“Furie” adalah film asal negeri Vietnam bergenre thriller drama aksi yang tayang pertama kali pada bulan Februari 2019 di negara asalnya. Kurang dari 2 minggu kemudian, film ini go international dan dirilis di Amerika Serikat.
Kabarnya banyak kritikus yang memujinya. Terutama untuk akting bintang utamanya, Veronica Ngo. Ditambah lagi, di IMDB film ini berhasil meraih skor 6.3, nilai yang terhitung cukup lumayan.
Lalu seperti apa filmnya? Apakah memang layak untuk ditonton? Yuk simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Singkat
Hai Phuong (diperankan oleh Veronica Ngo) adalah mantan gangster yang sudah meninggalkan dunia gelap tersebut. Ia kini tinggal bersama putrinya, Mai (diperankan oleh Cát Vy), di daerah pedesaan, jauh dari kota besar.
Untuk membiayai hidup mereka sehari-hari, Hai Phuong bekerja sebagai penagih hutang. Hal itu menyebabkan reputasinya di mata penduduk menjadi buruk. Bahkan berdampak pada Mai yang acap di-bully teman sekolahnya.
Suatu hari, dua orang pria menculik Mai. Hai Phuong yang mengetahui hal itu berusaha mengejar mereka. Walau berhasil lolos, Hai Phuong mengetahui bahwa tujuan mereka adalah kota Saigon (Ho Chi Minh City). Ia pun menuju ke sana tanpa membuang waktu.
Saat melaporkan penculikan tersebut ke kantor polisi, Hai Phuong mendapat informasi bahwa beberapa tahun terakhir memang ada jaringan penculikan anak yang beraksi di wilayah Vietnam. Jaringan tersebut cukup kuat dan memiliki cabang hingga di negara lain.
Itu sebabnya pihak kepolisian, lebih tepatnya detektif Lương (diperankan oleh Phan Thanh Nhiên) yang menangani kasus tersebut, kesulitan untuk membongkar mereka.
Berbekal laporan kepolisian yang ia tilep, Hai Phuong mendapat petunjuk dari Truc (diperankan oleh Phạm Anh Khoa), mantan salah seorang pelaku penculikan, mengenai lokasi markas jaringan yang diketuai oleh Thanh Sói (diperankan ole Trần Thanh Hoa).
Saat dikonfrontasi, Thanh Sói ternyata bukan wanita biasa. Ia juga jago bela diri, sama halnya dengan Hai Phuong. Hai Phuong bahkan kali ini takluk di tangannya.
Sempat ditenggelamkan di sungai oleh anak buah Thanh Sói, Hai Phuong kemudian diselamatkan oleh detektif Lương. Berdua mereka lantas mengejar kereta yang digunakan Thanh Sói untuk memindahkan anak-anak yang diculik oleh gangnya.
Untuk kedua kalinya Hai Phuong menghadapi Thanh Sói. Kali ini, dengan mengingat pesan ayahnya yang dulu mengajarinya ilmu bela diri agar jangan pernah menyerah, Hai Phuong berhasil mengalahkan Thanh Sói.
Tidak hanya membongkar jaringan penculikan anak, Hai Phuong pun kini bisa berkumpul kembali dengan Mai.
Tanggal Rilis: 22 Februari 2019
Durasi: 98 menit
Sutradara: Lê Văn Kiệt
Produser: Jason Garrett, Gary Hamilton, Ryan Hamilton, Bey Logan, David Rogers, Ying Ye
Penulis Naskah: Le-Van Kiet, Kay Nguyen, Nguyen Truong Nhan
Produksi: Studio 68
Pemain: Veronica Ngo, Cát Vy, Phan Thanh Nhiên, Phạm Anh Khoa, Trần Thanh Hoa
Review Singkat Furie
Untuk kedua kalinya saya dibikin melongo oleh film laga asal negeri tetangga.
Sama halnya dengan “Maria” yang berasal dari Filipina, aksi-aksi laga yang dipertontonkan oleh Veronica Ngo, pemeran karakter Hai Phượng yang ahli Vovinam, terasa natural dan mengalir.
Saya kurang tahu apakah yang bersangkutan memang menguasai seni bela diri tradisional Vietnam tersebut. Kalau pun tidak, dan keseluruhan gerakan pertarungan hanyalah scripted yang mengandalkan permainan kamera, sutradara Lê Văn Kiệt dan pihak-pihak lain yang terkait berhasil melakukan tugasnya dengan baik untuk menutupinya.
Hal lain yang patut diberi acungan jempol adalah pencahayaannya. Keren banget. Terutama untuk adegan-adegan di dalam gerbong. Benar-benar memanjakan mata.
Untuk ceritanya sendiri, secara keseluruhan sebenarnya baik-baik saja. Namun terasa sekali ketidakrapian di beberapa bagian. Terlebih yang berhubungan dengan karakter detektif Lương.
Saya sampai mengira kejanggalan-kejanggalan yang ada adalah kesengajaan untuk memberi petunjuk bahwa Lương adalah karakter antagonis. Nyatanya bukan itu. Melainkan dari skenarionya yang sedikit bobrok.
Yang paling kentara adalah Lương bisa tahu bahwa Hai Phượng tahu nomer gerbong yang membawa anak-anak hasil penculikan. Padahal, sejak Hai Phượng siuman di rumah sakit hingga berpisah dengan Lương, ia sama sekali tidak pernah memberitahu Lương tentang hal itu.
Lương juga bisa tiba-tiba menyelamatkan Hai Phượng yang ditenggelamkan di sungai. Padahal, Lương sendiri mengaku bahwa saat ia mendatangi markas gang, tidak ada seorang pun di sana. Lalu bagaimana ia bisa tahu Hai Phượng tenggelam di sungai?
Yang lebih aneh, di dalam gerbong yang berisi anak-anak yang diculik, ada satu dua anak yang mulutnya diplester. Meski tidak ada yang tangannya diikat, tidak ada satu pun yang berinisiatif membukakan plester tersebut. Kasihan, ya?
Untunglah semua itu tertutupi oleh adegan-adegan laga yang ada. Momen kejar-kejaran ala blusukan di hutan bambu juga memorable.
Walau agak kocak mengingat Hai Phượng masih sempat-sempatnya memakai helm saat harus buru-buru membuntuti penculik putrinya…
Penutup
“Furie” adalah film laga yang menggambarkan the power of emak-emak. Apalagi emak-emak yang kehilangan anak. Apa saja dilakukan demi berkumpul kembali bersama buah hatinya.
Punya adegan laga yang menawan, akting pemeran utama yang mumpuni, serta pencahayaan yang memicu eyegasm, naskah skenario sayangnya tidak memiliki kualitas yang sepadan. Lubang cerita muncul dimana-mana, bikin kenyamanan menonton sedikit terganggu.
7/10. Bisa jauh lebih bagus lagi seandainya digarap dengan (lebih) serius.
“Furie” bisa ditonton secara streaming di layanan Netflix.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply