“Choose Or Die” (atau berarti “Pilih Atau Mati”) jadi pilihan film horor saya untuk menghabiskan akhir pekan ketimbang keluaran lokal “Walking Dead Tomate“.
Bukan apa-apa. Pasalnya, judul yang disebut terakhir hanya tayang di bioskop-bioskop Surabaya yang tiketnya berbandrol di atas rata-rata.
Lagipula, dari trailernya, film yang tayang di Netflix ini terlihat lumayan menjanjikan.
Benarkah demikian? Seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Temukan jawabannya dalam sinopsis beserta review singkat dari film Choose Or Die di bawah ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Daftar Isi
Sekilas Tentang
Setelah menjalankan game horor bertahan hidup tahun 80-an yang hilang, seorang pembuat kode muda melepaskan kutukan tersembunyi yang menghancurkan kenyataan, memaksanya untuk membuat keputusan yang menakutkan dan menghadapi konsekuensi yang mematikan.
Tanggal Rilis: 15 April 2022
Durasi: 85 menit
Sutradara: Toby Meakins
Produser: Sebastien Raybaud, John Zois, Matthew James Wilkinson
Penulis Naskah: Simon Allen
Produksi: Anton, Stigma Films
Pemain: Asa Butterfield, Iola Evans, Eddie Marsan, Robert Englund
Sinopsis Film / Alur Cerita
Kayla (diperankan oleh Iola Evans) dan temannya, Isaac (diperankan oleh Asa Butterfield), tanpa sengaja menemukan sebuah permainan jadul “CURS>R” ciptaan Robert Englund (diperankan oleh Robert Englund).
Ada hadiah sebesar $125000 bagi siapa saja yang menyelesaikan game tahun 80’an tersebut.
Pukul dua pagi, di sebuah restoran, Kayla iseng mencoba menjalankan permainan tersebut.
Seperti game-game petualangan berbasis teks, Kayla diminta untuk memilih satu di antara dua pilihan yang ada.
Tak disangka, apapun yang dipilih Kayla ternyata berdampak pada kenyataan yang ia alami.
Saat Kayla memaksa menutup laptopnya, ia tiba-tiba terlempar ke alam lain dan bertemu dengan sosok misterius yang menegaskan bahwa Kayla harus memilih jika ingin tetap hidup.
Mau tidak mau Kayla melanjutkan permainan hingga berujung pada pelayan restoran, Grace (diperankan oleh Ioanna Kimbook), yang terluka parah.
Bersamaan dengan itu, game tersebut menyatakan Kayla telah berhasil melewati level 1 dan bisa meneruskan ke level berikutnya besok.
Terbangun di kamarnya, Kayla langsung merusak kaset permainan CURS>R.
Ia juga memberitahu Isaac mengenai apa yang telah terjadi. Namun Isaac tidak mempercayainya.
Malamnya, di waktu yang sama, komputer di tempat Kayla bekerja tiba-tiba menyala dengan sendirinya.
Di layar muncul Level 2 dari game CURS>R. Kali ini ia harus berusaha untuk menyelamatkan nyawa ibunya sendiri, Thea (diperankan oleh Angela Griffin).
Walau pada akhirnya Kayla mampu menyelesaikan level tersebut, Thea harus dirawat di rumah sakit karena terjatuh dari jendela apartemen.
Kayla juga dipecat dari pekerjaannya gegara merusak komputer kantor.
Kayla mengecek kamar apartemen tempat ia tinggal bersama ibunya. Kondisinya berantakan.
Lance (diperankan oleh Ryan Gage), pengawas apartemen yang rese’, sempat muncul mengganggunya.
Lance meyakini Kayla yang sudah merusak apartemen tersebut. Ia menyatakan bakal melaporkan hal tersebut pada pemilik gedung.
Kayla meminta bantuan Isaac untuk menganalisa permainan CURS>R.
Tepat jam 2 pagi, game dimulai. Kayla saat ini berada di level 3.
Ia langsung panik begitu tahu obyeknya kali ini adalah Isaac.
Kayla mengingatkan bahwa game tersebut bisa membahayakan nyawa Isaac. Namun Isaac sudah kadung penasaran dan tetap ingin melanjutkannya.
Setelah serangkaian pilihan, Kayla lantas diminta untuk memilih menyelamatkan Isaac atau Ricky, adiknya yang sudah meninggal.
Dengan berat hati, Kayla lalu memilih Isaac. Level 3 pun usai.
Isaac berhasil melacak sumber suara yang ada di dalam permainan. Bersama Kayla keduanya bergegas menuju alamat yang dimaksud.
Beberapa waktu kemudian, keduanya tiba di sebuah bangunan terbengkalai.
Bangunan tersebut adalah tempat dimana dulunya game dikembangkan.
Dari rekaman video yang mereka ketemukan, CURS>R rupanya adalah permainan yang terkutuk.
Pengelola permainan bisa membuat orang lain (pemain) terluka cukup dengan melukai dirinya sendiri. Setelah itu, luka yang dialami si pengelola akan sembuh secara gaib.
Saat hendak meninggalkan TKP, permainan level 4 tiba-tiba dimulai. Lagi-lagi Isaac yang menjadi obyeknya.
Sayangnya kali ini Kayla tidak bisa menyelamatkan nyawanya. Isaac tewas dan Kayla dipersilahkan untuk menuju ke koordinat tertentu agar bisa memainkan level terakhir dari CURS>R.
Perjalanan Kayla membawanya ke rumah keluarga Hal (diperankan oleh Eddie Marsan). Ada istrinya, Laura (diperankan oleh Kate Fleetwood), dan juga putranya, Gabe (diperankan oleh Pete MacHale).
Hal sendiri pernah terjebak di dalam permainan tersebut dimana Laura dan Gabe menjadi korbannya.
Game lantas menginstruksikan keduanya untuk bertarung dan menentukan siapa yang pantas menjadi bos.
Saat Hal menyerang Kayla, tanpa disangka yang terluka adalah Hal.
Begitu pula ketika Kayla diserang. Hal yang menderita.
Dengan bantuan Laura dan Gabe, Kayla pada akhirnya berhasil membunuh Hal.
Kayla dinyatakan sebagai pemenang dari game CURS>R.
Sebagai hadiah, ia kini bisa mengendalikan permainan tersebut.
Dan yang pertama ia lakukan adalah membalaskan dendamnya pada Lance.
Seseorang yang mengaku sebagai pencipta game CURS>R menghubungi Kayla.
Kayla ternyata mengenalinya sebagai Beck (diperankan oleh Joe Bolland), pria yang berkantor di KISMET.
Beck mengajak Kayla untuk bergabung dengannya dan membuat orang menderita. Kayla setuju asal yang dihukum adalah orang-orang yang pantas.
Ulasan / Review Film Choose Or Die
Dengan ide dasar cerita yang tidak orisinil, secara keseluruhan film ini memang masih bisa dinikmati. Namun bukan berarti berkualitas.
Sebagai film horor, selain tidak ada seram-seramnya, “Choose Or Die” gagal menghadirkan ketegangan yang benar-benar klimaks. Segala sesuatunya biasa saja.
Bahkan momen akhir saat Lance terbunuh, yang harusnya bisa bikin merinding dan auto tutup mata, tereksekusi dengan B aja.
Masih tentang karakter Lance, tidak ada kejelasan mengenai siapa sebenarnya dia. Ayah Kayla kah? Pacar baru ibu Kayla? Bisa jadi tebakan saya bahwa dia adalah penjaga apartemen pun salah.
Sama tidak jelasnya dengan penjelasan mengenai asal usul kutukan dari game CURS>R. Membingungkan dan sulit dipahami.
Isaac pun demikian. Sebagai sahabat Kayla, saya gagal menangkap chemistry di antara keduanya. Karakternya seolah bisa dibuang kapan saja tanpa mengurangi makna cerita.
Naskah yang tidak sempurna sayangnya dilengkapi dengan akting jajaran pemain yang juga tidak istimewa. Cenderung di bawah standar.
Satu-satunya hal baik yang saya dapatkan adalah bisa bernostalgia dengan game-game petualangan jaman dahulu yang menerapkan interaksi via tulisan. Sebelum akhirnya tergantikan oleh mekanisme point and click.
Penutup
“Choose Or Die” memang masih bisa menjadi opsi tontonan di saat libur panjang sekarang.
Tapi dengan kualitasnya yang biasa saja, teman-teman tidak wajib untuk memilihnya.
Kecuali jika sudah bosan dengan sajian film horor yang benar-benar menyeramkan dan mampu menyuguhkan ketegangan di sepanjang durasi.
Karena keduanya tidak akan ditemui di film ini.
Film Choose Or Die ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Review Choose Or Die 2022
- Story
- Acting / Characters
- Element of Surprise
- Recommended Watching
Summary
Dengan ide cerita yang tidak baru, sayang sekali naskahnya gagal menghadirkan sesuatu yang baru. Segala ketegangan yang coba dihadirkan terasa datar tanpa ada titik yang benar-benar klimaks. Sama datarnya dengan akting para pemainnya.
Leave a Reply