radio dan lanjut masuk ke dalam. Tanpa mereka sadari, radio tersebut tidak ada baterainya.
Dalam perjalanan menuju kamar 3046, mereka sempat menemui beberapa kejadian aneh. Seperti Neena yang melihat dirinya sendiri, kaleng yang dilempar Achint ke lorong gelap namun bisa kembali terlempar ke tempat semula, hingga TV yang menyala padahal tidak ditancapkan ke saklar. Achint dan Neel bahkan mendengar samar suara “Welcome” dari TV tersebut. Kendati demikian, karena pada dasarnya sebagian dari mereka tidak percaya hantu, mereka tetap cuek bebek.
Selain itu, mereka juga sempat menemukan salah satu bekas ruangan rumah sakit jiwa. Entah kamar periksa atau kamar eksperimen.
Tak lama mereka akhirnya tiba di kamar nomer 3406. Sam iseng menceritakan sebuah cerita horor. Tanpa disangka, di saat ia bercerita tentang wanita yang mandi di shower, shower di kamar 3406 menyala sendiri. Penasaran, Sam masuk untuk memeriksa. Ketika kerai shower disingkap, pintu kamar mandi tiba-tiba menutup.
Teman-teman Sam mencoba untuk membuka pintu. Pintu kemudian terbuka sendiri dan Sam sudah tewas bersimbah darah di bak mandi.
Ketakutan, mereka semua bergegas untuk kabur. Anehnya, pintu masuk di bagian belakang kini menghilang. Mereka pun terperangkap di hotel tersebut.
Karena di dalam gedung tidak ada sinyal, Achint dan Magesh pergi untuk mencari teras atau balkon. Di tengah perjalanan, seorang suster muncul dan menanyakan apakah mereka hendak menemui dokter Kapadia. Jika ya, mereka diminta untuk mengikutinya.
Lagi-lagi dibutakan oleh rasa penasaran, keduanya melakukannya. Memasuki sebuah ruangan yang sepertinya bagian dari rumah sakit jiwa, mereka sempat melihat ada kursi roda yang berjalan sendiri. Alih-alih mundur, mereka justru melangkah masuk semakin dalam.
Tiba di ujung lorong, Magesh menghampiri kursi roda yang sebelumnya mereka lihat. Tiba-tiba tubuhnya terlempar ke tembok dan ia pun tewas.
Achint segera berlari meninggalkan sahabatnya. Karena pintu keluar dihadang oleh kursi roda, ia memutuskan untuk bersembunyi di dalam lemari.
—
Neel, Neena, Maggie, dan Sonia memutuskan untuk menyusul ke teras. Mereka mendapati Magesh yang telah tewas. Keempatnya lanjut mencari Achint. Mendengar panggilan mereka, Achint perlahan keluar dari lemari dan menghampiri mereka.
Kejadian barusan ternyata membuat Achint syok berat. Ia merasa tidak mampu menyelamatkan sahabatnya sendiri. Neel mencoba menenangkannya dan mengajak mereka semua untuk lanjut menuju teras.
Tak lama mereka semua tiba di teras. Belum apa-apa mereka sudah disambut dengan bola yang berputar sendiri di meja. Saat kelima orang tersebut mendekatinya, sesuatu yang tak terlihat berteriak kencang di hadapan mereka. Neel dkk pun langsung berhamburan meninggalkan teras.
Di tengah kepanikan, Sonia ditarik oleh sosok gaib hingga menghilang di kegelapan. Sadar tidak mungkin menolongnya, yang lain lanjut berlari.
Neel lantas punya ide untuk mengikuti aliran listrik dari lampu yang menyala. Ia berharap kabel tersebut berujung pada generator.
Meski tidak menemukan generator, Neel justru menemukan jeep yang terpakir di basement. Setelah menemukan kuncinya, ia langsung mengajak ketiga temannya untuk masuk ke dalam jeep.
Sosok suster gaib kembali muncul dan memerintahkan mereka semua untuk masuk ke kamar masing-masing. Tentu saja mereka tidak menghiraukannya.
Jeep yang dikendarai Neel melaju. Setelah berputar-putar, mereka akhirnya menemukan jalan keluar yang berkabut. Saat diterabas, mobil tersebut seperti menabrak sesuatu. Mau tidak mau mereka turun dan lanjut dengan berjalan kaki. Tanpa disangka, mobil tersebut berhenti hanya beberapa meter dari kamar 3406. Neel dkk pun panik.
—
Neel menguatkan teman-temannya. Ia yakin mereka tidak akan diganggu lagi jika pagi tiba. Keempatnya memutuskan untuk bersembunyi di salah satu ruangan dan memblokir akses pintu dengan barang-barang yang ada.
Tiba-tiba terdengar suara Sonia memanggil mereka. Maggie hendak menolongnya namun Achint mengingatkan bahwa itu bukanlah Sonia, melainkan hantu penunggu hotel. Neena juga yakin bahwa itu adalah Sonia.
Neel akhirnya setuju untuk membuka pintu dan mengeceknya bersama-sama walau ditentang oleh Achint. Di ujung lorong tampak bayangan seorang wanita mendekat. Begitu Neel menyorotkan lampu senternya ke arah bayangan, tampak sosok Sonia yang berjalan tertatih di hadapan mereka.
Sonia memberitahu bahwa nama hantu wanita yang mencoba membunuh mereka bernama Maya. Entah darimana ia bisa tahu, Sonia lantas mengajak mereka ke ruang rumah sakit jiwa yang mereka temui sebelumnya dan menceritakan asal usul Maya, salah satu pasien di rumah sakit jiwa, serta tragedi yang ada di tempat tersebut. Sonia menambahkan bahwa Maya pasti hendak menyampaikan sesuatu pada mereka.
Dengan dipandu oleh Sonia, mereka lalu menuju basement. Sonia memanggil Maya dan menanyakan apa yang ingin Maya sampaikan pada mereka.
Ponsel Sonia tiba-tiba berdering. Yang menelpon adalah Maya.
Sonia menerima panggilan tersebut dan mendengarkan telponnya. Dengan gemetar ia kemudian memberitahu teman-temannya bahwa Maya mengingkan mereka semua mati.
Achint dan Neel mengajak yang lain untuk menjalankan rencana mereka semula. Bersembunyi di salah satu ruangan hingga pagi tiba.
Setelah tiba di sebuah ruangan dan menguncinya, Neel mengajak teman-temannya untuk saling bergandengan tangan dan duduk melingkar agar tidak terpisah satu sama lain.
Tiba-tiba keluar asap dari saluran udara. Maggie panik melihatnya. Asap tersebut makin lama makin tebal. Neel ‘mengabsen’ rekannya satu persatu. Ketika tiba giliran Sonia, yang muncul justru sosok hantu.
Mereka segera berlari keluar ruangan. Di ujung lorong terlihat tubuh Sonia terduduk di atas kursi roda. Dalam keadaan tewas.
—
Neena menanyakan berapa lama lagi hingga matahari terbit. Neel menjawab bahwa sekarang adalah pukul empat kurang lima. Neena terkejut karena di saat ia melihat dirinya sendiri, jam di dalam ruangan hotel saat itu adalah jam 4 kurang 5.
Neena yakin bahwa hantu yang sebelumnya ia lihat sebenarnya hendak memberikan petunjuk. Mereka segera menuju ruangan tempat Neena melihat dirinya dan menemukan buku tentang dunia gaib. Dalam buku tersebut terdapat ritual untuk mengetahui sumber kekuatan dari makhluk gaib.
Setelah mempelajarinya, Neena dkk mencoba melakukan ritual yang dimaksud. Tak lama listrik di bangunan berkedip dan terdengar suara teriakan wanita. Beberapa detik kemudian fenomena tersebut berhenti, berganti dengan suara beberapa orang.
Mereka lalu melangkah menuju sumber suara, ruang praktek rumah sakit jiwa. Terlihat bayangan masa lalu dimana Maya tengah menjalani semacam eksperimen. Eksperimen tersebut sepertinya berujung pada listrik yang mengalami korslet dan membuat dulu bangunan rumah sakit terbakar.
Setelah melihatnya, Neel yakin bahwa sumber kekuatan Maya adalah mesin eksperimen. Satu-satunya cara adalah membakar mesin tersebut. Mereka lantas berpencar untuk mencari bensin dan sejenisnya yang bisa digunakan untuk membakar mesin tersebut.
Maggie yang bersama Neel menyadari bahwa tubuh Neel ternyata tidak memiliki bayangan. Dengan ketakutan Maggie pergi dan bersembunyi darinya. Apes, ia kemudian tewas diserang Maya yang menyamar menjadi Neel.
Sementara itu, Achint dan Neena yang menjaga mesin eksperimen mendengar ada suara teriakan. Achint memutuskan untuk keluar dan memeriksanya. Tiba-tiba terdengar suara teriakan. Saat Neena menyusul keluar, Achint ternyata sudah tewas.
—
Neel kembali ke ruang praktek dan mendapati Neena sedang bersembunyi. Dengan Maggie dan Achint yang telah tiada, Neel tidak ingin membuang waktu lagi. Ia langsung menyiram mesin eksperimen dengan bensin. Tanpa disangka, pemantik api yang ia bawa tidak bisa menyala.
Lemari di belakang Neel terbuka dan tubuhnya tertarik ke dalam. Neena ketakutan dan berlari ke basement. Di sana ia berhasil menghidupkan api. Bergegas ia kembali ke ruang praktek untuk membakar mesin eksperimen.
Usahanya berkali-kali mendapat halangan dari Maya. Hingga akhirnya Neena terhantam kursi dan api yang ia bawa padam. Di saat ia berusaha menghidupkan kembali bara api yang tersisa, kipas angin yang ada di dekatnya tiba-tiba menyala. Yang melakukannya ternyata adalah hantu Vikrant Nerula, si pemilik hotel.
Neena langsung membakar mesin eksperimen. Ternyata memang benar bahwa itulah sumber kekuatan Maya. Begitu mesin meledak, satu persatu pintu hotel Grandiose terbuka. Neena pun bisa meninggalkan tempat tersebut dengan selamat.
Tanggal Rilis: 13 September 2013
Durasi: 90 menit
Sutradara: Ayush Raina
Produser: –
Penulis Naskah: Vikram Bhatt, Mohan Azad, Sukhmani Sadana
Produksi: ASA Productions and Enterprises Pvt. Ltd.
Pemain: Karan Kundra, Radhika Menon, Nishant Singh Malkani, Ravish Desai, Hasan Zaidi, Aparna Bajpai, Nandini Vaid, Sheetal Singh
Review Singkat
Di luar musik latar saat Sam dkk memutuskan untuk pergi ke hotel berhantu yang tidak ubahnya musik latar di film laga, serta satu dua adegan yang ala sinetron banget (slow motion plus close up wajah), “Horror Story” cukup memancing minat saya untuk menjelajah lebih dalam lagi dunia perfilman horor di negara India. Dari segi horor sih sebenarnya tidak istimewa, bahkan cenderung standar. Ujug-ujug bisa dimasukkan hantu wanita bernama Maya. Padahal semua penampakan gaib sebelum itu tidak pernah sekali pun menunjukkan sosok seorang wanita.
Kendati demikian, film ini membayarnya dari segi cerita. Walau tidak menghadirkan sesuatu yang orisinil, namun yang tersaji di layar terasa padat tanpa membuat bosan atau mengantuk. Yah, ‘feel’-nya hampir sama seperti saat menonton satu episode drama Korea, yang meleng dikit bisa kelewat satu dua adegan penting. Seandainya saja kualitas ceritanya bisa lebih ditingkatkan pasti bakalan lebih bagus hasilnya. Apalagi film ini lebih menekankan ketegangan dari suasana yang dibangun, bukan dari penampakan.
Meski tidak ada nama besar dalam deretan cast, saya pribadi cukup puas dengan akting mereka. Lumayan meyakinkan. Saya hanya agak heran kenapa pose meninggal mereka semua nyaris sama.
Penutup
Sebagai film horor India pertama yang saya tonton, “Horror Story” cukup membuka mata saya. Setelah ini saya pasti akan mencari-cari judul lain untuk disimak. Mungkin “1920”, karya dari Vikram Bhatt yang di sini duduk di departemen penulisan. Kabarnya itu adalah salah satu film horor terbaik dari negara India. But eniwei, “Horror Story” memang tidak spesial spesial amat. Horornya tidak begitu terasa, ceritanya pun tidak istimewa. Pun begitu, saya merasa alurnya padat tanpa membuat ngantuk. Terasa tidak rugi menghabiskan 1.5 jam menontonnya. Could be better. 4/10.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply